Mau tanya deh. Ini kan ide/aransemen orang, dibuat dlm bentuk sqc dan diperjual belikan. Secara etika ini harusnya bisa dievaluasi sih, karena mengandung unsur jual-beli. Yang untung yang recreate sqc-nya namun itu hasil dari ide/karya orang lain. Bukannya mirip movie piracy ya? Kecuali dishare secara gratis, itu baru beda cerita. Atau paling tidak adakah langkah izin ke creator aransemennya?
Izin respon ce, mngkin dari sudut pandang yg lain jga, pada dasarnya producer musik ditmpt lain pun jika diminta atau ad orderan bikin minus one pasti dituntut semirip mungkin dengan aslinya, lebih dihargai mereka atas jasa waktu dan keahliannya sih untuk meng recreate sequencer sprti ini, karena bikin sequencer pun itu gak bisa sembarnagan perlu keahlian, so far blm ad kejadian yg membahas ini, lebih baik sang recreator bisa komunikasi dgn arranger aslinya God bless kita semua
saya rasa kita gereja2 menengah pernah/sering memainkan aransemen yang di ciptakan oleh orang atau tim musik lain, dan ketika kita mau menampilkan nya dengan mirip trus saya bayar *jasa* produksi musik untuk membuat multitrack sequencer nya, apakah hal yang salah ? karena tidak semua orang bisa dengan mudah bikin multitrack sequencer sendiri kendala pemahaman atau peralatan, dll. kecuali arranger nya juga "menjual" multitrack aransemenan nya dan tiba2 ada yang membuat juga tapi dengan harga yang jauh lebih murah atas dasar itu lah mungkin kakak bisa komplain. atau ada orang yang beli multitrack yang dijual arranger dan tiba2 di perjual belikan lagi dengan harga yang murah.
menurut saya sih ini bicara etika yaa, benar kalau memang tidak banyak yang bisa membuat sequencer, akan tetapi disini yang perlu dihargai adalah ide sang arranger. Terus kalau orang bayar jasanya recreator, yang bayar jasanya arranger siapa?
@@andreaslazuardi3464 saya pernah coba dm langsung arranger dan mau bayar, tapi tidak boleh bang. jadi ya saya coba cari atau minta yang bisa bikinin. pertanyaan saya bang apakah sebuah aransemen bisa di patenkan hak ciptanya ? karena kalo bicara "menghargai" disitu terletak sebuah kepemilikan. lalu kalo statement nya perlu ijin atau komunikasi ke arranger, rasa nya kita gereja akan menjadi rumit ketika mau mengaransemen lagu dan membawakan lagu nya harus ijin ke pencipta lagu ataupun publisher. bukan kah itu polemik hak cipta lagu rohani yang waktu kemaren ?
