Makhlum ini dipasang tahun 2018 (masa dimana Fujitec masih sering pakai chime buatan sendiri). Kemungkinan ini salah satu instalasi Fujitec terakhir yg pakai chime sendiri (secara kalau aku perhatikan instalasi setelah 2018 pada pake chime ala generic semua).
Baru tahu akhirnya hotel ini dipasang lift juga. Dan sebenarnya hotel ini adalah aset Central Cipta Murdaya, yang juga merupakan induk dari Berca Schindler Lifts.
Gedungnya beres di 2019 kalau menurut Google Street View, jadi seharusnya lift ini telah dipasang sebelum 2019. Lagipula desain capacity badge-nya masih pakai model peninggalan FIGL. Kalau liftnya dipasang 2022 udah pasti pakai model "stiker" ala 5500, atau model liftnya seharusnya jadi 3000.
@@massenkuljetukset Mungkin? Tapi jujur aku belum bisa bilang MPVF sebagai model resmi karena kurangnya sumber-sumber (baik daring maupun offline) yang reliable dan resmi, jadi untuk sementara aku anggap MPVF sebagai "unverified".
Memang Orona 3G ini, satu-satunya lineup model MR/MRL/hydraulic yang pernah diproduksi Orona sebelum digantikan oleh Orona Next sejak 2022 lalu. Btw, mungkin aja nama distributor/pemasangnya ada di dalam kabinet kontrol.
Makin berkurang populasi Mitsubishi high speed macam ITC Mangga Dua di Indonesia. Sekarang yang tersisa cuma di Wisma Korindo dan Plaza Mega; itupun satu sudah dimod ke generic merek nggak jelas.
Entahlah... Lucunya Plaza Surabaya yang punya lift kapsul yang viewnya bener2 diblok malah gak menerapkan ini (mana bodi luar kabinnya dikasih lampu-lampu LED sisan)
Hmm... bisa jadi sih. Cm menurutku bbrp peninggalan lama masih ada (contoh : daun pintu luar yg masih ada stiker nomor lantai, dinding yg belum ada handrail dan desain lantai).
@@namhyeongkim_cos kalau dilihat dari desain ceiling lampu di atas itu udah jelas kalau cabnya sudah diganti. Bagian atas pintu juga lebih pendek dari lift jadulnya (yang bisa memuat indikator)
@@NP1C owh. Berarti same case dengan TP3 dong (yg NEXIEZnya pake lantai yg sama persis seperti BAXCO sebelumnya)? Cm butuh cross check lebih dalam sih (mengingat desain lantainya jg masih original)
Di FKGUI (yang sekarang jadi Delta Lift) kan juga ada. Well tapi memang sih entah kenapa disini malah well maintained, sampai panahnya (yang di indikator dalam) masih nyala semua (klo di instalasi lain yang masih tersisa rata2 fitur tsb sdh mati/burn out). Oh ya sebenarnya seingat saya dulu ini chimenya 2-stage cm mengingat ini chime mekanik jd slh 1 nada nggak berbunyi karena adanya part mesin chime yang peot (klo g slh di videonya orang sempat kerekam chimenya, yang strangely sekarang dipakai di OTISnya Balai Budaya pasca mod Siglen)
Well sepertinya KONE terbaru rata-rata pakai konfigurasi chime seperti ini, terutama (mungkin) yang Mini/Mono DX Class jadi selalu bunyi kalau ada yang nekan tombol atau setiap nyampe.
Benarnya Sukuba Indo Jaya itu hanya ada di Bali, which is menurutku (mungkin) semacam "anak perusahaannya" Indoraya Nusantara Djaya sebagai distributornya LINES di Bali, tapi entah kenapa sekarang mereka malah sering masang merek Siglen sama FUJI Fe ketimbang LINES. Sayangnya distributornya Orona di Indonesia masih tanda tanya, tapi sementara ini dugaan kita adalah Indoraya Nusantara Djaya selaku pemegang merek LINES, mengingat Orona yang di Bandara Ngurah Rai Bali dipasang dengan merek LINES. Semoga instalasi Orona baru di Indonesia makin banyak lagi.
Menurutku juga demikian. Tapi somehow konfigurasi ini juga menurutku gak kalah bagus, dimana panah ikonik KONE yg berbentuk diamond itu tetap nyempil meski fixturesnya didominasi KDS330 yg notabene panah diamond ikoniknya KONE tidak dipakai lagi
Ntah kenapa voice Hyundai WB ini tidak bisa membaca angka 3 dengan baik dan benar, sehingga yang seharusnya "Third floor" dibaca dengan "serd floor", tidak seperti voice Roxy yang bisa membaca angka 3 dengan benar (seperti yang ada di SMS 1 - pasca mod). Tetapi letak pembicaraan voice-nya agak delay ketimbang Hyundai WB biasa (biasanya sebelum pintu terbuka sudah berbicara, tetapi yang ini baru berbicara setelah pintu terbuka).
Entah kenapa aku jadi kepikir kalau misal lift AEON Mall Sentul City pakai voiceover bahasa Indonesia (mengingat dua AEON pertama liftnya menggunakan voiceovers).
Itu aslinya grill buat suara lonceng (ya meski mekanik tapi disini juga dikasih grill biar suaranya keras, agak mirip dengan grill speaker di hall lantern Thyssen di Delta Plaza)
Iya benar tertinggi di Surabaya karena sampai sekarang sepertinya belum ada lift kapsul lain yang lebih tinggi dari ini. Benernya pas sy rekam ini, sy sempat ingin tetap di lift bbrp saat sampai ada yang manggil liftnya dari lantai atas tapi karena alasan keamanan akhirnya urung.
Sayang audio harus ditukar dengan musik, sehingga saya tidak bisa mendengar voice liftnya. Paling bakal mirip di Decathlon Alam Sutera. Btw, benernya ini model WBSS2. MRL kan?
Betul memang mirip Decathlon Alam Sutera. Btw mungkin kapan2 klo ada waktu aku akan edit lagi supaya musiknya tidak ngeganggu beep dan chimenya (kemungkinan untuk video lift ini dan video2 selanjutnya)
Betul. Di videonya TG (kebetulan juga dapat lift yg ini) masih ada wallpaper kayunya. Sekarang sudah dilepas. Dan lift yg non scenic kalau ga salah juga sudah ganti interior.
Saya pernah denger info sebelum jadi hotel, gedung ini pusat perbelanjaan entah betul tidak. Karena ada kamar yg tidak punya jendela keluar. Sekarang kena pandemi terasa terdowngrade hotelnya.
@@mistergerry Denger2 namanya Apollo Plaza, cuma tutup karena kalah saing dengan TP. Tapi kurang tahu apa hotel ini memang memakai gedung eks. Apollo Plaza atau gedung baru.
@@mistergerry UPDATE : Betul gedung ini aslinya memang pusat perbelanjaan bernama Apollo. Dan lift dalam video ini katanya salah satu pengguna IG sudah ada sejak awal dibangun sebagai Apollo Plaza.
HOPnya sedikit mau menyaingi KSS280 dan KDS330, bedanya kalau disini posisi call button diapit dua indikator lantai, kalau KSS280/KDS330 kan tombolnya yang mengapit indikator
Keknya merk lift Korea skrg sudah unreliable. Instalasi Hyundai dan Sigma terbaru sudah jarang. Yang paling banyak skrg perusahaan lift Eropa dan Jepang (bahkan Cina). Btw ini tombol Type berapa ya? Tidak cekung (menonjol ke dalam) kayak di Decathlon Alam Sutera.
Lucunya, Hyundai sepertinya keliru dalam membedakan "convex vs concave" alias cembung dengan cekung. Masa di brosurnya LUXEN, New YZER, YZER I dsbnya tombol Type 21 dibilang concave dan Type 64 dibilang convex padahal sebaliknya.
SIGMA lupain aja lah. Selain sekarang dibuat di China toh design & fixtures nya sekarang udah boring. Fixtures nya yang sekarang malah lebih ke OTIS ketimbang yang sebelumnya yang IMO masih membawa "warisannya" GoldStar/LG. Hyundai IMO masih agak mendingan lah daripada SIGMA, kalo dilihat dari segi design nya yang jauh lebih futuristic.
