Waktu di zoom, itu terlihat kristal logamnya seperti grain/granular yang cukup besar. Artinya dia memang kadar karbonnya tinggi, dan bisa jadi ada inklusi/campuran bahan lain dari warnanya. Betul, memang dia harus di contong dengan pipa besi atau sering-sering di heat treatment: panaskan, dan biarkan mendingin pelan-pelan. Supaya grain/granularnya tidak begitu getas/ringkih waktu dipukul. Tetap saya lebih rekomendasi dicontong/tempa lipat dengan logam lain yang lebih baik.
Sy punya keris kayaknya keris Bali berdapur Singa Ambara Raja (singa bersayap) Luk 7, panjang bilah 43 cm dan lebar, bilah tengahnya nggeger sapi, grenengnya sampai ke atas bongkotan, pamor Bonang serenteng, bilahnya matang tempaan, pamornya halus, sepertinya produksi tahun 1960an... Bener tidak mas, keris dapur Singa Ambara Raja itu hanya diproduksi empu di Bali...?
Singha Murti / Singha Ambara Raja memang banyak ditemukan di Bali. Dugaan benar, kemungkinan tahun 60an baru populer singha bersayap kalau di keris. Kalau di patung kayu, jauh lebih tua populernya di bali.
Iru slag bli,bekas limbah ,di trowulan kan bmyak kerajinan besi dan barang antik,saya pernah beli di bilang batu meteor saya coba ke pande mau bikin blakas ternyata patah dan hancur
Keris sepuh di malaysia bnyak jnis besi seperti yg kamu pegang ini..bnyak warna besi di campur berbagai besi..asal dari jnis batu besi yg diolah hingga menjadi besi..bahan pamor keris melayu di mlaysia juga tdak mggunakan nikel..hnya berbgai jnis besi dn warna besi akan bermunculan pda bilah keris melayu.dn ada teknik tempa tersendiri mngelaknya hancur..dn keris dia mlysia ori sepuh tdak mggunakan warangan..hnya mggunakan wrna besi natural.
Jika jaman dulu batu nya itu merupakan produk dari proses tungku, yg membuat saya bingung kenapa bisa satu batu memiliki logam yg bertitik lebur beda2 tp bisa melebur jadi satu bongkah, Setahu saya logam akan terpisah sesuai titik leburnya , stelah melebur maka akan segera membeku kembali, dan akan sulit bercampur, mengingat ada perbedaan di titik leburnya dan titik bekunya itu, Klo sampai bisa bercampur begitukan sudah masuk ke ranah logam paduan , di campur dengan teknik khusus, bukan sekedar tungku , Ini yg belum saya fahami bang
Yes… analisanya good. Kalau pendapat saya, karena tungku perapiannya sederhana jaman dahulu, maka api yg dihasilkan tidak sebagus jaman sekarang untuk sampai melebur beberpa matetial logam lainnya seperti di pabrik. Jadi belum murni sudah keburu beku lagi krn panas yg diinginkan tdk memadai untuk mendapatkan logam besi saja atau nikel saja.