Salah satu ulama muda yang komplit, antara ilmu agama dan ilmu murni sehingga corak berpikirnya kaya, tidak dogmatis. Beliau lulusan pondok pesantren, kuliah di STF Driyakara yang melahirkan para dedengkot filsuf, kuliah di ISI yang melahirkan para seniman, kuliah di luar negeri seperti Universitas Malaya Malaysia dan Queensland Australia. Membidani Sekolah Tinggi Filsafat Al Farabi dan Ponpes Luhur Baitul Hikmah. Penulis buku-buku populer sepeti Filsafat untuk Pemalas... Menjadi anggota Masyarakat Filsuf se-Dunia di Rheinische Freidrich-Wilhems-Universitat Bonn, Jerman, serta anggota ilmuan muda se-Dunia di Johann Wolfgang Goethe-Universitat Frankfurt am Main, Jerman. Menurutnya kemampuan untuk "mendengar" (seperti gelas kosong: Open Minded) adalah ilmu tingkat tinggi laiknya kaum Muhajirin ketika hijrah ke Medinah.
@@bugistarr Lagu diakhir video,, Tp sy alhmdllh sudah dapat judul lagunya,, Tana Ogi Wanuakku. Yg nyanyinya siapa ya Om kalo boleh tau..?? (pd video diatas). Thnx..
Saya baru nemu beliau, setelah saya sebelum nya saya juga kagum pada Gus Ulil Absor Abdala, sama sama murid Kyai Sahal Mahfud, sama sama akademisi berbasis pesantren yg matang
Mayoritas dari paparan Beliau saya sangat sepakati. Khusus soal pemaknaan atas modernitas saja yg saya tidak sepakati. Ini saya kira berasal dari pemahaman kita yg terbiasa dualistik dalam memahami segala sesuatu. Akibatnya, di dunia perantauan, terkesan tidak mengandung spiritualitas. Bahkan dianggap sekular. Padahal cara pandang dualistik yg dipegang oleh mayoritas masyarakat dan elit tradisionalis lah yg sesungguhnya sekular.
Kiyai muda yg wawasan keilmuannya komplit bukan cuma ilmu agama tapi ilmu keduniawiannya juga ? Bukan kiyai *_jago kate_* (berskala domestik seperti katak dalam tempurung) tapi bertaraf internasional bisa bhs arab dan inggris ...mantab !!!