Kraton Segoro Channel adalah sebuah channel yang membawakan Kisah" Kerajaan di Nusantara, Kisah" Pewayangan, serta Kisah" Hikmah dari para Ulama, dalam penyebaran Islam di bumi Nusantara. Terima kasih sudah menonton, Like, Follow dan subscribe anda sangat berarti bagi kami untuk menambah semangat membuat konten yang lebih bermanfaat.
Mbah saya kejawen,bapak saya kejawen tetapi di ktp islam....saya islam tapi tidak meninggalkan ajaran kapitayan...karena kapitayan mengajarkan budi luhur yg baik juga
Dulu waktu masih duduk di bangku sekolah gak tau kenapa salah seorang guru di sekolahku juga pernah cerita soal kapitayan ini yang jarang orang mmbahasnya. Tapi jujur ku akui sebagai orang jawa zaman sekarang ini orang jawa sendiri juga pasti gak tau sebab semua itu telah lama jadi sejarah yg terlupakan karna gak di catat di buku sejarah. Kebanyakan cuma asal tau itu pun tentang kejawen yang jelas beda dengan kapitayan. Dan kejawen itu pun juga gak tau banyak melainkan cuma ngambang saja. Jangankan soal beginian. Budaya sendiri aja dah banyak yg lupa. Kadang kalo liat suku dayak saya masih sering kali trkagum kagum dengan mereka ya masih menjaga betul kebudayaannya beda kalo di sini belajar primbon katanya sesat 😂😂😂
Jangan lah membelokan akidah. Nabi tidak bisa di gambar kan tidak bisa di perlihat kan. Yang bisa. Di lihat. Sejarah dari isi nya sumber dari. Kitab. Alloh. Bukan. Seperti ini. Dari asli nya. Tau dari mana. Tentang cerita ini. Dapat. Dari mana. Apa sekedar hanya cerita sajah. Jangan lah. Asal mencerita kan dari kisah nabi kalow tidak sesuay dari kitab nya. Nabi ituh mu jizat dan jugak kemampuan.
Kapitayan itu sebatas asumsi orang jawa tempo dulu yang percaya sangkan paraning dumadi ,sebap akibat ,asal usul kehidupan mereka percaya tuhan namun masih sebatas kepercayaan fitrah manusia sebenarnya mengerti makna tauhid yang memang tuhan tidak dapat di terka akal /di ilustrasikan dengan berbagai bentuk fisik karena belum ada manusia yang melihatnya maka setelah mengetahui islam banyak masyarakat tertarik untuk memeluk islam walaupun di antaranya ber agama hidu ,buda.
Pak mau tanya... Di kisah yg lain/versi yang lain.. nyimas ayu ganda sari knpa malah menikah dengan syehk magelung... Jadi yang bnr ceritanya yg mna???
Beda berapa generasi antara suami rara santang dan kakek moyang nya ali bin abuh thalib?????sangat tidak mungkin org yg sudah mati ko bisa di temui.....aneh gk masuk logika......dlm ajaran islam org yg sudah mati tdk akan mgkin bisa kembali ke dunia dan alam nyata...cerita ngawur dan ngedabrus..cerita fiktif cerita ini pasti ikut ikutan habib2 yahudi di indonesia..
Maaf ya sy mau tnya..hidup ali bin abuh thalib thn brp?? Dan nyimas rara santang hdp thn brp?? Ko ada yg aneh.......kiyansantang adik nya rarasantang..ko bisa kaka nya kiyansantang ko nikah sama cicit nya ali bin abuh thalib...aneh nya disini....???? Hayo coba jelaskan..??? Selisih umur berapakah ali bin abuh thalib dan cicit nya yg nikah sama kaka nya kiyansantang...bisa di jelaskan?????
Begitulah pola fikir bangsa kita dahulu. Satu kisah dengan kisah lain bercampur aduk. Nggak ada urutan zaman. Periode atau sosiologii didalamnya. Mereka hanya berdasar keyakinan belaka tanpa mengetahui informasi faktual atau tidak.
Ageng Banyu Biru ada 2: 1. Ageng Banyu Biru di Ambarawa, aslinya bernama Ageng Gadjah Sora anak Ageng Soro Dipoyono priyagung Demak jaman Pangeran Sabrang Lor/Pati Unus. Banyubiru adalah Tanah Perdikan. Ini yg jadi guru Joko Tingkir 2. Ageng Banyubiru/ Purwata Sidiq. Tidak diketahui nama aslinya 3. Sangat diragukan Banyubiru Purwata Sidiq adalah Kebo Kanigoro karena Kebo Kanigoro seorang Hindu Budha tdk mau masuk islam makanya dia pergi mrngihilang disamping masalah politik Demak
Kalau secara logika, tentu saja pertemuan antara Raden Kian Santang dan Sayidina Ali tidak mungkin tetjadi, karena masa hidupnya berbeda sekira 1000 tahun. Dari sisi spiritual, tentu saja, itu bukan hal yang mustahil, karena nyawa dan jiwa manusia tidak mati. Walau nyawa dibawa ke alam Barzah, namun jiwa/sukma manusia yang merupakan anasir dari nyawa manusia masih ada di alam Dunia. Kalau mata batin manusia terbuka, maka pertemuan dengan jiwa/sukma orang terdahulu akan bisa dilakukan. Lebih jauh, kalau bersandar kepada Alqur'an, surat Albaqarah 154: "وَلَا تَقُولُوا۟ لِمَن يُقْتَلُ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ أَمْوَٰتٌۢ ۚ بَلْ أَحْيَآءٌ وَلَٰكِن لَّا تَشْعُرُونَ Dan janganlah kamu mengatakan terhadap orang-orang yang gugur di jalan Allah, (bahwa mereka itu) mati; bahkan (sebenarnya) mereka itu hidup, tetapi kamu tidak menyadarinya." Bisa saja Raden Kian Santang dan Sayidina Ali bertemu secara fisik.
Ada cerita yg terputus bang tentang mba ganjur, setelah beberapa lama di groto beliau pernah diminta sunan Kalijaga untuk memimpin pasukan demak untuk berperang ke Daha melawan prabu Udara untuk merebut tahta Majapahit untuk diteruskan ke keraton demak, terus beliau juga pernah ke banten untuk bertemu sultan Maulana Hasanuddin putra sunan Kalijaga, tapi lewat aliran sungai di batavia (jaksel ..beliau bermukim bersama tentara demak di aliran sungai yg akhirnya skrg menjadi kelurahan CIGANJUR (rumah gusdur), beliau sempet menikah disana..tapi beliau meninggalkan istri dan anaknya disana utk tugas ke banten. Setelah itu langsung balik ke demak dan ke groto utk bertemu ibunya yg menunggunya, sampai ibunya meninggal dan beliau juga meninggal. Jd sebenarnya beliau menikah dan punya anak cuma krn gak sempet dirawat jd keturunan nya terputus ceritanya. Ini pengakuan dari gusdur yg jd ulama di Ciganjur, krn nama daerah itu disebut CIGANJUR
