Apakah yang saling mencela sudah berhaji.? Jika sudah. Diingat-ingat lagi saat haji tak boleh berkata raffat (tak boleh berkata keji) Berbekallah sebaik baik bekal adalah takwa. Tapi itu kan perintah saat haji.? Memang benar , tapi yang akan saya tulis lagi bukan hanya saat haji Barang siapa beriman pada Allah dan hari akhir hendaknya berkata baik atau diam. Karena berkata baik itu ciri hamba Allah , Ibadurrahman وَعِبَادُ الرَّحْمَٰنِ الَّذِينَ يَمْشُونَ عَلَى الْأَرْضِ هَوْنًا وَإِذَا خَاطَبَهُمُ الْجَاهِلُونَ قَالُوا سَلَامًا Dan hamba-hamba dari Tuhan yang Maha Pemurah itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan. (Qs.Furqan / Pembeda : 63)
Jangan saling cela karena shalat itu mencegah perbuatan keji dan mungkar (qs.al-ankabut : 45) Kalau shalat baca al-fathihah mohon petunjuk jalan yang lurus yaitu jalannya orang yang di beri nikmat BUKAN jalan yang dimurkai Allah. (Qs.Al-Fathihahn: 7) Saling cela itu kan ada balasan neraka hutamah (al-humazah) Dan itu suatu jalan yang dimurkai Allah karena balasannya neraka. Saat wudhu , mulut berkumur agar suci dan untuk mensucikan Tuhan (berdzikir dan beryasbih saat shalat) maka jngan di kotori dengan perkataan keji. Maka shalat dilarang mabuk agar mengerti (memahami) apa yang kamu baca (qs.an-nisa : 43) Merenungi agar memahami firman Tuhan di dalam shalat nanya tafakkur Kalau lisan bersih dari dosa maka akan keluar cahaya bekas wudhu (ghurran dan tahjil) Maka hakikat suatu ilmu akan terlihat wujudnya. hadits dari Abu Hurairah R.A mendengar Rasulullah SAW bersabda, sesungguhnya umatku dipanggil pada hari kiamat dalam keadaan ghurran muhajjilin (wajahnya bercahaya dan badannya bersinar) karena bekas berwudhu ,maka barang siapa mampu untuk memanjangkan ghurra hendaklah melakukannya. (H.R Al Bukhari dan Muslim). Hayya alash-shalah Hayya alal fallah. Ayo kita shalat, ayo menuju kemenangan. Maka shalatlah yang benar dan di ilmui agar menjadi pemenang di hari kiamat. مُحَمَّدٌ رَّسُوْلُ اللّٰهِ ۗوَالَّذِيْنَ مَعَهٗٓ اَشِدَّاۤءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاۤءُ بَيْنَهُمْ تَرٰىهُمْ رُكَّعًا سُجَّدًا يَّبْتَغُوْنَ فَضْلًا مِّنَ اللّٰهِ وَرِضْوَانًا ۖ سِيْمَاهُمْ فِيْ وُجُوْهِهِمْ مِّنْ اَثَرِ السُّجُوْدِ ۗذٰلِكَ مَثَلُهُمْ فِى التَّوْرٰىةِ ۖوَمَثَلُهُمْ فِى الْاِنْجِيْلِۚ كَزَرْعٍ اَخْرَجَ شَطْـَٔهٗ فَاٰزَرَهٗ فَاسْتَغْلَظَ فَاسْتَوٰى عَلٰى سُوْقِهٖ يُعْجِبُ الزُّرَّاعَ لِيَغِيْظَ بِهِمُ الْكُفَّارَ ۗوَعَدَ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ مِنْهُمْ مَّغْفِرَةً وَّاَجْرًا عَظِيْمًا ࣖ 29. Muhammad adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia bersikap keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. Kamu melihat mereka rukuk dan sujud mencari karunia Allah dan keridaan-Nya. Pada wajah mereka tampak tanda-tanda bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka (yang diungkapkan) dalam Taurat dan sifat-sifat mereka (yang diungkapkan) dalam Injil, yaitu seperti benih yang mengeluarkan tunasnya, kemudian tunas itu semakin kuat lalu menjadi besar dan tegak lurus di atas batangnya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan di antara mereka, ampunan dan pahala yang besar. (Qs.al-Fath/kemenangan : 29)
Banyak kiyai cari Aman soal gaduh Nasab,tapi bila dgn rungkat kaum ba,alawi para kiyai yg di untungkat,perpindahan jamaah dari jamah habib ke ke kiyai. Kiyai nusantara cari aman diam seolah2 gaduh Nasab tidak ada,
Assalamualaikum, derek ngaji Gus. Permohonan. Mengharap Gus. Tegaskan terus ajaran/tuntunan yang diajarkan para leluhur kita. Di rasa"memang negri ini telah disusupi para penjajah untuk melemahkan kesaktian NKRI. Perlahan lahan jejak/sejarah leluhur mau di ganti budaya penjajah. Untuk itu bangkitlah para penerus ajaran leluhur demi selamatnya NKRI.