MEMORALIBIA - Red ft. Indera Sebermula maka tersebut tersebutlah satu kisah Kisah kau dan aku bersama lakar bahagia Saat bermain kata manja dan puisi indah Saat indah bersama rahsiakan pada dunia Bertentangkan rasa cinta lalu kasih tercipta Dibentangkan cita-cita harapan kekal bersama Beradu bertemankan rindu tak pudar buatmu Dayu merdu berlagu tanpa ada rasa cemburu Namun kini pasrah ku bawa serpihan rindu-rindu Ku dilamun terus dibawa kenangan dulu-dulu Namun diriku belacu tidak sepadan buatmu Hanya mampu lakar puisi saat aku merindu Sempurnakan segala impian walau tidak bersama Memori kita ku bawa tanpa ada duka dan lara Walau di mana kau berada harus kau berbahagia Jadikan sebuah cerita, Di dalam Memoralibia Andai nanti, Pasti tiba waktu Biar masa jadi penemu Kan ku janji, Takkan pernah lupa Jadi Memoralibia Ku yakin, Ku pasrah, Malam ku sepertiga Ku doa, Ku serah, Sekadar ku hanya hamba Hanya geliga dalam kata, Cetek dalam cara Walau segulung diploma takkan menjamin bahagia Tanah selaputi selami jauh lubuk hati Dijadikan zarah satu persatu hingga semua serasi Dijadikan tulang biar kau jatuh tetap bangkit lagi Dibubuh hati agar takkan lupa diri Bersaksikan janji dan panji-panji hujung hari nanti Selaraskan semua, Hindari noda, Utuhkan jati diri Berbekalkan puji-puji Tuhan ku, Ku sanjung tinggi Rela ku dikeji agar kan nanti dijanjikan Kasturi Cinta dunia yang kian ku kejar semakin hilang arah Cinta manusia yang ku puja akhir jatuh rebah Lelah ke bumi hingganya aku lupa cium sejadah Namun ku bangkit kerna Haq ku mencari Mawaddah Andai nanti, Pasti tiba waktu Biar masa jadi penemu Kan ku janji, Takkan pernah lupa Jadi Memoralibia Ku simpan semua... Memoralibia
Red - Jalan Mati Benarkah mata yang meliar? Hati kama sukmanya terbiar Jeritan batin di subuh hari Berwarnakan hitam, daki jalan mati Ku bermula dengan pembuka, Bismillah Lillah Dah bosan, ku buka cerita, Sebar dan hebah Kalini izinkan ku Perkenalkan salasilah Dan salam 1001 penghulu ku mula hujah Tak pandang-pandang, Lupa cara hidup yang zuhud Sukma menyilang Wangsa-wangsa tak lagi bersujud Kepala lutut dijadikannya tempat berfikir Hilang semua yang zahir, Madah yang kotor terus mengalir Neng dewi nun jauh, Niat nak kemana? Masihnya bertongkat Dan tundukkan muka Santun nya berlagu Ritma dalam jiwa Yang ku sangka tenang, Adanya buaya Mulut, lisan, jiwa biar semua setara Jangan kerana MATA Hilang semua tuturcara Dikata dalam Hud (120), "Telah diturun kebenaran" Jadi siapa kita? Hamba kecil berlagak tuhan Berlenggok dalam cerita Tapi isinya sama Tak tahu cerita sebenar Masih ligat suara Si Kundang yang ditangkap Kerna lagak yang binasa Jadi jangan jadi Tanggang Kerna mulut hilang nyawa Benarkah mata yang meliar? Hati kama sukmanya terbiar Jeritan batin di subuh hari Berwarnakan hitam, daki jalan mati Liqanamia : Jika aku salah, Siapa pula yang benar? Kan pernah bilang, Jaga laku, jaga kata Usah bicara tinggi, Jika lagak gagak yang dibawa, Manusia tetap manusia, Hati tetap berpenyakit, Pesan diendah, ditutup mata, Hati dan juga jiwa Neng dewi nun jauh, Niat nak kemana? Masihnya bertongkat Dan tundukkan muka Santun nya berlagu Ritma dalam jiwa Yang ku sangka tenang, Adanya buaya Benarkah mata yang meliar? Hati kama sukmanya terbiar Jeritan batin di subuh hari Berwarnakan hitam, daki jalan mati Benarkah mata yang meliar? Hati kama sukmanya terbiar Jeritan batin di subuh hari Berwarnakan hitam, daki J̶A̶L̶A̶N̶ M̶A̶T̶I̶.
Ruang Red - Surat Tak Terhantar feat Indera Ku alunkan suara dari hati yang bergema, Buat mu sang purnama yang kekal akan ku puja, Di dalam berat menongkah fasa-fasa paranoia, Hadirnya kau membawa seribu makna terpesona Beribu kasih ku curah, Jatuh ke tanah tumpah, Usaha hidup bermula kan susah bukanlah mudah, Jatuh di dalam lembah punah yang sering dipersalah, Namun dek setia hati dirgahayuku melangkah Kini ku bergelut takdir, Dan kesan air mata, Diri ku kau bonekakan saat indahnya menjelma, Adakah berlalu pergi membunuh segala usaha, Atau dirgahayu bersama membina segalanya Telah ku buktikan saksi, Andai jasatku tiada, Ukir lah senyuman dibawah redupnya kisah kita, Andainya diberi waktu pasti Itu yang ku pinta Agar kemanisan cinta kembali dapat dirasa Telah ku berikan segala Masa yang ku gadai, Dengan mudah engkau siakan Jangan kau ulang, Jangan kau kembali Tak sanggup aku hadapi lagi, Biar saja ku sendiri Kau aktor, Aktor tapi bukan gaya warisan Kau bancul takbur semua hati kau mempermainkan Rela kau digelar hina, Sedikit pun tak kau heran Ku hairan, Dalam sakitku masih kau yang ku fikirkan Dzikirkan, Nama mu ku selit dalam sujud dan Impikan kita dua akhir di atas pelaminan Ku alaskan rasa ku pendam tanpa fikir dan Derita ku jadi pentas yang engkau tarikan Masih mampu bertahan lagi, Masih mampu halang kau dari pergi Jujur walau hati tersakiti Anta ta'ni alkathir binnisbatil li Selepas hujan hadir pelangi Andai terjatuh, akuu cuba lagi Kerna masih ku mau kau disisi Telah ku berikan segala Masa yang ku gadai, Dengan mudah engkau siakan Jangan kau ulang, Jangan kau kembali Tak sanggup aku hadapi lagi, Biar saja ku sendiri Telah ku berikan segala Masa yang ku gadai, Dengan mudah engkau siakan Jangan kau ulang, Jangan kau kembali Tak sanggup hadapi lagi, Biar saja aku Sendiri... Sendiri...