Тёмный

1459. MEMINTA IZIN = IMAN? | Riyaadhush Shaalihiin | Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri 

Muhammad Nuzul Dzikri
Подписаться 742 тыс.
Просмотров 12 тыс.
50% 1

1459. MEMINTA IZIN = IMAN?
Riyaadhush Shaalihiin
Bab 45 | Mengunjungi & mengundang orang-orang baik
Hadits ke-378 | Hadits Umar bin al-Khaththab Radhiallahu ‘anhu
وعن عمرَ بنِ الخطاب رضي اللَّه عنه قال : اسْتَأْذَنْتُ النَّبِيَّ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم في العُمْرَةِ ، فَأَذِنَ لي ، وقال : « لا تَنْسَنَا يا أَخَيَّ مِنْ دُعَائِكَ » فقال كَلِمَةً مَا يسُرُّني أَنَّ لي بِهَا الـدُّنْيَا . وفي روايةٍ قال : « أَشْرِكْنَا يَا أخَيَّ في دُعَائِكَ » . حديثٌ صحيحٌ رواه أَبو داود ، والترمذي وقال : حديثٌ حسنٌ صحيحٌ .
Dari Umar bin al-Khaththab Radhiallahu ‘anhu, beliau berkata, “Saya meminta izin kepada Nabi untuk umrah, maka beliau mengizinkan dan beliau bersabda, 'Jangan lupakan kami, wahai saudaraku, dari doamu.' Beliau telah mengucapkan satu kata yang membahagiakanku melebihi kebahagiaanku seandainya aku memiliki dunia ini."
Dan dalam satu riwayat beliau bersabda,
"Sertakan kami, wahai saudaraku, dalam doamu." (Hadits shahih, diriwayatkan oleh Abu Dawud dan At-Tirmidzi berkata, "Hadits hasan shahih”)

Опубликовано:

 

28 июн 2024

Поделиться:

Ссылка:

Скачать:

Готовим ссылку...

Добавить в:

Мой плейлист
Посмотреть позже
Комментарии : 13   
@adimidki
@adimidki 24 дня назад
Security Hadir ustadz dr kedubes Rwanda menteng jakarta selatan
@ahidamuhsin953
@ahidamuhsin953 23 дня назад
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ Alhamdulillah kita panjatkan puji dan syukur kita kepada Rabbul A’lamiin atas segala nikmat dan karunia yang Allah berikan kepada kita sebagaimana yang kita ketahui bahwa nikmat Allah itu tidak pernah henti sebagaimana kehidupan kita, dimana bumi di pijak disana ada nikmat الله سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى. Sebagaimana shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada Rasul kita Nabi kita Muhammadin عليه الصلاة و السلام beserta para keluarga, para sahabat dan orang-orang yang istiqamah berjalan dibawah naungan Sunnah beliau sampai Hari Kiamat kelak. Dan semoga Allah merahmati Al Imam An-Nawawi رحمه الله تَعَالَى beserta keluarganya dan seluruh ulama kita dan semoga Allah merahmati Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri حفظه الله dan seluruh team juga orang-orang yang beriman dan umat Muslim dimanapun mereka berada, آمِيْنُ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْن. PART ONE Pembelajaran ke-1 hadits Ke-378 dari Umar bin al-Khaththab رضي الله تَعَالَى عنه, di atas adalah sebagai berikut;  Hadits keLima Belas yang Al Imam An-Nawawi رحمه الله تَعَالَى bawakan dalam Bab tentang “Mengunjungi Orang-Orang Baik, Duduk Bersama, Menemani, Mencintai, Dan Mengundang Mereka, Meminta Dari Mereka Untuk Dido’akan, Dan Mengunjungi Tempat-Tempat Yang Memiliki Keutamaan”, yaitu hadits dari Umar bin al-Khaththab رضي الله تَعَالَى عنه, beliau berkata, اسْتَأْذَنْتُ النَّبِيَّ ﷺ في العُمْرَةِ ، فَأَذِنَ لي ، وقال : « لا تَنْسَنَا يا أَخَيَّ مِنْ دُعَائِكَ » فقال كَلِمَةً مَا يسُرُّني أَنَّ لي بِهَا الـدُّنْيَا Artinya, “Saya meminta izin kepada Nabi untuk umrah, maka beliau mengizinkan dan beliau bersabda, 'Jangan lupakan kami, wahai saudaraku, dari doamu.' Beliau telah mengucapkan satu kata yang membahagiakanku melebihi kebahagiaanku seandainya aku memiliki dunia ini” (Hadits shahih, diriwayatkan oleh Abu Dawud dan At-Tirmidzi berkata, “Hadits hasan shahih”). Dan dalam satu riwayat beliau ﷺ bersabda, أَشْرِكْنَا يَا أُخَيَّ فِيْ دُعَا ئِكَ “Sertakan kami, wahai saudaraku, dalam do’amu” (Hadits Shahih), demikian penulis berkata dan sepertinya beliau mengikuti at-Thirmidzi dalam hal ini, lihatlah rinciannya dalam al-Misykah, no. 2248; dan Dha’if Sunan Abi Dawud, no. 264.(al-Albani). Hadits yang diperselisihkan ulama tentang validitasnya bahkan sebagaian ulama melemahkan karena ada Perawi Ashim bin Ubaidillah, namun sebagian memvalidkan seperti Al Imam An-Nawawi رحمه الله تَعَالَى, beliau menyampaikan hadits yang Shahih dan Tirmidzi menyatakan hadits Hasan Shahih. Dan perlu kita renungkan, karena sebagian ulama yang mendhaifkan menyebutkan keutamaan-keutamaan tentang hadits ini. Diantara keutamaan hadits ini ketika Umar bin al-Khaththab رضي الله تَعَالَى عنه meminta izin kepada Nabi ﷺ untuk ber-Umrah lalu diizinkan oleh Rasulullah ﷺ, lalu Nabi ﷺ menyampaikan jangan lupakan kami dalam do’a-do’amu atau sertakan kami dalam do’a-do’amu, diantara pelajaran dari hadits ini adalah adab para sahabat رضي الله تَعَالَى عَنْهُمْ yang meminta izin kepada Rasulullah ﷺ sebelum atau ketika mereka merencanakan sesuatu, walaupun sesuatu itu Umrah dan kita tahu itu Ibadah. Tapi lihat mereka punya adab dengan Rasulullah ﷺ mereka meminta izin, padahal ini Umrah.  Dan ini menunjukan betapa solidnya hubungan antara Nabi ﷺ dengan para sahabat dan bagaimana para sahabat memuliakan Rasulullah ﷺ. Ini menunjukan betapa menghormati Rasulullah ﷺ bagaimana memuliakan dan meninggikan Nabi ﷺ sesuai dengan kedudukan beliau ﷺ. Dengan minta izin itu menunjukan memuliakan dan menghormati. Dan bagi kita yang punya anak, bagaimana perasaan kita kalau anaknya pergi begitu saja tanpa meminta izin? Kita akan tersinggung juga marah dan seringkali anak tidak mengerti maksud dan pesannya bahkan sebagian anak dengan mengatakan, ‘kenapa ribed sekali!’. Bahkan jangankan menjadi orangtua, kita misalnya menjadi anak laki-laki di keluarga, itu kalau adik atau kakak perempuan kita pergi tanpa minta izin kepada kita, kita akan marah, bahkan bisa sampai pada titik kalau Ibu kita tidak meminta izin ketika mau keluar untuk sebuah urusan, kita sebagai anak laki-laki di keluarga bisa marah. Bukan berarti posesif tetapi itu merupakan tanggung jawab seorang laki-laki dalam keluarga padahal ini Ibu dan orang-orang yang mempunyai kecerdasan sosial mengerti akan hal ini. Dan itulah para sahabat رضي الله تَعَالَى عنه, untuk Umrah saja mereka meminta izin ke Rasulullah ﷺ.  Dan masalah ini masuk ke dalam sifat-sifat orang beriman, sebagaimana yang Allah firmankan dalam QS An-Nur: 62 ketika Allah berfirman; إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ آمَنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ وَإِذَا كَانُوا مَعَهُ عَلَىٰ أَمْرٍ جَامِعٍ لَمْ يَذْهَبُوا حَتَّىٰ يَسْتَأْذِنُوهُ ۚ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَأْذِنُونَكَ أُولَٰئِكَ الَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ ۚ فَإِذَا اسْتَأْذَنُوكَ لِبَعْضِ شَأْنِهِمْ فَأْذَنْ لِمَنْ شِئْتَ مِنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمُ اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ Yang artinya, “Sesungguhnya yang sebenar-benar orang mukmin ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, dan apabila mereka berada bersama-sama Rasulullah dalam sesuatu urusan yang memerlukan pertemuan, mereka tidak meninggalkan (Rasulullah) sebelum meminta izin kepadanya. Sesungguhnya orang-orang yang meminta izin kepadamu (Muhammad) mereka itulah orang-orang yang beriman kepada Allah dan rasul-Nya, maka apabila mereka meminta izin kepadamu karena sesuatu keperluan, berilah izin kepada siapa yang kamu kehendaki di antara mereka, dan mohonkanlah ampunan untuk mereka kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (QS An-Nur: 62). Dan ini hanya dimiliki oleh orang-orang beriman, karena Allah membukanya dengan kata إِنَّمَا dan إِنَّمَا adalah adawatul qoshr sebuah gaya bahasa pengkhususan yaitu “Sesungguhnya atau hanya “. Makanya kata para ulama, ‘Dan Allah menjadikan konsekuensi Iman itu tidak pergi atau tidak melakukan sesuatu kecuali dengan izin. Dan Allah memuji mereka karena sikap dan adab mereka kepada Rasulullah ﷺ dan ulil amri diantara mereka’, yaitu izin kepada Rasulullah ﷺ atau izin kepada pihak yang punya otoritas dan otoritas itu di atur oleh Allah dan Rasul-Nya di dalam Al-Qur’an dan Sunnah dan itu semua berkaitan dengan Iman. Kenapa harus meminta izin Rasulullah ﷺ? Karena Nabi ﷺ di tunjuk oleh Allah dan otoritasnya diberikan oleh الله سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى. Jadi sebagian ulama tafsir meluaskan, ini bukan hanya untuk Rasulullah ﷺ, tetapi ini untuk setiap ulil amri atau setiap pemimpin sesuai dengan konteks kita masing-masing. Dan ini bukan tentang masalah izin, namun pembahasan ini harus membawa kita ke Tauhid kita, bayangkan hal-hal seperti ini di bahas di dalam Al-Qur’anul Karim, apalagi kalau bukan karena yang berfirman adalah Pencipta kita, Al-Alimul Khabir yang Maha Mengetahui, Al-Hakim yang Maha Bijak, sampai hal seperti ini di bahas. To be continued 1 of 2 part Mohon maaf dan juga koreksinya jika ada kekeliruan atau kesalahan karena keterbatasan dan kurangnya pemahaman ilmu yang saya miliki dalam merangkum, والله أعلم بالصواب اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ عِلْمٍ لَا يَنْفَعُ سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَـٰهَ إِلاَّ أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ، وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ Barakallahu fikum… Jakarta, Ahad, 23 Dzul Hijjah 1445 AH/30 Juni 2024 Ahida Muhsin
@elvirawidyatiofficial6247
@elvirawidyatiofficial6247 24 дня назад
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh Bismillah Semoga Ustadz hafidzahullah dimuliakan Allah. Memohon izin untuk melanjutkan perjalanan. Memohon maaf atas segala khilaf dan kesalahan. Semoga kehadiran kami beberapa waktu ini dapat memberikan sedikit manfaat. Jazakumullahu khairan atas semua ilmu dan kebaikan. Baarakallahu fiikum.
@euislatifah86
@euislatifah86 24 дня назад
Jazakallah khairan pak ustad. Nasehatnya mengena sekali😢semoga Allah mudahkan untuk menjadi lebih baik.
@justasp71
@justasp71 24 дня назад
Hadir..Ustadz... Allahumma barik..semoga Ustadz diberi keberkahan dan kesehatan, kekuatan. Aamiin
@RaudahOktaviani
@RaudahOktaviani 24 дня назад
Alhamdulillah semoga bisa Istiqomah di jalanmu Ya Allah. Terimakasih ustadz atas nasehatnya. Semoga ustadz diberikan kesehatan dan berada dalam lindungan Allah SWT. Aamiin.
@syaputrifebrinasari4840
@syaputrifebrinasari4840 23 дня назад
Masya Allah Tabarakallah
@shantywong4241
@shantywong4241 24 дня назад
Jazakallahu khairan Ustadz syukron ustadz Ilmunya
@dzikristore528
@dzikristore528 24 дня назад
Alhamdulilah
@hj.wiwikrumiati6791
@hj.wiwikrumiati6791 24 дня назад
Alhamdulillah
@ahidamuhsin953
@ahidamuhsin953 23 дня назад
LAST PART  Dan setelah kita renungkan ternyata ini bukan hal remeh, ini salah satu hal besar dalam hubungan sosial dan di bahas di dalam Al-Qur’an. Lalu sebagian orang meremehkan Al-Qur’an dan konyolnya mereka tidak mau dan tidak pernah membaca Al-Qur’an, lalu dengan bangganya mengatakan telah membaca buku A atau buku B atau buku C dan banyak buku lainnya, sementara anda tidak pernah membaca Al-Qur’an?. Padahal Al-Qur’an itu إِنَّ هَٰذَا الْقُرْآنَ يَهْدِي لِلَّتِي هِيَ أَقْوَمُ وَيُبَشِّرُ الْمُؤْمِنِينَ الَّذِينَ يَعْمَلُونَ الصَّالِحَاتِ أَنَّ لَهُمْ أَجْرًا كَبِيرًا “Sesungguhnya Al-Qur’an ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi khabar gembira kepada orang-orang Mu'min yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar” (QS Al-Isra’: 9). Dan Al-Qur’an hanya mengarahkan dan menjelaskan ke yang terbaik dan ini yang terbaik, anda ingin menjadi orang mukmin dan menjadi orang yang terbaik maka meminta izin. Dan semua orangtua, atasan, pemimpin, guru akan setuju dan semua pihak akan setuju kalau objectif. Lihat bagaimana indahnya dan betapa ber-Ilmu-Nya الله سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى yaitu, فَإِذَا اسْتَأْذَنُوكَ لِبَعْضِ شَأْنِهِمْ فَأْذَنْ لِمَنْ شِئْتَ مِنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمُ اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ “maka apabila mereka meminta izin kepadamu karena sesuatu keperluan, berilah izin kepada siapa yang kamu kehendaki di antara mereka, dan mohonkanlah ampunan untuk mereka kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (QS An-Nur: 62). Dan dijelaskan sebagian ahli tafsir bahwa setelah minta izin otomatis ada response dan response diizinkan tetapi tidak secara mutlak, namun diizinkan dengan 2 syarat, seperti dijelaskan oleh Imam As-Sa’di رحمه الله تَعَالَى yaitu; 1. Alasan karena urusan dia tersebut dan keperluan yang harus dia kerjakan. Adapun orang yang meminta izin tanpa ada alasan Syar’i jangan berikan izin. Makanya di Masyarakat kita ada orang casingnya minta izin, tetapi hakikatnya hanya laporan atau pemberitahuan dan tanpa menunggu jawaban dia langsung kerjakan hal tersebut dan langsung pergi. Jadi sampai pada titik orang tidak bisa membedakan antara minta izin dengan pemberitahuan atau pura-pura tidak tahu sehingga tidak mau membedakan antara izin dengan pemberitahuan. Ini yang menarik kata Allah, “Karena dia harus mengerjakan salah satu keperluan dan urusannya”. Maka mafhum mukhalafah dengan dalilul khitab dalam masalah ini kalau dia minta izin untuk mengerjakan urusan orang lain yang bukan urusan dia, maka tidak boleh berikan izin. Dan sering di dunia kerja atau di dunia permurid-an seperti itu. Jadi lihat bagaimana Allah mengatakan, لِبَعْضِ شَأْنِهِمْ “Meminta izin kepadamu karena sesuatu keperluan”, ada orang meminta izin bukan karena urusan dia atau menjadikan urusan orang sebagai tunggangan dia untuk bisa minta izin. Jadi tidak memudharatkan pihak yang ditinggalkan, makanya ulama mengatakan, ‘Apabila orang ini punya udzur dan dia minta izin, namun di sisi lain kepergiannya itu bisa memudharatkan maslahat yang lebih besar maka tidak boleh diizinkan, karena orang ini lebih dibutuhkan’. Lihat bagaimana Islam mengkaji masalah tersebut secara dalam. Dari sini Allah mengajarkan kita agar kita tidak menggunakan kaca mata kuda dalam melihat masalah, hanya melihat satu sisi dan lupa sisi yang lain. Jadi bukan serta merta orang ini punya alasan syar’i atau keperluan dengan otomatis mendapat izin, ini belum tentu. Namun apabila perginya dia meninggalkan mudharat yang jauh lebih besar di banding kalau dia tidak mengerjakan urusannya itu atau mudharatnya lebih kecil. 2. Lalu Allah perintahkan Rasul-Nya ﷺ ber-Istighfar untuk mereka, artinya kalau orang ini diberikan izin maka do’akan agar orang ini diberikan ampunan oleh Allah. Dijelaskan sebagian para ulama karena bisa jadi dia lalai dalam perizinan tersebut, mungkin adabnya kurang atau cara penyampaiannya kurang elok atau dengan dia pergi berarti ada urusan dia yang terbengkalai. Dan selama ada mudharat maka kita beristighfar untuk dia semoga Allah ampuni. Dan lihat betapa indahnya Islam, bayangkan orang yang meminta izin di do’akan, Allah perintahkan Nabi ﷺ untuk mendo’akan. Dan kalau kita luaskan konteksnya maka kita juga harus mendo’akannya. Dan sekali lagi, meminta izin adalah sifat orang-orang beriman dan tidak meminta izin atau numpang izin atau melakukan movement tanpa meminta izin itu antitesa dari Iman dan bukan sifat orang-orang beriman. Dan lihat para ulama dalam menSyarah sebuah hadits dan itu alasan kenapa Umar bin Khattab رضي الله تَعَالَى عنه meminta izin kepada Rasulullah ﷺ. Mohon maaf dan juga koreksinya jika ada kekeliruan atau kesalahan karena keterbatasan dan kurangnya pemahaman ilmu yang saya miliki dalam merangkum, والله أعلم بالصواب اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ عِلْمٍ لَا يَنْفَعُ سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَـٰهَ إِلاَّ أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ، وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ Barakallahu fikum… Jakarta, Ahad, 23 Dzul Hijjah 1445 AH/30 Juni 2024 Ahida Muhsin
@naswidaspd
@naswidaspd 24 дня назад
@herwanisarmansugianto9126
@herwanisarmansugianto9126 24 дня назад
🙏
Далее
2DROTS vs WYLSACOM! КУБОК ФИФЕРОВ 1 ТУР
07:25
They got a Golden Buzzer 🤣✨
00:46
Просмотров 20 млн
Выпускаем трек? #iribaby
00:14
Просмотров 311 тыс.
MUTIARA DIBALIK MUSIBAH | USTADZ MUHAMMAD NUZUL DZIKRI
1:45:56
2DROTS vs WYLSACOM! КУБОК ФИФЕРОВ 1 ТУР
07:25