818. ILMU MENJAGA RUMAH TANGGA | Riyaadush Shaalihin 

Alhamdulillah alladzi bini'matihi tatimush sholihaat Jazakallahu Khair wa Barakallahu Fiikum Ustadzuna dan Tim

Ya Allah karuniakan lah rahmat mu ,ampnanmu,keberkahan mu kepada ustad Nuzul Zikri,iman nawawi,imam ibnu koyyim serta orang orang yg berjalan di atas sunnahmu hingga hari kiamat kelak. Kumpulkan Lah kami dgnbeliau sollahualalihi wasalam 😭😭♥️♥️♥️

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ Alhamdulillah kita panjatkan puji dan syukur kita kepada Rabbul A’lamiin atas segala nikmat dan karunia yang Allah berikan kepada kita sebagaimana yang kita ketahui bahwa nikmat Allah itu tidak pernah henti sebagaimana kehidupan kita, dimana bumi di pijak disana ada nikmat الله سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى. Sebagaimana shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada Rasul kita Nabi kita Muhammadin عليه الصلاة و السلام beserta para keluarga, para sahabat dan orang-orang yang istiqamah berjalan dibawah naungan Sunnah beliau sampai Hari Kiamat kelak. Dan semoga Allah merahmati Al Imam An-Nawawi رحمه الله تَعَالَى beserta keluarganya dan seluruh ulama kita dan semoga Allah merahmati Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri حفظه الله dan seluruh team juga orang-orang yang beriman dan umat Muslim dimanapun mereka berada, آمِيْنُ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْن. Part One Al Imam Ibnu Qoyyim رحمه الله تَعَالَى dalam Kitab Miftah Daris Sa'adah mengatakan, ‘Ilmu itu lebih berharga daripada harta dari berbagai macam sisi’. Kalau kita semangat dalam mendapatkan harta, lalu bagaimana dengan mendapatkan ilmu? tapi itulah kenyataan. Ada seseorang bertanya kepada Al Hasan Al Basri seorang ulama besar di Basrah Iraq, rujukan umat, sosok yang sangat kharismatik, beliau di tanya, ‘Bagaimana Hasan Al Basri bisa memimpin umat, bisa punya kedudukan tinggi di tengah-tengah umat, bisa hidup mulia?’ lalu apa jawab saksi mata yang benar-benar mengenal Al Hasan Al Basri, kata mereka, ‘Masyarakat itu butuh terhadap ilmunya Al Hasan Al Basri dan di waktu yang sama Al Hasan Al Basri tidak butuh terhadap dunia mereka’. Makanya diriwayatkan Ali Bin Abi Thalib رضي الله تَعَالَى عنه menyampaikan, ‘Ilmu itu lebih baik dan tinggi daripada harta’ diantara alasannya adalah, ‘Ilmu itu menjaga kamu, tapi harta kamu yang harus menjaganya’. Kalau kita punya Ilmu Nafi’, ilmu yang akan menjaga kita dari maksiat, dari dibodohin orang, ‘orang ini menggunakan trik dengan saya, saya tidak boleh tertipu’, karena kita punya ilmunya yang menjaga kita dari jebakan-jebakan syaithan, dari syahwat yang mengajak kita kepada keburukan. Jadi ilmu itu menjaga kita, sedangkan harta, kita yang menjaganya, dan itu sudut pandang seorang sosok besar Ali bin Abi Thalib رضي الله تَعَالَى عنه. Pembelajaran Ke-4 hadits Ke-292 dari Ummu Salamah رضي الله تَعَالَى عنها, di atas adalah sebagai berikut;  Dan kita sedang bicara tentang rumah tangga, ilmu itu menjaga rumah tangga kita, menjaga istri, anak kita. Dan harta kita yang menjaganya, istri menjaga hartanya dan anak-anak juga menjaga hartanya juga. Tapi kalau Ilmu kita di jaga, ada banyak rumah tangga mau hancur, tetapi ketika sudah tahu ilmunya Alhamdulillah ternyata begini. Maka marilah kita syukuri dan sadar bahwa hal ini mahal, mewah dan sangat berharga. Para ulama mengatakan kesadaran itu langkah pertama menjadi orang baik, sehingga kita harus menghargai. Tapi harus sadar dulu, kalau tidak sadar tidak akan menghargai. Semoga Allah memberikan taufik kepada kita untuk tetap bersyukur dan mendapatkan ilmu yang bermanfaat, sebagaimana shalawat dan salam tercurahkan kepada Rasul kita, Nabi kita Muhammadin عليه الصلاة و السلام dan para keluarga, sahabat dan orang-orang yang istiqamah berjalan di bawah naungan Sunnah beliau sampai hari Kiamat kelak.  Session Tanya-Jawab: Tanya: Pada saat ini rumah tangga kami sudah memasuki tahun ke-30, namun demikian di usia kami yang sudah setua ini suami sudah pensiun dan di dalam pandangan saya di waktu-waktu yang sudah menjelang akhir kehidupan saya berpandangan dan seharusnya sedang menjalankan dan memperbanyak kuantitas maupun kualitas ibadah-ibadah kami. Meskipun suami sudah pensiun tapi masih mendapatkan pekerjaan. Qadarullah 1 tahun yang lalu anak-anak membongkar kejadian perselingkuhan suami yang sudah berjalan selama 2 tahun. Dan selama 2 tahun check in di hotel-hotel sekitar Kantor, berzina dengan istri orang teman sekantornya. 1 tahun belakangan ini saya berupaya lebih memilih untuk mempertahankan rumah tangga kami dengan syarat suami akan bertaubat. Sejalan dengan itu saya mengupayakan membantu suami mencarikan ustadz mesjid yang sesuai untuk kami untuk dapat melakukan taubat bersama. Selama 1 tahun ini upaya kami on off karena seringnya suami banyak tidak komit dan tidak istiqamah dengan taubatnya. Di bulan ke-6 setelah terbongkarnya skandal, suami masih menemui istri orang. Sejalan upaya saya menyimak kajian-kajian ustadz serial suami istri dan dapat saya gambarkan kondisi suami, kecuali memberikan nafkah kepada kami, istri dan anak-anak. Di luar itu kondisi suami saya hampir terbalik perannya. Dikajian ustadz yang berjudul “Ku terkecoh dengan Kelezatannya” itu gambaran yang sangat persis. Bagaimana saya harus menyikapi situasi seperti sekarang ini. Saya juga menyimak kajian ustadz tentang “Serial Kewajiban seorang Istri” saya hampir menyerah. Mohon arahannya Ustadz. Jawab: Tidak ada dari kita yang aman dari fitnah makanya harus banyak minta pertolongan kepada Allah, agar Allah menjaga kita dari fitnah dan semoga Allah jaga kita dari fitnah-fitnah yang seperti ini dan menyadarkan suami dari ibu yang bertanya tersebut. Kemudian perbanyak Istighfar dan taubat kepada Allah dan mulai perbaikan dari diri sendiri, kata Nabi ﷺ, “Mulai dari diri anda”. Lalu kemudian evaluasi kinerja kita juga karena walaupun secara langsung ini jelas kesalahan suami kalau benar suami selingkuh apalagi berzina, tapi secara tidak langsung Allah berfirman dalam QS Asy-Syura; 30 yang berbunyi; وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَنْ كَثِيرٍ Yang artinya, “Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu)”. (QS Asy-Syura; 30). Coba evaluasi kinerja kita sebagai istri, khidmat atau pelayananan kita sebagai istri, lalu tugas-tugas kita sebagai istri sudah dijalankan belum, tapi dulu 30 tahun itu banyak cerita, selama 30 tahun banyak kesalahan yang terakumulasi dan coba evaluasi mumpung Allah berikan kesempatan. Adapun masalah rumah tangga, kalau suami bertaubat jelas rumah tangga dapat dilanjutkan dan diperbaiki, tapi kalau suami belum bertaubat maka kita tahu terjadi perbedaan di tengah-tengah para ulama, bolehkah menikahi laki-laki atau wanita pezina atau yang berzina? Sebagaimana di awal-awal QS An-Nur, sebagian ulama mengharamkan sebagaimana Mazhab Hanabilah dan sebagian ulama masih atau mengarah pada titik hukumnya makruh sebagaimana ulama-ulama mazhab Syafiiyah. Jadi kalau kalau kita melihat ulama-ulama Mazhab Syafi’i ini masih bisa dipertahankan tapi harus juga diperjuangkan untuk bertaubat dan bertaubat. Lalu kemudian perbanyak qiyamul lail, dan qiyamul lail itu menentukan. Kemudian perbanyak membantu orang, Sabda Nabi ﷺ “Allah bantu hamba-Nya ketika hamba-Nya membantu saudaranya” rumah tangga seperti ini butuh pertolongan Allah, coba bantu orang agar Allah bantu rumah tangga kita, karena berat rasanya rumah tangga seperti ini. Lalu terus dampingi tapi jangan sebagai security atau sebagai pengawas, dampingi suami itu sebagai istri walaupun berat ketika suami seperti ini, tetapi kalau kita ingin memperbaiki rumah tangga tidak bisa dengan kondisi istri terprovokasi lingkungan atau kondisi yang akhirnya itu efek domino, istri menjadi ill- feel dan akan mempengaruhi dalam menjalankan tugas dan peran istri. Dan begitu istri tidak perform, pengaruhnya ke istri lagi, suami memilih arah ke luar lagi ke pihak lain lagi dan begitu seterusnya dan seperti benang kusut dan harus di cut. Dan minta yang terbaik kepada Allah, nanti Allah akan tolong kalau kita jujur, karena jika anda jujur Allah akan wujudkan cita-cita anda. Memang tidak mudah seseorang berubah setelah menjalankan pola selama 30 tahun, tetapi ini kesempatan sebelum kita wafat dan tolong perjuangkan itu. الـحَمْدُ لِلَّـهِ الَّذِي عَافَانِي مِمَّـا ابْتَلاكَ بِهِ، وَفَضَّلَنِي عَلَى كَثيرٍ مِمَّنْ خَلَقَ تَفْضِيلاً Artinya, “Segala puji bagi Allah yang telah menyelamatkan aku dari musibah yang menimpamu dan benar-benar memuliakanku dari makhluk lainnya”. (HR. Tirmidzi, no. 3431; Ibnu Majah, no. 3892). To be continued ( 1 of 2 part) Mohon maaf dan juga koreksinya jika ada kekeliruan atau kesalahan karena keterbatasan dan kurangnya pemahaman ilmu yang saya miliki dalam merangkum, والله أعلم بالصواب اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ عِلْمٍ لَا يَنْفَعُ سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَـٰهَ إِلاَّ أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ، وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ Barakallahu fikum… Jakarta, Jum’at, 6 Safar 1444 AH/02 September 2022 M Ahida Muhsin

Alhamdulillah alladzi bi ni'matihi tatimmush shoolihaat, semoga Allah senantiasa merahmati imam Nawawi, ustadz, keluarga, tim, para pemimpin kami dan seluruh umat muslim dimanapun berada, jazakumullah kyairan katsiran ustadz atas ilmunya, barakallah fiikum

Bismillah alhamdulilah .syukron wa jazakumulloh khoiron atas ilmunya ustadz wa yubarokallloh fikum .🙏

assalamualaikum . . Jazakumullah Khoiron imam Nawawi ilmunya 🙏 ustadz Jazakumullah Khoiron dan Tim 🙏 Alhamdulillah 12:40🙏

Semoga ilmunya bermanfaat untuk rumah tangga kami syukron pak ustadz ilmunya jazakallah khairan

M fadil syam suami sy pernah memberikan info kajian ini masyaaAllah

Masya Allah Tabarakallah

HafizhahullahuTa'ala ustadz

Barakallahu fiik ustadz

alhamdulillah

Barokallahu fiik Ustadz

Last Part Tanya: Mengutip perkataan ulama yang disampaikan bahwa hadits ini menekankan para suami yang menjadi tolak ukur Surga atau Nerakanya istri, setelah ridha الله سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى. Di satu sisi saya sebagai suami, saya merasa masih melakukan banyak dosa dan belum layak menjadi tolak ukur atas Surga atau Neraka nya istri saya. Beri saya nasihat ustadz. Jawab: Yang pertama ketika suami atau istri sadar dia belum perform atau belum layak pada posisi tersebut, itu merupakan awal dari kebaikan. Makanya kata para ulama seperti dalam Kitab Madarijus Salikin, yang pertama harus sadar dulu, kalau orang tidak sadar susah, kalau dia tidak sadar dan dirinya fokus menyalahkan pasangan tidak akan selesai-selesai masalah. Yang pertama masing-masing pihak sadar tentang kekurangan masing-masing dan itu point penting. Adapun suami yang seperti ini perbanyak do’a minta pertolongan kepada Allah, kemudian terus belajar jangan pernah putus belajar dan menuntut ilmu, kemudian amalkan ilmunya. Seringkali kita berfikir terlalu ribet, padahal kalau kita istiqamah dalam belajar lalu kita berusaha mengamalkan ilmu kita maka Allah akan berikan pertolongan dan Allah berikan keajaiban dalam rumah tangga kita, selalu belajar dan amalkan. Kalau kita mengamalkan hadits yang kita sudah pelajari dalam kitab Riyadhush Shalihin kita akan menjadi suami yang ideal, tidak usah ribut dengan teori ini itu dan kita berusaha komit mengamalkan dari hadits pertama sampai hadits terakhir dan berusaha mengamalkan dengan jatuh bangunnya. Dan kita bukan Malaikat dan bukan manusia sempurna, namun kita tetap berusaha komit mengamalkan, kita akan menjadi suami atau istri yang ideal di saat ini, biiznillah walaupun kita belum setengah buku. Yang menjadi masalah kita belum mengamalkannya dan itu masalah besarnya. Dan bukan harus 100%, tetapi berusaha sekuat tenaga mengamalkan seluruh dalil dengan jatuh bangunnya, In Sha Allah kita akan menjadi pribadi yang jauh berubah, suami yang ideal dan kita menjadi istri yang ideal untuk standard kita. Kita tidak bicara standard Imam Nawawi atau Imam Syafi’i atau Imam Muzani ulama-ulama besar, ini standard kita, tapi siapa diantara kita benar-benar berusaha mengamalkan. Sama seperti yang sudah di bahas, bagi istri berusaha benar mencari ridha suami setelah ridha Allah yang non maksiat dan bagi suami coba amalkan sifat Taghaful. Itu kalau kita amalkan bulan ini akan ada trickle down effect ke mana-mana akan ada banyak perubahan, kecuali yang dirahmati Allah. Suami memiliki sifat Taghaful itu akan sangat membantu istri yang selama ini banyak tekanan yang dirasakan istri itu akan hilang hanya karena satu sifat ini saja. Dan kalau tekanan-tekanan itu hilang, istri akan lebih perform lagi dan banyak keributan itu akan hilang dan kita akan mengikis mungkin 70% keributan rumah tangga kita, gara-gara satu sifat ini saja kita berusaha mengamalkannya. Dan jujur saja ketika kita ribut biasanya karena masalah-masalah receh dan lebih lucunya lagi sebagian masalah yang prinsip tidak pernah diributkan. Jadi ada masalah yang seharusnya di angkat tetapi tidak pernah di angkat, ada masalah-masalah yang pondasi yang harusnya di bahas, itu tidak pernah di bahas oleh suami dan istri. Dan ini simple saja, kita tidak usah bicara buku-buku yang lain, kita bahas buku Riyadhush Shalihin cobalah untuk diamalkan. Pada hadits-hadits terakhir saja kita coba belajar dari dua sisi, sehingga hadits itu benar-benar didudukan, bukan dijadikan alat, ego salah satu pihak. Dan yang terakhir coba bergaul dengan teman-teman yang dengan taufik Allah bisa memimpin rumah tangganya dan bergaul dengan mereka, tanya mereka dan minta masukan. Yang menjadi masalah mayoritas kita laki-laki tidak pernah meminta masukan dan bertanya tentang masalah ini sama laki-laki yang lain, karena itu gengsi dia dan seringkali kalau meminta masukkan membangun framing dulu yang memberatkan istrinya, istri saya begini dan begini dan jarang saya begini dan begini. Coba balikan posisinya dari dia menjadi saya. Kenapa para sahabat itu hebat dalam menjadi Suami? Karena mereka bergaulnya dengan Rasulullah ﷺ. Jadi coba amalkan ilmu kita. Mohon maaf dan juga koreksinya jika ada kekeliruan atau kesalahan karena keterbatasan dan kurangnya pemahaman ilmu yang saya miliki dalam merangkum, والله أعلم بالصواب اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ عِلْمٍ لَا يَنْفَعُ سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَـٰهَ إِلاَّ أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ، وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ Barakallahu fikum… Jakarta, Jum’at, 6 Safar 1444 AH/02 September 2022 M Ahida Muhsin

Izin save

Knp suara speaker nya kecil sekali

Ustad klo suami nya tau isi hati istri nya psti akn hdp tenang damai tpi klo suami nya tdk tau hati istri nya tau nya cma ksh makn kya sapi gimna apalg suami nya ga mau sholat ga mau baca qur an ga romantis lbh penting main hp aduuuuuuhh udh deh lbh baik hdp sndri an smpi mati lbh baik sabr tak bersuami kn di akherat jga dpt suami malah jauuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuh lbh baik dan lbh sempurna