Berawal dari tujuan untuk berbagi pengalaman, serta membuka ruang untuk berdiskusi dengan harapan terjadi perubahan ke arah yang lebih baik
Fokus utama dari channel ini adalah membahas seputar dunia Teknik, terutama bidang keahlian Listrik Tenaga, Sistem Otomasi Industri dan sedikit menyisipkan tambahan ide-ide untuk Kaizen/ Change Good dilingkungan kerja atau dikehidupan sehari-hari
Bang sya punya kontraktor 16 Amper trus overload cma 4.5 Amper klo overload nya ngga saya fungsi'in trus kabel nya tetap masuk overload kira kira aman ngga bang overloadnya kuat ngga
Assalamu'alaikum mas Sy ingin tanya misalnya di name plate tertera 31ampere sementara ampere motor pada saat running 34 ampere jadi berapa setingan yg kita pakai di TOR nya?.. terima kasih untuk pencerahannya
Wa'alaikumsalam.. sebelum ke penentuan batas pengaman thermis, saya kira perlu diperhatikan/ dipastikan terlebih dahulu kesesuaian arus nominal elmot nya, karena jika I nominal < I operasinal bisa jadi itu terjadi overload.
Bukan arus nominal di kali 80% ya mas. Inx80%. Contoh motor listrik 5,5 kw. Setingan tor nya. 5,5 kw arus nominal= 10,45 amper. Maka nentukan setingan 10,45×80%= 8,36.A jadi setingan antar 7 sampai 9 ampere.
Ya mungkin implementasi dilapangan bisa jadi berbeda-beda untuk setiap Teknisi berdasar pengetahuan dan pengalamannya.. tetapi jika saya tinjau lagi metode yg Mas sampaikan saya kira ketika beban elmot itu memiliki arus operasional yg berada pada rentang 7 s.d 9 A itu tidak menjadi kendala, tapi bagaimana jika kalo arus operasional elmot itu ada di kisaran 9 s.d 10,45 A sedangkan Mas nya setting tor pd rentang 7 s.d 9A? besar kemungkinan terjadi tor jdi akan sering trip. sebelumnya trimakasih sudah berkomentar dn sharing, 👍
Jika operasional normal sudah dapat dipastikan 10.6A, maka bisa set di 10.6 s.d I nominal Elmot nya, jgn lupa jga perhatikan faktor load-unload dari beban elmotnya
itu adalah mode operasional TOR jika terjadi trip. H/ Hold yaitu mode ketika terjadi trip, tor akan tetap mempertahankan posisi nya (posisi trip), jika ingin kembali k state awal user perlu menekan tombol reset yg ada pada tor A/ Auto yaitu mode operasional tor yg akan trip ketika terjadi overload, dan akan kembali ke state awal secara otomatis (tanpa perlu tekan reset) ketika nilai arus operasional turun kembali/ dibawah nilai arus setingan proteksinya.
sya kira untuk pemanfaatan thermis proteksi ini cukup sederhana dn tidak memerlukan suatu formulasi khusus untuk seting i proteksinya. terkecuali ada kebutuhan untuk analisa kecepatan trip terhdap pengaruh besar nilainya lonjakan arus itu bisa cek perbandingan ke curva trip nya. . untuk mcb dn fuse saya ada literaturnya, silakan klik ru-vid.com/video/%D0%B2%D0%B8%D0%B4%D0%B5%D0%BE-sZ8J-4f2Q3k.html
Parameter utama nya adalah amper, jadi untuk motor 25hp punya bpk, pastikan terlebih dahulu teg.kerja dan hubungan kumparannya (star/delta) karena memiliki nilai arus berbeda. jika sya asumsikan motor bpk terhubung delta dgn teg sebesar 380vac, pf 0.85, eff 95% maka arus nya kurang lebih 37a. CMIIW..
untuk kondisi seperti ini, saran saya pastikan dahulu arus operasional nya denga clamp ampere, possibilitynya i oprasional tdk sama/ lebih dari i nominal yg tertera di nameplate
@@MrBorrell91 nah saya juga seperti ini kasus nya ..sesuaikan nameplate setelah lama running trip ... jadi bagaimana jika saya naikan 10% dari ampere nominal motor ?? apakah cara saya salah.
mungkin lebih ke aspek range nya, cukup gunakan tor dgn range ampere yg seuai dan pilih class trip tertinggi (class 10a). selebihnya bisa pertimbangkan dengan karakteristik beban terpasang, dan faktor ganguan seperti transient/ teg impuls dll.
terimakasih atas pertanyaan nya.. 😁 tapi sebelum saya jelaskan lebih lanjut biar sya tidak keliru, apa yg dimaksud kualitas mcb disini terkait merknya, model, bentuk/ series mcb nya? dan amper yg disebutkan apakah amper/ arus pengaman nya atau arus dari beban nya?
Barusan saya cari cari dulu referensi nya diGugel, hehe.. 😁 tapi saya ucapkan terimakasih atas pertanyaan nya, semoga ini membuat wawasan kita bertambah luas.. sebatas yg saya ketahui ada beberapa item perbedaan untuk mcb domae dan C60 Multi9, diantara nya dari breaking capacity pada teg.230/400 (50/60Hz) VAC dimana domae sebesar 4500A sedangkan C60 sebesar 6000A (dari segi keandalan c60 diatas domae). Lalu dari mekanisme trip nya mcb C60 sudah menggunakan system Magnetic Tripped (referensi nya ada di se.com) juga memiliki pilihan kelompok kurva trip B, C, D, K dn Z (akan sya bahas divideo terpisah). Kemudian dari aplikasi penggunaan nya jga untuk Domae lebih diperuntukan untuk instalasi skala kecil rumahan/ bangunan2 kecil, sedangkan c60 lebih diperuntukan untuk skala industri dan juga umum digunakan untuk pengaman motor. Fyi, berdasarkan info dari se.com untuk type C60 ini sudah obsolete digantikan dengan type iC60. semoga info ini bermanfaat, apabila ada kesalahan atau tanggapan lain silakan disampaikan..
bang mau tanya sekaligus biar saya yakin ga salah. apakah tidak masalah klo pasang INPUT dari bawah? soalnya klo liat spek harus lewat atas. soale yg mau saya ganti MCB punya jalur kabelnya lewat bawah untuk INPUT. saya khawatir nanti berpengaruh ke kenerja MCB. Mohon pencerahnya...suwun ya bang
Kalau kita tinjau dari prinsip kerja nya untuk pemasangan input (source power) mau dari incoming (1) atau outgoing (2) saya kira tidak ada masalah, mcb akan tetap bekerja sebagai mana mestinya. tapi ada beberapa hal yg perlu diperhatikan yaitu faktor keamanan.. umum nya para instalatir memasang input pada sisi incoming mengikuti petunjuk pemasangan alatnya masing-masing, sehingga ketika ada instalatir lain melakukan perbaikan dan hendak mematikan mcb sudah tau dititik mana yang bertegangan dan yang tidak. hal ini juga dimaksudkan untuk meminimalisir terjadinya kecelakaan kerja. Saran dari saya untuk instalasi tetap mengikuti arahan pemasangan dari alat nya masing-masing dan tetap mempertimbangkan aspek keselamatan. Semoga jawaban ini bisa membantu & Terimakasih banyak atas pertanyaan nya, apabila ada kesalahan atau tanggapan lain silakan disampaikan.. 😊🙏
Ya itu salah satu nya ki, yg menjadi pembeda adalah cara menentukan arus pengamannya, kemudian dari segi pemanfaatan, response time dan operasional pun berbeda, insyaalloh dilain kesempatan kita coba bahas ini. Tetap dukung channel ini, share kesemua orang agar para teknisi tercerahkan.. wkwk 😁