Kebenaran pada akhirnya akan menemukan jalannya. Temukan kebenaran dan kebenaran itu akan memerdekaanmu. Smg Tuhan menunjukan jalan yang benar dan lurus kpd umat Islam utk menyadarkan bahwa apa yg selama ini sdh mereka yakini ternyata banyak yg keliru.
Beruntunglah orang2 yang ambil tahu atau sentiasa mencari tahu (upgraded) tentang hal2 yang menjadi pegangannya. Selamat daripada dijual oleh pedagang2 agama. Terima kasih Prof MUN'IM SIRRY
Sanksinya bisa mati langsung ke Firdaus yang telah di sediakan oleh Yesus Kristus . Sebab orang yang di selamatkan dari Neraka adalah orang-orang yang bertakwa, dan pada kitab Injil ada petunjuk, cahaya dan pengajaran untuk orang-orang yang bertakwa. Itu sebabnya mereka yang menjadi pengikut Injil, mereka bisa memperoleh Keselamatan dan mati masuk Firdaus, asalkan mereka mengikuti ajaran Yesus yang di sampaikan oleh para rasul Kristus. Jadi Kata alquran lho.... kalau mau Selamat dari Neraka harus menjadi orang -orang yang bertakwa (Maryam 19 ayat 72). Alquran juga menuliskan pada Injil ada petunjuk, cahaya dan pengajaran untuk orang-orang yang bertakwa. Jadi mau menjadi orang-orang yang bertakwa, maka jadilah pengikut Injil, belajarlah menjadi orang-orang bertakwa dari Injil. Dan pengikut Injil yang tidak mengikuti apa yang di wahyukan pada Injil , mereka itu adalah orang-orang Fasik. Qs Almaidah 5 ayat 46, dan Kami Terus kan jejak mereka dengan mengutus Isa putera Maryam, membenarkan kitab yang sebelumnya, yaitu Taurat. Dan Kami menurunkan INJIL kepadanya, DI DALAMNYA TERDAPAT PETUNJUK DAN CAHAYA, dan membenarkan kitab yang sebelumnya, yaitu Taurat, DAN SEBAGAI PETUNJUK SERTA PENGAJARAN UNTUK ORANG-ORANG YANG BERTAKWA .q Qs Almaidah 5 ayat 47. Dan HENDAKLAH PENGIKUT INJIL MEMUTUSKAN PERKARA MENURUT APA YANG DI TURUNKAN ALLAH DI DALAMNYA. BARANG SIAPA TIDAK MEMUTUSKAN PERKARA MENURUT APA YANG DI TURUNKAN ALLAH MAKA ITULAH ORANG-ORANG FASIK..
Dalam al qur'an malaikat pencabut nyawa dinamakan Malakul maut, atau malaikat maut. Adapun nama Izrail diambil dari istilah israiliat. Jadi bagi muslim menyebut malailat pencabut nyawa lebih afdhal dgn nama Malaikat maut...
Satu hal yang ingin saya sampaikan.. Berhati hatilah dan berusahalah jangan melakukan kesalahan dalam menyampaikan kajian Agama. Jauhkan diri dari perdebatan yang didorong oleh kebiasaan hawa nafsu. "Hati /qolbu" Adalah sumber kesucian dan kebenaran.
Allah SWT mengajarkan kepada manusia tentang apa saja yang tidak diketahuinya.. !! Rasulullah menyampaikan dan menjelaskan pemahamannya..!! Itu sebab Al Qur'an dan Hadis menjadi pedoman (sumber) hukum dan aturan aturan yang berlaku untuk kehidupan hingga akhir zaman (kiamat).
AWAS INI MISIONARIS YG PURA2 JADI ULAMA....NGIBUL....tujuannya akan membengjokkan ajaran Islam secara halus...tp mungkin semua orang Islam sdh mengerti ......
Kristen itu lahir di Yerusalem. Coba pikir. Bagaimana kok sekarang pusatnya di Eropa. Imam utamanya orang Eropa. Ilmu-ilmu juga bersumber dari Eropa. Mun'im Sirri berusaha seperti ini. Membaratkan Islam. Bukan lagi berkiblat pada Mekah Madinah. Kalau orang Islam manut ya Al Qur'an akan berisi pikiran barat dan Islam berkiblat ke Eropa. Akan muncul "wali-wali Allah" model Eropa. Islam akan bernasib seperti Kristen sekarang ini. Islam sudah sempurna. Apakah Mun'im Sirri lebih pinter dari Gusti Allah. Apakah Mun'im siiri lebih pinter dari kanjeng Nabi Muhammad Saw? Apakah lebih pinter dari para sahabat. Apakah lebih pinter.dari para ulama terdahulu?. Mengingkari penyesatan adalah wajib Keliru memahami pemikir dan pembaru Islam tidak berdosa. Mengamalkan ajaran pembaruan yang menyalahi Al Qur'an dan Al Hadis adalah kemunafikan. Islam tidak butuh pembaruan. Islam tidak butuh inovasi. Islam butuh pengamalan yang presis dengan ajaran semula. Nabi Muhammad Saw wanti-wanti agar kita waspada pada munafik yang pinter ngomong. Perkembangan dunia yang.harus berdasar pada ajaran Islam. Kalau terbalik kita akan.jungkir balik nunggit-nunggit di neraka. Walau di dunia kita dikagumi dan melimpah duit. "Dan ingatlah siksa Allah itu amat pedih". Amalan yang diterima Allah adalah seperti yang dicontohkan nabi Muhammad Saw.
[Part 1] Saya khuatir keperluan kepada kelulusan dan anugerah sarjana Ph.Dnya memaksa ia tunduk kepada Profesor pembimbing dan Profesor penilai akademiknya. Keperluan/kebutuhan akademik boleh/bisa sedikit sebanyak mempengaruhi nilai dan pemikiran seorang ‘bakal’ sarjana. Kalau tidak, manalah boleh seseorang bakal sarjana - merangkul gelar “Ph.D.”[!]. Sama ada kajian Al-Hadith mahupun Al-Qur'an, kesimpulan bagi jawapan kepada pandangan dan dapatan Prof. Dr Mun'im Sirry ini adalah satu bukti yang nyata! Malahan bukanlah sesuatu yang baharu [dan ia diakui sendiri oleh beliau - Prof Dr. Mun'im Sirry]kerana telahpun dibicarakan beratus-ratus tahun dahulu oleh [sama ada] dalam kalangan para Orientalis dan juga para ilmuwan Islam yang tersohor. Saringan terhadap pemahamannya[dapatan Prof. Dr Mun’im Sirry] dapat dipermudahkan dalam dua kategori logik seperti berikut :- [1] "Logik Tuhan" dan [2] "Logik Syaitan." Logik Tuhan: mestilah berdasarkan kepada ajaran-ajaran di dalam Al-Qur'an dan Al-Hadith. Ini sangat bersesuaian dengan pesan Nabi Muhammad SAW bahawa tidak akan sesat umat Baginda Nabi SAW sepanjang umatnya masih mengikuti ajaran Al-Qur'an dan sunnahnya[iaitu, Al-Hadith]. Logik Syaitan: Berdasarkan bisikan-bisikan syaitan! Walaupun pendapat orang itu kelihatan dan kedengaran seperti benar dan logik, tetapi berlawanan dengan Al-Qur'an dan Al-Hadith, di dalam Islam tidak sama sekali boleh diterimapakai. Justeru, berdasarkan Hadis Nabi SAW untuk umatnya berpegang kepada Al-Qur'an dan Al-Hadith, sebarang dapatan [sama ada]oleh Profesor Dr Mun'im Sirry [atau] dapatan orang-orang pengkaji dalam kalangan orang-orang kafir[non-Muslim]mahupun oleh ilmuwan Islam sendiri, akan TIDAK SAMA SEKALI BOLEH TERPAKAI, MALAHAN TERBATAL, sekiranya ia ternyata BERTENTANGAN dengan Al-Qur'an dan Al-Hadith. Titik. Oleh hal yang demikian, selagi Prof. Dr Mun'im Sirry menggunakan atau menerimapakai dapatan-dapatan empirikal para Orientalis/Revisionis mahupun oleh kalangan ilmuwan Islam YANG TERNYATA BERTENTANGAN DEGAN AL-QUR'AN DAN AL-HADITH, sama sekali boleh ditolak dan JANGAN DITERIMAPAKAI. Malahan, Imam Syafie sendiri telah berwasiat [KALAU SAYA TIDAK SILAP - DALAM KITAB AL-UMM]bahawa segala dapatan atau pandangannya yang "lari" menyeleweng atau menyimpang daripada Al-Qur'an dan Al-Hadith adalah wajib diketepikan! Kenapa begitu beria-ia sekali Imam Syafie? Sebab, dia takut "Logik Syaitan" [bisikan-bisikan syaitan!]akan menjebaknya sehingga kelak akan masuk ke dalam neraka jahannam! Golongan Orientalis berdasarkan logik [kajian empirikal semata-mata], tetapi mereka juga berpendapat, "Logic, while a useful thinking tool, is only a tiny part of thinking,"[Prof Emeritus Dr Micheal Hewitt-Gleeson]. Ternyata para Orientalis faham bahawa tidak boleh hanya bergantung kepada logik semata-mata. Oleh itu, saya berpesan dengan semangat yang jujur dan ikhlas hati kepada orang-orang ilmuwan seperti Prof Dr. Mun'im Sirry agar lebih berhati-hati kerana setiap sesuatu itu[kecuali Allah SWT]pasti ada "paradigma"nya. [Bersambung di Part 2]
[Part 2] Justeru, jangan bersikap "keterlaluan kritis" [maknanya melebihi Al-Qur'an dan Al-Hadith]kerana takut nanti ilmunya bertitisan "menitis." Susah itu Pak Profesor. Sesuatu yang logik sahaja tidak semestinya benar jika sekiranya dibandingbeza dengan ajaran-ajaran Al-Qur'an dan juga Al-Hadith. Ingat "logik Tuhan" itu sama sekali mengatasi "Logik Manusia" apatah lagi kalau memang jelas - "Logik Syaitan" [maknanya yang bertentangan dengan Al-Qur'an dan Al-Hadith]. Sebenarnya, sekiranya diperhalusi, ilmu logik itu adalah juga suatu "Intelligence Trap" atau perangkap kepintaran[sesetengah orang menyebutnya sebagai - perangkap kecerdasan]. Misalnya, apabila berdebat dan berasa diri mulai kehilangan arah, maka bersegeralah dia akan menggunakan alasan bahawa pihak lawannya itu sedang atau telah kononnya menggunakan "Logic Fallacy" hanya semata-mata kerana melemahkan atau "down-play" fakta-fakta pihak lawan tertentu itu. Jadi, bagaimana mungkin seorang ilmuwan sebesar nama Prof Dr Mun'im Sirry boleh "termakan" [dengan] "pujukan-pujukan logik" daripada pihak para Ilmuwan Kristian yang memang kebanyakan mereka adalah golongan "Revisionist-Zionist"[?]. Sedangkan maksud nama "Sirry" pada nama Prof. Dr Mun'im Sirry itu sangat besar maknanya sekiranya dihubungkan dengan dalil, "Al-isaanu sirri wal-zhaahiru wal-baathinu abdi." Come on Prof !!! Saya fikir kalau ada sedikitpun di dalam hati anda berasa syak wasangka terhadap Al-Qur'an mahupun Al-Hadith, itu bermakna "Logik Syaitan" telahpun merasuki dan meresapi diri dan jiwa anda. Siapa yang lebih benar Allah SWT kah atau ilmuan Orientalis itu? Yakinilah bahawa terlalu ramai para Orientalis yang membenarkan Islam, tetapi dengan sengaja memesongkan fikiran dan persepsi umat Muslim dengan logik akal mereka kerana rasa kedengkian dan kebencian mereka yang begitu menebal terhadap Islam. Kedengkian dan kebencian ini sudah diindoktrinasikan sejak zaman berzaman dan diakui sendiri oleh mantan Orientalis setelah mereka memeluk Islam. Sebagai misalnya, pihak penjajah, sebelum mereka memerdekakan tanah jajahan dan tanah jarahan mereka, terlebih dahulu mereka tinggalkan agama Kristian mereka kepada para penduduk pribumi. Kenapa terjadi demikian? Sebab, mereka tahu agama Islam dan norma-norma masyarakat pribumi akan tetap berlawanan dengan ajaran agama Kristian. Justeru, lompang kebencian pasti akan muncul. Kebencian menghasilkan perpecahan. Jika sekiranya perpecahan bakal terjadi, maka disitulah pula peluang mereka untuk campur tangan dan akan menjajah dan menjarah semula bekas atau mantan tanah jajahan mereka. Itulah yang dinamakan sebagai ciri-ciri pasca-kolonialisme. Malahan sudah jelas terbukti orang seperti Profesor Dr Mun'im Sirry, walaupun beragama Islam dan berpendidikan tinggi sebagai Sarjana Teologi[?]sedikit sebanyak telahpun "dipengaruhi" pemikirannya oleh para ilmuwan "revisionist" yang mana rata-ratanya adalah golongan Orientalis mahupun golongan Zionis. Kalaulah sebaliknya, tidak apa, tetapi, dengan percaya dan yakinnya Prof. Dr Mun'im Sirry terhadap dapatan-dapatan para "revisionis/orientalis" dari Barat ini khususnya mengenai periwayatan Al-Hadith mahupun persejarahan Al-Qur'an, dalam apa jua aspek sekalipun, [dan walaupun syurga dan nerakanya seseorang itu hanya Allah SWT sahajalah yang boleh menentukannya], namun, keIslaman atau keimanan beliau boleh dipertikaikan[?]. Saya fikir sebelum terlambat, dan sebagai ilmuwan terulung yang sudah pasti terbuka pemikirannya, adalah lebih baik Prof. Dr Mun'im bertukar-tukar dapatan, pemikiran, dan pandangan dengan Prof. Dr Ali Ataei kerana Dr. Ali Ataei ini juga mendasari kajiannya di dalam bidang "Sejarah Pemeliharaan" Al-Qur'an dan [mungkin saja] berkaitan Al-Hadith. Terdapat hasilan Prof. Dr Ali Ataei di RU-vid ini. [Bersambung di Part 3]
[Part 3] Berbalik kepada isu mantan Orientalis yang memeluk Islam itu, kerana memang bukan sedikit para Orientalis yang bersikap jujur dan terbuka dengan kajian empirikal mereka yang membenarkan Islam, sebagai ilmuwan sudah pasti Prof. Dr Mun'im Sirry sangat maklum tentangnya. Apatah lagi ilmuwan ulung seperti Dr. Zakir Naik pernah menyatakan bahawa Al-Qur’an adalah satu-satunya kitab agama yang telah melepasi ujian kepalsuan atau “Falsification Test” dan data-data dalam Al-Qur’an ternyata saintifik khususnya berkaitan ilmu embriologi, kosmologi, oceanologi, dan banyak lagi. Sehingga tidak boleh tidak, mahu atau tidak mahu, sama ada rela mahupun terpaksa, mereka memeluk Islam juga. Kalau tidak, tidakkanlah ada dalil[?] yang menyatakan, "Sesungguhnya mulut mereka mengatakan tidak, tetapi hati mereka mengatakan ya." Jadi, JANGAN TAKUT KEPADA "GERTAKAN LOGIK" MEREKA atau dapatan empirikal mereka yang tidak menyebelahi Islam. Kerana itu cuma suatu "Intelligence Trap" semata-mata. Anggaplah ia sebagai "cubaan" sehingga kita sebagai umat Islam lebih berupaya memperdalamkan ilmu pengetahuan kita. Walaupun Prof. Dr Mun’im Sirry hanya memperkatakan cuma Al-Hadith sahaja, saya fikir, dengan hanya bergantung kepada "Logik"[dapatan-dapatan empirikal]semata-mata tidak akan berupaya menembusi rahsia-rahsia Allah SWT. Dalam Al-Qur'an[?]ada dalil yang menjelaskan, "Wahai manusia, tembusilah kamu penjuru langit dan bumi, kamu tidak akan dapat menembusinya melainkan dengan ilmu pengetahuan." Lihat itu, sila perhatikan frasa "Melainkan dengan ilmu pengetahuan." Hanya ilmu tasawuf dan ilmu ma'rifatullah sahajalah yang berupaya mendekati ilmu keTuhanan yang sesak, sarat, dan padat dengan rahsia-rahsia Allah SWT. Saya sangat khuatir terhadap dapatan dan pandangan oleh orang-orang seperti Prof. Dr Mun’im Sirry ini apabila dapatan empirikalnya bergantung sepenuhnya kepada apa yang dapat dilihat dan diukur. Di sebaliknya pula apa yang dikaji adalah rahsia-rahsia "Zat Yang Maha Ghaib" yang tidak dapat dilihat[walaupun hanya bersangkutan]dengan kajian Al-Hadith. Bukankah Al-Hadith itu adalah hasil daripada rempah-ratus kehidupan Nabi Muhammad SAW selama 23 tahun di Makkah dan Madinah? Bukankah Al-Qur’an diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW sepanjang Baginda SAW hidup di Makkah dan di Madinah dan BUKAN di tempat yang selainnya. Bagaimana mungkin memperolehi satu konsensus untuk mendapatkan titik pertemuannya. Selepas itu para Revisionis/Orientalis yang sudah pasti terdiri daripada golongan Zionis menjentik sistem kepercayaan orang Islam seperti [Prof. Dr Mun’im Sirry] ini untuk mempercayainya yang mungkin saja boleh/bisa mengeluarkan seseorang Muslim daripada yakin dan percaya kepada Allah SWT atau lebih jelas lagi “murtad”[?]. Sesungguhnya Islam di Indonesia sangat membimbangkan kerana [walaupun]agama Islamnya dikatakan memang terlalu kuat, tetapi tarikan kepada faham “liberalisme” dan “revisionisme” juga sangat merisaukan sehingga dikatakan terlalu ramai orang Muslim yang murtad! Betulkah? Islam ini sebenarnya sangat mudah. Kayu ukurnya cuma ikut ajaran Al-Qur’an dan Al-Hadis. Kalau memang jelas bercanggah dengan kedua-duanya, maka tolaklah ia ke tepi walaupun dapatan itu datang daripada perahan otak seorang “World-class Professor” [ataupun]orang yang paling anda sayangi dan sangat hormati. Pertanyaan saya: apakah sukar bagi Prof. Dr Mun’im Sirry menyemak semula pemikiran revisionisnya sama ada terkeluar ke tidak daripada garis lurus ajaran agama Islam [kerana tidak mungkin seseorang Muslim itu terkeluar daripada Islam!] sekiranya masih mengikuti ajaran Al-Qur’an dan Al-Hadis [kerana itu] memang ajaran, seruan dan “jaminan” daripada Nabi Muhammad SAW. WaAllahu Alam Bissawab. May 27th, 2024; 09:03 p.m.
