Watched the lesson with pleasure. I also did the application but somehow I made a mistake somewhere and couldn't do it. I have been following you for a long time If I send you the file, can you fix it or is there a chance for you to send the file? Thank you in advance
I’ve created a folding solution for an origami pattern using the CraneSolver from the CRANE plugin, and it works just fine by pressing the 'folding' and 'unfolding' buttons. However, I would like to control the folding with an adjustable slider to close it at a specific angle. Is there a solution you can recommend? Thank you in advance
Hey bro this tutorial is amazing! Perfect for a beginner in Grasshopper like me, mind if I ask you a question? I'm sure i followed up all the tutorial down to the bone, but when I'm trying to connect the Graf Trees to the Interpolate it only lets me connect one node, I'm unable to connect the 3 of them, do you know why is this happening?? Thank you for the tutorial, ur work is great!
@@mr.parametric oke kak, berarti pake yg lama masih bisa ya kak? soalnya takut ada yang fitur yg harus pake sistem terbaru gitu . tapi bener sih susah banget karna ga banyak juga tutorial buat versi terbaru. makasih kak
@@meongly3724 iya mestinya bisa. Kalau pakai yang lama, pelajari dasar pemodelnannya. Kalau sudah paham, pelajari yang terbaru. mestinya versi terbaru akan lebih simpel
Kacau sih ini gedung presiden IKN, dari sayembaranya, desain terpilih, lalu kemarin foto-foto interior yang dishare pak Jokowi, terlihat sekali kualitasnya kurang, bahkan bagi kami mahasiswa Arsitektur. Belum lagi media seperti Tempo yang bikin poster bahwa pa Nyoman Nuarta itu sebagai Arsitek gedung presiden IKN, bikin geram para arsitek. Bagus-bagus videonya Om, pembahasannya cukup komprehensif dan semoga menyadarkan semua orang
Kita harus pahami dulu bahwa Arsitektur adalah bagian dari seni, jadi kalau ada 100 Arsitek yang mendesign bangunan yang sama, pasti hasilnya akan berbeda. 😀🙏
Terima kasih komentarnya, namun saya kurang setuju. Arsitektur bukanlan bagian dari seni, tapi arsitektur bisa menjadi karya seni atau memiliki nilai-nilai seni. Karya seni itu multitafsir dan bebas diartikan apapun dan seniman penciptanya bebas menolak atau menerima kritik. Sedangkan rancangan arsitektur adalah solusi untuk menjawab kebutuhan calon penghuni dan bukanlah sekedar produk estetis. Arsitek harus bertanggung jawab atas berbagai aspek penting: keselamatan, kenyamanan, fungsional, sosial, lingkungan, dll. Apakah bentuk garuda menjawab aspek-aspek di atas? atau sekedar pemenuhan ego untuk terlihat megah dan gagah saja? Di saat negara lain sedang mengembangkan desain bangunan yang memprioritaskan kesehatan manusia, efisiensi energi, ramah lingkungan, adaptasi iklim dan regenerasi ekologis, kita di Indonesia masih senang dan terbuai dengan rancangan yang terlihat indah dari luar saja.
Kalau Arsiteknya orang asing, pasti Arsitek dan nitizen Indonesia tidak ada yang berani kritik karena orang Indonesia merasa minder dan menganggap orang asing lebih hebat dan tidak senang kalau bangsa sendiri bisa berkarya. 😀🙏
Arsitek di Indonesia itu banyak yang jago kok dan ga bakal kalah sama orang asing, misalnya: pak Ridwan Kamil yang desainnya bagus-bagus. Yang bikin kontroversi dan skeptis adalah karena yang mendesain istana IKN bukanlah orang yang berprofesi sebagai arsitek.
Terimakasih Pak.. Saya sangat terbantu dengan menggunakan site analisis berbasis software . terimakasih atas sharing ilmunya.. Sebuah insight yang baik bagi para Arsitek dan Mahasiswa Arsitektur
I am your student. I love your creative videos. You allow me to find new joy in my work. Thank you... I hope you have the opportunity to travel to Taiwan.
Disebutkan bahwa PMV Method digunakan untuk ruangan ber-AC. Pertanyaannya dari mana pernyataan tersebut? Karena menurut saya jika sebuah ruangan diberi AC maka masalah kenyamanan termal telah selesai, karena dengan mengatur suhu ke zona kenyamanan (22,8 s/d 25,8 derajad Celcius) maka dipastikan ruangan tersebut NYAMAN (masalah selesai). Berbeda dengan ventilasi alami dimana kita tidak bisa mengatur suhu ruangan dimana suhu ruangan dipengaruhi oleh suhu luar ruangan (dan ini masalah). Jadi permasalahan kenyamanan termal (menurut saya) hanya berlaku pada ruangan berventilasi alami dan tidak berlaku pada ruangan berventilasi buatan atau ruangan ber-AC. Jadi untuk apa lagi diperlukan PMV Method untuk ruangan ber-AC? Pertanyaan kedua, apakah PMV Method bisa digunakan untuk ruangan berventilasi alami? Itu saja pertanyaan saya, terimakasih atas jawabannya...
Wah mantap pandangannya pak. Itu juga menjadi pertanyaan saya dulu. Mungkin koreksi sedikit: sebenarnya maksud dari ruang ber-AC mengacu pada ruang yang terisolasi dari ruang luar mengingat standar PMV memang berbasis pada eksperimen controlled chamber. Dari apa yang saya pelajari, PMV bisa digunakan untuk menilai seberapa jauh desain pasif pada ruang tertutup sudah efektif. Misalnya pada kamar hotel atau mall, apabila AC-nya seandainya tidak dinyalakan, maka sejauh mana ia tidak nyaman dan berapa banyak comfort hournya? apabila PMV ruangan tersebut (tanpa AC) sudah cukup baik, maka dapat diprediksi beban AC-nya juga akan lebih kecil. Jadi, pada akhirnya tujuan PMV adalah untuk menilai efisiensi energi dari desain pasif bangunan.
bg apakah konsep berbeda dengan tema? jujur saya kalo bikin konsep terpaku pada green building, industrial,tropis yang gitu2 bg sedangkan saya lihat di beberapa sayembara konsepnya itu bebas atau aneh2 kalimatnya
kalau menurut saya, keputusan penentuan tema merupakan bagian dari konsep. Konsep itu sebenarnya bukan labelling. Namun, perwujudannya bisa menerapkan gagasan/ ide yang sudah ada seperti green building, organik, gaya industrial, dll
Permisi pak mau bertannya apabila ingin meletakkan lift pada bangunan 2 lantai, apakah perlu menggunakan shear wall saja atau menggunakan struktur core ya? terima kasih sebelumnya
Desain sayembara awal itu hanya menampilkan bentuk dan model bangunan veodal dan penampilannya biasa biasa saja, tidak menunjukan bangunan moderen seperti jaman sekarang. Kalau menurut saya bahwa bentuk burung Garuda di Istana Presiden adalah icon unik IKN yg cukup menarik
kak, mau tanya, untuk bangunan berlantai tinggi 20 keatas, bagaimana bisa kita mendapatkan penghawaan alami? atau tidak bisa? nah apakah untuk lantai atasnya 10-20, bentuknya yang kita ubah agar bentuk lebih aerodinamis?
tantangannya adalah angin. Semakin tinggi elevasi, semakin besar anginnya. Kalau angin kencang itu lalu dialirkan ke dalam ruangan, cenderung akan terjadi turbulensi ynag dapat menganggu aktivitas. Biasanya kalau seperti bangunan apartemen, tetap diberi jendela yang bisa dibuka tutup.
kak, minta masukan dan sarannya dong… saya diminta sama dosen untuk jangan buat bentuk dulu, tapi mulai dari denah tiap ruang, bagaimana ruang tsb bisa merespon sekitar (matahari,angin,hujan,dll), lalu setelah itu setiap analisa tadi menjadi denah, dan tiap lantai harus memiliki responnya, lalu disusun hingga 20 lantai… apa ada solusi bagaimana menganalisanya? ttg greenship building… karena biasanya selama ini saya membuat 3D dulu baru 2D, apa ada solusi?
analisa sederhananya adalah coba kamu lihat dulu apakah setiap ruangan dari denah yang kamu buat itu dapat berpotensi mengakses sinar matahari alami melalui jendela? kalau masih banyak ruangan yang tidak bisa diberikan jendela/ ventilasi karena posisinya terapit, berarti bangunanmu nanti pasti membutuhkan sistem mekanik untuk buangan udara (khsusnya bagian pantry, dapur/ wc) dan membutuhkan pencahayaan buatan yang banyak. Padahal, desain green building harus dimulai dari pengurangan hal tersebut dengan strategi desain pasif.