Surya Nugraha (2110087) Bagaimanakah manajemen peserta didik yang harus dilakukan oleh seorang guru agar pendidikan karakter dapat terwujud dengan sebaik baiknya?
Halo Siti Puspa, terimakasih atas pertanyannyaa ... Ada 2 pendekatan yang dapat dilakukan dalam manajemen peserta didik yaitu pendekatan kuantitatif (the quantitative approach) dan pendekatan kualitatif (the qualitative approach)
Halo fahira, terimakasih atas pertanyannya ... Sependek pengetahuan saya dan menurut jurnal yang saya baca, Kasus anak Putus sekolah berkaitan atau tidaknya dengan manajemen peserta didik itu sesuai dengan penyebabnya. Mungkin bisa berkaitan dengan Lingkungan sekolahnya, Lingkungan masyarakat, Pendapatan Orang tua dan lain-lain. Jika penyebabnya adalah lingkungan sekolah yang membuat siswa kurang nyaman atau terganggu bisa termasuk ke manajemen peserta didik, karena dalam hal ini ada proses bagaimana guru "mengelola" siswanya agar bagaimana mereka berperilaku kepada teman temannya
Lulu Fitriani (2108536) Tadi sempat ditayangkan dan dibahas mengenai langkah langkah manajemen peserta didik. Disebutkan bahwa diantaranya adalah masa orientasi atau masa pengenalan lingkungan sekolah. Nah yang ingin saya tanyakan berkaitan dengan masa orientasi siswa, kita semua tahu yaa bahwasanya di Indonesia itu masa orientasi itu identik dengan perpeloncoan. Nah yang ingin saya tanyakan kenapa sih di Indonesia tidak pernah selesai gitu masalah perpeloncoan. Walaupun akhir akhir ini muncul beberapa peraturan yang melarang tindakan perpeloncoan di dunia pendidikan. Namun tetap saja ada beberapa oknum yang masih melakukan tindakan tersebut. Nah kenapa sih bisa seperti itu dan sebenarnya siapa yang bertanggung jawab atas permasalahan tersebut? Terimakasih
Siti Puspa Sari (2106837) Izin menanggapi, betul sekali sekarang ini sudah ada peraturan yang dimana tindakan perpeloncoan pada masa orientasi itu di larang. Namun kita juga harus melihat terlebih dahulu apakah tindakan tersebut termasuk kedalam perpeloncoan atau tidak. Biasanya pada masa orientasi itu adanya tatib atau mou yang dimana terdapat beberapa sanksi untuk suatu tindakan yang si langgar. Contohnya melanggar suatu hal diberikan sanksi push up nah ini bisa dikatakan perpeloncoan jika memang tidak logis bahkan tidak sesuai dan berlebihan, namun tidak termasuk perpeloncoan jika memang hanya sewajarnya dan sesuai tatib atau mou yang telah di sepakati oleh para siswa orientasi. Dan pada orientasi ini sekarang identik dengan pengkaderan yang dimana dilakukan untuk mengkader atau membingkai mereka untuk menjadi manusia yang lebih baik lagi. Lalu kenapa perpeloncoan masih ada? Itu bisa jadi yang mengkadernya kurang pelatihan ataupun pengetahuan mengenai hal pengkaderan yang baik. Nah untuk kedepannya seharusnya bisa dilakukan pelatihan yang memang dalam pemilihan panitia ini harus di lihat dalam berbagai aspek karena dialah yang nantinya akan mengkader dan membimbing para siswa dalam masa orientasi Terimakasih
Halo Lulu, terimakasih atas pertanyaannya ... Benar memang masih ada beberapa kasus perpeloncoan dalam dunia pendidikan, terlebih lagi di masa orientasi banyak kakak tingkat yang seperti ingin balas dendam kepada adik tingkatnya. Namun kita harus melihat lebih luas lagi, bahwa banyak sekolah yang tidak ada unsur perpeloncoan dalam pendidikan maupun saat orientasi. Kalaupun ada masalah perpeloncoan, tentu yang harus bertanggung jawab adalah pribadinya sendiri, karena menurut saya kita harus mengajarkan tanggung jawab kepada siswa kita
