Channel ini dibangun sebagai edukasi terhadap masyarakat melalui ceramah, kajian dan kegiatan sosial lainya yang dilakukan oleh KH. M. Cholil Nafis, sebagai bentuk konstribusi terhadap agama, bangsa dan dunia. Oleh karenanya jangan lupa bagi santri, jamaah, pemirsa simaklah penjelasan yang ada dalam konten kami secara utuh agar tidak memimbulkan kegaduhan disebabkan salah pemahaman atau pemahaman yang tidak utuh. Jangan Lupa pula untuk menyebarluaskan isi konten untuk menyambung rantai keilmuan, pengertahuan dan pemahaman yang dapat memberikan manfaat di dunia maupun di akhirat.
Assalamualaikum pak kholil... Saya maslihan bpk.. 9th saya kita terahir komunikasi lwt sosial media . Alhamdulillah saya bisa temukan pak kholil di youtube.saya ingin mohon arahan dari bapak Saya minta almt email bpk..ya
Mui...tolong tu...imambesar masjid istiqal..sudah rusak otaknya...tak adahubungan paus dengan masjid...kokmasjid dikotor kotori...apa paus mau ikut solat...yaaaa..gila semua....
Kalian pemuka agama....tapi kaliansendiri yang merusak nya..tempat lain apa takbisa..kokmasjid sambut paus...kalian telah bersubhat..menyemarakkan agama lain... Laknat kalian semua...
Mantap MUI, mari kita tunjukan kebaikan tanpa ada kebencian terhadap perbedaan . Dan jadikan kita sebagai orang Islam yang rahmatan lil alamiin pembawa perdamaian bagi umat manusia didunia ini . Soal akhirat itu urusan Allah Swt .
Masya' Allah sifat kejujuran ikhlas berharap ridho Illahi, tdk ada kesombongan tdk ada kebohongan, semoga Allah selalu memberkahi selalu mas Anas keluarganya Amiin
Berikut ini 3 saringan Utama untuk memastikan mana karomah bodong dan mana karomah asli, kesemuanya tak ada hubungannya dengan argumen Habib Hanif al Atthos yg menggunakan argumen sapu jagat tentang Allah Maha Berkehendak, dan tak ada hubungannya dengan argumen Kyai Idrus yg menggunakan metode kelompok, bahwa ahlu sunnah wal jamaah harus percaya pada karomah: 1. Saringan pertama adalah dari segi Subjek Penerima karomahnya bukan pendosa, pembohong, ahli maksiyat, dll. Darimana kita paham bahwa karomah tidak diberikan kepada para pendosa, tidak kepada para pembohong, tidak kepada para ahli maksiyat? dll? Kita tau 1. dari pembahasan para ulama tentang syarat untuk dicintai oleh Allah sebagai waliyullah, 2. dari saat para ulama memaparkan golongan2 para wali, dan 3. dari saat para ulama membahas kenapa orang2 yg dicintai oleh Allah itu mendapatkan hadiah berupa kenikmatan dari Allah yg berbentuk karomah. Para ulama sudah bersepakat bahwa definisi wali adalah seorang hamba yang selalu taat kepada Allah, menjauhi maksiat, dan tidak terbuai dalam kesenangan syahwat. Ada ulama yg mesyaratkan ketaatan sang wali bersifat terus menerus (tawallat thaatuhu), tapi ada yg membatasi ketaataan hanya sampai diberusaha menjaga dari maksiat. Pendapat diatas menarik dalil dari Yunus 62-64 yg artinya "Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula mereka bersedih hati. Mereka itu ialah orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertaqwa" Serta menarik dalil dari Kitab Imam Bukhari no 6137 tentang kecintaan Allah kepada hambanya yg senantiasa melaksanakan apa yg diwajibkan kepadanya, menjalankan apa2 yg disunnahkan kepadanya, dan hanya menggunakan tangannya, matanya, dan kakinya dijalan yg benar. Kalo didetailkan berarti seorang wali itu bukan tukang bohong, penipu, koruptor, tukang maksiyat, dll yg notabene merupakan pelanggaran atas perintah Allah. Kemudian, dari Waaqiah 88-91 para ulama menyimpulkan ada 2 golongan wali yakni golongan Assaabiquun Almuqarrabuun (barisan paling depan dari orang yang dekat dengan Allah) karena mereka tak hanya melakukan hal2 yg wajib, tapi juga melaksanakan yang yang mandub (sunnah) dan menjauhi yang makruh. Dan golongan wali kanan (Ashaabulyamiin), yakni wali2 yang cukup dengan melaksanakan hal-hal yang wajib saja serta menjauhi hal-hal yang diharamkan. Bunyi ayatnya “Adapun jika ia termasuk golongan yang dekat (kepada Alloh). Maka dia memperoleh ketentraman dan rezki serta surga kenikmatan." 2. Saringan kedua adalah: Karomah harus bermanfaat bagi orang lain, setidaknya bagi orang2 disekitar penerima karomah. Darimana kita tau soal saringan yang kedua? Kita tau dari / saat para ulama membahas perbedaan antara karomah dengan istidraj, khususnya saat membahas bahwa istidraj itu bersifat personal yg memang khusus ditujukan untuk membuat penerima hadiahnya itu makin sesat. Juga dari contoh mukjizat yg diterima Rasulullah yg terbukti penuh dengan manfaat (barokah) untuk seluruh muslimin. Biasanya saat membahas perbedaan karomah dengan istidraj, para ulama menukil riwayat Imam Ahmad tentang kenikmatan yg disegerakan untuk orang2 yang melalaikan perintah Allah & senantiasa bermaksiat (sehingga makin lalai/sesat), "Bila kamu melihat Allah memberi hamba dari (perkara) dunia yang diinginkannya, padahal dia terus berada dalam kemaksiatan kepada-Nya, maka ketahuilah bahwa hal itu adalah istidraj yaitu jebakan berupa nikmat yang disegerakan dari Allah.” (HR Ahmad) jo Surat al Qalam 44-45, yang berbunyi "...dan orang-orang yang mendustakan perkataan ini (Al-Qur'an). Kelak akan Kami hukum mereka berangsur-angsur dari arah yang tidak mereka ketahui." Yusuf Qardhawi menafsirkan ayat itu sebagai berikut "makna ayat di atas yaitu Allah melimpahkan kenikmatan kepada mereka yang durhaka kepada Allah dan membuat mereka lupa bersyukur kepada-Nya. Kemudian, secara tiba-tiba kesenangan itu dicabut oleh-Nya dan tidak diberikan waktu untuk bertobat." jo Surah Yunus ayat 49 yg berbunyi “katakanlah (Muhammad), aku tidak kuasa menolak mudarat maupun mendatangkan manfaat kepada diriku, kecuali apa yang Allah Kehendaki." Jadi kita bisa melihat meski pun sama2 berupa hadiah kenikmatan dari Allah, tapi berbeda sebab & tujuan, yg satu karena Allah mencintai orang2 yg terus menerus melaksanakan hal yg wajib, yg sunnah, dan menjauhi yang makruh sehingga Allah menghadiahkan kenikmatan berupa karomah, sedangkan yg kedua (istidraj) adalah hadiah kenikmatan yg diberikan oleh Allah agar orang tersebut makin tersesat, makin lalai, makin melanggar syariat. Jadi aneh kalo orang mendapatkan istidraj yg bersifat personal, misalnya kekayaan yg melimpah, tapi justru orang itu jadi banyak berbuat baik, jadi dermawan, dll. Dimana istidraj nya kalo begini? Jadi bukan istidraj kalo begini. Jadi karomah donk karena terbukti hadiah dari Allah nya jika malahan membuat dia jadi banyak menjalankan perintah Allah untuk beramal sholeh. Tegasnya, kita bisa melihat bahwa inti dari istidraj itu adalah kenikmatan yg bersifat personal untuk orang tersebut saja, sehingga tidak mungkin ada manfaatnya untuk orang banyak (minimal untuk orang sekitar kita) dan justru hadiah dari Allah ini mempersulit penerimanya untuk bisa patuh kepada Allah, alias membuat Si Penerima Hadiah terus melanggar syariat. Jadi kalo kita mendengar khabar bahwa ada wali yang bisa terbang / berjalan di atas air, bisa Shalat Jumat di Mekah tanpa naik pesawat, selalu dikunjungi Rasulullah di majlisnya, bisa merubah pinang jadi emas, menarik rantai emas dari langit, menghentikan matahari, bisa menurunkan hujan susu, dll kita tinggal mengecek apakah Sang Wali itu sehari-harinya benar2 sudah menjalankan kewajiban dan yg sunnah serta menjauhi yg makruh? serta apakah hadiah dari Allah itu bersifat personal untuk dinikmati orang itu sendiri? yg bisa membuat orang itu makin lalai atau tidak (makin tidak menjalankan syariat). Jika ternyata hadiah dari Allah itu dipakai buat maksiyat, dipakai buat menyombongkan diri, dll, yg jelas merupakan pelanggaran atas syariat, maka kenikmatan itu masuk kategori istidraj, bukan karomah. Contoh paling jelas adalah mukjizat Nabi Muhammad yg mendapat pelipur kesedihan berupa Mi'raj. Dalam proses Mi'raj itu umat Islam mendapatkan manfaatnya (barokahnya) juga, yakni hadiah shalat 5 waktu, mendapat jaminan masuk surga selagi tidak syirik (tak tercatat dalam janji Allah ini wajib mencintai Habaib untuk masuk surga), perbuatan buruknya tak dihukum jika baru sebatas niat jahat sedangkan perbuatan baiknya akan langsung dicatat meskipun baru niat, juga tak akan diberi beban yg tak sanggup dipikul, dan hadiah2 lain yg menjadi barokah bagi Umat Islam secara keseluruhan paska Mi'raj sebagaimana terpaparkan dalam ayat terakhir Surat al Baqarah. Jadi intinya argumen Habib Hanif al Atthos yg mencoba melindungi berbagai kebohongan klaim karomah dengan menggunakan argumen Allah Maha Berkehendak adalah argumen bodong, membodohi umat Islam. Dan ingat, membodohi umat muslim itu dosanya bersifat jariah, karena argumen dia sudah terekam dalam dunia digital, terus dibaca dan ditontong muslimin yg menyangka ucapan Habib Hanif al Atthos itu adalah dalil yg sah untuk dipakai dalam studi tentang karomah yg valid. Syekh Abu Yazid al-Busthomi seorang sufi yg biasa dikutip para Habaib pun sudah lama mengingatkan kita Umat Islam agar tidak terpesona dan terjebak dengan keajaiban-keajaiban yang ditampakkan oleh seseorang dan kemudian meyakininya sebagai wali yang memiliki karomah, tanpa kita mencek terlebih dulu keseharian sang wali. Saat beliau ditanya soal seseorang yg mampu berjalan dari Baghdad ke Makkah dalam sehari, Beliau meresponi “Setan pun bisa berjalan dari ujung timur bumi sampai ujung barat hanya dalam sekejap, tetapi ia (setan) tetap dalam laknat Allah”. Saat ditanya tentang orang yang berjalan di atas air, Beliau tersenyum dan berkata, "Saya tidak terkejut. Karena ikan pun berenang di atas air, dan burung terbang di udara." 3. Lalu, saringan yg ketiga, adalah tidak berlawanan dengan ketentuan2 yg sudah Allah tetapkan di alam raya (Sunatullah) dan tidak bertentangan dengan syariat dalam al Quran dan Hadist. Kalo ada ketentuan2 Allah yg dilanggar oleh khabar tentang karomah2 para habaib, maka kita bisa mengesampingkan khabar tesebut, karena melanggar ketentuan dari Allah (Sunatullah) yg sudah digariskan oleh Allah sendiri. Tak mungkin Allah menyuruh kita mempelajari petunjuk2 Allah di alam raya (Ayat Kauniyah) dan dalam al Quran, kalo kemudian petunjuk2 dari Allah itu tak ada gunanya. Termasuk karena kini kita sudah mengetahui dari petunjuk Allah (sunatullah) di alam semesta bahwa bumi + bulan berputar dalam porosnya yg bersama2 mengelilingi matahari lah yg menghadirkan siang dan malam (heliosentris), bukan matahari yg beredar mengelilingi bumi (geosentris) yg menghadirkan siang dan malam, maka kalo ada khabar seseorang memiliki karomah yg melanggar saringan ketiga ini, maka itu jelas karomah palsu. Apalagi semua muslim tau sistem kalender Islam dan waktu2 ibadah orang Islam itu dasarnya adalah sistem komariyah (yg menghadirkan siang dan malam) harusnya kalo gak bahlul, Sang Habib gak akan ngedabrus karomah bodong tentang menghentikan peredaran matahari demi memperpanjang waktu shalat ashar. Menutup mata / telinga pada bukti yg sangat mencolok mata soal karomah yg bahlul bin dobolowi, sama dengan tidak menghormati Sang Pencipta yg telah memerintahkan manusia mempelajari petunjuk2 di alam semesta (Ayat Kauniyah). Sebagai penutup: Saya sendiri cenderung pada pendapat yg menyatakan bahwa karomah yg tertinggi adalah hadiah dari Allah berupa keistiqamahan kita dalam bertakwa (al-istiqamah a‘zhamu al-karomah). Sehingga jika seorang muslim sudah teguh dalam beribadah dan berbuat baik, dia lah muslim yg beruntung dihadapan Allah. Sebagaimana pepatah arab: haitsuma tastaqim yuqaddir lakallah najahan, di manapun kamu istiqamah, maka Allah akan menakdirkanmu keberuntungan.
Perbedaan KIM & JNM KIM = Koalisi Indonesia Maju JNM = Jepang Negara Maju Sama Sama Maju Yg beda jepang Negaranya yg maju Indonesia Koalisinya yg Maju 😎😎 Cat : pertanian dan perikanan indonesia bisa maju ?? Para mentrinya bergantian jadi tersangka 😎😎
CHOLIL NAFIS IBLIS BERMUKA MANUSIA.. KYAI KHONTOLLL.. CHOLIL NAFIS ANJINGGGG TERNYATA KAMU DALANG DIBALIK PENGRUSAKAN DAN PEMBAKARAN RUMAH IBADAH NON MUSLIM CHOLIL NAFIS DALANG DIBALIK PEMBUBARAN DAN PENGANIAYAAN UMAT NON MUSLIM YG SEDANG MELAKSANAKAN IBADAH.. CHOLIL NAFIS MENYETUJUI BAHKAN MEMBIAYAI AKSI PERSEKUSI UMAT NON MUSLIM DI INDONESIA
CHOLIL NAFIS.. KAMU HARUS DI HUKUM DAN DI PENJARAKAN KAMU DALANG ATAS TINDAKAN PERSEKUSI UMAT NON MUSLIM DI INDONESIA KAMU NENYETUJUI BAGKAN MEMBIAYAI KEGIATAN ANARKIS UTK TUJUAN PENGRUSAKAN BAHKAN PEMBAKARAN GEREJA DI INDONESIA..PEMBUBARAN DAN PENGANIAYAAN IBADAH UMAT NON MUSLIM ATAS SERUAN DAN PERSETUJUAN CHOLIL NAFIS.. CHOLIL NAFIS IBLIS BERMUKA MANUSIA
CHOLIL NAFIS DALANG UTAMA PENGRUSAKAN GEREJA,PEMBUBARAN IBADAH UMAT KRISTEN DAN PENGANIYAAN.. DAN ATAS PERSETUJUAN CHOLIL NAFIS ( MUI ) GEREJA GEREJA DI BAKAR.. ANDA IBLIS BERKEDOK ULAMA
