dulu taunya cuma di programming aja dari kalimat, "selesaikan dulu logika dan algoritmanya, baru buat codingnya", ternyata ini disebut computational thinking, dan ternyata sangat fundamental harusnya ini udah dipahami dari SD 😥, at least dpt ilmunya sekarang, bisa dibuat ngajarin keponakan, atau anak saya nanti hehe Semoga Berkah Ilmunya Pak Dhika 🤲
13:28 sebenarnya point ini bisa diasah melalui MATEMATIKA. Tapi bahas ini akan terjadi perdebatan lagi ntar, antara yg punya mazhab 'Coding tidak harus paham matematika', dan 'Coding harus paham matematika'
Sebelum impor dan deploy kurikulum, CT mestinya punya naskah dekonstruksi atas konsep CT yg beredar, dekonstruksi material, fungsional dan norma yg ada d balik konsep CT. Dalam fase sejarah kurikulum konoha, CT merupakan penanda perbedaan antara kur13 dgn kurikulum merdeka. CT merupakan serangan balasan rezim ilmuan komputer konoha yg diabaikan kur13. Mengingat genk tutekdung banyak lakukan kritik atas kur13 dan kurikulum merdeka dgn CT sebagai sentral di usung oleh ilmuan komputer ITB/UI maka nuansa balas dendam nya kentara. Saya memprediksi, kurikulum merdeka dgn pusatnya CT akan dilibas lagi oleh genk shinobi Konoha yg Chomsky-an Insyaf, memakai perkakas Iconic Math nya Bricken dan Kauffman yg ramah lingkungan.
kurikulum merdeka bagus konsep nya, tapi kalo guru nya masing masing cuma sekedar mengajar tanpa memahami cara mengajar, bakal kembali ke murid nya yang cuma belajar tanpa memahami konsep dan fungsi pembelajaran yang diberi, apalagi dalam ilmu teknologi
Pak, tolong buatkan video tentang penjelasan metode pengurutan bubble short, insertion short, dan selection short. Perbedaannya di bagian mana ya? Terimakasih pak
Apakah ada team satgas pengawas pada kurikulum ini ,mengingat banyaknya kelemahan2 pada pendidikan seperti Sogok menyogok agar Lulus anaknya yang dilakukan oleh ortu .dan setelah lulus dalam mencari pekerjaan pun kembali lagi dengan system sogok menyogok agar bisa masuk kerja ,seperti dinamika saat ini .
dinamika seprti itu akan terus terjadi kedepannya, dimanapun itu, tapi setau saya, di perusahaan besar, tidak ada yang seperti itu, kita dinilai juga dari kinerja kita selama bekerja disitu, kecuali bapak kita yang punya perusahaan
logikanya gini, dikerjaan saya sebelumnya untuk menjadi seorang project manajer, itu tidak dilihat dari dia lulusan s1, sertifikat atau apalah itu, tapi dari kinerjanya bekerja di perusahaan selama setahun terakhir, kontribusinya bagaimana, dan konsistensinya bagaimana, PM saya dikerjaan dlu dia lulusan SMK tapi briliant otaknya
Tingkatan berpikir dari unesco ga kebalik ya bang? Gua nyari2 rujukan dari scopus saat masih S2 kemarin tapi selalu mengerucut pada literasi yg merupakan kemampuan paling bawah. Justru thinking skills berada di atasnya
