Obat bib❤️, tapi semenjak saya mengenal habib. Saya pernah kecewa berat sama Allah, pernah meragukan Allah, pernah depresi berat. Pernah juga mau bunuh diri, tapi karena saya masih percaya bahwa bundir adalah dosa paling besar, jadinya saya selalu mengurungkan niat saya. bertahun-tahun terombang-ambing bingung mau ngapain. Akhirnya saya selalu berusaha mencari Allah kembali yang dulunya Allah selalu jadi tumpuhan saya, tempat curhat saya, tempat berharap saya, tempat mengadu saya. Namun cinta Allah saja saya tak dapatkan, malahan saya makin stress, depresi. Menyalahkan diri sendiri, allah, takdir, dan masa lalu. Belajar ikhlas sulit banget. Lewat kesukaan saya ke dark joke dari coki dan muslim saya mengenal habib. Terima kasih bib❤️ Saya kembali menemukan cintanya Allah, bukan saya yang tak menemukan tapi diri saya yang masih sangat kecewa. Cinta Allah selalu ada buat saya, dia masih setia melihat saya, dia masih setia dengerin curhat-curhatan saya. Saya menemukan Allah kembali bib yang dulunya Allah segalanya bagi saya dan sekarang kembali lagi. Setelah sekian lama saya sadar "owhh maksud Allah gini, Allah baik banget sih, dia tau yang terbaik buat saya, dia menguatkan saya. Terima kasih bib, jujur saya sering DM habib, tapi saya hapus lagi:(:(. Saya amat sungkan, saya hanya ingin mengucapkan kata terima kasih, semoga habib sehat-sehat terus ya bib, panjang umur, dan semoga banyak yang mendapatkan apa yang saya dapatkan.
Gue kadang juga depresi berislam. Tapi bukan karena Islamnya tapi karena orang2 sekitar gue yang menurut gue terlalu kaku dalam berislam dan itu dipaksain ke gue. Padahal gue juga sebenarnya tahu, Tuhanku, Allah yang maha baik gak pernah maksain hambanya. Gue yakin Allah gak akan menghukum gue selama gue gak melakukan sesuatu yang jahat ke diri gue dan orang lain di sekitar gue
Bib.. salut sama habib.. selalu menjelaskan essensi beragama dengan logis dan memiliki landasan ilmunya.. saya yakin pengetahuan itu pasti gak datang dengan sendirinya.. pasti sudah banyak malam2 yg habib lewatin buat mengkaji dan mengaji.. serta pasti banyak juga org2 hebat disekitar habib.. guru2 hebat.. sehat2 bib.. terus membagi pengetahuan dan pencerahan.. kami ini butuh sosok seperti habib..🙏🙏🙏🍻🍻🍻
Dulu jika ada seorang ustad atau penceramah telah mengeluarkan khotbahnya, seketika kata2 tersebut langsung masuk ke hati tanpa di sortir terlebih dahulu dalam pikiran. Setelah sekian lama mengikuti khabib ja'far, saya tau betapa pentingnya logika beragama.
Dari waktu saya kecil lebih sering diajari beragama karna takut masuk neraka.jadi beribadah atas dasar ketakutan.pernah merasa depresi juga karna merasa banyak dosa.terima kasih bib untuk pencerahannya,bahwa seharusnya kita beragama atas dasar cinta kepada Allah SWT.
Takut pada Allah juga ada waktunya, takut maksiat misalnya, takut melanggar, bahkan takut diazab seperti umat lalu.... Saling melengkapi saja, lihat surat Shaffat deh, memang kalo orang yang beriman, cinta, rindu, sedih, marah, takut, semuanya bersama Allah
Bener, agama juga bisa bikin stress. Gua waktu SD ikut sekolah sore di masjid, belajar Islam. Pas mata pelajaran Hafalan surat gua suka deg-degan, karena gua pulang SD cuman ada rentang 1 jam sebelum ke masjid. Gua susah menghafal surat, apalagi di atas 4ayat. Pas di tes hafalan surat, gua baru bisa hafal 4/5 ayat. Itu gua liat muka guru, kayak mandang rendah sampai ngomong " ya sudahlah, gak usah dilanjutin. ". Gua hari itu di pojok masjid nangis aja, gua udh berusaha tapi kyk gk dihargain.
@@kusukacolaylowlee1611 keren bg, anak sd disuruh belajar salah satu bahasa paling sulit dipelajari di dunia. Hafalan surat lebih dari 4 ayat aja kesusahan, pulang dari sekolah terus berangkat ngaji cuma ada waktu luang sejam. Adakah waktu luang untuk belajar bahasa arab?
Dulu pas sd pernah takut tiap kali ketemu pelajaran agama. Karena selalu ditanya dan dites tentang ngajinya. Waktu itu aku ikut TPQ tapi gak sampe selesai. Guru nanya ke aku seakan aku itu penjahat "ngajinya sampe mana?" "Ngaji dimana?" "Nama TPQ nya apa?" "Nama gurunya siapa?" Kesannya kaya gak percaya sama muridnya yg bahkan masih sd. Aku yang masih sd gak nyaman akan hal itu dan akhirnya takut tiap pelajaran agama. Ditambah lagi beliau kaya mandang rendah aku karena aku belum lancar ngaji. Dari situ aku rasanya takut kalo belajar ngaji lagi dari 0, karena "kenapa gak dari kecil?" Itu yg terjadi di lingkungan ku. Hal itu berlanjut sampe masa sekolah selesai. Dan saat masuk awal-awal kuliah ada pelajaran tentang filsafat ketuhanan yang bikin aku kepo dan search di RU-vid tentang hal ini, terus nemu kontennya Habib Jafar yang bener-bener ubah pandangan ku tentang beragama. Aku jadi gak takut lagi bergama. Udah gak islam phobia lagi hehe. Makasih Habib 👍
Terimakasih Bib. Relate sekali dengan keadaan saya saat ini, depresi karena keadaan, kemudian merembet menyalahkan agama, setelah menonton penjelasan Habib saya sadar bahwa agama hendaknya dijadikan obat, bukan penyebab depresi.
Inilah jawaban yang saya cari selama ini. Kok saya semakin tahu Agama malah semakin banyak pula beban saya, semakin menakutkan. Karena semakin banyak saya tahu semakin banyak pula yang saya tinggalkan... Alhamdulillah, terimakasih Bib. Menyenangkan dan lega. Pemikiran saya makin terarah. Sehat selalu Bib ♥️
وَمَنْ اَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِيْ فَاِنَّ لَهٗ مَعِيْشَةً ضَنْكًا وَّنَحْشُرُهٗ يَوْمَ الْقِيٰمَةِ اَعْمٰى Dan barang siapa berpaling dari peringatan-Ku maka sungguh, dia kehidupan yang sempit dan Kami akan mengumpulkannya hari kiamat buta. ( qs taha ayat 124) الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَتَطْمَىِٕنُّ قُلُوْبُهُمْ بِذِكْرِ اللّٰهِ ۗ اَلَا بِذِكْرِ اللّٰهِ تَطْمَىِٕنُّ الْقُلُوْبُ ۗ Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tentram. (Qs ar ra'ad ayat 28)
jadikan islam sebagai the way of life ... tidak hanya dokmatis dan hanya mengajarkan ritual semata ...ianya lebih luas dan lebih tinggi lagi.. terimaksih habib .. penjelasan antum telah memperkuat basic agama yg sudah saya miliki teruskan memberikan pencerahan. semoga habib selalu sehat .
Ada teman kita yang sangat rajin (istiqomah) dalam menjalani ibadah namun dengan segala upaya sudah kita lakukan, kita hanya bisa rajin kemudian kendor, rajin dan kendor lagi (tidak bisa istiqomah) Posisi terbaik bagi kita adalah mendoakan yg istiqomah semoga tetap istiqomah, itu saja sudah sangat² baik bagi kita
Habib Ja'far yg mencintai umatnya dan di cintai umatnya yg menyebarkan keharmonisan & kerukunan kepada umat agama yg lainnya 😇🙏🏼 tetap rangkul musuh meskipun kamu di hina & di caci maki sehat selalu keluarga habib ja'far 😇 GBU dari kami umat katolik dan hindu
Penjelasan yg singkat, padat, dan juga bermakna tentu sangat bermanfaat bagi kita semua. Habib jafar panutan kita semua 🌹 semoga sehat selalu dan tetap dalam lindungan Allah swt.
Bib mau cerita sy dulu agamanya kuat sampe pernah wisuda hafal yasin dll tapi karena sy sering mendapat kesusahan baik ortu broken home,ekonomi ga stabil udh berdoa agar bisa dpt kebahagiaan tp ga dapet jadi skrg meragukan adanya Tuhan (sempat mikir ngapain berdoa sm hal yg ga pasti) pgn balik ke jalan yg benar tp susah bib,tolong bantu🙏😁
Sebagai muslim yang pernah didiagnosa depresi secara klinis, saya pengen menceritakan pengalaman saya berada di tengah komunitas muslim. Depresi itu penyakit yang nyata secara medis. Ini perlu kita pandang sebagai ujian yang tidak bisa kita hindari sekalipun kita sudah punya pemahaman yang baik tentang takdir dan sudah beribadah selayaknya muslim pada umumnya. Apa yang dibutuhkan oleh penderita depresi adalah dukungan dan pemahaman bahwa untuk sembuh itu butuh ikhtiar ke profesional sekaligus butuh waktu yang tidak bisa diprediksi. Kurangnya pemahaman kita terkadang malah membuat kita bersikap judgemental. Sering banget saya ngeluh insomnia berhari-hari karena depresi tapi malah ditanya: "Kamu sholatnya penuh nggak?", "Istighfar barangkali dosa yang membuat perasaan nggak nyaman". Pun ketika ikhtiar ke profesional (psikiater/psikoloh) masih ada yang nanya: "Kenapa nggak ruqyah aja? Psikolog pendekatannya kurang islami". Yang saya harapkan dari orang sekitar adalah doa semoga Allah ngasih kesabaran dan ketabahan untuk berusaha bangkit. Iman itu membantu menguatkan keyakinan bahwa kalau memang sudah ke psikiater tapi depresi belum membaik, berarti itu takdir Allah sekaligus ujian, kalau kita sabar tuh Allah bakal ngasih pahala. Barangkali kita perlu nyoba ke psikiater lain, nyari second opinion, nyoba obat yang lain sampai Allah mentakdirkan gejala depresi itu bisa sembuh. Jadi memang perlu dibedakan antara depresi yang didiagnosa klinis dengan kegalauan atau rasa sedih yang berkepanjangan.
I feel you bro... Saya penyintas juga gangguan mental yang juga seorang muslim. Saya sudah berteman dengan penyakit ini. Penyintas gangguan mental juga ujian, penyakit medis sama kaya penyakit fisik. Tapi masih banyak belum paham. Padahal dengan keyakinan iman setelah ikhtiar dan berdoa, tapi masih kena penyakit mental, berarti itu cara Allah menghapus dosanya dan menaikkan derajatnya sang hamba. Jangan dengarkan pandangan orang lain, yang tahu diri kita dan Allah SWT. Tetap kuat bagi pari pejuang kesehatan mental dan tetap yakin sama skenario indah dari Allah.
Video yg bagus bib. Gue penderita gangguan mental Skizofrenia, Skizoaffektif tapi utk sekarang diagnosisnya berubah ke gangguan halusinasi. Gue menganggap dulu beragama itu takut utk ngomong sama cewek nanti hawa nafsu naik dan melakukan zina, dan gue juga takut dgn ceramah ceramah ustadz dgn notabene " Ah nanti elu futur " Jangan dekatin dia nanti imanmu berkurang, dan ceramah yg keras seperti salafi/wahabi ttg tauhid dan ceramah yg mengancam diriku sendiri, sampai malah aku kena skizofrenia, skizoaffektif dan masuk rumah sakit jiwa itu akibat kesalahan gue karena otak gue selalu menghubungkannya dgn agama dan selepas test SBMPTN gue yakin lulus tapi nyatanya enggak karena gue milih FK dan setelah itu gue depresi berat dan masuk rumah sakit jiwa karena pikiran kacau, karena ekspetasi gue besar akan lulus di fk UGM tapi tidak dalam kenyataannya, akhirnya gue masuk FK Umsu dan gue lulus tapi gue gk dari hati gue utk masuk disana, karena gue nganggap FK UGM branded dri yg lain, dan gue semakin kacau pikiran dan ngehubungkan dgn agama lagi dan itu semakin kacau. Akhirnya bokap gue mutusin gue utk tidak kuliah dan ambil SBMPTN di tahun depan, dan tahun selanjutnya berlangsung aku tidak lulus FK lagi karena otak gue rada rusak dan kena gangguan mental/Jiwa, pertamanya gue didiagnosis dokter skizofrenia, dan skizoaffektif. Dan udh stabil beberapa saat lalu kuliah di bagian biologi, gue azasnya dungu dahulu gk pernah belajar dan selalu mengait mengaitkan hal agama dan salafi dan pelajaran yg guenya dulu menjadi anak yg berprestasi malah gk jadi karena gue dicamkan sbg anak yg paling keras kepala dan gk mau diatur, dan disitulah depresi gue pertama muncul. Dimarahin karena guru mtk, gue selalu menyendiri, dan gk ada teman, dan gue pengalihannya ke agama, akibat itu gue gk ada belajar meskipun waktu itu SBMPTN, dan satu lagi gue kena tipu dgn orang berdasi yg mengiming imingkan dapat FK UGM dgn ngikutin dia utk bayar 135 jt, dan gue semakin terpuruk dgn hal itu... Waktu berlalu terlalu cepat dan penyakit gue semakin parah dan gue masuk rumah sakit jiwa sudah 4 kali... Obat ini gk mempan yg lain juga orang tua menangis dan semuanya terbengkalai... Semuanya berlalu begitu cepat dan gue ketemu psikiater senior yg lebih handal dri yg lain yg menyatakan gue ini hanya terkena gangguan halusinasi, dan gue dibawa tempat rehabilitasi utk pemulihan selama hanya utk waktu 2 bulan. Dan gue akhirnya sadar dan dapat membuka diri dgn dunia bahwa gue yg dulu sangat dungu dan bodoh. Dan kali ini gue sudah membaik dan tinggal maintenance obat 6 bulan dan lihat evaluasinya. Btw ini masih 4 bulan... Dan gue sadar bahwasanya islam itu gk kek gitu yg gk seperti salafi/wahabi yg buat jiwa gue takut. Dan gue sadar dan meninggalkan golongan itu. Dan gue dapat pencerahan dari diri sendiri bahwasanya islam itu agama cinta bukan agama hanya menakut nakuti apa yg halal dan haram. Dan gue sekarang lebih sehat dan lebih baik. Jadi gue nyimpulin semua itu berdampak pd pikiran kita yg salah menilai persepsi agama dan sains dgn pemahaman yg keliru. Dan sekarang gue lebih bahagia karena pola pikir gue berubah dan semakin baik seterusnya sampai sekarang. Ibarat gue dulu di SMA selalu menggaris depankan agama yg gue fanatik ke wahabi. Islam itu gk segitunya, islam itu lebih baik dan menyenangkan. Dan sekarang gue beribadah se standarnya yg sesuai aja ke yg normal dan gue telah madzhab syafi'i akidah Asy'ariyah. Dan sampailah ketemu sama channel habib ini dan gue pun tercerahkan. Terima kasih. BTW ada saran gk utk gue bib dan teman teman yg lain?? Bismillah mudah mudahan dilihat dan di feedback serta di baca komen gue sama teman teman dan habib Husein sendiri. Jazakallahu khayr bib & teman teman. 🙏🏻🙏🏻
Aku pernah ditahap benci islam . Salah satunya karna islam mengizinkan poligami.yang katanya kalo menikah lagi tidak perlu izin istri,suami yang boleh menceraikan istri tanpa alasan, trus yang katanya sebaik baik adalah lelaki kalo mimpim doa,istri harus melayani suami katanya ngak boleh menolak berhubungan intim dengan suami nanti dilaknat malaikat,yang katanya harus taat semua atas izin suami,budak wanita boleh digauli tanpa menikah,sebaik baik istri dirumah saja mengurus anak dan suami Aku merasa saat itu wanita tidak seperti manusia bebas.aku merasa seperti wanita dilahirkan dirawat dipersiapkan hanya untuk laki-laki.ibarat bahasa kasarnya kayak hewan ternak. Ditambah aku hidup dikeluarga yang tidak harmonis. Ayahku selingkuh,lingkup keluarga ada yang poligami dan kalo istri bisa dipoligami atau dicerai selalu disalahain pihak istri pertamanya.lalu juga ada perbedaan sikap antara misal melakukan pekerjaan rumah. Wanita harus selalu yang laki laki dibiarkan. Atau selalu ada perkataan rawat badan yang bagus biar dapet jodoh biar dapet pacar, harus bisa masak harus bisa bersih bersih kalo ngak bisa diejek mertua suami nanti begini begitu. Lalu dikata disurga nanti para pria sibuk mecah perawanin bidadari surga. Yang semakin membuatku mikir Wanita itu apa si Apakah berharga Apakah mereka bebas Katanya islam itu mengangkat derajat wanita Tapi kenapa aku tidak menemukan hal itu SAAT ITU ditambah yang aku mikir kenapa ya sholat itu selalu dibayang bayangi kalo ngak sholat siksa neraka Yang ibarat allah itu diktator yang kalo kita ngak nyembah akan membuat allah ngak senang. Yang membuatku berfikir allah itu tuhan atau mahkluk seperti kita Yang bisa marah bisa dll. SAAT ITU Ditambah aku melihat banyak ulama ustad yang ceramahnya bukan menenangkan malah bikin muak bikin perpecahan. SAAT ITU Lalu aku teringat firman allah Yang menyuruh kita untuk mengunakan akal untuk berfikir . Dan saat itulah aku menemukan kebangkitan spiritual,ketenangan spiritual. "Siapa yang tidak mengenal dirinya tidak mengenal tuhannya" Aku jadi lebih mengenal diriku Maunya apasih Lalu aku pelajari Tentang kenapa islam punya hukum seperti ini seperti itu . Aku menemukan kebenaran. Yang membuatku Islam kalo bikin hukum ngak asal Selalu ada konteksnya dan selalu diringi perkembangan zaman Misal dizaman dulu begini lumrah Dizaman sekarang kurang llrelevan Mangkannya diberi hukum sunnah Aku pelajari lagi dan lagi Jika ada perbedaan pendapat diantara para ulama Aku ambil yang paling nyaman untukkku Jika aku kesal dengan beberapa ustad yg begini begitu pemecah belah Dalam hati Tuhan Itu antara aku dan allah Jangan sampai karna oknum oknum tertentu membuatku tersesat kembali.
Benar kita umumnya diajarkan untuk beribadah sebagai hamba yang beragama, tetapi kita tidak diajarkan untuk mencintai dan memahami tuhan sebagai mahluk yang mempunyai intelektual dan spiritual sebagai hamba.
Titik disinilah yang menjawab bahwa alquran itu sempurna, dan Allah maha mengetahui dari segala yang ghaib dan yang nampak Qs. Az-Zumar : 53 ۞ قُلْ يٰعِبَادِيَ الَّذِيْنَ اَسْرَفُوْا عَلٰٓى اَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوْا مِنْ رَّحْمَةِ اللّٰهِ ۗاِنَّ اللّٰهَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ جَمِيْعًا ۗاِنَّهٗ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ 53. Katakanlah, “Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sungguh, Dialah Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang.
Qs. Al-Furqan : 70 اِلَّا مَنْ تَابَ وَاٰمَنَ وَعَمِلَ عَمَلًا صَالِحًا فَاُولٰۤىِٕكَ يُبَدِّلُ اللّٰهُ سَيِّاٰتِهِمْ حَسَنٰتٍۗ وَكَانَ اللّٰهُ غَفُوْرًا رَّحِيْمًا 70. kecuali orang-orang yang bertobat dan beriman dan mengerjakan kebajikan; maka kejahatan mereka diganti Allah dengan kebaikan. Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.
Banyak Sufi Sufi besar di Usia tuanya sering menangis, nampaknya mereka, menangis, karena mengingat fananya dunia ini, fananya mereka..... Ini seperti hadits Nabi, yg mengabarkan kepada para Sahabat, bahwa Baginda pernah berkata.... "Kalau kamu mengetahui apa yang aku ketahui, niscaya kamu akan sedikit tertawa dan lebih banyak menangis"....
Mondok selama 10 tahun tapi belum menemukan Allah dan nikmatnya beragama. Setelah nonton konten2 habib barulah aku sadar bahwa aku bisa beragama dan mencintai tuhan dengan caraku. Sekarang aku udah makin paham dan makin yakin sama apa yg aku jalani
Menjalani kewajiban² sebagai umat islam dengan santai lebih ngena daripada dituntut harus begini begitu malah kesannya agama itu memaksa. Suka banget ngaji sama habib Jafar. Sehat selalu bib
Sebagai penyintas, butuh waktu bertahun2 utk kasih paham keluarga kalo mental illness itu gak main2. Itu pun gak sepenuhnya paham. Keluarga sibuk ngejudge sampe lupa kalo mrk salah satu penyebabnya. Disamping masalah internal keluarga dan parenting yg salah, gw jg gak memahami "konsep beragama" yang diajarkan oleh ortu/keluarga. Mrk gak nolong gw. Padahal, Depresi itu amat sangat mengerikan. Apalagi ditambah sakit mental lainnya, spt anxiety (gangguan kecemasan). Orang depresi sgt sulit ditebak. Mrk bisa cekikikan, humoris hari ini, terus besoknya bundir. Mood swing rasanya kayak roller coaster. Ke fisik: gak bisa bab, kepala sakit kek dipukul, rasa ingin melukai, hingga kepikunan. Dan justru mental illness itu penyebab org susah untuk ibadah khusyuk karna pikiran kami bercabang banyak, burn out, hidup hancur. Gak mungkin bisa menikmati ibadah ketika punya mental health issue yg parah. Alhasil, seiring berjalannya waktu, gw ibadah hanya untuk menggugurkan kewajiban. Gw gak berharap banyak dr Allah saking hopelessnya. Padahal gw dari kecil selalu berusaha ibadah dg hati, ibadah sunnah, rajin doa, tp nyatanya nihil, tidak merasa itu membawa ketenangan. Ternyata asal muasalnya dari keluarga religius dg metode parenting yg bodoh yg mengatasnamakan kasih sayang sesuai dg ajaran agama. Gw berusaha beragama dg cinta, tp amat sgt sulit karna isi kepala gw aja sakit berkepanjangan, nihil. Baru2 ini banget merasa jauh lebih baik setelah baca buku dari beli di gramedia, judulnya "yang belum usai". Gw beli jg bbrp buku lainnya ttg psikologis, tp baru itu yg dibaca tuntas. Gak nyangka, ini titik ternikmat kehidupan gw yg hidup selama dua puluh tahunan lebih. Gw merasa diwakili aja gitu. Merasa ada yg memahami. Bahkan ketika gw ke psikolog aja gak senikmat ini. Barulah, skrg gw bisa khusyuk ibadah, bib.
Itu kenapa ada Sufisme mas ... Sama kok bro, aku juga ga tau ini sakit apa, tapi yg pasti, setahun terakhir, depresi.... Nah itulah, kamu beragamanya karena punya trauma di masa lalu, saya pun sama, dari kakak dan ibu kalo ndidik agama keras...... Mungkin besok besok kita tadaburii ayat ayat Alqur'an, krn memang, Quran itu, selain sholat dan dzikir, obat kejiwaan yg murah dan mudah di akses....
Beli Qur'an terjemahan deh bro.... Sebenarnya yang dibenerin Tauhidnya si, kalo dikawan NU, ada istilah, Awalludin Makrifatullah.... Awal beragama itu dengan mengenal Allah...... Banyak orang, yang beragama, langsung beragama, tanpa mengenal, siapa Allah, apa kehendaknya, siapa Dia, apa yang Dia maui.... Tadabbur wal Tafakkur mas, tiap doa doa, coba kamu pahami artinya, sholat sendiri aja, kalo km ngerti arti tiap bacaannya, bakal bikin kita sadar kalo kita ini kecil ....
Tapi memang akhir akhir ini, ada kecenderungan, agama itu lebih mengarah ke legalistik, miskin pemaknaan dan miskin pengalaman spiritual..... Ibadah pun isinya hanya menghitung hitung pahala, tapi kehilangan pemaknaanya, saya juga besar dilingkungan agamis yg seperti itu, yg keras, jumud dan menghakimi..... Untunglah ada Sufisme, jadi kita ga ngerasa agama sebagai produk Hukum Tuhan, ada sisi lain dalam agama yg bisa kita gali dan kita alami sendiri pemaknaanya....
Assalamualaikum, Habib. Jujur saja. Aku pernah di posisi ini. Beragama, karena takut pada Allah. Takut akan murka-Nya. Karena itu lah, anxietyku kambuh dan aku juga sempat menganggap Allah itu jahat banget (yang pakai banget itu, nanti saya ceritakan di kolom bawah). Tapi semenjak aku hijrah, banyak kejadian-kejadian yang enggak menyenangkan : -Rasa takut kepada Allah SWT. Karena murka-Nya. Kalo aku ngelakuin hal yang salah, sampe sepele, atau bahkan gak berdosa sekalipun. -Rasa ragu berlebihan. -Extra hati-hati dalam berbuat sesuatu, termasuk ibadah. Apalagi apa yang aku suka, seperti menggambar dan musik itu (waktu itu) sempat dijadikan hal yang berdosa banget (termasuk yang menggambar). -Intinya, aku tuh su'udzon sama Allah Subhanallahu Wa Ta'Alla. Secara berlebihan. Yah itu bukan hal bagus sih. Jujur saja aku gak nyaman banget. Berharap selain Allah saja gak boleh, bangga dikit (padahal sombong aja enggak) aja udah dosa banget. Jadi aku jadi orang yang suram banget lah. Hanya bahagia kalo soal Allah. Jadi aku ngerasa kalo, "selama ini aku tuh belajar Islam dan metode aku tuh salah banget gak sih ?" Iya sih. Selama ini, aku punya cara yang cukup efektif untuk membunuh semua keraguan dan keburukan. Yaitu, berprasangka baik dan menganggap Allah itu Maha segala semua sifat baik. I wanted to believe that one. Tapi selama hijrah pula, aku sering mendengar bisikan-bisikan atau suara di kepala yang bikin aku jatuh, hilang motivasi, atau bahkan berprasangka buruk pada Allah SWT. Yang biasa aku anggap sebagai bisikan setan. Terlebih lagi saya ini punya masalah mental sih. Seperti depresi dan anxiety. Tapi Alhamdulillah. Sejauh ini, Allah masih menyayangi dan menjaga saya agar saya terlepas dan enggak terpengaruhi oleh *hal-hal buruk itu* . Setelah banyak hal. ------ Oh iya, satu lagi. Ada satu momen, dimana aku pernah jatuh dan benci sama Allah. Karena satu postingan, yaitu : "Allah benci orang gemuk" (Maaf soal kata ini, buat yang baca. Ini gak benar sih, actually. Setelah beberapa perenungan dan perjalananku.) Kebetulan saya ini overweight. Well, actually, itu bikin hatiku hancur. Dan parahnya lagi, itu bikin aku "pengen mati aja". Selain bikin aku berprasangka buruk pada Allah, aku malah jadi benci pada Allah. 'Katanya Allah itu memandang hamba-hamba-Nya, tanpa melihat siapa dia dan bagaimana dia. Tapi hati mereka. Gimana sih ?' pikirku waktu itu. Iya. Sampai sekarang postingan dan kalimat itu masih "menghantuiku". Jujur aja, aku gak bisa maafin siapa yang bikin tulisan itu, dalil sesat itu, dan yang posting kiriman itu. Karena itu sangat fatal, buatku. Kebetulan, yang mengirimkan postingan itu orang yang sangat dekat denganku -bukan pacar 🖐🏻😂-. Kata-kata itu bikin aku sangat marah. Sedih dan depresi. Juga bikin aku hampir ingin bunuh diri. Karena, "Kalo Allah benci aku, karena gemuk. Kenapa Allah gak bunuh aku aja ? Kenapa aku dibiarin hidup ? Toh kalopun gemuk itu sesuatu hal yang berdosa banget, ngapain sih aku dibiarin hidup ? Toh, daripada aku berdosa dan bikin Allah makin benci sama aku ?" Tapi, pada kenyataannya.. *Allah Itu Sayang Banget Sama Aku.* Itu yang aku syukuri. Setelah berbagai kejadian, pengalaman, dan pembelajaran. Aku sadar kalo Allah itu baik banget sama aku. Sayang sama aku. Dan cinta sama aku. Hanya orang minder yang bilang kalo Allah itu benci sama aku. Bodo amat lah sama omongan orang. Toh, aku harap omongan mereka dan postingan mereka bakal diadili, seadil-adilnya. *Di akhirat.* Who cares ? Tapi Makasihh ya, Habib. Saya bersyukur sekali, karena aku dipertemukan dengan konten dan habib dari Allah SWT. Berarti Allah masih sayang sama aku dan kita semua. Oh iya, Bib. Aku boleh ndak, punya Abang seperti Habib ? Ehe~ It's been a long while, I don't have any of them. Sekali lagi. Makasih yaa 😍💖💖💕💙💜💙💜🫂 Semoga Allah menyertaimu yaa 💖 Big Luv, ehe~ 💕
Obat depresi itu sedekah mungkin kalo saya, Ngeliat orang yg ngeliat orang yg ekonomi nya jauh d bawah saya, atau liat orang yg terkena penyakit tertentu, Membuat saya bersyukur sekalii
✌✌✌🖼☂️☔⚓🌱🌱🌱🌱🌱⌚⚙️⚙️⌚⏳⌛😍😍😍😍😍✍✍✍✍✍🚿🚿🚿🚿🚿✂️🍂🍂🍂🍂🍂😍😌😌😌😌😌⚙️💧💦🍎🍓🍒🍅☂️☔✍😍🕴💑👫🚶🚶♀️🛣🛤☂️☔⌚⚙️⚙️⌚ Terima kasih atas pencerahan dari Bapak semoga kita semuanya selalu dalam lindunganNYA dalam setiap langkah serta kegiatan
Agama dan depresi seperti dua wajah pada mata uang. Satu sisi bisa membentengi dari depresi jika yakin bahwa agama adl keyakinan ttg Tuhan yg Maha Baik. Tapi di sisi lain, agama bisa mendorong pada depresi jika agama dipahami sebagai suatu instrumen di bawah Tuhan yg Maha Jahat. Ibadah yang dijalani sebagai beban atau kewajiban, maka akan berat bagi pelakunya. Namun, ibadah yang dijalani dengan cinta akan membuat pelakunya enjoy dan penuh keasyikan sehingga dia akan selalu rindu untuk beribadah. -Jalaludin Rumi Janganlah kamu beribadah seperti ibadahnya pedagang yang hanya mencari untung, dan kamu beribadah hanya mencari surga, atau ibadahnya budak yang hanya takut pada tuannya, dan kamu beribadah karena takut neraka. Beribadahlah secara bebas dengan penuh kesadaran. -Rabiah Adawiyah Agama akan jadi obat jika (1) memetik makna hidup dari agama dan memahami agama sebagai way of life, tidak hanya sekedar dogma. Hidup ini sejatinya untuk akhirat, sehingga betapa keras dan sulitnya hidup dengan segala ujian dan cobaan, ia akan tetap tegar dan sehat secara mental karena tau dengan itu semua akan mendapatkan kedudukan yang baik di sisi Tuhan. (2) Kemudian jika ia mendapatkan support sistem dan dukungan sosial sesama umat beragama, saling silaturahmi, saling membanu, dan saling mendoakan. (3) Mendapatkan keteladanan dari agama. Nabi merupakan makhluk paling mulia tapi juga yang paling banyak ujiannya. Apalagi kita yang tidak lebih mulia dan tidak lebih banyak ujiannya dibandingkan para Nabi. Dengan memahaminya, kita akan menjadi lebih santai dalam menghadapi cobaan. Agama pun bisa menjadi penyebab depresi, jika dijalani dengan penuh kebencian pada mereka yang berbeda, dijalani dengan penuh ketakutan, dan juga stigma agama pada depresi seolah-olah karena banyaknya maksiat dan dosa. Cara pandang beragama : 1. Beragama secara intrinsik : menjalani agama bukan hanya sebagai ritual tapi juga spiritual, memahami agama untuk memaknai hidup, meyakini apapun yang terjadi padanya toh itu yang terbaik dan akan ada imbalan yang Tuhan siapkan di dunia dan akhirat nanti 2. Beragama secara ekstrinsik : beragama tanpa penghayatan, menjalani agama sebagai dogma yang mengikat kuat dan keras, hanya berisikan perintah dan larangan, halal haram, dijalani sebagai beban, kecurigaan, kebencian, dan kekerasan. Pesan Nabi Muhammad SAW, Islam itu mudah dan kabar gembira, maka sebarkanlah dengan penuh kegembiraan dan mudahkanlah siapa saja yang mau beragama. Terima kasih banyak Habib dan sehat selalu 🙏😇
Overthinking juga. Soalnya prasangka atau pikiran negatif bikin kita jauh dari Allah. Karena overthinking, bisa bikin kita su'udzon pada Allah. Soalnya aku pernah di posisi ini. Itu gak enak. Itu juga pola permainan syaitan sih. Buat kita berprasangka buruk pada Allah, melalui overthinking dan endingnya jadi depresi dan jauh dari Allah. Bukan jauh dari Allah. Tapi benci. Perangkap yang susah buat kita. Tapi aku yakin, kita bisa lepas kok dari belenggu depresi dan pengaruh syaitan laknatullah, dkk. Selama kita berusaha, mencintai diri sendiri, belajar untuk cinta pada Allah, dan cari ilmu. Everything will be okay 👍🏻✨💕
yg aneh lg waktu SD, ujian pelajaran agama Islam dinilai guru gerakan dan sholat kita.. bukankah Tuhan yg menilai kualitas sholat kita. ngapain guru ikut-ikutan menilai sholat kita, guru seharusnya cuma mengajarkan cara sholat yg benar agar sholat kita diterima Tuhan
nangis. saya mimpi masuk neraka dulu waktu kecil atau remaja. tapi saya takut karena Allah berfirman: yang pertama dihisab adalah shalat, siapa yang buruk shalatnya, maka buruklah amalan lain yg dihisab, dan siapa yang baik shalatnya maka baiklah amalan lain yang dihisab. seakan-akan membantu orang tua, mencari nafkah, dsb, tidak baik kalo shalat tidak baik. saya orang gila dan saya merasa keluargaku lebih memaklumi saya daripada Tuhan yang menciptakan aku dan keluargaku. jadi iri pada orang yang rela keluar tenaga, waktu dan harta di jalan Allah
Jujur bib depresi karena kalah lawan nafsu lebih bikin hidup kacau stress, kalo ngelakuin dosa taubat lagi dosa taubat lagi itu yang bikin depresi si bib jadi merasa udahlah gausa hidup. tapi mati juga kayaknya belum tentu ada ditempat terbaik :(
Agama itu ibarat pisau bermata 2 Jika kamu gunakan dengan akal sehat dan penuh kehati-hatian maka akan membawa manfaat bagi diri sendiri dan orang lain Sebaliknya jika kamu gunakan dengan seenaknya dan bahkan digunakan untuk kepentingan nafsu diri sendiri akan merugikan bagi diri sendiri dan orang lain.. Jujur gw sebelum merasakan pendidikan mendalam di Pondok Pesantren agama lebih mengarahkan kepada doktrin dan juga dogma yang bisa diterima begitu saja.. Tetapi setelah keluar dari Pondok Pesantren bahkan sembari bersekolah di MA hingga sekarang menempuh di perguruan tinggi gw sadar bahwa agama itu membutuhkan akal sehat dan berhati-hati dalam mencari guru dan mengamalkan ilmu Karena salah sedikit saja memilih guru dan salah mengamalkan ilmu tanpa menggunakan akal sehat maka efeknya bisa berbahaya bagi diri sendiri dan orang lain Apalagi jika digunakan hanya berdasarkan nafsu belaka dan kebencian bisa saja menjadi penyebab depresi yang bisa saja sulit disembuhkan
Assalamualaikum habib saya mau bertanya.2019 kan saya mualaf saya mau belajar lebih dalam soal agama tapi masih bingung harus mulai dari mana jadi sekarang saya seperti orang bimbang habib minta tolong pencerahannya.saya sangat butuh pencerahan 🙏🙏🙏 tolong
Bib mau tanya ? Kalo obat seorang depresi cobaan yang di hadapi adalah ikhlas dan berserah diri kepada allah kenapa saya yang sekarang sulit untuk melakukan itu ? Dan apa yang harus saya perbaiki ? Mohon penjelasannya 🙏 terimakasih
