Membaik keburukan yang lalu biar layu Penaka janji terpuji dharma membumi Kelabu penuhi kalbu berhenti menari tak lagi menggoda Abu tak merona Niscaya apa benar adanya Sepi menyapa sendiri muram hari ini Dharma tak membumi makna hilang arti Dan kupaksakan untuk tertawa Paksakan untuk tertawa,tertawa Paksakan untuk tertawa,tertawa Paksakan untuk tertawa, tertawa Paksakan untuk tertawa,l tertawa Harapan penuhi kalbu memulai menari Dan mulai menggoda merah yang merona Niscaya memang benar adanya Senang menyapa kembali riang hari ini Dharma yang membumi makna pun berarti Dan kurayakan untuk tertawa Rayakan untuk tertawa,tertawa Rayakan untuk tertawa, tertawa Rayakan untuk tertawa,tertawa Rayakan untuk tertawa,tertawa Membaik keburukan yang lalu biar layu Penaka janji terpuji dharma membumi
Lagunya bagus Kak Fanny… bisa jadi soundtrack film ni. Jadi dibackground ada scene dgn storyline gini… Suatu masa ketika dataran Sunda masih bersatu, di ujung negeri Medhang Kemulan, berdiri suatu kerajaan kecil bernama Daha (Jawa Timur saat ini). Hiduplah seorang Raja Rsi bernama Bhagawan Sidhi Mantra. Beliau adalah sosok yang bijaksana dan bersahaja, namun telah lama menantikan keturunan. Untuk memperoleh keturunan, beliau melakukan upacara Dewasraya kepada Bhatara Guru. Dengan bhaktinya yang taat, akhirnya beliau dikaruniai dua orang putra kembar. Namun sesaat setelah terlahir putranya, suara dari langit bersabda, Sri Bhagawan harus mempersembahkan salah seorang putranya kepada Bhatara Vasuki di Giri Tohlangkir. Sri Bhagawan pun bersedih, namun suara dari langit kembali bersabda. Kelak seorang anaknya akan memulai dinasti baru para raja, sedang satunya akan menjadi Maha Rsi dari timur. Dua anak kembar tersebut diberi nama Aji Saka dan Manik Angkeran. Meski terpisah, keduanya terikat dalam hubungan bathin yang kuat. Untuk menjaga keduanya, Bhatara Guru menganugerahkan dua ekor Ayam Jantan untuk disandingkan dengan masing-masing anak. Jaludara berwarna merah, disandingkan dengan Aji Saka, Halabayu berwarna putih disandingkan dengan Manik Angkeran. Bagaikan Jatayu yang melindungi Sri Rama, atau Garuda yang berbhakti kepada Bhatara Visnu, begitu pula kedua ayam jantan itu kelak kepada si kembar. Keduanya akan memainkan peran penting dalam menegakkan “Dharma” untuk meruntuhkan kekuasaan Maharaja Lalim bernama Dewata Cengkar. - Legenda Terpisahnya Daratan Sunda Besar dan Sunda Kecil, Legenda Prabu Aji Saka dan aksara Jawa -
Ajari aku caramu mencintai, seperti sajak yang dibacakan dengan perlahan, aku tau kita telah berakhir sejak lama, tapi entah kenapa mencintaimu adalah kesenangan ku selain meminum kopi.
Di tunggu karya² lagu selanjut.nya kak fany karakter vocal.nya yg membuat km beda dari yang lain hanya ada 1 di indonesiaa, bukan berlebihan tp jujur sejauh inii aku cari² yaa emang gak ada lg yg seperti kak fany, jadii semangat berkarya.nya
Walau udah gak bareng band lagi, tapi gw bangga fanny tetap bawain lagu barunya dia dengan warna aslinya. Karyanya pun gak berusaha se-relate mungkin dengan pendengar maupun selera pasar kebanyakan, idealisme nya dalam membuat lirik & bermusik berhasil bikin gw dan "mungkin" sebagian orang lain tertarik masuk kedunianya 🥰 Gw harap "setidaknya" fanny terus berkarya mungkin 5-10 tahun kedepan, karena menurut gw pribadi musik seperti ini jarang ada di indo dan harus diapresiasi. Teruslah berpuisi & berkarya dengan bahagia Fanny Soegi 👏👌👍
Sampai jumpa, Arutalaku. Lapangmu adalah ikhlas bagiku. Selama rentang kerinduanku dalam penantian, doa tulus dariku selalu mengiringi di setiap langkahmu. Sampai jumpa, Arutalaku. Kelak kita akan bersatu kembali. Hanyalah maut yang memisahkan.