Ir. Anwar Hadi, MEM atau yang lebih akrab disapa Cak War adalah seorang tenaga ahli di bidang manajemen laboratorium lingkungan. Sehari-hari aktif sebagai konsultan ISO 17025, dan hingga kini telah menulis 15 buku seputar manajemen laboratorium.
Saat ini Anwar Hadi sedang mengembangkan LIMS, software automatisasi dan sistem management laboratorium bernama GELIS (Genius Laboratory Intellegence System) yang telah disesuaikan prosesnya dengan sistem manajemen mutu laboratorium pengujian ISO 17025. Untuk informasi lebih lanjut mengenai GELIS Software yang dikembangkan langsung oleh Anwar Hadi dapat mengunjungi website www.gelis.co.id
Selamat malam pak, saya mau bertanya jika saya melakukan penelitian dengan cara membuat 7 sampel ekstraksi kafein dengan merek yg sama, kemudian hasil ekstrak tersebut saya analisis masing masing dengan satu kali pembacaan namun di waktu yg berbeda, ini masuk RPD atau RSd ya pak?
@@cakwarofficialterimaksih pak, izin bertanya lagi jadinya, saya melakukan repeatability karena semua indeks saya lakukan ditempat yg sama, dalam kurun waktu satu minggu(1ekstrak tiap hari) apakah itu sdh benar saya melakukan repeatability dan ukuran presisinya dengan batas<0,5%CVHv🙏🏻🙏🏻🙏🏻 dan perhitungan horwitz value khususnya konsentrasi kenapa dikalikan dengan 10^-6?
Izin bertanya pak untuk Laporan Ketidakpastian Fe pada ICP OES menggunakan 2 Kali dari % CV horwitz atau 2/3 dari CV horwitz? mohon pencerahannya pak Terima Kasih
izin bertanya..jika alat kami spektrofotometer portable untuk parameter besi dengan range (0,1-1 mg/l) dan hasil uji mendapatkan nilai diatas 1 (pada alat tertera upper) apakah kami bisa melakukan penentuan MDL untuk mendapatkan angka dari hasil pengujian..mohon dijawab..
Ya, kita bisa verifikasi atau validasi metode tsb, jika kita lakukan maka MDL ditemukan sekitar (4/10)LoQ(1-5) = (4/10)*0,1(1-5) = 0,04 - 0,2 mg/L. Makasih
Pak ijin bertanya, sy melakukan verifikasi metodw standart(SNI) Pada metode trsbut bisa menguji pada kadar 0,02-2. Tetapi ketika sy mencoba menguji kadar 0,02 tidak presisi bahkan beberapa pengujian berada pada nilai 0,05. Sya pernah menguji sampel Dan kadarny berada pada 0,023. Apa yg harus sy lakukan untuk melakukan verifikasi jika case seperti itu
Secara umum, saat melakukan verifikasi metode pengujian, maka langkah² yang harus dilakukan adalah penentuan: 1. trueness, bias dan presisi metode dengan CRM 2. MDL dan LoQ 3. repeatabilitas dan reprodusibilitas pada kadar rendah, tengah dan tinggi 4. Spking terhadap sampel 5. Pembuatan control chart akurasi dan presisi Jika ke 5 penentuan tsb memenuhi batas keberterimaan, maka verifikasi metode diterima. Dalam penentuan MDL dan LoQ berapa kadar yang diperoleh, jika LoQ diperoleh 0,02 mg/L maka laboratorium tidak boleh melaporkan kadar sampel dibawah LoQ, jadi laporannya < LoQ. Ya betul, pengujian pada kadar rendah setara dengan LoQ memiliki presisi yang besar. Semoga dapat membantu
@@cakwarofficialKetika saya membaca standar 0,02 tidak terjadi presisi bahkan terbaca di 0,04atau 0,05. Apakah pada pada metode tersebut saya bisa menaikkan Loq atau bagaimana? Terimakasih
@@HaiTS92 silahkan lihat² RU-vid saya tentang penentuan LoQ sehingga diperoleh LoQ secara experiment, pada kadar sampel mendekati LoQ tidak stabil dan presisinya besar
@@rivaljuliansah1096 lihat di metode pengujiannya, serta pengujian minyak dan lemak tidak bisa di spiking tp gunakan larutan standar heksadekana & asam stearat dalam aseton
@@DessyAditiya tergantung hasil satuan dalam laporannya, jika dalam satuan fraksi berat (%, mg/L atau ug/L) maka dapat gunakan Horwitz value tp jika tidak dalam satuan fraksi berat maka gunakan control chart presisi. Makasih
Pelarut yang baik adalah sebagaimana dinyatakan dalam metode pengujian, namun jika kita mengubahnya maka harus dilakukan validasi metode. Karena itu, dalam metode tersebut pelarutnya apa, itu yang harus digunakan. Semoga dapat membantu
Bisa lihat di buku yg saya tulis tentang "Program uji provisiensi dan uji banding antar laboratorium sesuai ISO/IEC 17043: 2023 & ISO 13528: 2022". Makasih
Terimakasih untuk ilmunya sngat membantu,Izin bertanya pak, sesuai SNI pnurunan konsentrasi blanko do-0 ke do5 0,6-1 mg/l jika penurunan sangat drastis lebih dari 2 misal doO 7ppm lalu do5 blanko 5 atau 4ppm maka penyebab utamanya dmna ya pak? Sy mnggunakan do meter untuk pengukurannya, sudah d lkukan uji knerja sblm pmriksaan dn sesuai/terpenuhi Dan untuk mengetahui ukuran botol ada yg 300, 297, 298 dll itu dilihat dmnanya ya pak? Terimakasih
Jika ada penurunan DO pada blanko lebih dari 2 mg/L, ada indikasi kontaminasi. Sebaiknya gunakan titrasi karena primary method meskipun DO meter diperbolehkan. Untuk mengetahui voleme wadah sampel maka lakukan verifikasi dengan buret agar mengetahui volume dengan tepat. Semoga bermanfaat
@@cakwarofficial pak tolong tanya apakah untuk menghitung ketidakpastian pengujian harus juga dihitung juga ketidakpastian baku asal homogenitas kalau sample dari industri packaging(plastik) yang dimana sample tersebut sudah diasumsikan homogen? Terima kasih
@@mikhaelardi8575 dalam pengujian tidak harus dihitung ketidakpastian homogenitas tp kita harus tahu model matematika jika gunakan pendekatan bottom up
Wass.wr.wb., jika laboratorium memiliki kadar larutan standar kafein dan kita dapat mengetahui kadar contoh uji kafein, maka kafein dalam teh dapat dilakukan spiking
Ijin tanya pak untuk batas kebertrimaan EKP pengujian fisika apakah bisa mengadopsi metode %RSU juga pak? Ke 2 evaluasi kewajaran dalam EKP itu maksudnya gimana ya pak, kalau ada minta referensi nya juga pak, trimakasih
Pak mau nanya kenapa maksimal residu itu harus 200mg?? Itu penetapannya seperti apa pak?? Kalo yang limit deteksi saya paham tapi kalo yang 200mg maksimal ini belum pak makasi pak 🙏🏻
Residu adalah segala sesuatu yang tertinggal dalam penyaringan dan dalam metode tersebut dinyatakan bahwa jika proses penyaringan membutukan waktu lebih dari 10 menit, maka kurangi volume contoh uji. Hal ini yang mendasari maksimum penimbangan residu adalah 200 mg
Alhamdulillah ilmu yang sangat bermanfaat luar biasa. Izin bertanya, Saya punya alat baru, dan langsung dikalibrasi, Hasil kalibrasi tsb memiliki nilai koreksi yang kecil, namun ketidakpastian yang besar. Sbg contoh : nilai yg ditunjukan 1.1 m3/min. Koreksi 0.01 m3/min namun ketidakpastian tertulis 10.2% alias 0.1 m3/min (kalibrasi flow di HVAS). Jika melihat toleransi yg di video tertulis 2% Namun, Saya baca di US EPA, terdapat catatan terkait toleransinya alat HVAS yakni di angka 10%. Jika hanya melihat koreksi, alat tersebut masih sangat bagus. Namun, saat d evaluasi kalibrasi, alat tsb tergolong tidak layak pakai karena FK+U95 sudah melebihi toleransi yang di acu (2% ataupun 10%). Apakah prinsip evaluasi kalibrasi sudah benar seperti pak (dengan kesimpulan alat tidak layak) ? Melihat alat tersebut tergolong baru dan koreksi yang cukup kecil, apakah ada kemungkinan alat tsb sbnrnya masih bisa digunakan?
Batasan toleransi atau akurasi tergantung dari spesifikasi teknis manual book peralatan tersebut apakah 2% atau 10%, saat kita mau kalibrasi yang harus diperhatikan adalah CMC dari laboratorium kalibrasi tersebut, jika |koreks|i + |ketidakpastian| 《 akurasi, alat tersebut laik pakai
Terima kasih infonya pak, sedikit yang mau saya tanyakan mengenai limbah cair yang disimpan di TPS LB3, saya harus merujuk kemana ya pak untuk acuan aturan nya atau SNI berapa ya pak, mohon pencerahan nya
@@cakwarofficial jika laboratorium adalah laboratorium pangan, untuk hasil produk dengan melakukan sampel apakah merujuk ke aturan yang sama pak? Mengingat permenlhk no 23 tahun 2020 tentang laboratorium lingkungan, saya masih cukup bingung membedakan limbah cair dari laboratorium yang boleh dibuang di IPAL dan yang harus disimpan di TPS dan dilakukan pengiriman ke pihak ke 3, pertanyaannya 1. Jika limbah cair dari lab sudah bercampur konsentrasinya ada penambahan air dan beberapa bahan kimia dan sampel produk, limbah cair nya dibuang kemana? 2. Jika tidak ada pencampuran dan murni bahan kimia dibuang kemana ? Mohon bantuannya pak 🙏
@@srijumiati9227 Tidak ada bedanya antara limbah laboratorium lingkungan dengan laboratorium pangan. Jika konsentrasinya tinggi maka harus dikirim ke pengelola LB3, contoh kadaluwarsa bahan kimia. Namun jika kadar rendah harus dikelola sendiri di IPAL laboratorium, contoh pencucian glassware, maka sink masuk ke IPAL
Pada metode tersebut dijelaskan bahwa langkah awal penentuan Mdl adalah pembuatan kurva kalibrasi awal dengan pertimbangan 10 deret larutan kerja metode pengujian namun pada contoh pengujian fe hanya 6 standar. Apakah harus 10 atau sesuai prosedur pengujian saja
Idealnya 10 deret larutan standar digunakan untuk kurva kalibrasi, namun hal terpenting adalah kurva deret larutan kerja memenuhi rentang kerja metode yaitu LoQ hingga LoL
@@cakwarofficial oh baik pak terima kasih Pak, kalau untuk menghitung nilai faktor kontrol bibit bagaimana ya pak ? Terima kasih Pak atas penjelasannya
Lihat toleransi peralatan, ketika alat tersebut dikalibrasi maka harga mutlak ketidakpastian ditambah harga mutlak koreksi kurang dari toleransi, maka alat terbut dikategorin bagus
Resolusi timbangan analitik yang digunakan adalah 0,1 mg. Hal ini merupakan sensitivitas timbangan dan batas deteksinya 1 mg, sedangkan pelaporannya 2,5 mg
Selamaat siang Pak, terima kasih ilmunya sangat bermanfaat. Izin bertanya pak,untuk mengetahui deret larutan kerja independent pada kurva kalibrasi darimana yaa?
Deret larutan kerja independen adalah deret larutan kerja baru yang dibuat pada kadar tengah kurva kalibrasi dan dibaca kadarnya dengan menggunakan persamaan kurva kalibrasi yang terbentuk
Bapak maaf saya izin bertanya, yang dimaksud dengan timbang awal dan timbang akhir itu bagaimana ya? apakah harus dilakukan seperti itu atau cukup ditimbang sekali saja ya pak ?
Bagaimana melakukan spiking jika kadar sampel 1,5ppm sedangkan metode uji hanya untuk 0,02-2ppm. Apakah perlu ada pengenceran sampel dan apabila demikian bagaimna metode pengencerannya
Jika rentang kerja metode 0,02 - 2 ppm dan dilakukan spiking sampel 1,5 ppm maka kadar sampel ditambah spiking sekitar 3 ppm. Hal ini melebihi LoL metode sehingga sampel ditambah spiking tersebut diencerkan hingga ditengah kurva kalibrasi. Makasih
@@cakwarofficial jadi untuk sampel 1.5 ppm tersebut sy encerkan sehingga mencapai 1ppm? Dan jika demikian berapa konsentrasi spike yg saya gunakan? Apakah bisa 1ppm?
Jika perusahaan tidak memiliki cerobong untuk membuang emisi sumber tidak bergerak, maka kita bisa tentukan dengan pengambilan udara kebauan dengan tadlar bag. Makasih
pa izin bertanya, bolehkan lab kalibrasi menarik Kembali data yang sudah keluar sertifikat, karna hasilnya dipertanyakan user karena di luar toleransi kmudian lab kalibrasi mengulang lagi pengukurannya dan hasilnya ternyata masuk, dan mengeluarkan sertifikat yang baru? bagaimana menjelaskan nya ke user?