Saya juga lahir dan dibesarkan di Muara Bungo, orang tua saya di sana. Sekolah SD No. 25/II tamat 1975, SMEP Negeri tamat 1979, SMA Negeri tamat 1982, sekarang menetap di kota Padang
* Siantar kota kebanggaanku. * Selama ini kota Siantar jika sudah jam 7 malam hari sudah sepi dan tidak ada lagi angkot seperti kota mati. * Tapi Juni 2024 kami dan beberapa orang dari Jakarta ke Siantar telah ada perubahan dan malam hari sudah ada angkot dan kedai-kedai + resto sudah ada yang buka. * Para sahabat orang Siantar, Apakah anda-anda mengetahui dimana lokasi Jl.Sorga di Siantar itu ? Horas Siantar & Sumut.
Dulu bare solok. Terkenal. Banyak. Di. Bawah karantau kini bare. Impor sampai. Sulit aie bansos. Busuk. Berkutu 8 tahun lalu ambo. Sampaikan sekda solok. Buko. Badamo. Di. Mesjid raya RoRa. Dulu. Pemilu 2024 sulit air dapat bansor. Lagi. Pemilu. Curang tidak. Satu. Pun. Urang sulit air terpilih DPR D solok.??????
jln doho tmptku jlan2 jamanku sekolah biyen,,,,,bioskop golden nggonku nonton pertama kali film Titanic th 98,,,halo bolo2 ku ds banyakan bolo nonton bioskop🤞🤞🤞
JALAN SEMUA MEMPRIHATINKAN. RUSAK BERAT DAN SEMPIT. MASIH ada PASANG..ANDAIKAN SUNGAI di Cuci pasti pasang tdk akan sampai ke Rumah penduduk Tungkal..mudah2an kedepan..mendapatkan perhatian dari.PEMDA Tanjab..
Klau dulu rumah aq jln subrantas parit 15 keluarga semua bnyak aq tinggal gang jelutungbindah sekolah SMP negeri 2 tembilahan.pelabuhan kapal tempat mangkal pacaran dulu
Sekedar meluruskan kronologi Kediri kemudian berada di bawah kekuasaan Belanda. Saat itu pemerintahan di Kediri berbentuk kadipaten/kabupaten yang berada di bawah Kasultanan Mataram. Raja Sultan Agung menaklukkan Kediri melalui ekspansi ke wilayah Jawa Timur. Ketika berakhirnya Perang Jawa (Perang Diponegoro) tahun 1830, wilayah timur Mataram ini diminta oleh Belanda sebagai ganti rugi atas kerugian perang yang membuat Belanda hampir bangkrut. Ada 23 Adipati/Bupati wilayah timur diikat dengan Perjanjian Sepreh yang dilaksanakan di Ngawi pada tanggal 3 Juli 1830. Berdasarkan perjanjian ini Belanda membentuk karesidenan-karesidenan sebagai bentuk penguasaan Nederlandsch Gouverment. Kediri masuk dalam Karesidenan Kediri bersama Nganjuk, Blitar, Tulungagung, Trenggalek (berplat nomornya AG). Kota Kediri dibentuk karena banyak bermukim orang2 Eropa. Residen dan Walikota Kediri tentu saja dijabat oleh orang Belanda. Sampai sekarang masih banyak aset2 Pemerintah Kabupaten Kediri yang berada di wilayah Kota Kediri, contohnya rumah dinas Bupati Kediri.
SEJARAH KOTA KUALA TUNGKAL Inilah kota kelahiran ku….KUALA TUNGKAL, begitu banyak cerita didalamnya mulai dari masyarakatnya yang majemuk, sikap saling menghargai yang besar di kota ini serta berbagai macam budaya terdapat disini. Semua menyatu dengan harmonis dan saling berbagi. O…iya kota ini mempunyai semboyan kota BERSAMA yang berarti Bersih, Sejahtera, Aman dan Makmur. Kota kelahiranku ini terdiri dari berbagai macam suku bangsa. Sambil sanatai ada baiknya kita menilik sejarah kota ini pada awal berdirinya. Oke….mari kita lanjut….kita mulai saja pembahasan kita dari MARGA TUNGKAL ILIR MARGA TUNGKAL ILIR Dalan tahun 1833 - 1841 orang Belanda telah memperpanjang lagi surat izin dagang atau KORT VERKLARING dengan Sultan Jambi Belanda berkeduduk atau berkantor di Muara Sabak, yang dikepalai oleh seorang yang berpangkat FECTUUR atau Ispectour dan perelengkapannya dengan beberapa buah kapal KROEIS yang dipersenjatai dengan Mariam dan angkatan lainnya. Belanda berpusat di Batavia, dari sana ke Palembang dan dari Palembang cabangnya di Muara Sabak, kapal KROEIS yang melindungi urusan perdagangan di perairan Jambi itu, pada masa ini 12 buah banyaknya lengkap dengan alat senjatanya, senjata berat dan senjata ringan. Walaupun Belanda banyak mempunyai kesukaran tinggal di Muara Sabak namun lama kelamaan berangsur baik juga perhubungannya dengan anak negeri begitu pula dengan Sultan Muhammad Fachruddin. Setelah wafat Sultan Muhammad Fachruddin, ia digantikan saudaranya yang bergelar Sultan Abdurrachman Nazaruddin 1841 - 1855 Dengan Sultan ini Belanda bertambah baik lagi perhubungannya. Orang Belanda dibenarkan lagi berdagang di Kumpeh untuk kesekian kalinya. Karena itu kapal Belanda dibenarkan mebuat pelabuhan di Muara Kumpeh dan Simpang. Pada masa ini masih terjadi huru hara di Sungai Batang Retih. Untuk mengamankan Sungai Batang Retih, Sultan Nazaruddin minta pertolongan kepada Belanda yang berada di Muara Sabak, buat mengamankan Sungai Batang Retih. Walaupun pada masa itu Jambi selalu mendapat pertolongan dari orang Kayo Montil dari RINGGA DAIK yang terus setia kepada kerajaan Jambi akan tetapi oleh Sultan masih merasa perlu bantuan dari Belanda untuk mengamankan di pantai perairan Jambi. Dimana Orang Kayo Retih merasa sendiri kelemahannya untuk menentang orang yang banyak itu. Karena itu oleh orang Belanda dikirimnya kapal KROEIS yang ada di Muara Sabak itu dibagi tiga : - Dua kapal itu ditempatkan di Kuala Tungkal - Dua kapal itu pula di tempatkan di Kuala Retih - Dua kapal itu di tempatkan di Remau Kapal Belanda yang enam lagi tinggal berjaga-jaga di Muara Sabak dan Muara Kumpeh serta Simpang. Orang-orang yang bekerja di kapal kapal perang Belanda ini terdiri dari bermacam-macam suku, dari Betawi, dari Timor, dari Palembang, dari Meatok, dari Bangka, dan ada pula orang Bengkulu. Orang yang menjadi juragan dalam kapal KROEIS itu juga dari macam-macam daerah datangnya antara lain: 1. Amternar Machmud 2. Amternar Berangas 3. Amternar Laaang 4. Amternar Seman dan lain-lain sebagainya. Amternar-amternar kapal tersebut dibagi pula tugas dan tempatnya : 1. Amternar Machmud dapat tempat di Kuala Tungkal, menguasai dua buah kapal menjaga perairan Kuala Tungkal. 2. Amternar Berangas dapat tempat di Muara Kumpeh 3. Amternar Laaang mendapat tempat di Muara Sabak 4. Amternar Seman mendapat tempat di Racau Air Hitam Laut Sebenarnya pada masa itu juragan kapal KRUIS itu diberi kuasa sepenuhnya untuk menjaga keamanan baik dari Sultan sendiri maupun dari Belanda. Dari sebab itu mereka bergelar AMTERNAR sebagai menguasai Kuala-kuala (BOM) sedangkan dari Sultan Jambi sendiri mereka itu mendapat piagam sebagai memberi Angkatan untuk berkuasa pada tempet-tempat yang disuruh jaga itu, baik daratnya ataupun dilautan. Setelah bertahun-tahun lamanya pegawai itu bekerja kepada Sultan Jambi, kemudian datanglah perubahan karena kerajaan Jambi takluk kepada Belanda, maka semua Amternar itu dirobah pangkatnya menjadi Amternar Boom bergelar Manteri Boom. Setelah beberapa tahun lamanya Materi Machmud duduk di Kuala Tungkal, maka ia meninggal dunia di Kuala Tungkal. Kedudukannya di Kuala Tungkal itu digantikan oleh yang bernama Manteri Berangas yang menguasai laut Kuala Tungkal. Sedangkan sebelah hilir dan sebelah hulu Tungkal semuanya dikuasai oleh wakil Raja Jambi PANGERAN WIROKESUMO Dalam masa itu kedudukan Manteri Berangas sudah berumah tangga di Kuala Tungkal yaitu sebelah kanan masuk ke Kuala Tungkal dari lautan, tempat itu bernama PARIT KERAMAT, Sebab disanalah terletak Kuburan AMTERNAR MACHMUT yang dipandang oleh penduduk disitu KERAMAT pada masa itu. Pada tahun 1888 sekumpulan keluarga Manteri Berangas ada mempunyai lima buah rumah selain dari rumah BOOM. Keadaan rumah-rumah pada masa itu belum begitu baik, kerena terdapat daratan terlalu jauh dari tepi air, sedangkan tanah-tanah terlalu berpantai dan berlumpur. Sebab itu terbitlah pikiran Amternar Berangas hendak memindahkan BOOM itu kesebarang yaitu sebelah kiri jalan masuk dari Kuala (Laut) ialah Kuala Tungkal yang sekarang ini. Kemudian dengan usaha Manteri Berangas yang bersahabat baik dengan pangeran Wirokesumo, maka maksud Manteri Berangas hendak memindahkan Boom dari seberang kanan keseberang kiri itu dikabulkan oleh Sultan dan tanah untuk membuat perumahan dari keluarga Manteri Berangas pun diberi Sultan pula. Maka Manteri Berangas diberi diberi surat Piagam dari pemberian tanah itu. Yang disebutkan TANAH KURNIA dari Sultan kepada Amternar Berangas, Jadi tanag yang diberi Sultan itu menjadi hak miliknya turun temurun kepada anak cucunya kemudian harinya. Tanah KURNIA dari SULTAN kepada Amternar Berangas itu ialah: Mulai dari SUNGAI TJIKLA (SUNGAI NIBUNG) sampai ke PARIT TIGA sekarang. Pada sekitar lingkungan itu diberikan oleh Sultan untuk meraka anak beranak dan sekeluarga berkebun, berladang serta bertanam-tanaman kelapa dan lain sebagainya. Di Kuala Tungkal itu baik dilautan maupun didaratan selalu tidak aman. Menteri Berangas di Kuala Tungkal mempunyai seorang kawan yang terbilang PANGLIMA barnama SEMAPANO berasal dari MANTAWAK AIR HITAM TEMBESI. Sempano inilah yang selau berkelahi melawan ganguan yang datang merampok ke Kuala Tungkal. Maka Manteri Berangaslah yang membuka Kuala Tungkal yang ada sekarang ini Bersama Panglima Sempono, Tadjak, dan Radjab. Anak-anak Manteri Berangas ini ada tiga orang yang laki-laki beranama : 1. Dipanggil Datuk Hamid 2. Dipanggil Datuk Atas 3. Dipanggil Datuk Roni Keluarga Manteri Berangas ini sangat berjasa menolong orang tuanya membuka Kuala Tungkal yang sekarang ini. Pada tahun 1902 datanglah suku orang Banjar ke Kuala Tungkal bernama: 1. Hadji A. Rasjid 2. Hasan 3. Si Tamin alias Pak Awang 4. Pak Djenang 5. Belatjaan alias Kuncir 6. Booadji 7. Hadji Anuari Hakim K.T 8. Dan lain-lain sebagainya. Pada tahun 1902 ini Belanda telah mulai mengatur susunan pemerintahan sipilnya. Tiap-tiap distrik diadakan Damong. Pada tahun 1906 diadakanlah dua distrik yaitu : Distrik Tungkal Ulu dan Distrik Tungkal Ilir dan kontrol orang Belanda berkedudukan di Pematang Pauh, kemudian pindah ke Pelabuhan Dagang dan akhirnya pindah ke Taman Raja Pada masa itu kampung-kampung belum banyak, yang ada sekarang ialah dusun dusun lama yaitu : 1. Kuala Tungkal 2. Kampung Baru 3. Senjulang 4. Sungai Baung 5. Senyerang 6. Sungai Kayu Aro 7. Teluk Ketapang 8. Dan lainnya. Dusun-dusun ini di kepalai oleh seorang kepala distrik dan oleh seorang pemaraf. Antara tahun 1909 datang pula 56 orang suku Banjar ke Kuala Tungkal datangnya dari Malaya Johor Kelang dan lainnya. Dikepalai oleh Hadji Anuari dan iparnya bernama Hadji Baharuddin. Dengan kedatangan orang-orang ini bertambah banyaklah pula penduduk di Kuala Tungkal. Apalagi pemerintah Belanda akan mewujudkan penanaman kelapa dan diaturlah pula tempat-tempatnya yaitu di Kuala Tungkal Bram Itam Kiri dan Bram Itam Kanan. Bibit kelapa diberi oleh pemerintah dengan percuma. Maka mendengar itu berduyun-duynnlah orang Banjar, orang Bugis, orang Timur, orang Jawa, orang Palembang datang ke Kuala Tungkal, maka banyaklah parit-parit yang dibikin/dibuat untuk bertanam kelapa. Sedangkan orang Muara Sabak pun ikut pula pindah mendiami Kuala Betara. Orang Cina membuka pabrik minyak kelapa, pabrik padi, pabrik papan. Orang India berdagang barang manisan, barang kain dan lain sebagainya. Nah…sampai sini…dulu. Sumber tulisan dari Alm. Raden Syarief (Dewan Adat Putjuk Diambil IX Lurah) Sumber dari : TOKOH LEMBAGA ADAT TANJAB, yang memegang, menyimpan peninggalan sejarah TANJAB ini 1. Bpk. Madhan AR ( Purn. ABRI/ Mantan Pejuang LVRI ) Almarhum. 2. Ibrahim Bin Datuk Haji Baharudin 3. H. M. Thahir M.Taaib