Assalamu'alaikum, saya Febrianti Dwi Rahayu Nim 1810221016 mau bertanya. Dalam makalah dijelaskan bahwa Peran Islam dalam perkembangan Iptek setidaknya ada dua yaitu : Pertama, menjadikan Aqidah Islam sebagai paradigma ilmu pengetahuan. Serta Kedua, menjadikan Syariah Islam (yang lahir dari Aqidah Islam) sebagai standar bagi pemanfaatan iptek dalam kehidupan sehari-hari. Nah bagaimanakah penerapannya dalam paradigma Islam agar tidak seperti paradigma sekuler yg saat ini terjadi serta berikan contohnya agar mudah dalam memahami ? Sekian terimakasih
Waalaikumsalam,baik saya akan menjawab pertanyaan dr Veve,,dimana suatu aqidah dan syariah Islam (yg lahir dr aqidah Islam) didalam penerapannya dalam paradigma islrm wajib dijadikan landasan pemikiran sehingga ilmu pengetahuan yg sudah sesuai dng aqidah Islam dapat diterima dan diamalkan dan yg bertentangan dngnya wajib ditolak&tdk boleh diamalkan.Selain itu aqidah Islam dan syariah Islam memang mempunyai peran penting didalam paradigma ilmu pengetahuan,lain halnya dengan paradigma sekuler dimana paradigma sekuler sendiri paradigma yang memandang agama dan IPTEKS terpisah satu sama lain/agama telah dipisahkan dari kehidupan. Untuk contoh dr aqidah yaitu berupa keyakinan,iman(ajaran)Islam yg menjadi kerangka dasar dari ajaran Islam,contohnya kita beriman kepada Allah SWT berarti tidak cukup hanya mengucapkan beriman saja,melainkan juga meyakini bahwa Allah itu ada diserta bukti dengan ikrar syahadat&juga berzikir kepada nya. Untuk syariah(norma)/kaidah seperti contoh Allah mengatur hubungannya dengan makhluk-nya,manusia dengan manusia yg lain.
@@joniprasetyo5394 bagus joni prasetyo, namun coba baca lagi untuk lebih paham apa yang dimaksud dengan paradigma. contoh penerapan paradigma Islam dalam kehidupan berbangsa kita, bisa kita lihat dari fatwa-fatwa MUI dalam merespon sebuah produk IPTEK, contoh ketika muncul produk baru yang belum jelas kehalalanya..maka dilakukanlah penelitian terhadap produk tersebut, setelah melewati kajian-kajian oleh MUI maka diputuskanlah apakah halal/haram, keputusan MUI dari kasus-kasus seperti ini bisa dilhat secara konkrit di web MUI, contoh ada pewarna makanan dari serangga chocenial apakah boleh digunakan atau tidak? contoh lihat link berikut mui.or.id/produk/fatwa/1059/hukum-pewarna-makanan-minuman-dari-serangga-chocineal/ atau menggunakan plasenta hewan untuk bahan kosmetika boleh tidak digunakan maka dikaji tentang bahannya, pengolahanya, dsb...bisa dilhat di link mui.or.id/produk/fatwa/1057/penggunaan-plasenta-hewan-halal-untuk-bahan-kosmetika-dan-obat-luar-2/ dan tentu masih banyak contoh lainya, seering dengan perkembagnan teknologi akan muncul produk-produk baru yang mungkin belum diketahui kehalalan dan keharamanya. cerita diatas itu adalah contoh konkrit penerapan paradgima (pandangan) Islam terhadap teknologi/hasil teknologi /hasil budaya karena teknologi. dampaknya apa? dampaknya akan menjaga orang-orang Islam sendiri dari produk-produk yang dapat membahyakan atua merugikan seorang muslim ataupun lingkungan, bahkan melindungi mereka yang tidak beriman, inilah bentuk Islam Rahmatan lil alamin.. wallahu a'lam..
Kalau menurut kelompok kami penting mbak, karena dalam alquranpun sudah ada ayat ayat yang menjelaskan terkait pengembangan IPTEK, yakni Q.S Yunus:101, dimana kandungan ayat tersebut adalah Allah SWT menyuruh kepada manusia untuk memperhatikan fenomena alam yang ada di langit dan di bumi yang merupakan tanda-tanda kebesaran Allah. Fenomena itu tidak hanya dilihat dengan mata kepala akan tetapi dikaji, diteliti, dipelajari dan dicermati untuk dikembangkan menjadi IPTEK. Selain itu Umat manusia hendaknya mengambil manfaat dari tanda-tanda kebesaran Allah dan mengambil peringatan (tazkir) yang disampaikan para rasul. Bagi orang yang beriman hal itu akan menambah cintanya kepada Allah SWT, sebaliknya bagi orang kafir peringatan Rasul itu tidak ada manfaat baginya.
Assalamualaikummm, Saya Devi Rahmadani dengan NIM 1810221036 ingin bertanya mengenai perintah mempelajari ilmu pengetahuan dan teknologi. Tolong jelaakan secara rinci yang dimaksud Yang dimaksud manusia diperintahkan menjadi profesional terhadap bidang ilmu yang dimiliki, terimakasih
Assalamualaikum. Saya Intan Amalia dengan nim 1810221015, ingin bertanya terkait pernyataan yg kelompok 5 paparkan yaitu "Persepektif Islam tentang teknologi, menurut hukum asalnya segala sesuatu itu mubah termasuk segala apa yang disajikan berbagai peradaban" Bisa di berikan contoh ilmu pengetahuan atau teknologi yg seperti apa yg di maksud dalam kalimat tersebut. Terimakasih, wassalamualaikum
baik saya akan menjawab pertanyaan dari mbak Intan. Dalam pandangan Islam, menurut hukum asalnya segala sesuatu itu mubah termasuk segala apa yang disajikan berbagai peradaban, semua tidak ada yang haram kecuali jika terdapat nash atau dalil yang tegas dan pasti, karena Islam bukan agama yang sempit. Adapun peradaban modern yang begitu luas memasyarakatkan produk-produk teknologi canggih seperti televisi vidio alat-alat komunikasi dan barang-barang mewah lainnya serta menawarkan aneka jenis hiburan bagi tiap orang tua, muda atau anak-anak yang tentunya alat-alat itu tidak bertanggung jawab atas apa yang diakibatkannya, tetapi menjadi tanggung jawab manusia yang menggunakan dan mengopersionalkannya. Produk iptek ada yang bermanfaat manakala manusia menggunakan dengan baik dan tepat dan dapat pula mendatangkan dosa dan malapetaka manakala digunakannya untuk mengumbar hawa nafsu dan kesenangan semata.
Saya iwan fals NIM 1810221001. Melihat realita banyak orang orang menggunakan iptek dengan baik Dan buruk nah dari itu semua : Bagaimana pandangan Islam, cara menyikapi seseorang Yang sudah terlanjur dalam menggauli iptek Yang dampaknya merugikan pada diri sendiri ?
Di dalam islam kurang setuju dengan dampak penggunaan iptek yg bisa merugikan dirinya sendiri, dalam islam sangat memperbolehkan penggunaan iptek yg bisa memberikan dampak positif, misalnya untuk menambah wawasan kita dalam dunia yg semakin modern seperti saat ini, perkembangan iptek bisa memberi dampak positi seperti kita bisa melakukan pekerjaan melalui medsos.
kalau menurut kelompok kami, orang tersebut harus belajar pendidikan islam, dimana pendidikan islam mempunyai tujuan yaitu penyadaran diri pada manusia sebagai hamba Allah SWT yang diciptakan untuk beribadah hanya kepada-Nya. agar orang tersebut sadar dan memanfaatkan iptek dengan baik
@@sitinurhaliza7051 produk iptek yang merugikan diri sendiri apa contohnya... apakah gadget termasuk? apakah tv termasuk? apakah bagaimana instagram, apakah itu juga termasuk yang merugikan bagi kita atau tidak..?
mungkin iwan secara spesifik sebut apa itu iptek yang merugikan..? karna bisa terjadi banyak perdebatan didalamnya karena terkadang ada mudharat dan manfaat yang seimbang....
Assalamualaikum... Saya Virgi Riyan Muksa (1810221014) ingin bertanya kepada kelompok 5, saat ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sudah sangat pesat bahkan beberapa diantaranya dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi justru memberikan dampak yang kurang baik /negatif. Jadi menurut kelompok 5, bagaimana seharusnya kita dalam mengembangkan IPTEK yang benar apakah menjadikan syariat islam sebagai standar pengembangan itu sudah cukup ataukah masih perlu adanya tambahan nilai² lain dalam pengembangannya.? Terimakasih Wassalamualaikum..
Waalaikumsalam,,saya mewakili dari kelompok 5,dimana syariat Islam didalam mengembangkan IPTEK masih belum cukup karena adanya tambahan ilmu syariat yang benar-benar bs membawa pengembangan IPTEK sendiri lebih berkembang,selain ilmu juga ajaran nilai nilai budaya harus dimiliki pula,karena ibaratnya orang beriman tanpa ilmu bagaikan pohon yg tak berbuah
Menambahkan Antara agama dan IPTEK itu sudah satu kesatuan yang utuh dan bulat,oleh sebab itu kajian mengenai Islam dalam hubungannya pengembangan IPTEKS harus dikaji dan diperkenankan sbg suatu paradigma baru dalam memandangnya
@@joniprasetyo5394 salah satu bentuk penerapan atau pengaplikasianya dari nilai-nilai tersebut dalam pengembangan IPTEK mungkin bisa di berikan contoh mas ? Terimakasih
@@Project.1 Contohnya ilmu dan nilai² budaya dimana ilmu dan nilai budaya keduanya ini jg diaplikasikan melalui pencapaian demi berkembangnya IPTEKS yang berlandaskan sesuai ajaran Islam
Assalamualaikum Saya Fika Anggita Putri dengan NIM 1810221018 ingin bertanya bagaimana menurut kelompok anda mengenai ilmuan-ilmuan barat yang telah menghasilkan teknologi-teknologi besar seperti saat ini padahal mereka menganut sistem paradigma sekuler yang memisahkan antara agama dan iptek. Apakah Al-Qur'an sebagai hudan atau sumber kecerahan akal dan keberhasikan hasil riset masih berlaku bagi para ilmuan tersebut? Terima kasih Wassalamualaikum
baik saya akan menjawab pertanyaan dari mbak Fika. Seandainya penggunaan satu hasil teknologi telah melalaikan seseorang dari zikir dan tafakur serta mengantarkannya kepada keruntuhan nilai-nilai kemanusiaan maka ketika itu bukan hasil teknologinya yang mesti ditolak, melainkan kita harus memperingatkan dan mengarahkan manusia yang menggunakan teknologi itu. Jika hasil teknologi sejak semula diduga dapat mengalihkan manusia dari jati diri dan tujuan penciptaan sejak dini pula kehadirannya ditolak oleh islam. Karena itu menjadi suatu persoalan besar bagi martabat manusia mengenai cara memadukan kemampuan mekanik demi penciptaan teknologi dengan pemeliharaan nilai-nilai fitrahnya.
Assalamualaikum, saya Aura Frisca Amalia Risanti dg NIM 1810221010. Berdasarkan presentasi yang telah di paparkan, terdapat penjelasan tentang peran Etika yang sesuai dengan Al Qur'an. Lalu bagai mana cara kita menyikapi adanya AI (artificial intelegen) yang menirukan pemikiran manusua, sedangkan kemajuan kecerdasan tersebut dapat membantu kegiatan manusia
Dalam perkembangan teknologi yang terus menerus. Manusia harus bisa menyikapi artificial intelegent ini dengan bijak dalam menggunakan berbagai teknologi. Mungkin dengan tidak menggunakannya secara berlebihan dan tidak memanjakan diri dengan teknologi yang semakin canggih. Serta dengan adanya alay2 canggih yang dapat membantu kegiatan kita, mungkin kita juga harus mengimbangi dengan cara tradisional. Atau masih menggunakan fisik tidak selalu mesin. Agar tidak kehilangan fungsinya sebagaimana hakikatnya sebagai manusia.
@@wrth424 saya mau menanggapi mbak terkait dengan AI, dimana AI merupakan kecerdasan buatan manusia yang meniru kepintaran manusia, apakah d perbolehkan kita mengembangkan hal tersebut? Karena menurut saya kalau manusia mengembangkan AI bisa2 manusia menyaingi Allah
Assalamualaikum saya Ainun dwi fatmawati dengan nim 1810221022 ingin bertanya apakah ada hadist tentang perintah mempelajari ilmu pengetahuan dan teknologi? Jika ada tolong di jelaskan. Terimakasih
Baiklah saya akan menjawab pertanyaan dari Ainun. Ada haditsnya mbak, penjelasannya sebagai berikut. Menuntut ilmu wajib hukumnya bagi muslim laki-laki mau pun perempuan. Demikian disarikan dari hadits tentang menuntut ilmu yang diriwayatkan. "Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap individu muslim." (Ibnu Majah, dan dishahihkan oleh Syaikh Albani dalam Shahih wa Dha'if Sunan Ibnu Majah no. 224). Ilmu agama menjadi prioritas untuk dipelajari. Namun bukan berarti lmu-ilmu lain diabaikan. Sebab dengan ilmulah, manusia dapat ikut serta membangun kemajuan zaman, mengungkap kebenaran, dan memahami rahasia-rahasia yang Allah ciptakan. Nabi SAW menegaskan dalam hadits yang terkenal sebagai berikut: "Dari Anas bin Malik ia berkata; Rasulullah SAW. bersabda: Menuntut ilmu adalah kewajban bagi setiap muslim. Dan orang yang meletakkan ilmu bukan pada ahlinya, seperti seorang yang mengalungkan mutiara, intan dan emas ke leher babi." (HR. Ibnu Majah: 220). Berdasarkan hadits tersebut di atas mengandung pengertian, bahwa mencari ilmu itu wajib bagi setiap muslim, kewajiban itu berlaku bagi laki-laki maupun perempuan, anak-anak maupun orang dewasa dan tidak ada alasan untuk malas mencari ilmu. Ilmu yang wajib diketahui oleh setiap muslim adalah ilmu-ilmu yang berkaitan dengan tata cara peribadatan kepada Allah SWT. Sedangkan ibadah tanpa ilmu akan mengakibatkan kesalahan-kesalahan dan ibadah yang salah tidak akan dapat diterima oleh Allah. Sedangkan orang yang mengajarkan ilmu kepada orang yang tidak mengetahui atau tidak paham maka akan sia-sia. Maksudnya, ilmu itu harus disampaikan sesuai dengan taraf berfikir si penerima ilmu, memberikan ilmu secara tidak tepat diibaratkan mengalungkan perhiasan pada babi, meskipun babi diberikan perhiasan kalung emas maka babi tetap kotor dan menjijikkan.
Assalamualaikum. Saya Rohmad Tri Aditiawan. 1810221031. Saya akan bertanya. Menurut pandangan kelompok 5 bagaimana pandangan paradigma iptek dg agama ditengah wabah corona dimana kita liat dan lakukan lgsnung penggunaan iptek di tengah wabah tersebut. Apakah relevankah beberapa paradigma tsb jika iptek ditebgah covid19 hanya digunakan sebagai penggugur kewajiban kita sebagai mahasiswa tidak semata" dimanfaatkan untuk memperkokoh akidah dg ilmu yg didapat?
Waalaikumsalam baik sy akn menjawab, jadi menurut saya mengenai penggunaan Ipteks dalam menangani pandemi Covid-19 ini tidak lg sebatas bertugas untuk kewajiban tim medis seperti para dokter,perawat Krn sdh sangat nampak dimana banyak tim medis yang rela mengorbankan dirinya demi kesembuhan para pasiennya,mungkin begitu maz Adit
Mohon maaf mas pras. Trimakasih sebelumnya jika penjelasannya iptek untuk kesehatan namun yg saya tanyakan diri kita sebagai mahasiswa jika hanya dijadikan sebuah perantara penggugur kwajiban saja bukan memperkokoh akidah kpd Allah ditengah pandemik covid 19?
Menambahkan lg,jd itu semua sudah dibilang meguatkan aqidah para tenaga medis dimana sudah melaksanakan janji dan tugasnya untuk membenarkan/menyembuhkan pasien utamanya yg terpapar virus Corona tersebut
Saya perjelas kembali nggeh mas pras. Saya menuliskan permasalahan iptek ditengah covid 19 dan kita menempatkan diri sebagai mahasiswa bukan perawat. Dg penggunaan iptek bagi mahasiswa ya mas mahasiswa jika hanya digunakan penggur kwajiban skedar hadir dn tak meniatkan lillah memperkokoh akidah bagaimana menurut tanggapan paradigma iptek dg agama ?
Jika mas pras mengatakan menguatkan akidah kpd perawat lalu alurnya darimana ktika mahasiswa yg menggunakan iptek dlm pembelajaran bisa berdampak kpd akidah seorg perawat atau tenaga medis ?
Assalamualikum wr wb Nama lailiya rhamadhani nim 1810221003 dari kelompok satu ingin bertanya mengenai yang di jelaskan mbak lisa yaitu paradima islam dalam perkembangan iptek dan tehnologi saya ingin menanyakan mengenai dalam hal tersebut seharusnya perlu penanaman agamnya yang lebih dalam lagi dalam pengembangan iptek, karena tujuan yang utama dalam kita mencari ilmu tidak lain untuk beribadah maka dari itu dilihat dari fonomena sekarang bahwa orang berilmu sudah seperti tuhan dari itu sebenarnya perlu ada perbaikan apa dan bagaimana penanaman ahlak islam yanf baik
waalaikumsalam wr.wb, terima kasih mbak lail untuk pertanyaanya. Mungkin kalau dilihat dari fenomena sekarang bahwa orang berilmu sudah seperti tuhan. Berarti orang tersebut kurang mempelajari agama. Untuk perbaikannya, orang tersebut harus belajar agama lebih dalam lagi, karena tujuan dari berilmu adalah beribadah, selain itu tanpa agamapun ilmu akan menjadi buta.
@@sitinurhaliza7051 iya mbak liza betul, namun sekarang kan sepertinya pendidikan agama masih kurang di tekankan ya , hanya formalitas saja apalagi dalam sekolah negri, maka dari itu kadang pelajaran agama di kesampingkan menyikapi ini menurut mbak liza bagaimana?
Assalamualaikum, saya Cindy Wahyu Maulana Putri nim 1810221023. Saya ingin bertanya, di makalah ada Al-Quran dan simplikasi, yang di maksut simplikasi yg bagaimana saya kurang paham dan berikan contoh sederhana. Terimakasih, Wassalamualaikum
Alquran dan simplikasi. simplifikasi dimakalah kami sudah dituliskan (penyederhanaan) nah contohnya, dalam Alam semesta ini kan struktur yang sangat teratur, dan bergerak dengan teratur. Keteraturan gerak alam semesta ini lebih memudahkan manusia untuk "menyederhanakan" fenomena-fenomena yang terkait ke dalam bahasa ilmu pengetahuan (matematika, fisika, kimia biologi dan lain-lain). Sehingga manusia dapat menjadi operator yang mampu mewakili peristiwa yang terjadi di alam semesta.
Assalamualaikum, Saya Moh. Rizqi Abdillah NIM 1810221035. Mengenai 3 jenis paradigma hubungan agama dan IPTEK secara garis besar; yaitu paradigma sekuler, paradigma sosialis, dan paradigma islam. Saya ingin meminta contoh dari masing-masing jenis paradigma agama dan IPTEK tersebut. Terimakasih
Waalaikumsalam,baik saya Joni Prasetyo mewakili dr kelompok 5 untuk menjawab pertanyaan nya Riski,contoh dr paradigma itu sendiri (ilmu pengetahuan,cara pandang untuk berfikir,konsep,nilai&praktik,jd intinya bahwa paradigma itu cara²nya) Untuk contoh agama adl(aqidah Islam& syariah Islam)&contoh IPTEK sendiri yaitu(Al Qur'an,dimana didalam Al Qur'an sdh memuat segala informasi seperti ilmu pengetahuan dan teknologi itu sendiri)
Saya akan menambahkan jawaban dari saudara Pras. Menurut saya, contoh dari ketiga paradigma tersebut sebagai berikut: 1. Paradigma sekuler yakni org yg memisahkan agama dgn iptek, agama dan iptek tdk saling terkait. Seperti pandangan ideologi sekularisme Barat bahwa agama tidak mengatur kehidupan umum/publik atau lebih kepada urusan pribadi seseorang. 2. Sosialis yaitu org yg tdk mengakui keberadaan agama. Contohnya para ateis yg tidak meyakini adanya Tuhan sehingga ingin menyaingi Tuhan. Misalnya di negara China. 3. Paradigma islam, misalnya islam yg meyakini segala sesuatu sd diatur dlm quran dan hadits.
Assalamualaikum, saya Melania Ainun Febriyanti NIM 1810221028. Ingin bertanya kepada kelompok 5. Paradigma hubungan agama dan IPTEK, secara garis besar ada 3 jenis paradigma, yaitu: paradigma sekuler, paradigma sosialis, dan paradigma islam. Dari ketiga paradigma tersebut apakah dalam paradigma pengembangan IPTEK dalam islam digunakan semua atau hanya salah satunya yang digunakan?
Terima kasih atas pertanyaan nya mbak mela, di dalam islam paradigma yang digunakan adalah paradigma yg ketiga, yakni paradigma islam karena agama islam adalah agama yg sangat berpegang teguh pada al-Qur`an dan al-Hadits menjadikan qaidah fikriyah atau landasan pemikiran nya.
@@melaniaainunfebriyanti9045 Oh iya maaf mbak mela, paradigma dalam agama islam yg digunakan ada dua macam yaitu paradigma islam dan paradigma sekuler. Kedua paradigma tersebut berkaitan erat satu sama lain, di dalan paradigma sekuler berkaitan dengan bagaimana cara kita bisa memperoleh pengetahuan dan bagaimana cara penerapan ilmu pengetahuan yg kita dapatkan bisa diterapkan dalam agama islam. Sedangkan paradigma islam sangat berpegang teguh terhadap al-quran dan hadist. Kedua paradigma tersebut berkaitan untuk memajukan pemikiran umat islam supaya bisa berpikir lebih modern.
@@melaniaainunfebriyanti9045 saya Isti'anah dengan Nim 1810221009 ingin memberi masukan kepada pertanyaan mbak Mela, menurut saya gini mbak kembali pada pengertiannya disana sudah dijelaskan di makalahnya, bahwasanya paradagima sekuler, yaitu paradigma yang memandang agama dan iptek adalah terpisah satu sama lain. Sebab, dalam ideologi sekularisme Barat, agama telah dipisahkan dari kehidupan (fashl al-dinan al-hayah).Agama tidak dinafikan eksistensinya, tapi hanya dibatasi perannya dalam hubungan pribadi manusia dengan tuhannya.Agama tidak mengatur kehidupan umum/publik. Agama dan iptek sama sekali terpisah baik secara ontologis (berkaitan dengan pengertian atau hakikat sesuatu hal), epistemologis ( berkaitan dengan cara memperoleh pengetahuan), dan aksiologis (berkaitan dengan cara menerapkan pengetahuan). Kedua, paradigma sosialis, yaitu paradigma dari ideologi sosialisme yang menafikan eksistensi agama sama sekali. Agama itu tidak ada hubungan dan kaitan apa pun dengan iptek. Iptek bisa berjalan secara independen dan lepas secara total dari agama. Berdasarkan paradigma inilah agama tidak ada sangkut pautnya dengan IPTEK. Seluruh bangunan ilmu pengetahuan dalam paradigma sosialisdi dasarkan pada ide dasar materialisme, khususnya materialisme dialektis.
Assalamualaikum, Saya Putri Nur Fauziah dgn nim 1810221026. Di dalam makalah yang anda share d grup, terdapat kalimat"Agama tidak dinafikan eksistensinya, tapi hanya dibatasi perannya dalam hubungan pribadi manusia dengan tuhannya." Maksud kata 'dibatasi' dalam kalimat tersebut bagaimana?
Waalaikumsalam baik saya akan menjawab Jadi dibatasi disini yaitu antara makhluk/manusia dengan sang pencipta itu dibatasi dari segi sikap,perilaku&moralnya sebagai dimana manusia itu makhluk yg sudah Allah ciptakan
Saya akn menambahkan jawaban dari saudara Pras. Kata "dibatasi" disana menekankan bahwa agama hanya berperan dalam hubungan masing² dengan Tuhan. Maka tidak harus dipaksakan hubungan antara pribadi dengan Tuhan itu sama. Contohnya si A ingin taat dan mengabdi atau tidak, itu urusan si A, Si B tidak bisa memaksa si A utk taat dalam beragama Krn itu merupakan urusan pribadi si A.
Assalamualaikum , saya Lestari Aulia dengan nim 1810221033, ingin bertanya pada kelompok 5. Tolong jelaskan kembali tentang Alqur'an sebagai prediktor karena saya masih belum mengerti, dan jika dalam hal ini seperti apa penerapannya ? Terimkasih Wassalamualaikum
Baik terimakasih atas pertanyaannya mbak tari,,disisi sy mewakili dr kelompok 5,,dimana Al Qur'an sbg prediktor sendiri menegaskan bahwa akan diketahui terlebih dahulu sebelum kejadian dimasa yg akan datang maupun seperti saat ini,seperti virus pandemi Covid-19 dimana sudah dijelaskan di dalam Al Qur'an utamanya didalam QS.Ar Rum ayat 41. Dan penerapannya seperti misalkan banyak sekali penuntut ilmu agama seperti santri² dan kita juga yang tau cara membaca Al Qur'an tetapi masih belum/kurang memaknai arti dan ilmu tajwidnya,
@@lestariaulia8884 Jadi begini,,dimana terdapat manfaat dari perkembangan IPTEK itu sendiri & IPTEK pun tidak selalu memberikan dampak yg baik saja, tetapi juga memberikan dampak buruknya pula.Seperti dapat melakukan pengaksesan situs ² video yg dilarang oleh agama seperti perjudian,pencurangan,disini peran serta penerapan agama Islam untuk meluruskan hal yang menyimpang tsb dimana sudah dijelaskan di dalam Al Qur'an
Saya yusron dengan nim 1810221021 ingin memberikan masukan terkait Al Qur'an sebagai prediktor, dari yang saya fahami dan saya ketahui Al Qur'an dikatakan sebagai prediktor apabila kejadian pada zaman dulu belum terjadi dan pada saat ini terjadi(terbuktikan), dalam IPTEK contohnya adalah penggunaan alat untuk mengecek perkembangan bayi di dalam perut, pada zaman belum di temukannya teknologi tersebut, orang hanya mengira2 apa yang di gambarkan dalam Al Qur'an, namun kenyataannya alat tersebut pada masa saat ini dapat di temukan dan dapat bekerja sesuai apa yang di jelaskan dalam Al Qur'an
Assalamualaikum, untuk kelompok yang presentasi,Silahkan ditulis nama kelompok disini lalu..yang mau bertanya silahkan langsung dituliskan di komentar-komentar dibawah..