Guru gembul tidak membantah,, tp yg dimaksud adalah adalah theologi,, yg hanya bisa dipahami oleh penganutnya, atau subjektif. Anda saja yg menggoreng sesuati yg sudah masak😮

Ternyata definisi ilmiah scr etimologi malah mengacu pada keyakinan. Ya gimana bisa diverifikasi kl sdh menyangkut keyakinan. Angel wes... 😂

"Ilmiah bukan satu2nya cara mencapai kebenaran", ya pernyataan ini juga adalah klaim, tak bisa diverifikasi. Yang paling simple: "Ilmiah" itu artinya bisa diverifikasi, dan artinya sama dengan "scientific". Di luar itu cuma klaim atau kepercayaan atau keyakinan, tidak bisa diverifikasi. Sesuatu yang tidak bisa diverifikasi ya tidak bisa juga didiskusikan... Silakan yang sama2 percaya yang berdiskusi, yang tidak percaya ya tidak akan nyambung.

kalo TUHAN berani di sebut "ILMIAH" siapa yang berani melakukan uji test kepada TUHAN dan siapa yang berani melakukan observasi kepada TUHAN selama pengujian Ilmiah itu😊

Saya lebih condong kepada tuhan memang tidak ilmiah dan scientific.dalam pembahasan ini anda datang dari kesimpulan pertama(percaya adanya tuhan).jika nabi/rosul tidak diutus tuhan apakah akal manusia akan mencapai tuhan?coba anda jabarkan dulu itu.baru menjabarkan apakah tuhan ilmiah ato tidak.

Islam adalah konteks tertinggi dalam mendefinisikan Tuhan

Kalau Tuhan bisa di Ilmiahkan , dan dunia ini ada sekitar 1500 agama maka ada 1500 Tuhan trus bagaimana mengidentifikasi secara ilmiah 1500 Tuhan tsb 😆😂😅

Di RA gurgem berasumsi metode ilmiah tidak bisa digunakan untuk menakar tuhan, kalimatnya "tuhan tidak bisa di ilmiah kan,bukan tuhan tidak ilmiah. Membela satu kubu itu dipersilahkan tapi jangan membelokan perkataan.

Biar ga gagal paham ,penilaian ilmiah itu dari sisi qt manusia bukan manusia yg beragama apa, universal untuk semua agama bs menerima dengan akalnya

Jangan salah pa Guru Gembul, Allah yang Maha Kuasa lebih ilmiah dari apapun harus ingat kita punya akal dan berfikir ilmiah dari mana? Tentu dari Allah yang Maha Kuasa termasuk punya otak contoh sebelumanusia menyatakan bumi bulat Nabi Ayub sudah ribuan th sebelumnya menyatakan bahwa bumi bulat 26:7.

Tolol

Tuhan tidak bisa dilihat, tidak bisa diperdebatkan, kalau diperdebatkan akan menghasilkan debat kusir

Kembali ke masalah utamanya, apakah orangtua itu tuhan? Apakah sejajar manusia dengan tuhan? Wafi mengaburkan masalah utama, manusia bisa dipelajari, dan itu ilmiah, jika tidak tau asal usul, cukup bilang tidak ada catatannya, bukan menyamakan manusia dengan tuhan.

Pembokaran maqam palsu itu sgt ilmiah karena pendirinya sgt berilmu dlm menipu ummat mengatasnamakan agama qaramah dn ATM syafaat Habaaa i b b b ,😂😂😂

Coba metode ilmiah si grmbul digunakn utk mang ilmiah kn ruh/nyawa klo bisa kita akui 😂

Onani😅 gk ada manfaatnya

AL HABIB DOBOL AL GEDABRUSI

Datangkan saja Guru Gembul di Channel ini biar ada argumentasi dua arah secara langsung.

sudah diajarkan oleh agama rukun iman ada 6 ke enamnya tidak ada yang ilmiah, hanya untuk diyakini selain yang 6, bisa diilmiahkan

lah iya mangkanya itu mas tuhan tidak bisa di ilmiahkan, mangkanya kalau urusan kpda tuhan itu iman.

TUHAN ITU JUGA ILMIAH TAPI KARENA OTAK KITA YG TAK MAMPU MENAMPUNG ILMU TUHAN MAKANYA ADA YANG MAMPU DI JELASKAN.. KEBANYAKAN TIDAK BELUM MAMPU DI JELASKAN

Gagal paham dgn statement guru gembul ini org

Dalam Alquran sj Allah memanggilnya Wahai orang2 yg beriman bukan Wahai ilmuwan, knp hrus dpaksakan jd ilmiah

Colab bang sama tuhanmu yang katamu bisa di ilmiahkan itu Jadi penasaran bentuk tuhanmu seperti apa 🤭

Tuhan di Era Saat ini bagi Sebagian Besar Orang adalah : UANG, KEKUASAAN, JABATAN, dsb yg bersifat MATERIAL.

Vibrasi Mas nya berasa.. pakai amalan apa mas?

Itu bener bgd.... Sepakati dulu makna "ilmiah" secara definitif... Baru cakupan wilayahnya.... Besi di panaskan akan memuai bagi ilmuwan bisa di uji dan verifikasi kebenaran itu secara hitung dan ukur berdasar hukum2 yg telah ada. Sedang ilmiah yg berhubungan dengan religius...lebih kepada "entitas" apa yg menetapkan hukum/sifat benda seperti besi itu jika dipanaskan bakal memuai... tentunya semua itu karna ada "Energi" yg memberikan "aksi" tersebut akibat sebuah "reaksi". Yang bisa sejalan adalah...membuktikan wujud "Energi" itu seperti apa... Baik ilmuwan scientific dan ilmuwan religius...sama2 mengatakan "we believe there is an Energi" yg hanya bisa terlihat dari aksi dan reaksinya... hanya saja, mereka yg religius mengatakan itulah "Tuhan"...sedang scientis mengatakan itulah "Energi" atau "Alam/i"....

Ya ga bakalan ilmiah lah,, Ilmunya ngga bakalan pernah nyampe,, makanya cukup di imani saja,,,

sebenernya penjelasan Gus Wafi dan Guru Gembul sejalan... Islam ngajarin manusia tentang caranya mengumpulkan data yang sangat baik, saya setuju dengan penjelasan Gus Wafi dalam metode pengumpulan data, cuma pengolahan datanya mentok.... seharusnya manusia berkembang semakin baik pula pengujian datanya sehingga hasil penelitian itu semakin kuat dan semakin bisa dipertanggungjawabkan... Islam ngasih dasar2nya dan bukan ngeklaim 1 metode yang benar, itu artinya kita dipersilahkan berkreasi sebaik2nya sampai menemukan metode pengujian yang semakin baik... dari pandangan ku soal debat Guru Gembul dan Rabithah Alawiyah kemarin aku melihat pihak RA terlalu salah paham untuk memahami penjelasan Guru Gembul... tujuan Guru Gembul itu bukan ingin menghapus nasab/membuang ilmu nasab tetapi Guru Gembul ingin ilmu nasab berkembang sesuai zaman... kalaupun gabisa percaya dengan hasil penelitian orang lain, saya rasa pihak RA seharusnya punya dana dan sumber daya yang cukup buat bikin lembaga penelitian ilmiah nya sendiri, saya yakin Pihak RA pasti Amanah tidak akan mengeluarkan hasil yang palsu (kan?)... yang aku sedih pihak RA upload video "ilmiah Guru Gembul vs ilmiah Islam" itu kan framing nya ngeri banget kayak dibikin lagi menentang Islam loh, menanam bibit2 kebencian...

Sama saja membingungkan.. Selalu dapat 2 opsi

Penalaran anda lebih hebat dari habib Hanif. 😊

Ilmu tdk bisa menjangkau dzat Allah... Tdk tahu pembandingnya krn karena beda dg mahluknya....

9:53, sayalebih setuju yang kedua, karena kalau yang pertama akan menjadi banyak ke rancuan yang tidak sejalan dengan pengetahuan.. kita harus membuat garis pembatas tentang mana yang subjektif dan mana yang objektif, agar setiap perdebatan ada pada tempatnya masing masing..

Intinya Sains tidak mengakui hal hal yg tidak bisa diobservasi tidak bisa diamati , tapi kalau Nasab atau keturunan manusia sangat bisa diobservasi dengan ilmu DNA secara ilmiah terlepas itu keturan nabi atau keturunan manusia siapapun didunia ini

Narasi tentang kebenaran dapat dipahami melalui perbedaan mendasar antara "kebenaran subjektif" dan "kebenaran objektif". Kebenaran subjektif adalah pengalaman atau persepsi individu yang tidak bisa diverifikasi oleh orang lain, karena terkait dengan perasaan atau interpretasi pribadi. Sementara itu, kebenaran objektif bisa dibuktikan melalui fakta yang dapat diuji dan diterima oleh siapa saja, sehingga lebih universal dan ilmiah. "Sains" adalah metode yang dirancang untuk mengeksplorasi kebenaran objektif. Dengan bukti empiris dan verifikasi yang dapat diuji oleh semua orang, sains menjaga objektivitas yang memungkinkan temuan-temuan dapat diterima secara global. Namun, jika kita menganggap pengalaman pribadi atau spiritual sebagai kebenaran ilmiah, ini berpotensi mengaburkan perbedaan tersebut. Sebagai contoh, "pengalaman pridi". Misalnya, seseorang mungkin merasa bahwa "kopi adalah minuman terenak di dunia." Ini adalah bentuk kebenaran subjektif, karena perasaan ini hanya berlaku bagi orang yang mengalaminya. Orang lain mungkin memiliki pendapat yang berbeda tentang rasa kopi, dan tidak ada cara ilmiah untuk menyatakan siapa yang benar. Jika perasaan subjektif ini dijadikan dasar ilmiah, maka kebenaran ilmiah menjadi tidak stabil, karena setiap orang bisa mengklaim kebenaran mereka sendiri berdasarkan pengalaman pribadi. Dalam video yang dibahas pada menit 09:19, narator tampaknya memperluas makna "ilmiah" dengan menggabungkan "kebenaran spiritual" dalam ranah ilmu pengetahuan. Padahal, kebenaran spiritual lebih sesuai sebagai kebenaran subjektif, yang tidak bisa diterima secara universal sebagai kebenaran ilmiah. Selain itu, narator juga menyebutkan "mukjizat" yang tidak dapat dijelaskan oleh sains modern, seperti tongkat Nabi Musa yang membelah lautan. Dalam hal ini, yang perlu dipahami adalah bahwa mukjizat tersebut bukanlah hasil dari kekuatan benda (tongkat), tetapi atas kehendak Allah. Dalam hukum sebab-akibat yang ditetapkan Allah (sunatullah), mungkin ada aspek yang belum terjelaskan oleh sains saat ini. Ilmu pengetahuan bersifat berkembang, sehingga apa yang belum dapat dijelaskan oleh sains saat ini mungkin akan ditemukan di masa depan. Sebagai contoh lain, Al-Qur'an menjelaskan tentang "dua laut yang tidak menyatu", yang disebut dalam Surat Al-Furqan ayat 53. Ini merupakan fenomena alam yang diakui oleh sains modern, yaitu adanya lapisan halocline yang membedakan air tawar dari air asin berdasarkan kerapatan dan salinitas yang berbeda. Pada masa lalu, mungkin ini sulit diterima oleh ilmu pengetahuan, tetapi sekarang sudah dapat dijelaskan secara ilmiah. Contoh lain dari mukjizat Nabi Ibrahim, yang saat dilemparkan ke dalam api, api tersebut menjadi dingin atas kehendak Allah. Saat ini, sains belum mampu menjelaskan fenomena api yang dingin, tetapi bukan berarti di masa depan tidak akan ada penjelasannya, mengingat sains terus berkembang. Narator juga menyinggung tentang "kecepatan cahaya", yang dalam sains modern dianggap sebagai batas kecepatan tertinggi di alam semesta. Meski demikian, sains yang berkembang tidak menutup kemungkinan bahwa di masa depan, manusia akan menemukan sesuatu yang lebih cepat dari cahaya. Dalam Islam, cahaya dihubungkan dengan salah satu Asma Allah, yaitu "An-Nur" (Yang Maha Cahaya). Dengan demikian, jika kita memahami bahwa tidak ada yang bisa melampaui cahaya dalam konteks ilmiah saat ini, hal tersebut dapat selaras dengan keyakinan bahwa cahaya sebagai salah satu manifestasi dari Asma-Nya memang tidak bisa dilampaui. Kesimpulannya, penting untuk menjaga "batasan antara kebenaran subjektif dan objektif". Jika kebenaran subjektif dianggap ilmiah, maka kekacauan akan terjadi, seperti dalam contoh rasa kopi yang enak atau tidak enak. Oleh karena itu, pengertian ilmiah tidak boleh dilonggarkan, agar tidak terjadi kebingungan dalam penentuan kebenaran di kehidupan sehari-hari.

Beda pandangan dunia. Mau barat mau islam, sama-sama apriori. Tinggal pilih mau dikonstruk siapa. Abis pilih kebenaran versi mana, praktekin di dunia nyata. Kenyataannya yg barat ada yg jadi penjajah, yg islam ada yg beragama dgn cara halu dibohongi khurafat tukang agama. Bisa juga sebaliknya, jadi banyak manfaat ke banyak orang.

Tuhan, malaikat setan dll itu adalah hal yg Ghaib, ya udah pasti ga bisa dibuktikan secara ilmiah...

ketika logika sudah mentok dan tidak ada methodologi ilmu untuk meng ilmiahkan sesuatu maka ckup yakini/percaya saja,itulah keimanan segala sesuatu mungkin biss di ilmiahkan tapi menyangkut hal gaib itu sudah bukan ranah nya manusia untuk mrlakukan prmbuktian karna tidak ada yg mampu untuk itu

ilmiah itu bebas nilai maszeh.... gada itu ilmiah untuk mencari kebenaran...kalo ditemukan hal baru yang lebih "benar" secara ilmiah, ya yang lama ditinggalkan...ilmiah itu hasil observasi, terukur secara sistematis dan objektif. gada definisi lain selain itu... definisi ilmiah dari pengalaman spiritual itu gak ada. atau definisi ilmiah yang pertama itu justru mengarah ke pseudo. sampean niatnya menengahi, tapi jadi aneh dan terlalu memaksakan

Mungkin yang selamat dari kebakaran itu adalah kebetulan/mukjizat dan yang terbakar itu adalah sientific karna probabilitas nya lebih tinggi,jadi mukjizat itu kebetulan berarti kurang lebih seperti itu aku nangkepnya Guru gembul kan pernah bilang kalo puncak di atas ilmu pengetahuan itu adalah tuhan

Ilmiah harus ada data objek atau sumber data yg nyata dilihat semua org sbg bahan penelitian. Tujuan ilmiah utk mambantu manusia cari solusi konkret dlm kehidupan. Kl hal gaib seperti Tuhan itu ranah keyakinan, itu bukan ilmiah, bukan objek penelitian. Kl alquran, hadis, para rasul dan nasab itu bs jd objek penelitian. Belum bs membuktikan Tuhan secara nyata dilihat akibat keterbatasan ilmu manusia. Maka org2 yahudi yg sesat itu sgt materialistik dimana segala sesuatu harus nyata bs dilihat dan dirasakan lagsug oleh indera, maka muncul hukum trinitas utk pengaruhi manusia bahwa Tuhan, roh menyatu dlm tubuh manusia. Tebak sendiri apa akibatnya. Guru gembul mencoba utk tarik nasab masuk dlm objek penelitian menjadi ilmiah, bukan gunakan cara keyakinan thdp Tuhan. Umat muslim yakin thdp adanya Tuhan berasal dr para rasul dan kitabnya secara nyata dari suatu proses ilmiah. Kl tidak ilmiah pasti tak percaya adanya Tuhan, bukan bentuk objek fisik Tuhan secara utuh. Iptek itu tidak konstant tp berkembag,, begitu jg cara proses ilmiah dinamis. Soal nasab bs diuji dg kemajuan teknologi, jaman dulu blm ada tes dna. Kl sekrang org nolak tes dna bs jd ketakutan terhadap keterbukaan dan menolak ilmu pengetahuan seperti org2 gereja jaman dulu menolak ilmu pengetahuan sehingga mereka bunuh para ilmuan tak sepaham dg gereja.

Kayak pancasila dengan alqur'an, banyak yang ga setuju dengan panca sila ,alasannya ciptaan manusia, padahal pancasila ringkasan alqur'an. Yang konflik biasanya ga tau Al qur'an dan ga tau panca sila juga, maklumlah namanya juga ga tau.

Untuk melihat Allah pake metode apa ?.

Kalau TIDAK TAHU, ya gausah berasumsi ADA, tidak tahu ya tidak tahu aja. ADA ya ada saja, TIDAK ADA ya TIDAK ADA saja. Kalau kita TIDAK TAHU bahwa Tuhan itu ADA ataupun TIDAK, ya itu TIDAK TAHU. Kalau ada yang bilang ADA ataupun TIDAK ADA, ya itu hanyalah ASUMSI yang biasa disebut dg bahasa SUCI nya IMAN. Silahkan saja berimajinasi, berasumsi ataupun beriman, kalau nyaman bagi kalian, tetapi itu tetaplah IMAJINASI berbasis ASUMSI, bukan realita.

Kesimpulan saya tuhan itu tidak ilmiah, tapi bukan berarti tuhan tidak ada atau tidak bisa di buktikan Tuhan tidak bisa di jangkau dengan metode ilmiah tetapi mungkin bisa di buktikan dengan metode lain Dalam hal ini keduanya berkata benar tinggal kita saja harus bijak dalam menyikapi nya

Ilmiah menurut barat ( gembul) Dan Ilmiah menurut Islam Memang beda

Admin yg terhormad,Istigparrrrr,,jangan kau hubungkan Alloh SWT dengan ilmumu yg sangat sedikit itu

TUHAN ITU TIDAK BISA DI ILMIAHKAN TPI DI PERCAYA KARENA RANAH IMAN

Menurut saya kenapa tuhan tidak ilmiah karna itu adalah ranah kepercayaan, kepercayaan adalah sesuatu yang kita tidak tahu, bagaimana kita bisa ilmiahkan sesuatu yang kita tidak tahu?