@@jendelabuaya itu kan buaya di habitatnya bukan buaya hasil dari penangkaran, dan jika memelihara seharusnya ada perijinan apa lagi jenis satwa dilindungi . Yang saya tanyakan jika hewan tersebut dibawa bksda bearti sudah wewenangnya ya
@@ELGINLEO Kalau bicara hukum secara obyektif akan banyak beda pendapat dgn fans fanatik pak Ambo, sy cm dikritik, dianggap antitesa pak Ambo. Kalau bicara kielebihan pak Ambo dan habitat buaya Riska akan beda pendapat dgn masyarakat yg menolak. Itu masalahnya karena dari awal kelihatanya pak Ambo, BKSDA setempat dan lingkungan sungai gintung terkait cara komunikasinya kurang baik apa lg musyawarah duduk bersama, ahirnya saling lapor dan saling serang argumen. Pak Ambo mengadunya malah ke fans dan tokoh yg tdk terkait memayungi hukum satwa liar. Banyak fans pak ambo jg terlanjur melontarkan kritikan2 pedas ke BKSDA di kolom komentar, yg mestinya mendorong pak ambo menaati ketentuan undang2. Dan karena bnyak pengaduan masyarakat gintung ahirnya BKSDA melakukan tindakan evakuasi. Mestinya agar buya riska tetap mempromosikan alam kalimantan ke dunia arahan dan ketentuan hukum mesti di dengar. Ada 3 aspek yg harus kolaborasi . 1. Hukum / peraturan 2. Obyek, yaitu buaya riska dan pak ambo 3. Habitat lingkungan yg terkait Sy jg pernah komen di channel Fitriani riska, sy bersedia menghadiahkan 1 ekor buaya F2 yg legal untuk pengganti generasi riska buat konten pak Ambo selanjutnya.. tp tdk ada respon komen balik cm di like
Maap om mau nanya, kalo misalkan kita udah terlanjur pelihara buaya yang ilegal terus kemudian suatu saat kita ada niat buat di serahkan ke bksda itu nanti kita nya kena pidana engga ya? Soalnya kebanyakan orang pengen nyerahin satwa yang di lindungi tapi takut malah kitanya juga kena pidana
Maap om mau nanya, kalo misalkan kita udah terlanjur pelihara buaya yang ilegal terus kemudian suatu saat kita ada niat buat di serahkan ke bksda itu nanti kita nya kena pidana engga ya? Soalnya kebanyakan orang pengen nyerahin satwa yang di lindungi tapi takut malah kitanya juga kena pidana
Yg sy pahami jika melapor akan menyerahkan satwa liar dgn itikad baik karena awalnya tdk tahu bahwa satwa tersebut sdh dilindungi, dan setelah tahu ahirnya melaporkan / menyerahkan harusnya bs di dilayani dgn baik dan akn diberi arahan pembinaan aturan tentang TSL, tp apakah setiap BKSDA pemangku tiap wilayah metode penangananya sama atau tdk, sy tdk tahu. Atau kebijakan hukum sdh berubah atau blm dlm rentang waktu..? Sebaiknya anda atau teman yg tdk memiara satwa dilindungi mencoba telp. menghubungi BKSDA wilayah setempat dulu untuk mengetahui kebijakan penangan di wilayah situ. Menanyakan dgn dasar JIKA . ./ ANDAI ...
Buaya salah satu satwa dilindungi sama halnya kakatua, rusa, jalak bali dll. Boleh memiliki, memelihara atau memanfaatkan tp harus yg sudah F2 dari penangkaran. Kalau ingin tahu lbih jelas bs datang lihat kepenangkaran atau tanya2 BKSDA terdekat.
bagi netas bayak2 lpastu kamu lepas kt rumah warga supaya buaya boleh mkn budak2 sbb bila besar nati dia jadi pendatang asing di negara kami.mnyusahkan saja
Di daerah padat penduduk jawa - bali blm ada tmpat pelepasan buaya, dlm hitungan hari sdh konflik lagi.. ditabgkap lg.. buaya lagi.. buaya hewan buas yg bs berenang .. kalau mamalia atau aves biasa dilepas di Nusa kambabgan.. kita butuh tmpat sprti Australia.
