Atheis atau beragama itu ga ada bedanya kalo anda intoleran dan memaksakan pemikiran anda.. Dan yg namanya toleransi itu bener2 pengabaian atas segala bentuk perbuatan org lain (selama tidak melanggar hukum)... bener2 ga perduli.. Kalo kita masih sibuk mengomentari, menggurui org lain, mengkritisi.. ya artinya belum 100% toleran.. Toleran itu betul2 100% ga perduli sama urusan org lain selama dia ga melanggar hukum.. Mau org nyembah bangke tikus, mau org ritual dengan cara kayang 24 jam, mau org berenti sekolah utk belajar kripto.. org toleran ya bodo amat..
Sebagai umat yg paling benar kami hanya mengingatkan karena itu kewajiban kami ya umat paling benar kami mengingatkan (mengingatkan+menghakimi dan sedikit judgmental 🤣🤣)
gausah bawa" islam. lagian rumah mualaf itu kan megundang semua agama. ga kristen doang sih. orang" kaya lo ini profokator yg bikin pecah belah antar umat beragama. kan lo bisa bilang "rumah pertobatan saya mengundang semua agama diluar agama saya". YEUUU KOCAK LO. OKNUM2 TCH. ORG KAYA LO EMG SKA NYARI KERIBUTAN EW
Yap kadang aku komen, semoga aku bisa membentuk keluarga yang bahagia, eh malah di komen ama feminist keluarga itu 'memberatkan perempuan', terus yang paling parah dan nggak masuk akal itu di bilang 'emang mau lu jadi jelek gara gara ngelahirin?' jadi kadang heran kelompok yang bergerak untuk memajukan perempuan kok mallah menyerang perempuan lain yang memiliki tujuan hidup yang lain? Apakah women support women hanyaa berlaku kalau sejalan ama mereka?
aku juga ragu agama bhkn cenderung hampir tidak percaya dan menganggap agama adalah kesalahan berfikir yg telah menjadi bagian dari bumi akibat yg ditimbulkan dari sengketa agama hampir membakar separuh bumi lebih, agama adalah cacat dunia itu sendiri , isinya samar dari politis hingga rasis dan kebangsaan berkumpul didalam agama , meskipun aku sendiri adopsi agama krna mmng percaya Tuhan semata , sadar krna bukan nabi atau tidak mampu membuat agama maka adopsi saja ! , utk atheis mungkin saja mereka yg telah mengambil keputusan itu justru org yg dikagumi Tuhan , mdh mdhn 🤣
Sederhana. Akhirnya penjelasan logika mengerucut kepada 2 logika dasar, yakni logika fisik dan logika konsep. Tuhan adalah logika konsep. Memang harus ada sesuatu yang Maha, yang menjadi ujung dari segala ujung, sumber dari segala sumber dan sebab dari segala sebab. Itu sebuah keteraturan atas semua hukum 😁🙏
mau tanya nih bro, di menit 2:58 orang yang mau ke 3 oktober 2020 dianalogikan menjadi apa? soalnya kalau dianalogikan orang, maka semisal dia lahir dari alam di 3 oktober 2000 , jarak antara 3 oktober 2000 hingga 3 oktober 2020 bukanlah infinite.
Sy di tengah2. Krn sy tidak tau Tuhan itu ada atau tidak. Dan tdk juga memusingkannya. Yah... hidup dijalani aja. Gk usah pusingin. Haha. Krn menurut sy... tidak ada manusia yg bisa mengetahui pasti keberadaan tuhan ... kecuali mrk yg sdh mendahului kita.
Punya agama pun masih juga menghujat sesama umat ny, msh juga membenci yg bukan sesama umat ny, lebih baik kan g punya agama asal kn jng ganggu hak orang lain,istri orang dll
Gas yang dihasilkan knalpot itu di pakai oleh pohon untuk disaring menciptakan O2 di hirup oleh manusia, jadi memang energi itu kekal dan ada dimana saja, dan dimana kau hadapkan wajahmu disitu ada energi, karena alam ini adalah Materi dan materi adalah energi itu sendiri 🤔
gw sih all out Atheis... yah tapi karena hukum di Indonesia tidak/belum memfasilitasi, ya kepaksa di KTP masih punya agama....rapopo lah....ga penting juga.
gw sih all out Atheis... yah tapi karena hukum di Indonesia tidak/belum memfasilitasi, ya kepaksa di KTP masih punya agama....rapopo lah....ga penting juga.
Tuhan itu ada tapi absolute. Tidak dpt di bicarakan dan tak terjangkau pikiran kita. Saya muak dgn agama2 yg begitu gamblang bicara tentang Tuhan. Seakan akan paling tau bahkan sampai ada yg mendikte Tuhan. Apalagi ada yg mengklaim Tuhan hanya di kelompoknya saja. Eksploitasi Tuhan itu namanya demi kepentingan nafsu kebencian pada saingan agamanya. Sudah muak melihat kubu2 agama yg bermusuhan. Ga tau apa yg diperebutkan...?? Hingga melupakan kedamaian umat manusia.
Argumen #2 Jika Tuhan mahakuasa maka Ia tidak perlu bantuan untuk menciptakan atau mengontrol semesta. Emang ini bener kalau kita pake frasa "perlu bantuan" tapi ada yg menyatakan bahwa kenyataan 'Tuhan' menciptakan dewa lain (yg lebih rendah) itu bukan untuk membantu Dia, tpi krna emang Dia menghendaki bahwa ada yg ngontrol semesta ini di bawah wewenang absolut dia. Nahh kalau ada yg pake argumen ini, cukup masuk akal... Dan mereka bisa kasih argumen balik.. Krna dalam kekristenan juga, Tuhan pake perantara untuk menulis alkitab, bahkan yg nulis manusia.. nnti kalau kita pake argumen #2 jadi ada yg nyerang kita Dan bilang "kalau Tuhan mahakuasa knpa kitab suci kristen harus manusia yg nulis, kn Tuhan bisa.. bahkan kalau Tuhan yg nulis jadi gk ada kesalahan tohh, knpa malah manusia yg bisa salah, berarti Tuhan gk mahakuasa, butuh BANTUAN manusia" Terus dalam hal penyampaian pesan, knpa harus pake malaikat, kalau Dia mahakuasa yaudah dia aja langsung. Argumen argumen serangan baliknya bakal gitu kira kira bro.. Btw.. gua suka konten lu'.. Keren, memberkati, menambah wawasan.
Bahas lagi yuk...😁 Isu nya presuposisi.. Kesimpulan videonya, teisme mempresuposisikan adanya Sistem & "Supra-Sistem" (Di luar Sistem).. Dari mana presuposisi tersebut berasal..?😁 Indera manusia tidak dapat menjangkau kemungkinan "Supra-Sistem." Rasio manusia pun tidak mampu menghasilkan konsep tsb secara otomatis, harus ada "data" ya kan?
*APAKAH TUHAN JUGA MEMILIKI PENCIPTA ?* *_Ahmad Masroni_* Seringkali dalam pembahasan ma’rifatullah, pertanyaan "APAKAH TUHAN JUGA MEMILIKI PENCIPTA ?"dilontarkan oleh orang-orang materialis atau bahkan oleh mereka yang baru mencari kebenaran sejati. Mereka akan bertanya, “Jika Anda mengatakan bahwa segala sesuatu memiliki pencipta, kini katakan kepada kami siapakah pencipta Tuhan itu?” Amat disayangkan, manakala pertanyaan-pertanyaan seperti ini justru datangnya dari para filosof, yang notabene merekalah seharusnya yang menegakkan makna Tuhan. Bertrand Russel, salah seorang filosof ternama Inggris dalam bukunya “Why I am Not a Christian?” (Mengapa Aku Bukan Seorang Kristen?) berkata, “Aku beriman kepada Tuhan ketika aku berusia muda. Aku meyakininya melaui argumen kausalitas yang terbaik. Dan Aku melihat segala sesuatu yang ada di muka bumi ini memiliki sebab. Apabila mata-rantai sebab itu kita kaji, pada akhirnya kita akan sampai kepada sebab awal dan aku menamai sebab awal ini sebagai Tuhan. Akan tetapi setelah itu, aku meninggalkan kepercayaan ini. Lantaran aku berpikir; apabila segala sesuatu harus memiliki sebab dan pencipta, maka Tuhan juga harus memiliki sebab dan pencipta!” Jika logika kita berkata bahwa segala sesuatu memiliki pencipta, maksudnya adalah setiap sesuatu (sebagai akibat) yang terjadi pasti memiliki sebab, lantas bagaimana dengan Tuhan? Kaidah universal ini hanya berlaku pada suatu keberadaan yang terbatas-- (wujud mungkin kebenderangan eksistensi, mumkinal wujud, eksistensi esensi, dan sebutan lain yang mengacu bahwa sesuatu itu bukan hakiki sifatnya dan bukan hakekat keberadaan), yang sebelumnya ia tidak ada dan kemudian ada dan akan meniada,-- bukan pada hakekat ADA (wujud wajib atau wajibul wujud) yang bersifat azali (tidak bermula) dan abadi (tidak berakhir). Satu Wujud azali dan abadi sebagai hakekat dan makna keberadaan, Ia tidak memerlukan pencipta sehingga kita bertanya-tanya; siapakah pencipta Sang Pencipta? Di mana Dia? Bagaimana rupaNya? Dia berdiri sendiri (qa’im) atas Dzat-Nya sendiri. Dia tidak pemah tiada sebelumnya sehingga memerlukan sebab untuk diwujudkan. Dengan kata lain, Tuhan adalah Wujud itu sendiri, Ia bukan berasal dari luar Dzat-Nya.’ Dia tidak diciptakan sehingga ada pencipta-Nya. Sebaiknya Tuan Russel dan orang-orang yang sepaham dengannya mengajukan soal ini kepada diri mereka sendiri, yakni, dalam ungkapan “apabila Tuhan memiliki pencipta…”, kata pencipta akan terulang. Apabila kita bertanya bahwa pencipta-nya pencipta itu siapa, niscaya akan berlanjut begitu seterusnya; di mana setiap pencipta memerlukan penciptanya entah sampai kapan. Inilah tasalsul (vicious regress) yang tak berujung, dan ketidakabsahan tasalsul seperti ini sangatlah jelas membingungkan alias tidak logis. Dan apabila kita sampai pada pemahaman wujud yang keberadaanya berasal dari diri-Nya sendiri (mandiri) dan tidak memerlukan pencipta (wajibul wujud), Dialah Tuhan Sang Pencipta dan pengada seluruh semesta alam raya ini. Pembahasan ini juga dapat diterangkan dengan pendekatan sebaliknya. Ketika kita bukan seorang beriman dan sepaham dengan apa yang diyakini oleh kaum materialis, kita tetap harus menjawab soal ini. Dengan menerima hukum sebab-akibat, segala sesuatu di alam ini adalah akibat dari sebab yang lain. Sementara soal serupa yang kita ajukan kepada orang-orang beriman, juga kita ajukan kepada seorang materialis; "bahwa sekiranya segala akibat adalah materi, lalu apa yang menjadi sebab wujudnya materi tersebut?" Mereka juga tidak memiliki altematif lain dalam menjawab soal ini. Mereka akan berkata, “Materi azali yang senantiasa ada dan akan tetap ada. Materi azali ini tidak memerlukan sebab. Dengan ungkapan lain, ia (materi tersebut) adalah hakekat ADA atau wajibul wujud.” Atas dasar ini, kita melihat seluruh filosof dunia, baik Ilahi atau materialis meyakini satu "wujud azali". Suatu wujud yang tidak memerlukan pencipta dan senantiasa ada. Namun perbedaannya adalah kaum materialis beranggapan bahwa sebab awal ini hampa ilmu, pengetahuan, akal dan nalar. Dan mereka percaya, sebab awal ini memiliki jasad, terikat di dalam ruang dan waktu. Akan tetapi, bagi para filosof Ilahi, Sebab Awal ini memiliki ilmu, pengetahuan, kehendak dan tujuan. Mereka tidak percaya bahwa Sebab Awal ini memiliki jasad, dan terikat di dalam ruang dan waktu. Ia berada di atas ruang dan waktu. Oleh karena itu, berlawanan dengan anggapan Tuan Russel yang berpandangan bahwa sekiranya ia mengucapkan selamat tinggal kepada orang-orang beriman dan berada di barisan kaum materialis dan kabur dari cengkaraman soal ini, pertanyaan itu tidak akan membiarkannya lolos. Karena, kaum materialis juga percaya kepada hukum sebab-akibat dan berkata bahwa setiap peristiwa memiliki sebab. Dengan demikian, solusi untuk memecahkan masalah ini adalah kita harus memahami dengan baik perbedaan antara wujud hadits atau huduts(baru) dan azali, mumkinal wujud atau wujud mungkin dan wajibul wujud atau wujud mutlak dan hakiki sehingga kita mengetahui bahwa yang memerlukan pencipta adalah wujud-wujud yang hadits (yang terjadi) dan bersifat mungkin. Maksudnya ialah bahwa setiap yang tercipta, memerlukan pencipta. Namun, yang tidak tercipta, tidak akan memiliki pencipta.
Ajaran KN Muhammad Saw yang pertama kali tumbuh dan berkembang biak, bekerja dan menikah, harta dan anak-anak, membelanjakan harta dan memimpin anak, harta warisan dan ahli waris. Yang kedua berbangsa dan bernegara. Agar bisa tumbuh ya bernafas tidur minum makan BAB jika tidak mau maka mati, agar bisa makan ya bekerja, setelah bekerja dan dapat harta baru membelanjakan harta. Yang sulit itu bersyukur Kepada Yang Menguapkan air sehingga kamu bisa bernafas, bersyukur Kepada Yang Menciptakan air dalam dua samudra yang satu tawar lagi segar dan yang satu asin lagi pahit dan di bawah samudra adalah api, bersyukur Kepada Yang Menurunkan air dari langit dengan air itu dihidupkan bumi yang sudah mati untuk minum kamu untuk minum hewan ternak kamu untuk mensucikan kamu untuk mengusir setan untuk menegakkan telapak kaki kamu, bersyukur Kepada Yang Mendatangkan air yang mengalir ketika sumber mata air kamu mengering, bersyukur Kepada Yang Mengeluarkan biji-bijian dan buah-buahan sebagai rizqi untuk kamu, bersyukur Kepada Yang Menciptakan tanah yang menghampar sebagai tempat kamu tinggal tempat tinggal hewan ternak kamu tempat tumbuh berbagai macam tumbuh tumbuhan. Agar bisa berkembang biak harus mau melekatkan air mani pada dinding rahim. Yang sulit itu bersyukur Kepada Yang Menciptakan laki-laki dan perempuan, bersyukur Kepada Yang Menciptakan manusia berpasang-pasang, bersyukur Kepada Yang Menciptakan istri dari jenis kamu sendiri, Dialah Alloh SWT yang menciptakan air mani dari sari patinya tanah apakah kamu yang menciptakan air mani? Bersyukur Kepada Yang Mengkaruniai kamu anak. Jika Tuhan lebih dari satu maka setiap Tuhan akan membawa makhluk ciptaan sendiri-sendiri, setiap Tuhan akan berusaha untuk mengalah Tuhan yang lain, jika ada Tuhan lain selain Alloh SWT maka Tuhan tersebut akan menuju Tuhan yang mempunyai Arsy. Syarat sebuah negara ada tiga 1. Ada pemimpin negara 2. Ada abdi negara 3. Ada organisasi-organisasi bela NKRI. Semua agama mengajarkan tentang berbangsa dan bernegara. Di NKRI agama menurut keyakinan masing-masing yang penting jika menikah mendaftar ke KUA jika punya anak dicarikan surat akta kelahiran anak, agar anak kamu mempunyai NIK ( nomor induk kependudukan) agar anak kamu mempunyai identitas kewarganegaraan dan tanda bukti sebagai ahli waris kamu, buku nikah dari KUA bisa kamu jadikan barang bukti kalau anak ini benar-benar garis keturunan kamu benar-benar ahli waris kamu, jika punya anak tetapi tidak mempunyai buku nikah kamu cari kan surat pernyataan dari Kepala Desa, semua agama mengajarkan tentang menikah sex berkembang biak garis keturunan dan ahli waris. Jika dirugikan diselesaikan di meja hijau, jika main hakim sendiri di vonis pasal berlapis. Tugas hakim menangani perikemanusiaan yang adil dan beradab.
salut bang atas kontennya. sangat mengedukasi. sedikit sanggahan, 2:07 anda menyubut ateisme sebagai pandangan. ateis bukanlah agama maupun pandangan karena... 1:58 ateisme bukan terbentuk dari kata "a" dan "theo", melainkan terbentuk dari "a" dan "teisme". "a" sesuai penjelasan anda artinya "tidak" atau "negasi", maka ateisme juga tidak lebih dari sebuah negasi terhadap pandangan teisme. atau sederhananya tidak teisme. penekanannya pada kata tidak, bukan ismenya. 1:54 nah, lawan dari teisme adalah ateisme 👍 terus semangat bang bikin konten yang membuka tumpurung otak kita yang sudah keras ini! salam dari desa
@@haripriyanto7569 maksudmu agnostik teis mungkin, atau mungkin deisme. agnostik kan memang bukan persoalan percaya, tapi soal tahu atau tidak akan keberadaan tuhan.
Agnostic itu percaya ada sesuatu yang menciptakan dunia ini ( Yang biasa disebut Tuhan ). Tapi Agnostic ga peduli aja akan benar atau tidaknya keberadaan Tuhan, itu tentang Tuhan ya, kalo Agama, agnostic lebih sangat tidak peduli dan sangat tidak percaya Agama, tetapi kami juga menghargai ajaran" agama yang dalam konteks kemanusiaan baik, tetapi hal" seperti kehidupan setelah mati, jin, hantu, itu sangat nonsense menurut kami
@@rianiregho1831 coba abang cari tau apa itu deisme terus bandingkan dengan apa yg baru saja abang jelaskan. sederhanya deisme itu percaya pada eksistensi tuhan tapi mereka menolak wahyu.
Pengertian Tuhan sebetulnya bukan Personal, bukan punya sifat dan berperangai seperti manusia. Tuhan juga tidak berfenomena. Jadi Tuhan bukan Maha Pencipta dan Bukan pula Maha Kuasa. Tuhan itu juga tidak Berkondisi. Inilah sebenarnnya pengertian Tuhan Yg Maha Esa. Secara umum dikatakan bhw, sesuatu itu ada krn ada Yg Mengadakannya; Berarti jika Tuhan itu ada, maka Tuhan tsb ada juga yg mengadakannya. Padahal Tuhan itu hanya dpt diketahui dan dimengerti jika kita sdh mencapai pandangan terang, atau kesucian tertinggi atau semua kotoran batinnya sdh lenyap. Sesungguhnya segala sesuatu diatur oleh hukum alam. Hukum Alam ini berjalan, berproses dan bekerja dgn sendirinya. Ketahuilah bhw, Kebenaran, Waktu, Suhu, Ruang dan *Hukum Perubahan* adalah semuanya selalu ada dan eksis, tanpa awal dan tanpa akhir, abadi, serta tidak bisa dihancurkan atau dihilangkan oleh Siapa Pun Juga(Termasuk juga Tuhan dlm arti umum tsb). Andai kata ada yg percaya bhw, ada Maha Pencipta yg bisa membuat banyak benua dan lautan, maka Maha Pencipra itu pun HARUS TUNDUK DGN HUKUM PERUBAHAN TSB; Singkat kata, DIA harus tunduk dgn Hukum Alam Raya Semesta yg mana lebih tinggi statusnya. Mohon maaf, ini hanya sebagai diskusi, supaya cakrawala pikiran kita terbuka, tdk fanatik, silahkan jika ada yg berpendapat lain, dan ini bkn menghina/menista agama.
saya hargai pengertian anda soal tuhan, tapi perlu diketahui bahwa ada banyak sekali pengertian tuhan menurut masing2 kepercayaan. jadi ini bukan soal pengertian tuhan yang sebetulnya, tapi kontekstual saja, bahwa memang ada banyak definisi tuhan. tidak ada yang paling betul di antara mereka sebelum melewati tahap pembuktian. termasuk pengertian tuhan menurut anda. itu semua hanyalah pemahaman atau pengertian yang ada dalam ranah kepercayaan yang akan tetap berhadapan dengan tahap pembuktian ketika dipresentasikan kepada orang lain baik yang mengemban paham ketuhanan maupun yang tidak. semoga tidak ada umat beragama yang merasa ternista.
@@holtikultura911 , Terima kasih atas komentar Saudara. Namun perlu diketahui bhw, Kebenaran dgn Keyakinan itu amat berbeda; Dimana se-pahit2nya Kebenaran jauh lebih baik daripada se-indah2nya Khayalan. Sudah tahu bhw, Tuhan itu adalah Yg Mutlak, maka siapa pun yg mendifinisikan atau menggambarkan tentang Tuhan pasti salah. Dengan demikian, logiskah kiranya jika Tuhan hrs dijadikan sebagai objek utk berdoa atau minta2, seperti minta rejeki, jodoh, harta, kedamaian, dll? Jika dgn BERDOA DAN MINTA2 bisa dikabulkan oleh Tuhan, maka di dunia ini tidak ada lagi orang yg tdk mendapatkannya. Jadi inilah yg harus dimengerti apa Tuhan itu yg sesungguhnya. Lagi pula jika segala sesuatu yg terjadi adalah Tuhan yg mengatur, dan atas kehendak-Nya (Tuhan) pula, dan jika ada yg percaya demikian, maka segala perbuatan buruk dan dosa2 manusia Tuhan pulalah yg hrs bertanggungjawab. Tapi nyatanya kenapa banyak orang2 yg tetap saja berkata bhw, perbuatan buruk tsb adalah dosa individu/pribadi.
@@candragunawan9363 yoi. aku secara personal lebih senang menerima pahitnya kenyataan ketimbang manisnya khayalan. oya sebelum lanjut, kalau boleh tanya, anda percaya tuhan itu ada?
@@holtikultura911 , Saya sangat percaya bahwa Tuhan itu ada. Tapi makna Tuhan bukanlah Personal dan Bukan Sosok,. Dan bukan utk minta belas kasihan. Jika kita selalu berpedoman pada Kesadaran, Kebenaran, dan Kesucian/Keluhuran, maka dengan sendirinya Tuhan sdh ada di dalam diri kita. Tuhan itu ada pada diri orang yg terbebas dari Dosa, Lobha & Moha ( Kebencian, Keserakahan & Kebodohan). Ingat bukan agama tertentu yg membuat kita bahagia dan masuk Surga, tetapi MENTAL dan KARAKTER, Jika kita senantiasa memiliki Pandangan benar, Pikiran benar, Perbuatan benar, Mata pencaharian benar, Daya upaya benar, Perhatian benar, dan Kewaspadaan/Konsentrasi benar, maka otomatis kita sdh ber-Tuhan. Jadi intinya hidup ini tidak melakukan segala kejahatan, Perbanyak kebajikan, Serta sucikan hati dan pikiran sendiri; Inilah yg disebut org yg benar2 beragama. 🙏🙏
Agar lebih berpikir bijak tidak bisa bandingkan dengan orang yg bertuhan tidak sopan dengan orang yg tidak bertuhan tp sopan. Perbandingan nya harus sama orang bertuhan sopan dengan orang yg tidak bertuhan sopan itu lebih bijak pastinya akan lebih spesifik perbedaannya.. krn yg bertuhan pastinya utk berbuat baik tidak pernah berharap balasan manusia namun menghrapkan balasan tuhan..pastinya orang yang bertuhan lebih mengetahui arti keikhlasan.
Setelah dipikir2 g ada yg salah sih. Karena perbandingannya tetap selevel (sama2 manusia dan pnya belief) dan juga parsial bukan general maupun universal. Lagi pula itu bukan fokus video ini, atau jgn2 anda merasa tersinggung hanya gara2 saya sebut ada ateis yg sopan?
justru sebaliknya, orang yang gak beragama dan gak bertuhan berbuat baik yaa karena ingin berbuat baik bukan berharap dapat pahala atau surga atau karena takut dapat dosa atau masuk neraka seperti orang bertuhan dan beragama
@@Yourfavoriteface selama dia punya agama yaa gak atheis dong, ini sama kasusnya sama yg jadi terrorist,, mau dia benar atau gak tetap aja dia beragama bukan atheist ataupun agnostik, tetapi tetap theis suatu agama tertentu
ATHEIS artinya Orang yg tdk mau mendebatkan ajaran pokok agama. Maka mereka berbuat baik atas kehendak sendiri oleh kesadaran. Bukan karena di takuti oleh kisah mengenai neraka neraka.
@@reyviewchannel97 sudah dijelaskan di video ini lho bang. coba simak lagi. oya, mungkin ini bakal membantu. atesime itu soal kepercayaan seseorang terhadap tuhan, agnostisisme itu soal pegetahuan, tahu atau tidaknya seseorang terhadap tuhan. jadi jelas beda. ateis tidak percaya, agnostik tidak tahu.
Kalau ada yang bisa bikin Richard Dawkins jadi beragama, anda sangat luar biasa... silahkan anda simak di RU-vid perdebatan dia dengan orang2 beragama...
Kebenaran tetaplah kbenaran, tidak peduli orang menerima atau tidak. Percaya atau tidaknya Dawkins akan keberadaan Tuhan tidak memperngaruhi kebenaran akan keberadaan Tuhan.
@@berpikirbijak129 hal yang sama juga berlaku ke orang beragama, mau sepercaya apapun pada tuhannya kalau fakta realnya emang gak ada yaa tetap tidak ada tuhannya cuma sebatas imajinasi pembuat agamanya walaupun pengikut agama itu mau sepercaya apapun juga gak merubah fakta
Ateisme itu bukan kepercayaan bahwa tuhan itu tidak ada Namun orang orang yang tidak percaya dengan tuhan, setan mistis. Jadi ateis itu bukan sebuah kepercayaan