Ngapain ke Museum? Nggak ada makna bagi kalian. Sana pergi saja ke makam jenderal Spoor. Lihat tuh jenderal kalian. Terdampar di tanah kami, tak bisa pulang selamanya.
Tapi tau tidak, pas awal kedatangan bangsa Belanda di Nusantara jaman era de Houtman dkk hingga era VOC, tinggi badan mereka tak jauh berbeda sama orang pribumi. Coba anda bisa browsing di youtube museum kapal VOC di Belanda
Dodo yogya makasih pak kapten .rmh pak nas di selamatken presiden yudoyono 2008 dulu mau di swastakan .di jual krn pajake mahal mhn pemerintah memperhatikan rmh pahlawan revolusi yg lain krn byk yg beralih tangan trimakasih brkttuhan
Semoga arwah para pejuang kemerdekaan diberi tempat mulia DisisiNya,aamiin.itu tubuh jangkung tentara walanda kitu,pantesan pemain blasteran indo Belanda terlihat jauh diatas rata rata pemain lokal
Gak bisa di pungkiri dlu nenek moyang kita pernah bekerjasama perdagangan pertanian dan pembangunan pertanian dan perkebunan dan politik. Tapi juga pernah berhadapan di Medan pertempuran karena beda ideologi dan kepentingan
Sekarang malah me-naturilisasi pemain belanda berdarah indonesia..😅..memang masanya sudah berubah..yg terpenting masa lalu menjadi pemahaman sejarah utk tidak terulang, tapi bukan berarti me-mutihkan sejarah kelam nya.
Kalau lihat tentara kita yang udah senior/ perwira kenapa perutnya buncit2...kalau perang apa bisa lari?.....tengok tentara Belanda badannya atletis.... SalIuuut.
Ini pasukan Stoottroepen yang mana sejak tahun 1994 Resimen Stoottroepen diambil alih oleh Batalyon Infanteri ke-13 dan Kompi Mortir ke-11. Saat Agresi militer Belanda ke 2 Resimen Stoottroepen 5 terlibat mengambil bagian dalam pengambil-alihan Jogjakarta dan menangkap pemimpin-pemimpin republik. Mereka dipindahkan melalui udara dari Kalibentang, Semarang ke lapangan udara Magoewo, Jogjakarta. Ini merupakan unit batalion Belanda yg dipindahkan dengan cara demikian. Setelah mengambil-alih kota, batalion ditugaskan untuk mengamankannya. Setelah Aksi Polisi II, waktu mereka dipergunakan untuk patroli dan pengamanan disekitar daerah Jogjakarta. Pada tgl. 1 Maret 1949 TNI menyerang Jogjakarta. Sebuah penyerangan yg berakhir dalam waktu 6 jam setelah pertempuran hebat. Pada tgl. 10 Maret 1949 batalion berpartisipasi dalam aksi disekitar Wonosari bersama dengan Korps Tropen Spesial, Resimen Infantri 5-5 dan Resimen Infantri 5-6. Setelahnya batalion mengambil-alih posisi-posisi disekitar Kalioerang, Tjebongan dan Prambanan dari Resimen Infantri 5-5. Pada tgl. 29 Juni 1949 Jogjakarta dikembalikan kepada republik, setelah mendapat tekanan dari Amerika. Resimen Infantri 1-15 merupakan unit terakhir yg meninggalkan Jogjakarta dan pindah ke Poerwaredja. Pada akhir Oktober 1949 batalion dipindahkan ke Semarang dan ditugaskan sebagai penjaga keamanan. Batalion tinggal disini sampai repartriasi mereka, berlayar dengan “Nelly” tgl. 7 April 1950 dan tiba di Belanda tgl. 2 Mei 1950. Sehingga kunjungan ini merupakan flash back sejarah mereka saat operasi militer di Yogyakarta dan Jawa Tengah.
Bukan invasi..kalo invasi negara ke suatu negara..lah ini Indonesia kan belum terbentuk sebuah negara..awalnya,,lebih tepatnya merampok kekayaan Nusantara..dan terciptalah sebuah negara Indonesia brangkat dari kesedihan.. penindasan..dll