YAA ALLAH YAA ILAHI BETAPA INDAHNYA ALAM CIPTAANMU. ENDE FLORES NTT MEMANG ALAMNYA PENUH KEUNIKAN ADA GUNUNG MEJA. ADA DANAU KELIMUTU , ADA PANTAI BATU BIRU BLUE STONE BEACH. PANTAI PASIR HITAM DI MBUU TANGGA ALAM , PANTAI PASIR PUTIH ANABARA MAUROLE SEKITARNYA , PANTAI BATU CINCIN, BUKIT ROJA GUNUNG IA WONGGE BUKIT PARALAYANG KEZIMARAH MANUNGGOO, AE KIPPA PUNCAK NDONA KAKI LENA HILLS, HUTAN PINUS KEBISANI , SAWAH BERTINGKAT DETUSOKO , AIR PANAS AIR TERJUN, PULAU ENDE PULAU KOA , LAGUNA NANGA WITTU, MUARA NANGANESSA NANGABA DAN BANYAK LAGI WISATA ALAM DI ENDE , JUGA WISATA BUDAYANYA WISATA SEJARAHNYA WISATA KULINERNYA WISATA RELIGIUSNYA , SANGAT LENGKAP DI ENDE JUGA DAERAH LAINYA DI FLORES NTT , SANGAT BAGUS UNIK VERY NICE , PANTAS ENDE DI JULUKI KOTA PANCASILA KOTA BUNG KARNO KOTA SEJARAH KOTA WISATA, KALO BANGUNANNYA GEDUNGNYA TINGGI22 ENDE PASTI DI JULUKI HONGKONGNYA INDONESIA LESTARIKAN 🙏
Todo artinya pertumbuhan.di situ awal mula peradaban manusia,atau bentuk organisasi/kelompok (adat)dari kelompok adat itu mula bentuk pemerintahan yaitu raja(bupati)dalu(camat)gelarang(kepala desa)jadi rumah adat adalah rumah ibadat/rumah berkumpul atau rumah mengembang ilmu didik di masa lampau.
bahwa Manggarai bukan kekuasaan Belanda-Bima adalah kunjungan orang Barat ke Manggarai baru terjadi pada 1880. Fredericus Albertus Colfs adalah orang Barat pertama yang menjelajahi wilayah Manggarai untuk meneliti perihal kupu-kupu. Colfs membuat peta pedalaman Manggarai. Jadi meski seandainya Manggarai telah menjadi wilayah kekuasaan Belanda, Belanda sejatinya tidak pernah tahu menahu, apalagi mengurus wilayah ini sampai dengan kedatangan Colfs pada 1880. Toda juga memeriksa dokumen-dokumen pasca-1900 yang berhubungan dengan Manggarai. Berbeda dengan sumber-sumber sebelum 1900 yang kebanyakan adalah dokumen Kerajaan Bima, dokumen setelah 1900 adalah dokumen-dokumen yang ditulis orang Belanda di lokasi (di Manggarai atau dari kunjungan ke Manggarai). Meski orang Belanda ini berhasil merangkai sumber-sumber asli dari informan lokal, meski masih menggunakan latar belakang dokumen Bima. Tiga dokumen utama Belanda yang dikaji oleh Toda adalah Laporan Zollinger, Laporan Freijss dan Dokumen Braam Morris. Pada 1847 pemerintah Belanda di Sulawesi mengirim Zollinger untuk membuat penelitian di Flores. Zollinger mengumpulkan informasi tentang sejarah, geografi, etnologi, religi dan kepercayaan lokal, demografi, kemasyarakatan, pemerintahan dan ekonomi. Zollinger mempertanyakan klaim kerajaan Bima atas Maggarai karena tidak menemukan jejak Bima dalam penelitiannya (hal. 180). J.J Freijss melakukan perjalanan ke Manggarai dalam rangka menjajaki perdagangan ke wilayah ini pada tahun (1854). Freijss menggunakan surat dari Raja Bima untuk kunjungannya. Namun surat tersebut ditolak oleh Adak Todo, karena Adak Todo tidak merasa bahwa Manggarai adalah bawahan Bima. Meskipun begitu, Adak Todo tetap berkenan memberikan ijin bagi Freijss dan anak buahnya untuk melakukan penelitian dan tinggal di salah satu lokasi di dekat pantai (hal. 185). Dalam laporannya pada 1860, Freijss menyebutkan bahwa Flores memiliki potensi tambang mineral (emas, timah dan besi). Namun setelah diteliti oleh Wichmann, seorang ahli geologi yang didatangkan oleh Belanda, ternyata laporan Freijss tidak benar. Laporan Freijss salah karena dia menggunakan penterjemah dari Bima yang tidak paham bahasa Manggarai. Akibatnya Wae Pesi yang artinya ‘sungai untuk mencari udang’ diterjemahkan sebagai ‘sungai yang mengandung besi’. Sementara itu, dokumen Braam Morris tentang nama-nama kampung dan nama-nama tempat ternyata 99 persen salah! Braam Morris membuat dokumen administrasi kepemerintahan di wilayah Manggarai dalam rangka menyiapkan intervensi Belanda di wilayah Manggarai (hal. 194). Selain mengkaji dokumen, Toda juga melakukan penelitian langsung di lapangan dengan mewawancarai para informan. Melalui para informan ini, dilengkapi dengan hasil penelitian John Hakim Song (1986), Toda menggambarkan asal mula kerajaan Manggarai. Toda menyampaikan bahwa selain penduduk lokal, Manggarai berturut-turut bercampur dengan pendatang dari Sumba, Turki, Goa-Tallo, Melayu dan Minang. Baru pada tahun 1640, terjadi pembaharuan ketataneragaan mengikuti model yang dibawa oleh Goa-Tallo (hal. 247). Kehadiran Kerajaan Bima di wilayah ini adalah karena diundang salah satu kerajaan Todo yang berkonflik dengan kerajaan Cibal. Namun Bima tidak pernah berani menghancurkan Cibal karena Cibal masih berada dalam perlindungan Goa-Tallo.
Teman-teman admin tolong info juga kuburan dr loke nggirang karena inikan situs sejarah, klu kuburnya ditemukan itu jadi situs sejarah serta jadi obyek wisata
Itu, sejarahnya salah bosku Ngerang itu aslinya org ndoso,kebetulan nenek moyang ngerang itu satu suku sama aku yaitu suku banggang yang berasal dari ndoso
Sejarah gendang todo yg dr kulit manusia itu benar.pertanyaan saya.klu kulit utk gendang.tubuh yg lain itu manusia utk apa. Dan kuburnya dimana.tidak tepat klu hanya kulit yg tau.sehrsnya dr ujung kaki. Sampai rambut hrs tau tentang itu wanita yg di bunuh.ite sejarah kulit wanita gendang Todo tidak terlalu uniik.
Klu diluar org Ndoso yg mengatakan bahwa sejarah kulit manusia buat gendang di todo itu hanya dgr cerita dr Ndoso.klu mau tau tentang wanita yg dibunuh dan kulitnya buat gendang dan anggota tubuh lainya wanita itu mulai dr kaki sampai rambut kami org Ndoso tau tentang sejarah.bahkan sampai dgn hr ini bukti dr wanita yg dibunuh itu ada Di Ndosom
Sejarah itu hanya ilustrasi.ada kulit manausi utk gendang.klu kulitnya buat gendang tulangnya dimana kuburnya.jgn hanya kulit yg tau.hrs tulang atau kuburnya hrs juga tau org Todo. Anehnya pariwisata tak pernah tanya kuburnya si wanita yg kulitnya buat Gedang. Satu sat kami orng Ndoso akan ambil itu kulit manusia yg buat gendang.