Тёмный

ALLAH BERSEMAYAM DIATAS ARSY? - UST. ADI HIDAYAT & AA GYM 

MISS ONLINE Dakwah
Подписаться 44 тыс.
Просмотров 17 тыс.
50% 1

Опубликовано:

 

3 окт 2024

Поделиться:

Ссылка:

Скачать:

Готовим ссылку...

Добавить в:

Мой плейлист
Посмотреть позже
Комментарии : 195   
@pasukantempur5823
@pasukantempur5823 3 года назад
Penjelasan aa' gym sudah jelas dan sudah benar. Itulah aqidah ahlusunnah waljamaah mengenai asma dan shifat Allah. Ahlussunah beriman dengan sifat Allah yang Allah mensifati dengannya di dalam Alquran, dengan tanpa takwil, tahrif, ta'thil, tamtsil dan takyif. Itulah yang lebih selamat karena hanya Allah yang mengetahui kebenarannya.
@husnulhadihadi8446
@husnulhadihadi8446 4 года назад
Alhamdulillah aa gym mngatakan Allah bersemayam di atas Arsy. Smoga tidak di katakan Wahabi hee
@AbdullahAbdullah-hw6fq
@AbdullahAbdullah-hw6fq 3 года назад
Bersemayam itu bagian dari arti bersemayam dan istiwa Allah di atas arasynya itu di sepakati semua.yg tdk adalah tidak bertempat di arasy tp istiwa
@abdullah5975
@abdullah5975 2 года назад
Pembacaan Kitab-kitab para Ulama Ahlussunnah wal Jamaah tentang : IJMAK PARA SALAFUS SHALIH BAHWA ALLAH BERADA DI ATAS ARSY ru-vid.com/video/%D0%B2%D0%B8%D0%B4%D0%B5%D0%BE-VFCXGEjzJ8s.html
@ksatria5137
@ksatria5137 Год назад
@@AbdullahAbdullah-hw6fq intinya kalau ditanya dimana Allah Jawabannya di atas 'arsy. Ngapain? Bersemayam/istiwa. Bagaimana caranya allah bersemayam/beristiwa? Jawabannya IMAM MALIK : Jangan tanyakan tentang cara allah beristiwa/bersemayam Krn hukumnya bid'ah, Cukup imani. FAHAM? Dan di video juga sudah dijelaskan bahwa dan hadits² yg shohih dijelaskan bahwa arsy nya alkah sangatlah besar/ luas, bahkan langit bumi / dunia hanya bagaikan cincin/logam yang ditaroh di padang pasir/tanah lapang Saking besarnya arsy nya allah. Makanya jangan menanyakan hal itu, hukumnya bid'ah krn para shohabatoun cukup mengimani nya tanpa membantah ataupun mentakwilnya
@abuhafidzabdurrahim8221
@abuhafidzabdurrahim8221 3 года назад
Apalah artinya tahu letak ayat di pojok sana sini, tetapi letak Allah tidak tahu. Ketika Anda di tanya dimana posisi anda sekarang maka yang paling tahu letak posisi anda ya anda sendiri itu contoh logika nya, nah ketika kita ingin tahu dimana sih Allah.., maka yang paling tahu letak posisi Allah ya Allah sendiri, oleh karenanya Allah memberikan informasi tentang letak keberadaannya dengan terang dan jelas di kitab sucinya, salah satunya di surat Thoha ayat 5 , Allah yang mengabarkan kepada kita bahwa diriNya di atas Arsy , dah cukup. Sehingga kita sebagai hambanya bila meminta berdoa memohon mengarahkan ke atas, sebagai bentuk butuhnya kita kepada Rabb yang ada di atas.
@LingkungSeniSantriKalijaga
@LingkungSeniSantriKalijaga 3 года назад
Tantangan Untuk Wahabi Yang Berkata Allah di Atas Secara Literal 'Atas' yang dimaksd bagi Allah bukan atas menurut makna yang kita pahami dan bukan atas sesuai persepsi kita. Ungkapan2 yg anda lontarkan semakin menguatkan bahwa anda mempunyai kepercayaan materialistik dalam mengimani Allah. Dengan berkata demikian, anda secara tdk langsung bilang bahwa, "Allah harus kita pahami sebagaimana kita memahami makhluk...." Allah ada tanpa tempat karena Dia tak memiliki kebutuhan apa pun, beda dengan kita makhluk yang sangat butuh kepada hal2 di luar diri kita. Saya beri tahu apa yg anda tdk tahu ; Dengan berkata 'Allah di atas karena secara fitrah kita menunjuk ke atas ketika menyebut Allah, berdoa menengadahkan tangan ke atas, dan semacamnya = Allah di atas secara fisik, sama halnya dengan anda berkata bahwa Allah adalah Dzat material, dzat jismiyah. Saya ingetin yah, kalau yg saya katakan benar, pemikiran anda tuh kaya pemikiran para penyembah berhala, patung2 dewa. Anda mafhum tetangga kita yang mempercayai dewa2 kan? Mereka juga percaya Tuhan itu Esa, tapi manifestasi dari keesaan Tuhan itu adalah dalam bentuk materi yang dapat diindera. Makanya mereka percaya banyak dewa yg bahkan mereka sembah mereka ibadahi selain Tuhan. Dewa2 itu mereka bikin patungnya atau lukisannya, karena pola kepercayaan mereka, sesembahan yang diibadahi itu adalah materi, jism sama seperti kita. Materi itu kan berarah, bertempat, berbentuk dan berukuran. PERLU DIGARIS BAWAHI, ITU ADALAH KEPERCAYAAN UMAT BERAGAMA LAIN! HANYA BOLEH MEREKA YANG MELAKUKANNYA . KALAU KEPERCAYAAN MEREKA SEPERTI ITU, TERSERAH ITU URUSAN MEREKA KITA TIDAK IKUT CAMPUR! BAGI MEREKA AGAMA MEREKA, BAGI KITA AGAMA KITA! MAKA KEPERCAYAAN SEPERTI DEMIKIAN PANTANG UNTUK KITA TIRU! Cara pandang materialistik seperti ini anda pakai terhadap Allah SWT. Subhanallah! Kalau anda mengatakan bahwa atas bagi allah adalah arah secara fisik, araha secara materi, dalam arti ada di atas tiada di bawah. Maka sesungguhnya anda telah mempersamakan Allah dengan dewa2 sesembahan tetangga kita itu. Awas hati2 Soal kepercayaan terhadap Tuhan, anda gagal memahami konsep materialistik yang disematkan dalam keimanan tetangga kita itu, yang secara tak terasa anda telah melakukan hal yg serupa. Boleh dibilang anda gagal paham total! Di mana letak gagalnya? Dalam mengartikan menunjuk ke atas= Allah ada di atas sana secara fisik bertempat. Jadi menurut anda, menunjuk ke atas ketika mengagungkan Allah itu, Allah benar2 di atas sana secara posisi atas yang berlaku bagi makhluk. Padahal panduan keimanan kita terhadap dzat Allah ada dua hal. Pertama, 'Dia tak serupa dengan apa dan siapa pun!' (Q.S. 42 : 11). Ke dua, 'Dia tak bisa dibandingkan dengan apa pun!' (Q.S. 112 : 4). Kepercayaan materialistik seperti yang dianut tetangga kita itu, adalah bentuk tasybih. Bahkan mereka sampai memvisualkan dalam bentuk gambar, atau mewujudkan fisiknya dlm bentuk patung. Wujud sesembahn mereka serupa dengan manusia pula. Tetangga kita berkata contohnya ; "Dewa A berkediaman di puncak gunung A!" Lalu anda berkata, "Allah di langit!" Sambil menunjuk arah atas dan anda mengatakan Allah di langit dalam arti Allah berada secara fisik di sana, artinya anda menyetarakan Allah dengan Dewa yang dipercayai tetangga kita itu. Bahaya sekali aqidah yg anda yakini itu! Mereka boleh percaya pada Tuhan layaknya kita, tapi mereka percaya bahwa sesembahan mereka bisa diwujudkan secara materi hingga mereka bikin patung atau lukisannya. Pertanyaannya mungkinkah keimanan kita terhadap Allah itu mengimani Allah secara materialistik layaknya tetangga kita? Ayo jawab! Di sinilah letak gagal pahamnya Salafi dalam mengimani dzat Allah. Tidak semua, hanya sebagian dari Saudara Salafi. Justru surat ali imran ayat 7 yg salafi wahabi gunakan sebagai hujjah sesatnya takwil asyairah itu justru lebih mengarah ke pemikiran salafi wahabi yang memahami ayat2 mutasyabihat dengan mengambil makna dzahirnya. Ketika memaksakan mengambil makna dzahir itulah justru salafi wahabi terjatuh pada pilihan takwil yang memaksakan. Contoh, "Allah di langit dan ilmunya di semua tempat!" Keterangan seperti ini tidak didapati kecuali di dalil2 yang lemah, padahal dalam bab aqidah dalil yg digunakan harus mutawatir tak boleh pakai dalil yg lemah. Itu pertama, ke dua, ungkapan Allah di langit dan ilmunya di semua tempat itu berarti mempersamakan Allah dengan dewa2 sembahan tetangga kita. Mereka juga percaya dewa mereka tinggal di satu tempat dan ilmunya yg adadi mana2. Saya tanya, anda mau aqidahnya sama dengan mereka jelas2 penyembah berhala? Iya?
@whitenoise6995
@whitenoise6995 3 года назад
@@LingkungSeniSantriKalijaga bagaimana Allah melihat menurut Anda? sama atau beda dengan melihatnya manusia?
@User-cn5ye
@User-cn5ye 2 года назад
@@LingkungSeniSantriKalijaga itukan mnurut pemikiran anda sendiri, beda jk hanya mengimani.
@LingkungSeniSantriKalijaga
@LingkungSeniSantriKalijaga Год назад
@@whitenoise6995 melihat adalah sifat yang murni melekat pada Allah, tidak pada manusia. Allah Maha Melihat mustahil buta atau sekedar picek. Sementara manusia tidak mustahil buta dan picek. Bahkan ada manusia yg buta sejak lahir. Penglihatan manusia dianugerahkan okeh Allah, dan tak semua manusia (atau seluruh makhluk) diberi anugerah penglihatan. Sedangkan Maha Melihatnya Allah bersifat azali, ada dengan sendirinya bukan anugerah siapa2. Maha Melihatnya manusia dan makhluk lain butuh kepada organ penglihatan, sementara Maha Melihatnya Allah tak membutuhkan organ apa pun. Jadi ngawur bila menyatakan, 'Allah melihat manusia melihat'.
@LingkungSeniSantriKalijaga
@LingkungSeniSantriKalijaga Год назад
@@User-cn5ye KARENA ITULAH UNTUK MEMBAHAS KETUHANAN PERLU NALAR LAIN Imam Fakhruddin ar-Razi, imamnya ilmu aqliyat dan naqliyat, pernah memberikan rumus sederhana bagi mereka yang hendak membahas ketuhanan, yakni: من أراد أن يشرع في الإلهيات؛ فليستحدث لنفسه فطرةً أخرى، فالإنسان - كما يتابع - إذا تأمل في أحوال الأجرام السفلية والعلوية، وتأمل في صفاتها، فذلك له قانون. وإذا أراد أن ينتقل منها إلى معرفة الربوبية؛ وجب أن يستحدث له فطرة أخرى وعقلا آخر، بخلاف العقل الذي اهتدى به إلى معرفة الجسمانيات "Siapa yang hendak membahas teologi/ketuhanan, maka dia harus menyediakan kondisi mental yang lain bagi dirinya sendiri. Manusia pada dasarnya ketika memikirkan keadaan materi-materi mikrokosmos atau pun makrokosmos dan dia merenungkan sifat-sifatnya, maka hal itu mempunyai aturan hukumnya sendiri. Ketika dia hendak berpindah pada pengetahuan ketuhanan, maka dia wajib menghadirkan kondisi mental dan rasio yang lain yang berbeda dari rasio yang memberinya petunjuk pada pengetahuan dunia materi" (Fakhruddin ar-Razi, Asas at-Taqdis) Aplikasi panduan Imam ar-Razi tersebut sebenarnya cukup sederhana. Ketika manusia membahas semesta secara umum, berlaku hukum fisika umum. Namun, ketika hendak membahas dunia sub-atomik, maka berlaku fisika kuantum yang punya nalar berbeda dan rumus-rumus berbeda. Padahal keduanya masih sama-sama dunia materi/fisik. Nah, ketika hendak membahas ketuhanan, maka buang semua aturan fisika materi tersebut dan persiapkan kondisi mental yang berbeda serta nalar rasional yang berbeda pula. Dengan cara ini, barulah misteri ketuhanan akan terpecahkan. Orang-orang Taymiyun dan musyabbih secara umum (mencakup para ateis) tidak mampu menghadirkan kondisi mental yang baru ini sehingga mereka terjebak pada nalar materialisme hingga jatuh pada absurditas. Akhirnya, ketika membahas ketuhanan mereka masih saja mereka memaksakan hukum fisika yang berlaku di semesta makhluk ini sehingga tidak mampu melepaskan Tuhan dari unsur ruang, jarak, bentuk, waktu, materi dan arah fisikal. Karena itulah selalu muncul pertanyaan lucu dan menggemaskan dari mereka. Sebagian berpikir seperti anak kecil yang mengira Tuhan adalah sosok berukuran super besar yang sedang duduk-duduk di singgasananya di ruang yang jauh di atas sana, sebagian berfikir Tuhan menempati mana2 tempat, sebagian lagi malah menafikan eksistensi Tuhan karena ilmu fisika modern tidak dapat menjangkau dan menganalisisnya. Maha Suci Allah dari prasangka mereka semua. Namun Para Taymiyun (wahabi) seringkali menyamakan dan menyamarkan antara sifat Dzatiyah Allah dan Sifat Jismiyah. Agar tidak rancu, saya membuat poin-poin singkat sebagai berikut: Dzat itu ada macam-macam kategorinya: Jauhar (entitas tunggal terkecil) Jisim (entitas multi jauhar) ‘Aradl (aksiden) Bukan jisim, jauhar atau pun Aradl Allah adalah kategori keempat, sebab laisa kamitslihi syai’un. Seluruh semesta (makhluk) masuk dalam salah satu dari ketiga kategori pertama. Kemudian, sifat Allah ada dua kategori, pertama adalah sifat yang melekat pada Dzat Allah, tak terpisah darinya. Oleh karena itu, maka sifat-sifat ini seluruhnya mempunyai karakter sebagai berikut: Qadim (tanpa awalan) Baqa’ (tanpa akhiran) Wahdaniyah (tunggal dan satu-satunya) Mukhalafah Lil hawadits (berbeda secara mutlak dengan atribut makhluk) Inilah yang disebut sifat Dzatiyah, contohnya mendengar, melihat, mengetahui, dan sebagainya. Semuanya selalu ada pada Allah, tidak ada berhentinya. Kedua, sifat yang dinisbatkan pada Allah tetapi ia melekat pada makhluk dalam arti perubahannya terjadi pada diri makhluk, bukan pada diri Allah. Misalkan, menciptakan (makhluknya yang jadi tercipta), mematikan (makhluknya yang mati), menghidupkan (makhluknya yang hidup), merahmati (makhluknya yang diberi rahmat), dan seterusnya. Inilah yang disebut sifat fi’liyah. Yad, Ain, Wajh dan sebagainya Masuk Mana? Tergantung dimaknai apa. Kalau misalnya yad disamakan dengan kuasa Allah untuk melakukan sesuatu, maka masuk pada sifat dzatiyah, baik dianggap bagian dari sifat qudrah atau dianggap berlainan dengan qudrah (ada ikhtilaf soal ini). Kalau diartikan perlindungan atau pertolongan Allah, maka masuk ke fi’liyah. Sifat lainnya qiyaskan sendiri. Istawa dan Nuzul Masuk Mana? Tergantung juga dimaknai apa. Kalau misalnya istawa dimaknai penguasaan mutlak atas semesta, maka masuk dzatiyah. Kalau dimaknai sebagai perbuatan Allah yang khusus pada Arasy, maka masuk fi’liyah. Adapun nuzul, bila dimaknai sebagai sifat tersedianya pintu maghfirah dan pintu Rahmah di sepertiga malam terakhir, maka masuk sifat fi’liyah. Lalu bagaimana bila istawa dan nuzul dimaknai sebagai perpindahan posisi Allah antara ada di atas Arasy dan ada di atas langit dunia? Cek poin selanjutnya. Yadullah Bukan Anggota Tubuh Allah Semua Ahlussunnah wal Jamaah sepakat bahwa yadullah dan sebagainya bukan anggota tubuh Allah atau bagian yang menyusun Dzat Allah. Dengan kata lain, Allah bukan sosok 3D yang berada di suatu tempat di arah atasnya Arasy. Makna yang dinafikan ini bukanlah sifat dzatiyah tetapi sifat jismiyah. Ini yang sering disamarkan oleh banyak Taymiyun (wahabi) sebagai sifat Dzatiyah. Padahal bukan dzatiyah tetapi sifat jismiyah. Istawa sebagai Keberadaan Allah Memaknai istawa sebagai keberadaan Allah di atas Arasy dan terbatas, di sana saja dengan ukuran tertentu. Baik dianggap menempel atau melayang di atas Arasy, adalah sifat jismiyah, bukan sifat dzatiyah. Demikian memaknai nuzul sebagai perpindahan posisi Allah dari lokasi di atas Arasy, ke lokasi di bawahnya. Sampai berhenti di atas langit dunia (baik dianggap Arasy jadi kosong atau tidak) adalah juga sifat jismiyah. Keduanya adalah atribut khusus jisim, bukan atribut bagi Dzat sebab Dzat yang bukan jisim, jauhar atau pun Aradl mustahil demikian. Apakah Taymiyun Mengikuti Akidah Ibnu Taymiyah? Sebagian Taymiyun tidak mengikuti akidah Ibnu Taymiyah secara total. Akan tetapi hanya membaca secara global saja sehingga tidak sampai menetapkan sifat jismiyah bagi Allah. Oleh karena masih pemula, mereka hanya sekadar menetapkan istilah yang ada dalam Alquran dan hadis. Tanpa kepikiran ada sosok 3D di atas Arasy yang naik turun bergerak setiap sepertiga malam terakhir. Mereka ini sejatinya sama seperti Asy’ariyah, hanya saja karena mendapat misinformasi tentang Asya’irah akhirnya ikut-ikutan menganggap Asya’irah sesat. Padahal hanya karena menjadi korban hoax. * Bila kesulitan mencerna, maka silakan buat skemanya dan dibaca ulang pelan-pelan. Semoga bermanfaat.
@yazidmuflikh2394
@yazidmuflikh2394 8 месяцев назад
Semoga kita semua dijauhkan dari akidah yg keliru. Sudah jelas dan terang hujjah bahwa allah berada di atas arsy
@ismaillalimu2775
@ismaillalimu2775 Год назад
Sy Masi perokok Masi banyak melakukan maksiat tp sangat mudah sy meyakini Allah di atas Arsy bahkan dari kecil sy suda meyakini pokonya Allah di atas langit dan itu terjadi secara alami tanpa petunjuk dari ortu atau mendengar ceramah sebelum nya,sy ingat waktu kecil jika sy menemukan uang di jalan saking senang nya kepala sy angkat menghadap langit lalu berkata trimakasi ya Allah
@abufarischeceprachmat9076
@abufarischeceprachmat9076 4 года назад
Bismillah Afwan dulu ana kira UAH ustdz salafi ternyata bukan Alhamdulillah setelah mendengarkn penjelasan ustdz firanda ustdz maududi abdullah ustdz abdullah taslim ustdz zulqarnaen sunisi ustdz Badrusalam & ustd2 salafi yg lain..ana menjadi faham Barakallahu fiikum!!..
@Subscriber-xc7cs
@Subscriber-xc7cs 4 года назад
Betul, semoga istiqamah mas👍👍
@abufarischeceprachmat9076
@abufarischeceprachmat9076 4 года назад
@@Subscriber-xc7cs Aamiin.. barakallahu fiikum
@masvi2n
@masvi2n 4 года назад
Terus UAH ustadz apa?
@pujistiawan3517
@pujistiawan3517 4 года назад
Kalo bukan Ustadz "Salafi" kenapa emangnya?
@rdwn-0
@rdwn-0 4 года назад
Penjelasan ust firanda dll bagus. Tapi ada juga yang anehnya... Ketika menuduh asy ariyah berpikiran dan demikian... Lalu ust asy ariyah pun demikian penjelasannya bagus tapi banyak juga yang menuduh ust salfy salah dalam memahami... Pemahaman saya condong ke ust adi..
@qalamhijrah6227
@qalamhijrah6227 Год назад
Very good explanation from Ustaz Adi Hidayat.❤
@caratukangbangunan
@caratukangbangunan 4 года назад
ust adi hidayat sendiri mengatakan bahwa di arasy itulah allah mengatur/menguasai (istaulah). kata nya tidak mau menempat kan allah, sebab sama dengan mahluk. padahal dalam bahasa Indonesia jelas itu itu kalimat menempatkan sesuatu di atas sesuatu. sama hal ny ketika kita mengatakan ''di kursi itu lah si budi menulis" berarti menunjukan bahwa di situlah tempat si budi ketika menulis.
@rdwn-0
@rdwn-0 4 года назад
Cukup sampai disitu bambang
@mochammadabizar9154
@mochammadabizar9154 3 года назад
Yang tidak mengetahui literasi bahasa Arab itu ya gini, penggunaan 'ala malah dileterasikan dengan bahasa Indonesia, hasilnya ya gagal paham gini
@haryono8371
@haryono8371 2 года назад
Mengimani Allah di mana itu sangat penting tadz........ karena itu adalah akidah....... dan kita tidak akan pernah bisa beragama dengan benar jika akidahnya nga beres.....
@LingkungSeniSantriKalijaga
@LingkungSeniSantriKalijaga 4 года назад
Telah maklum dalam aqidah Ahlussunnah wal Jama’ah bahwa Allah bukanlah jisimatau eksistensi fisikal yang mempunyai volume. Tak dapat dihitung jumlah ulama yang memustahilkan makna fisikal (jismiyah) dari Allah, salah satunya adalah Imam Ahmad bin Hanbal yang dengan tegas berkata: إِنَّ الأَسْمَاءَ مَأْخُوذَةٌ مِنَ الشَّرِيعَةِ وَاللُّغَةِ، وَأَهْلُ اللُّغَةِ وَضَعُوا هَذَا الاسْمَ - أَيِ الْجِسْمَ - عَلَى ذِي طِولٍ وَعَرْضٍ وَسَمْكٍ وَتَرْكِيبٍ وَصُورَةٍ وَتَأْلِيفٍ، وَاللهُ خَارِجٌ عَنْ ذَلِكَ كُلِّهِ - أي مُنزَّهٌ عَنْه - فَلَمْ يَجُزْ أَنْ يُسمَّى جِسْمًا لِخروجِهِ عَنْ مَعْنَى الْجِسْمِيّةِ، وَلَمْ يَجِىءْ في الشَّرِيعَةِ ذَلِكَ فَبَطلَ "Sesungguhnya istilah-istilah itu diambil dari peristilahan syariah dan peristilahan bahasa sedangkan ahli bahasa menetapkan istilah ini (jisim) untuk sesuatu yang punya panjang, lebar, tebal, susunan, bentuk dan rangkaian, sedangkan Allah berbeda dari itu semua. Maka dari itu, tidak boleh mengatakan bahwa Allah adalah jisim sebab Allah tak punya makna jismiyah. Dan, istilah itu juga tidak ada dalam istilah syariat, maka batal menyifati Allah demikian". (Abu al-Fadl at-Tamimy, I’tiqâd al-Imam al-Munabbal Ahmad bin Hanbal, 45). Lalu bagaimana dengan suatu ungkapan yang terbilang lumrah di telinga penduduk Indonesia bahwa Allah bersemayam di atas Arasy? Bolehkah mengatakan Allah bersemayam meskipun bersemayam adalah sebuah tindakan fisikal yang hanya bisa dilakukan oleh jism (materi)? Apabila kita membaca Al-Qur’an terjemahan Kementerian Agama dari surat at-Taha ayat 5 berikut: الرَّحْمَٰنُ عَلَى الْعَرْشِ اسْتَوَىٰ Maka akan kita dapati terjemahannya adalah: “Tuhan yang Mahapemurah yang bersemayam di atas ‘Arasy”. Terjemahan ini diberi catatan sebagai berikut: “Bersemayam di atas ‘Arasy ialah satu sifat Allah yang wajib kita imani, sesuai dengan kebesaran Allah dan kesucian-Nya”. (Lihat: Al Qur’an dan Terjemahnya terbitan Kementerian Agama) Bila kita terima begitu saja terjemahan tersebut berarti jawabannya sudah jelas: Ya, Allah bersemayam. Tetapi masalahnya tak sesederhana ini. Kita tak boleh membahas masalah aqidah hanya berdasarkan pada terjemahan saja sebab bisa jadi terjemahannya tidak tepat. Dan, tentu saja cara seseorang menerjemah tergantung pada mazhab yang ia anut sehingga terjemahan satu orang bisa berbeda dengan lainnya, apalagi ini terkait dengan ayat Al-Qur’an yang memang kaya makna. Ayat tersebut menggunakan redaksi istawayang diterjemahkan sebagai “bersemayam”. Bila kita melihat Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), bersemayam berarti: duduk, berkediaman, tinggal atau bila konteksnya adalah bersemayam dalam hati, maka maknanya adalah terpatri dalam hati. Dengan demikian, dapat diketahui bahwa dalam peristilahan bahasa Indonesia, kalimat “bersemayam di atas ‘Arasy” artinya adalah duduk, berdiam atau tinggal di atas Arasy. Kesemua makna ini tanpa diragukan adalah makna jismiyah yang seharusnya dibuang jauh-jauh dari Allah sebab tak layak bagi kesucian-Nya. Makna duduk sendiri secara tegas dikecam sangat keras oleh Imam Syafi’i, bahkan hingga level dianggap kafir. Imam Syafi’i sebagaimana diriwayatkan oleh Qadli Husain menjelaskan bahwa di antara yang dianggap kafir adalah sebagai berikut: ومن كفرناه من أهل القبلة: كالقائلين بخلق القرآن، وبأنه لا يعلم المعدومات قبل وجودها، ومن لا يؤمن بالقدر، وكذا من يعتقد أن الله جالس على العرش؛ كما حكاه القاضي الحسين هنا عن نص الشافعي. “Orang yang kami kafirkan dari kalangan orang yang shalat adalah: mereka yang berkata bahwa al-Qur’an adalah makhluk, bahwa Allah tak mengetahui sesuatu sebelum terjadinya, juga orang yang tak percaya takdir, demikian juga orang yang mengatakan bahwa Allah duduk di atas Arasy. Seperti diriwayatkan oleh Qadli Husain dari penjelasan literal Imam Syafi’i.” (Ibnu ar-Rif’ah, Kifâyat al-Nabîh fî Syarh at-Tanbîh, juz IV, halaman 23). Tentang vonis kafir terhadap aliran sesat di atas sebenarnya bukanlah hal yang disepakati di kalangan ulama, namun setidaknya semua sepakat bahwa pendapat seperti di atas adalah sesat. Bagaimana tidak sesat, mengatakan Allah duduk di Arasy sama saja dengan mengatakan bahwa Allah punya pantat yang menempel di atas Arasy; mengatakan Allah tinggal atau berdiam di Arasy sama saja dengan mengatakan bahwa Allah punya volume dan ukuran fisik sehingga pasti Allah juga makhluk. Kesemuanya sama sekali mustahil bagi Allah dan Maha Suci Allah dari semua itu. Dengan demikian, dapat diketahui bahwa mengatakan Allah bersemayam di atas Arasy adalah ungkapan yang tidak tepat. Tim penerjemah dari Kementerian Agama tampaknya sadar akan celah ini sehingga mereka memberi catatan “Bersemayam di atas ‘Arasy ialah satu sifat Allah yang wajib kita imani, sesuai dengan kebesaran Allah dan kesucian-Nya” seolah mau menjelaskan bahwa bersemayam yang mereka maksud bukanlah bersemayam dalam arti duduk, tinggal atau berdiam yang kesemuanya tidak layak bagi kebesaran dan kesucian Allah, tetapi makna lain yang layak bagi-Nya. Namun bagaimanapun harus diakui bahwa diksi yang dipilih oleh tim penerjemah Kementerian Agama tersebut kurang tepat sebab kata bersemayam tak punya arti lain dalam kamus bahasa Indonesia selain makna jismiyah tersebut. Diksi yang kurang tepat ini rawan menimbulkan salah paham bagi orang awam. Padahal, dalam bahasa Arab kata istawa tak selalu bermakna jismiyah, namun bisa diartikan bermacam-macam sesuai konteksnya. Hal ini berbeda kasusnya dengan kata “yad” yang oleh Kementerian Agama diterjemah sebagai “tangan”. Meskipun kata “tangan” juga berkonotasi jismiyah, namun dalam KBBI kata ini tak hanya bermakna tangan sebagai organ tubuh tetapi bisa juga bermakna non-jismiyah seperti makna kekuasaan, perintah dan sebagainya sehingga penerjemahan kata “yad” menjadi “tangan” lebih bisa dimaklumi. Yang justru paling aman adalah tidak menerjemah kata-kata berupa sifat khabariyah ini tetapi membiarkannya apa adanya lalu diberi catatan berbagai kemungkinan makna yang layak bagi Allah.Wallahua’lam.
@Elya152
@Elya152 2 года назад
Arasy itu adalah tempat paling tinggi yg Allah ciptakan ,maksud dari Allah diatas Arasy itu Maksudnya bukan Allah bertempat ,Allah tidah perlukan tempat ,tapi maksudnya ialah Allah Swt itu lebih tinggi dan lebih besar,lebih Kuat ,lebih Perkasa dari pada arasy tersebut karena Dia sang Maha Pencipta .. ..alquran mengatakan Allah bersemayam diatas arasy itu maksudnya bukan allah itu perlu tempat aras itu ,tapi memang kelayakanNya kalau diposisikan ya diatas aras( Allah ingin memberi tahu melalui alquran memberikan kefahaman pada orang beriman ) .. karena tak mungkin dibawah aras pula ..kan yg paling tinggi adalah aras ya sudah pastilah sang pencipta itu diatas semua itu ....Insya'allah membantu .wallahu a'lam bi sawab.
@anangkartiwa-od2kl
@anangkartiwa-od2kl Год назад
Ustz lemah perkataan itu. Bukan dari Al Qur'an , bkn. dari hadits. Itu hanya perkataan manusia * yg mengatakan " Alloh tdk. menempati tempat " Yg kuat itu dalil Al Qur'an
@ksatria5137
@ksatria5137 Год назад
@Abdullah Abdullah intinya kalau ditanya dimana Allah Jawabannya di atas 'arsy. Ngapain? Bersemayam/istiwa. Bagaimana caranya allah bersemayam/beristiwa? Jawabannya IMAM MALIK : Jangan tanyakan tentang cara allah beristiwa/bersemayam Krn hukumnya bid'ah, Cukup imani. FAHAM? Dan di video juga sudah dijelaskan bahwa dan hadits² yg shohih dijelaskan bahwa arsy nya alkah sangatlah besar/ luas, bahkan langit bumi / dunia hanya bagaikan cincin/logam yang ditaroh di padang pasir/tanah lapang Saking besarnya arsy nya allah. Makanya jangan menanyakan hal itu, hukumnya bid'ah krn para shohabatoun cukup mengimani nya tanpa membantah ataupun mentakwilnya
@sean-rp8kj
@sean-rp8kj Год назад
Aa gym = akidah ahlusunnah UAH = akidah asyairoh
@IkramKekasihmu
@IkramKekasihmu 7 месяцев назад
Muktamar banyak ulama menentukan asyariyyah mathuridiyyah ahlu sunnah , ini ahlusunnah yg mana ? Ahlusunnah wahabi ?
@ittiba4472
@ittiba4472 Год назад
Ternyata hanya seperti ini kadar keilmuan uah , masak masalah aqidah kok nggak penting ? Na'udzubillahi mindzalik .
@sukriadam2049
@sukriadam2049 Год назад
Melupakan bagi Allah tdk memperdulikannya
@IkramKekasihmu
@IkramKekasihmu 7 месяцев назад
Lupa tahu kan arti lupa ?
@Al-Rasyid1234
@Al-Rasyid1234 2 года назад
Mulai tampak kesembongan adi
@IkramKekasihmu
@IkramKekasihmu 7 месяцев назад
Tuhan di langit = rendah hati Tuhan tidak bertempat = sombong 😂😂😂😂😂😂😂😂😂
@lenovolenovi8952
@lenovolenovi8952 3 года назад
Penjelasan adi hidayat menafsirkn perkataan imam malik yg mangatakan istiwak ma'lum hanya Allah ta'ala saja yg mengetahwi aneh bagi yg berfikir dngan benar ini gak mingkin imam malik ngomong seperti itu ma'lum disini ma'lum makhluk kalau hanya Allah saja mengetahui ma'lum sudah pastilah orang yg bertanya kepada imam malik sudah mengetahui begitu juga orang2lain gak perlu lagi imam malik menjelasknnya ini aneh masak seorang yg alim seperi imam malik mengataknn seperti itu kepada yg bertanya adapun perkataan imam malik yg tepat/tidak aneh ma'lum oleh makhluk istiwak dalm bahasa arab sudah di ketahui yg tidak ketahui itu bagimana istiwaknya , masak mengaetahui dimana Allah tidak ada manfaatnya tentu lebih baik kita mengetahui dimana adanya zat yg kita ibadahi tentunya akan semakin sadar kalu diri kita ini sangat rendah jika di bandingkn dgn zat dan sifat sifat Allah yg maha tinggi yg namanya yng maha tinggi itu tentulah zat dengan sifat2 yg maha tinggi gak mungkin hanya sifat2nya saja yg maha tinggi sedangkn zatnya tidak ini sama saja mengurangi kesempunaan
@hasanhariri7148
@hasanhariri7148 Год назад
Melupakan itu beda dg lupa
@Bram234-jg5xt
@Bram234-jg5xt 7 месяцев назад
Hanya si Somad dan si Idrus yang tida mengakui aloh diatas
@belajarilmu2009
@belajarilmu2009 4 года назад
Bismillah... Kalo ada yang masih 'galau' tentang itu, apa lagi jika ada pihak yg membuat pertanyaan itu sebagai 'serangan' kepada umat Islam, maka jelaskanlah begini : Dijelaskan bahwa Arsy itu adalah 'tempat' yang paling tinggi. Tidak ada yang lebih tinggi dari Arsy. Jadi, Allah (Ar-Rahman) 'di atas' Arsy itu artinya Allah Maha Tinggi. Apa-Nya yang Maha Tinggi? Yaitu DERAJAT-NYA dan SEGALA SESUATU-NYA : Maha Tinggi Keagungan-Nya, Maha Tinggi Kemuliaan-Nya, Maha Tinggi Hukum dan Peraturan-Nya, Maha Tinggi Kekuasaan-Nya, Maha Tinggi Keperkasaan-Nya, keadilan-Nya, 'pembalasan'-Nya dan sebagainya. Dan kesemuanya itu selalu didasari Sifat Maha Rahman dan Rahim-Nya. Makanya ditekankan bahwa : YANG MAHA PENGASIH (Ar-Rahmanu) 'bersemayam' atau 'berada' di atas Arsy. Demikian penjelasan yang seringkas-ringkasnya. Wallahu'alam bishawab...🙏🙏🙏
@LingkungSeniSantriKalijaga
@LingkungSeniSantriKalijaga 4 года назад
Aqidah Ahlussunnah wal Jama'ah (Asy'ariyah-Maturidiyah) sangat detail dalam membahas sifat Allah. Semua diperinci sesuai kandungan maknanya masing-masing. Bila ada suatu kata, entah kata itu warid (tercantum) dalam Al-Qur’an dan hadits, atau merupakan kata baru yang tak dikenal di masa sebelumnya, maka sebelum disematkan sebagai ungkapan bagi Allah harus diperinci terlebih dahulu kandungan maknanya: apakah mengandung makna fisik atau tidak. Makna fisik di sini merujuk pada makna jismiyah atau sesuatu yang bervolume / materi. 1. 1. Kata yang bermakna non-fisik. Untuk kata yang punya makna non-fisik, maka bisa disematkan pada Allah selama maknanya positif dan menunjukkan kesempurnaan. Tetapi dengan catatan ada perbedaan kualitas kesempurnaan antara kondisi ketika kata itu disematkan pada Allah dan ketika disematkan pada makhluk. Misalnya kata: berilmu, berkuasa, berkehendak bebas, hebat, sempurna dan sebagainya. Makna non-fisik ini bisa sama-sama dimiliki oleh Allah dan manusia tetapi sangat berbeda dari segi kualitas kesempurnaannya. Misalnya: kekuasaan manusia terbatas dan perlu diusahakan sedangkan kekuasaan Allah tak terbatas dan tak perlu diusahakan; Ilmu manusia terbatas sedangkan ilmu Allah tak terbatas dan tak perlu diusahakan. Begitu seterusnya untuk contoh kata lainnnya. Allah dianggap punya versi yang sempurna dari makna itu sedangkan makhluk hanya punya versi rendahan saja. Konteks makna non-fisik ini bisa diungkapkan dengan ungkapan "Allah punya kekuasaan dan ilmu, tapi beda dengan kekuasaan dan ilmu manusia". Maksudnya berbeda dalam hal kesempurnaan tadi. Kata yang bermakna fisik. Adapun kata yang punya makna fisikal, maka makna fisiknya sama sekali tak bisa disematkan pada Allah dan secara tegas wajib dimustahilkan dari Allah sebab makna fisik juga tergolong makna kekurangan. Hanya makhluk saja yang boleh punya makna fisikal ini. Karena itu maka tak bisa dikatakan "Allah punya bentuk fisik, tapi beda dengan bentuk fisik manusia". Demikian juga dilarang berkata "Entahlah kita tidak tahu apakah Allah berupa fisik atau tidak" sebab ketidaktahuan ini berarti mengatakan bisa saja Allah bersifat demikian. Bila sebuah kata yang mempunyai nuansa makna fisik ternyata warid (dinyatakan) dalam Al-Qur’an atau hadits shahih, maka kata itu ditetapkan dan diimani keberadaannya tetapi makna fisiknya dibuang sebab memang mustahil Allah punya makna fisik. Adapun bila kata itu tidak ada (tidak warid) dalam Al-Qur’an dan hadits, maka langsung saja ditolak dan dilarang dengan keras untuk disematkan pada Allah tanpa perlu diperinci lagi. Secara rinci, kategori kata yang bermakna fisik ini terbagi menjadi dua jenis, yakni: Kata yang maknanya punya unsur fisik dan non-fisik sekaligus. Yang tergolong dalam jenis ini misalnya kata: mendengar, melihat, berkalam, tinggi dan besar. Kelima kata ini warid dalam Al-Qur’an dan hadits shahih sehingga harus diimani dan ditetapkan keberadaannya. Akan tetapi seluruh nuansa makna fisik yang melekat padanya harus dibuang dari Allah. Akhirnya Ahlussunnah wal Jama'ah menyatakan bahwa Allah Maha Mendengar, Maha Melihat, Maha Berkalam, tetapi semuanya tanpa alat/organ semisal mata, telinga, dan pita suara atau lidah. Demikian juga Allah Mahatinggi tetapi tidak dalam arti ketinggian lokasi secara fisik dan Mahabesar tetapi bukan dalam arti ukuran fisik. Ketinggian dan kebesaran Allah adalah dalam arti non-fisik semisal ketinggian derajat dan kebesaran kekuasaan. Kata yang maknanya hanya punya unsur fisik saja. Adapun kata yang secara literal hanya bermakna fisik saja, misalkan: yad (tangan), wajh (wajah), 'ain (mata), dan semacamnya yang secara literal berarti organ-organ atau bagian tubuh, maka ia diterima dan diimani hanya apabila warid dalam Al-Qur’an dan hadits shahih saja. Demikian juga kata yang makna literalnya tidak menunjukkan kesempurnaan apapun melainkan hanya menunjukkan kegiatan fisik semata, misalnya: nuzul, istawa, dan sebagainya. Semua contoh di atas diterima dan diimani sebab warid dalam Al-Qur’an dan hadits shahih. Hanya saja ditegaskan bahwa yad bukanlah organ tangan, wajh bukanlah organ wajah atau bagian depan kepala, 'ain bukanlah organ mata, nuzul bukanlah kegiatan turun dari ruang atas ke ruang bawah dan istawa bukan duduk atau bertempat secara fisik. Bila kata tersebut tidak warid, maka ditolak secara mutlak dan diharamkan untuk disematkan pada Allah. Misalnya kata: lisan, jisim, partikel, unsur, ukuran (hadd), berat (tsaql), batasan ujung (nihayah), duduk bersemayam (jalasa/qa'ada), berdiri (qama), bertempat tinggal (istaqarra), berpijak, melayang, dan banyak lainnya yang sama sekali tak disebutkan oleh Allah dan Rasulullah dalam hadits yang sahih tetapi hanya ada dalam khayalan para mujassimah (aliran yang meyakini Allah berfisik). Dilarang keras menetapkan semua kata yang tidak warid ini dan juga dilarang memperincinya seolah ada yang maknanya layak bagi Allah. Tak ada satu pun kesempurnaan yang bisa didapat dari semua kata itu dan tak ada juga nash shahih yang mengatakannya sehingga tak ada alasan untuk menetapkannya. Kata yang warid yang bermakna fisik di atas tidak bisa sekedar disematkan pada Allah dengan embel-embel catatan "berbeda dari makhluk" sebab seluruh makna fisik berarti kekurangan, tak peduli seberbeda apa pun tetap saja kekurangan. Jadi, ungkapan "Tuhan punya yad tapi berbeda dengan yad makhluk" sebenarnya tidak tepat sebab secara literal berarti Tuhan mempunyai organ tangan yang berbeda dengan organ tangan makhluk. Perbedaan dalam konteks organ ini hanyalah perbedaan dalam hal ukuran saja dan kadar kekuatan saja, misalnya tangan manusia kecil dan lemah sedangkan tangan Tuhan besar dan kuat. Ini aqidah menyimpang dari para mujassimah yang gemar mengkhayal seolah Tuhan adalah sesosok raksasa super besar yang berbeda dengan apa pun selainnya. Mujassim adalah mereka yang tak mau membedakan makna fisik dan non-fisik, semuanya mau disematkan pada Allah meskipun dengan embel-embel "berbeda dari makhluk". Ungkapan "Tuhan punya yad tapi berbeda dengan yad makhluk" bisa saja dibenarkan hanya apabila diartikan bahwa yad makhluk berupa organ fisik sedangkan yad Allah bukan organ fisik. Dalam makna ini berarti yad manusia (tangannya) adalah suatu yang terukur, terbatas dan bervolume sedangkan yad Allah sama sekali bukan dari jenis sesuatu yang terukur, terbatas dan bervolume. Akhirnya, yad manusia yang bernama Fulan yang tinggal sendirian di benua Antartika bisa dibayangkan meski belum pernah melihat sosoknya sebab pasti terukur dan bervolume dengan bentuk yang berbeda dengan yad Jhony, Jefrey, dan lainnya. Sedangkan yad Allah sama sekali tak bisa dibayangkan sebab perbedaannya mutlak dalam arti bukan perbedaan fisikal lagi. Sejak berabad-abad lalu, mujassimah menjadikan penolakan makna fisik ini sebagai bahan fitnah bagi Ahlussunnah wal Jama’ah (Asy'ariyah-Maturidiyah). Mereka memfitnah bahwa Ahlussunnah wal Jama’ah menolak istawa, menolak nuzul, menolak keberadaan yadullah, wajhullah, ‘ainullah, dan semacamnya yang warid dalam Al-Qur’an dan hadits sahih. Mereka juga memfitnah seolah ada penolakan terhadap Al-Qur’an dan hadits dan para ulama salaf. Padahal sejatinya yang ditolak hanyalah makna fisikal saja sebab itu adalah sifat kekurangan. Ahlussunnah wal Jama’ah dengan tegas menetapkan dan mengimani seluruh sifat yang warid dan menafikan seluruh kekurangan dan khayalan tentang Allah. Wallahu a'lam.
@abuamaarmuafi2796
@abuamaarmuafi2796 4 года назад
yg bidah itu pertanyaan bagaimana istiwanya Alloh,,,tapi klo bertanya Apakah Alloh istiwa di atas arsy ya engga bidah,,,
@LingkungSeniSantriKalijaga
@LingkungSeniSantriKalijaga 4 года назад
Karena itu jangan menilai Allah dengan cara penilaian terhadap Dzat bersifat materi. Sesuatu disebut materi apabila menempati ruang dan mempunyai massa (bentuk dan ukuran). Karena itu tidaklah srsuatu disebut materi, kecuali dia tersusun oleh susunan atom, sel dari yg terkecil sampai terbesar sampai mencapai batas bentuknya. Ketika materi itu sudah mencapai batas bentuknya, maka otomatis perlu wadah untuk menampung wujud material tersebut, wadah tersebut adalah tempat. Karakter dzat Allah disebutkan dalam dua ayat ; Q.S. Asy-Syura (42): 11 ; Laisakamitslihi syai ; tiada satu pun yang serupa dengan-Nya.... dan surat Al-Ikhlas (112) : 4 ; walamyakunlahu kufuwan ahad ; tiada satu pun yang sebanding dengan-Nya. Sedangkan dzat bersifat materi, sangat banyak bandingannya dan sangat banyak yg saling menyerupai satu sama lain. Kan Dzat Allah tidak serupa dan tdk sebanding dengan apa pun. Maka jelas dzat Allah bukan materi! Karena itu dalam penjelasan saya sering berkata, "Janganlah anda menilai dzat Allah dengan pemahaman terhadap materi!" Balik lagi ke syarat materi yaitu harus mempunyai massa dan menempati ruang. Berdasarkan dua ayat tadi,Allah tidaklah demikian! Maka bila ada ayat yg menyebut, 'Arrahmanu'alal 'arsyistawa...' bukan bermakna Allah menempati Arsy nongkrong di sana apalagi duduk seperti raja duduk di singgasana! Bila ada ayat berbunyi, "wahuama'akum ainama kuntum ; Dia bersamamu di manapun kamu berada," Bukan bermakna Allah ngikut kita ke mana kita pergi, merangkul kita kaya rangkulan sobat kita. Tapi itu semua hanyalah perbuatan-Nya, kehendak-Nya yang kita takkan pernah tau bagaimana caranya. Dan lagi Kita kebanyakan luput memperhatikan bahwa redaksi kalimat di surat Toha ayat 5 itu, "Arrahmanu'alal'arsyistawa...." Bukan "Allahu'alal'arsyistawa....." . Lalu di ayat2 selanjutnya ada kalimat, "Allahu lailaha illa ana...." (Allah, tiada tuhan selain Aku). Itu eksplisit pake kata Allah lo. Kalau yg ayat 5, bukan Allah langsung, tapi Arrahman. Jadi yang istawa 'alal'arsy itu siapa? Allah atau Arrahman. Ini hanya sebuah pengandaian bukan tuduhan ; Kalau anda bilang Allah bertempat tapi tempat-Nya tdk sama dengan tempat makhluk maka sama halnya anda bilang "Dzat Allah adalah materi tapi materi-Nya tdk sama dengan materi makhluk...". Tahukah anda bila anda bilang demikian maka konsekuensinya ; 1. Anda adalah golongan mujassimah. Karena Mujassimah berkata Dzat Allah itu adalah jism (materi) tapi tdk sama dengan jism makhluk. Apa anda tdk tahu bahwa seluruh ulama baik salaf maupun khalaf sepakat bahwa Mujassimah adalah aliran sesat? 2. Anda membenarkan aqidah Nasrani, bahwa Allah beranak tapi tdk sama dengan beranaknya makhluk. Beranak adalah salah satu ciri khas materi, selain bertempat. Anak itu lahir dari gabungan sel yang mana sel adalah penyusun materi. Awas hati2!
@royvirgianto1769
@royvirgianto1769 4 года назад
Shahih akhi.
@abuamaarmuafi2796
@abuamaarmuafi2796 4 года назад
sekedar tau aja,,aqidah uah
@abuamaarmuafi2796
@abuamaarmuafi2796 4 года назад
apakah Allah istiwa di atas arsy,,maka kita jawab"iya" krn ayatnya ada di al quran
@LingkungSeniSantriKalijaga
@LingkungSeniSantriKalijaga 4 года назад
@@abuamaarmuafi2796 Karena itu dalam penjelasan di atas saya berkata, "Janganlah anda menilai dzat Allah dengan pemahaman terhadap materi!" Balik lagi ke syarat materi yaitu harus mempunyai massa dan menempati ruang. Berdasarkan dua ayat ; Q.S. 42 : 11 dan 112 : 4 yg saya kutip di atas, maka Allah tidaklah demikian! Maka bila ada ayat yg menyebut, 'Arrahmanu'alal 'arsyistawa...' bukan bermakna Allah menempati Arsy nongkrong di sana apalagi duduk seperti raja duduk di singgasana! Bila ada ayat berbunyi, "wahuama'akum ainama kuntum ; Dia bersamamu di manapun kamu berada," Bukan bermakna Allah ngikut kita ke mana kita pergi, merangkul kita kaya rangkulan sobat kita. Ada hadis yang artinya, "Allah turun ke langit dunia saat sepertiga malam....", bukan bermakna pindah dari atas ke bawah seperti berpindahnya makhluk. Tapi itu semua hanyalah perbuatan-Nya, kehendak-Nya yang kita takkan pernah tau bagaimana caranya.
@rickymorningstar1302
@rickymorningstar1302 3 года назад
Aa gym jauh lebih bsa di terima
@abukhansa4267
@abukhansa4267 3 года назад
Alhamdulillah, berarti antum cerdas mampu menggunakan akal & pikiran dengan baik. Baarakallahu Fiikum....
@mamathematic
@mamathematic 3 года назад
Itu akidah wahabi
@gentrapakidulan8958
@gentrapakidulan8958 Год назад
berarti yg bertanya Allah dimana sebelum Arsy diciptakanNya itu pertanyaan Bid'ah.. ! mantap
@sukriadam2049
@sukriadam2049 Год назад
Kalau saya istiwa tdk bisa diartikan bersemayam, istiwa hanya allah yg tau atau mungkin jibril
@syamsulkamri9237
@syamsulkamri9237 Год назад
kalau berbeda dgn makhluk .... bagaimana menjelaskan bahwa Allah ta'ala maha melihat .... manusia juga melihat .... apakah itu merupakan bentuk mujassimah ?
@decade2468
@decade2468 5 месяцев назад
Penglihatannya beda...
@hasansodrahusen9638
@hasansodrahusen9638 2 года назад
Al-quran pun tidak menjelaskn tentang keberadaan ZatNya. Klo AsmaNya (Allah) memang ada,dan sangat jelas, yakni berada diatas Arsy. Berarti Allah bertempat ? Ya, memang bertempat. Ingat ya, yg bertempat itu Allah (AsmaNya yg dengan itu seluruh SifatNya) melekat, bukan ZatNya.
@tigerbladesoul5954
@tigerbladesoul5954 Год назад
sdh jelas Allah SWT Maha Tinggi dan pencipta segala sesuatu, Arsy termasuk mahkluk ciptaan Allah SWT, tempat/ruang diatas Arsy juga ciptaan Allah SWT, jadi sangat jelas Allah SWT Maha tinggi tidak butuh tempat dan Arsy, keduanya yg butuh Allah SWT krn ciptaanya, ingat tidak ada yg sama/setara dgn Allah SWT surah Al Ikhlas ayat 4 dan tidak ada yg serupa dgn Allah SWT surah asy syura ayat 11, jd jgn pernah dibayangkan Allah SWT sama dgn ciptaannya, simple, gitu aja jd persoalan
@mazsutarto9185
@mazsutarto9185 3 года назад
Ternyata akhidah Aagym lebih lurus dari pd UAH
@hafidzabdurrahiem.7392
@hafidzabdurrahiem.7392 3 года назад
Alhamdulillah
@abahtaswa151
@abahtaswa151 2 года назад
Haaaa... JUSTRU terbalik bro, AQIDAH AaGym... Mujasimah menyamakan Allah dg Makhluk !!!
@ngopiyuk1015
@ngopiyuk1015 Год назад
​@@abahtaswa151 Coba jelasib mujasimah itu apa?
@hasanhariri7148
@hasanhariri7148 Год назад
Siapa yg menyamakan Allah dg makluq Allah melihat mendengar makhluq melihat mendengar apa bisa kamu katakan m nyamakan Allah dg makhluk
@salimichannel
@salimichannel Год назад
Bagus ini pmbahasan aqidah ny.. kalau AA gim pemahamannya Sprti pemahaman Wahabi dlm hal ini
@mohammadsuherman1763
@mohammadsuherman1763 2 года назад
Mujasima ya begitu
@AlifAlif-wg7yw
@AlifAlif-wg7yw 4 года назад
Ustad adi bimbang,,,, Plin plan,,,manhaj campur sari,,, Tak jelas manhajnya.
@MissOnline
@MissOnline 4 года назад
ok, tidak masalah kalau itu pendapat anda...
@mrobbi273
@mrobbi273 4 года назад
@Alif Alif mahabenar netijen dg segala komennya 😀, yang benar ente dah kalau yg lain beda pokoknya salah 😅
@LingkungSeniSantriKalijaga
@LingkungSeniSantriKalijaga 4 года назад
jangan menilai Allah dengan cara penilaian terhadap Dzat bersifat materi. Sesuatu disebut materi apabila menempati ruang dan mempunyai massa (bentuk dan ukuran). Karena itu tidaklah srsuatu disebut materi, kecuali dia tersusun oleh susunan atom, sel dari yg terkecil sampai terbesar sampai mencapai batas bentuknya. Ketika materi itu sudah mencapai batas bentuknya, maka otomatis perlu wadah untuk menampung wujud material tersebut, wadah tersebut adalah tempat. Karakter dzat Allah disebutkan dalam dua ayat ; Q.S. Asy-Syura (42): 11 ; Laisakamitslihi syai ; tiada satu pun yang serupa dengan-Nya.... dan surat Al-Ikhlas (112) : 4 ; walamyakunlahu kufuwan ahad ; tiada satu pun yang sebanding dengan-Nya. Sedangkan dzat bersifat materi, sangat banyak bandingannya dan sangat banyak yg saling menyerupai satu sama lain. Kan Dzat Allah tidak serupa dan tdk sebanding dengan apa pun. Maka jelas dzat Allah bukan materi! Karena itu dalam penjelasan saya sering berkata, "Janganlah anda menilai dzat Allah dengan pemahaman terhadap materi!" Balik lagi ke syarat materi yaitu harus mempunyai massa dan menempati ruang. Berdasarkan dua ayat tadi,Allah tidaklah demikian! Maka bila ada ayat yg menyebut, 'Arrahmanu'alal 'arsyistawa...' bukan bermakna Allah menempati Arsy nongkrong di sana apalagi duduk seperti raja duduk di singgasana! Bila ada ayat berbunyi, "wahuama'akum ainama kuntum ; Dia bersamamu di manapun kamu berada," Bukan bermakna Allah ngikut kita ke mana kita pergi, merangkul kita kaya rangkulan sobat kita. Tapi itu semua hanyalah perbuatan-Nya, kehendak-Nya yang kita takkan pernah tau bagaimana caranya. Dan lagi Kita kebanyakan luput memperhatikan bahwa redaksi kalimat di surat Toha ayat 5 itu, "Arrahmanu'alal'arsyistawa...." Bukan "Allahu'alal'arsyistawa....." . Lalu di ayat2 selanjutnya ada kalimat, "Allahu lailaha illa ana...." (Allah, tiada tuhan selain Aku). Itu eksplisit pake kata Allah lo. Kalau yg ayat 5, bukan Allah langsung, tapi Arrahman. Jadi yang istawa 'alal'arsy itu siapa? Allah atau Arrahman. Ini hanya pengandaian bukan tuduhan ; Kalau anda bilang Allah bertempat tapi tempat-Nya tdk sama dengan tempat makhluk maka sama halnya anda bilang "Dzat Allah adalah materi tapi materi-Nya tdk sama dengan materi makhluk...". Tahukah anda bila anda bilang demikian maka konsekuensinya ; 1. Anda adalah golongan mujassimah. Karena Mujassimah berkata Dzat Allah itu adalah jism (materi) tapi tdk sama dengan jism makhluk. Apa anda tdk tahu bahwa seluruh ulama baik salaf maupun khalaf sepakat bahwa Mujassimah adalah aliran sesat? 2. Anda membenarkan aqidah Nasrani, bahwa Allah beranak tapi tdk sama dengan beranaknya makhluk. Beranak adalah salah satu ciri khas materi, selain bertempat. Anak itu lahir dari gabungan sel yang mana sel adalah penyusun materi. Awas hati2!
@AlifAlif-wg7yw
@AlifAlif-wg7yw 4 года назад
@@LingkungSeniSantriKalijaga Semua mahluk yang ada di alam semesta terperangkap oleh ruang dan waktu,,,sedangkan Allah di luar alam semesta,,,yang bebas dari lingkup ruang dan waktu. Allah menciptakan Alam semesta yang mencakup ruang dan waktu,,,namun Allah tidak butuh apapun,,,,tidak seperti perkataan orang Asyari yang berkata,,,,bahwa tidak mungkin Allah di atas Arsy,,,karena klo Allah di atas Arsy berarti Allah butuh kepada Arsy. Itulah ucapan yang bathil,,,karena ketika Allah menciptakan sesuatu bukan berarti Allah butuh kepada ciptanNya,,,sebagaimana Allah menciptakan malaikat untuk menurunkan hujan,,,bukan berarti Allah butuh kepada malaikat untuk menurunkan hujan,,,,mikir bro. Satu lagi fitnah anda,,,bahwa kami beraqidah seperti nasrani yang mengatakan Allah beranak,,,,buktikan klo anda itu benar.
@LingkungSeniSantriKalijaga
@LingkungSeniSantriKalijaga 4 года назад
@@AlifAlif-wg7yw fitnah? Kan saya berkata ini cuma pengandaian, bukan tuduhan. Kalau enggak gtu ya sudah, aman. Iya toh? Makanya biasain apa2 tuh baca yang tuntas jangan sepotong2 biar kagak gagal paham! Kami Asyairah mengimani setiap ayat2 khabariyah ttg Allah. Yg kami tolak hanyalah memaknai semua dalil tersebut dengan makna yg bersifat materialistik. Anda sendiri berkata bahwa Allah di luar alam semesta, tdk terlingkupi ciptaan-Nya. Intinya sama dengan Asyairah bahwa Allah bukan materi melainkan pencipta seluruh materi. Karrna itu ketika ada istilah 'di atas Arsy' yang disematkan kepada Allah bukan bermakna Allah berposisi fisik di atas Arsy, tapi Dia di atas Arsy itu hanya Dia sendiri yang Maha Mengetahui Maknanya, kita tdk ikut2 campur akan apa yg hanya menjadi urusan Tuhan. Kan begitu toh? Di atas sdh saya jelaskan
@favechannel4574
@favechannel4574 Год назад
Allah jelas tidak LUPA. Dan ayat yg menyatakan Allah akan melupakan org2 yg melupakan-Nya, orang yg membacanya pasti SUDAH TAHU klo lupa yg dimaksud disini bukan KATA SIFAT ,tp KATA KERJA dlm bentuk majas yg berarti Allah tidak menganggapnya dlm gol org2 yg beriman. Terkadang kecerdasan UAH bs terbantahkan dg hal2 yg sifatnya sgt sepele.
@IkramKekasihmu
@IkramKekasihmu 7 месяцев назад
Hah gimana gimana ,lu setuju lupa itu ga mungkin bagi Allah terus mengganti nya dengan tidak menganggap nya sebagai golongan yg beriman = cerdas Tapi giliran istawa yg duduk itu mustahil bagi Allah terus di takwil menguasai = tidak cerdas Ah gimana si lu
@IkramKekasihmu
@IkramKekasihmu 7 месяцев назад
Lu harus pahami dulu arti lupa itu apa Dan kerjaan golongan lu ya mengartikan sesuai maksud lupa tanpa mengganti nya menjadi maksud lain
@favechannel4574
@favechannel4574 7 месяцев назад
@@IkramKekasihmu Hadeeh, hal sepele gini aja lu kagak paham2. Allah tidak punya "SIFAT" lupa, sedangkan "LUPA" yg dimaksud dlm ayat diatas adl MAJAS yg mayoritas orang AWAM jg tahu maknanya(kecuali UAH & the geng yg sotoy & suka meruwetkan diri). Sedangkan ISTAWA maknanya sdh JELAS, bukan berbentuk majas tetapi itu adl makna hakikatnya. Bahkan ada lebih dari 1000 dalil (quran maupun hadits) yg menyatakan bahwa Allah ada di atas. Ustadz2 Muhammadiyah & kyai2 sepuh NU jg banyak yg meyakini Allah di atas Arsy. Entah si UAH & UAS ini dpt "wangsit" darimana shg berani mengubah makna ayat yg sdh jelas.
@IkramKekasihmu
@IkramKekasihmu 7 месяцев назад
@@favechannel4574 atas sama Allah duluan mana ? Sebelum ada atas itu Allah ada dimana ? Kata nya antum anti takwil tapi sebagian di takwil sebagian tolak lucu
@IkramKekasihmu
@IkramKekasihmu 7 месяцев назад
@@favechannel4574 kwkw yg meyakini tuhan bertempat itu sudah ter kontaminasi virus wahabe
@eriseptian1008
@eriseptian1008 Год назад
kan bisa diterjemahkan Alloh melupakan mereka.. artinya gak diperdulikan gitu
@drawingtime8839
@drawingtime8839 3 года назад
Gak ada yang lupa UAH ,,kan ada yg mengingatkan,,,
@ramiahbarat2013
@ramiahbarat2013 4 года назад
Tapi sekarang dipermasalahkan lagi ustad😭😭,kapan masyarakat islam cerdas kalau di obok-obok lagi.udah jelas dijelaskan oleh para ulama,di buka lagi-buka lagii, Sediih.
@makanaja5852
@makanaja5852 4 года назад
yg mempermasalah kan dulu uas dan mir sampe nuduh2 fitnah orang
@Batik_Gaul
@Batik_Gaul 3 года назад
Ya kan byk buzzer kak. Biar rame. Biar pecah. Makanya kita harus bersatu:)
@overproudcountry418
@overproudcountry418 3 года назад
Gpp, itu namanya menjaga ilmu. Jadi tetep di pelajari. Kalaupun berbeda jangan sampai timbul kebencian.
@chipman1503
@chipman1503 2 года назад
Iblis nya masih sama... Harus terus ada dakwah aqidah
@endangkusmana5640
@endangkusmana5640 Год назад
Apakah NABI DAN PARA SAHABAT MENTAQWIL ISTAWA MENJADI ISTAULA ? CARI HADITSNYA.....SAMPAI KIAMATPUN TAK ADA HADITSNYA...PAK USTADZ , MENTAQWIL ISTAWA MENJADI ISTAULA ITU PENDAPAT ABU HASAN ASHARI BUKAN HADITS NABI...😅😅😅😅😅😅😅
@sean-rp8kj
@sean-rp8kj Год назад
Setuju pak bro
@MuhammadRifai-n9w
@MuhammadRifai-n9w 15 часов назад
lamakelamaan ust uAh menafsirkan ayat alquran dg pemikiran nya sendiri tdk pernah ulama terdahulu mntakwil ayat ttg Allah diarsy
@AlimGunawan-qm5sy
@AlimGunawan-qm5sy 29 дней назад
Ini orang jawaban nya muter2 jangan dengar hadi2.
@Amalia-fx4im
@Amalia-fx4im 3 года назад
Istiwa maklum hingga anak kecilnya pun tahu negara manakah itu?
@Ahmadridlo96
@Ahmadridlo96 2 года назад
Ketika dalil arohmanu alal arsyis tawa di bandingkan dengan wa idza saalaka ibadi anni fa inni qorib. Mulai terlihat titik terangnya.... Dan masa iya sih dalil keduanya sama sama di al qur an bertentangan..?? Dadlil yg prtma istawa kalau dilihat scara makna nya saja bisa jadi bersemayam dan itu bertentangan dengan dalil yg lain... Yaitu laisa kamitslihi syaiun .bahwasanya alloh gak bisa di samakan dengan makhluk... Maka jelaslah makna istawa bukanlah bersemayam.. tapi berkuasa... Maksudnya kekuasaan alloh mlbihi semua kekuasaan .. dan makanya dengan dalil kedua tadi alloh sangatlah dekat.....
@Ahmadridlo96
@Ahmadridlo96 2 года назад
Alloh sangat dekat dengan kita krna alloh berkuasa atas sgalanya..
@bengkelsendal6398
@bengkelsendal6398 Год назад
@@Ahmadridlo96 tangan manusia sm tangan monyet sama ga..? Wajah monyet sama wajah manusia sama ga..? Anjing punya tangan punya kaki, apa kaki semua ga punya tangan atau tangan dijadikan kaki..? Kalo akal mendahulukan wahyu pasti gampang di cerna..tp sebalik nya kalo akal mendahului wahyu pasti pusing sendiri.
@hasanhariri7148
@hasanhariri7148 Год назад
Dekat itu nggak harus dekat dzatnya
@abahtaswa151
@abahtaswa151 2 года назад
Ber komentar itu lihat siapa yg di komentari dulu, UAH....KEILMUAN DIN ISLAMNYA JELAS...!!! Sementara AaGym keilmuan nya gak jelas di peroleh dari Mana ???
@amikcalid5865
@amikcalid5865 3 года назад
Ustadz hapalan luar biasa.... Namun pemahaman sifat Allah amburadul.....
@muhammadfadhli570
@muhammadfadhli570 3 года назад
Aa Gym dan UAH sama sama bagus. Anda jgn merendahkan UAH dgn mengatakan amburadul. Anda itu siapa. Astaghfirullah.
@amikcalid5865
@amikcalid5865 3 года назад
@@muhammadfadhli570 itulah kalo orang sudah terjebak anggapan bahwa si fulan itu Ustadz, kiyai, bahkan wali.... Yang dianggap sudah mumpuni ilmunya, seolah olah tidak bisa salah. Ketika Profesor kiyai Qurays Shihab, (yg sering ceramah di metro tv) MENYATAKAN : - nabi Muhammad saw belum tentu dijamin masuk surga - jilbab hukumnya tidak wajib bagi perempuan MAKA saya sangat sangat TIDAK ragu2, mengatakan Qurays Shihab SALAH dan menyesatkan. Meskipun dia seorang profesor..... Walaupun saya orang biasa saja....
@muhammadfadhli570
@muhammadfadhli570 3 года назад
@@amikcalid5865 Sy jg tdk setuju dgn beberapa statemen Quraish shihab. Namanya manusia bisa khilaf. Tp pernyataan anda yg "amburadul" kayaknya kurang tepat, seolah olah merendahkan beliau.
@muhammadfadhli570
@muhammadfadhli570 3 года назад
Menurut Sy kata "diatas" itu bisa bermakna relatif, tergantung pemahaman atau perspektif seseorang. Misalnya org2 yg tinggal di belahan bumi bagian utara seperti alaska akan menunjuk diatas adalah yg lebih ke utara dr lokasi mereka. Kalo yg di selatan seperti antartika akan sebaliknya yakni yg diatas adalah yg lbh ke selatan. Yg di timur seperti di indonesia akan mengatakan diatas adalah yg lebih ke timur. Krn kita hidup diatas dunia (bumi) yg berbentuk hampir bulat (oval). Kalo Allah SWT hanya diartikan diatas seperti pemahaman manusia, maka yg dibawah, disamping kanan dan kiri atau di dalam dan diluar arsy ada apakah??, ruang hampa??, kan gak mungkin. Allah tdk terbatas oleh ruang dan waktu, makanya Dia ada di seluruh jagad raya termasuk dlm diri kita dan ciptaan Nya yg lain. Itulah yg sy yakini selama ini. Kalo sy keliru, sy siap akan merubah kekeliruan tsb. Hanya Allah SWT yg Maha Tahu segalanya.
@amikcalid5865
@amikcalid5865 3 года назад
Kalo ilmu qalam, falasifah (filsafat) sudah digunakan dalam memahami agama maka akan rancu jadinya..... Kata "diatas" yang sebenarnya sederhana dan mudah dipahami, akan menjadi ruwet dan dipahami ke sana kemari....
@irmahadisiswardi6079
@irmahadisiswardi6079 3 года назад
uah bau Asyairoh
@faridginanjar2562
@faridginanjar2562 Год назад
UAH aswaja Aa Gym mujasimah Simple, mau ikut Aswaja ato mujasimah ? Simple
@hasanhariri7148
@hasanhariri7148 Год назад
Ya Asli wejangan jawa
@cecepibrahim6602
@cecepibrahim6602 3 года назад
ustadz adi hidayat beraqidah ahlussunah waljama'ah(asy'ariyah walmatutidiyah), beliau meyakini ALLAH MAHA SUCI DARI dari tempat/bertempat . sedangkan aa gym meyakini allah bertempat .
@mamathematic
@mamathematic 3 года назад
Aagym memang saya suka ceramah bahkan idola. Tapi jawapannya itu salah mengenai Allah di Arasyh. Saya minta maaf ya.
@tomtawisyafputra8455
@tomtawisyafputra8455 3 года назад
jadi menurut antum itu Allah dimana
@antibanibipang9423
@antibanibipang9423 2 года назад
Kan udah dukasih tau yg mengetahui alloh ya alloh Masih nanya juga
@IkramKekasihmu
@IkramKekasihmu 7 месяцев назад
​Tidak bertempat @@tomtawisyafputra8455
@Siloglie6421
@Siloglie6421 Год назад
SIFAT TUHAN yang SAHIH adalah sprt dlm SURAH AL IKHLAS ....tiada NAS SAHIH AL QURAN DAN HADIS ttg Sifat TUHAN adalah TIDAK BERTEMPAT DAN TIDAK BERARAH, melainkan ini semua KHAYALAN manusia dlm bidang SUFI, ILMU KALAM DAN ILMU FALSAFAH. TUNJUKAN skg DIMANA TEMPAT DAN ARAHNYA PUKUL 5.39 ptg?....MASA pun bersifat sprt itu TIDAK BERTEMPAT DAN TIDAK BERARAH, adakah kamu samakan SIFAT TUHAN sprt SIFAT MASA TIDAK BERTEMPAT DAN TIDAK BERARAH? TIDAK BERTEMPAT DAN TIDAK BERARAH itu adalah SIFAT MASA.BUKAN SIFAT TUHAN
@IkramKekasihmu
@IkramKekasihmu 7 месяцев назад
Terus kalo ada di arsy dia berfisik ?apa ada volume nya ? Apakah ada ujung ujung nya ? Pertanyaan dimana tuhan itu sama dengan pertanyaan siapa yg menciptakan tuhan ? Yg Salah pertanyaan nya
@Siloglie6421
@Siloglie6421 7 месяцев назад
@@IkramKekasihmu itu dlm benak(otak) pemikiran mu saja..
@Siloglie6421
@Siloglie6421 7 месяцев назад
@@IkramKekasihmu Skg tunjukan dimana TEMPAT DAN ARAH WAKTU 3.22 PTG?
@Siloglie6421
@Siloglie6421 7 месяцев назад
@@IkramKekasihmu jangan terpengaruh cara berfikirnya YUNANI
@baldursward162
@baldursward162 2 года назад
apakah aa gym akan disebut wahabi jga krn pemahamannya? berani gak blg?
@abahtaswa151
@abahtaswa151 2 года назад
Kenapa gak berani bilang Apa Gym Wahabi MUJASIMAH, jika memang dia dg jelas menyatakan Allah bersemayam di Arsy... Perlu anda ketahui Apa Gym bukanlah Ulama, dia hanya Master Management qolbu...
@hasanhariri7148
@hasanhariri7148 Год назад
Yg mujasimah itu kamu karena membayangkan istiwa nya Allah itu seperti makhluk
@anda3508
@anda3508 Год назад
Wkwkwkwkkkk... Rusakkk Paraahh Aqidahnya si Aa 🤣🤣🤣🤣 ModaL terjemahan ceramahnyaaa...
@bolangaja7856
@bolangaja7856 3 года назад
Syubhat
@diraan37
@diraan37 3 года назад
Ashobiyah hahaha
Далее
SUAMI YANG TIDAK MAU SHALAT - UST. ABDUL SOMAD
2:31
Просмотров 149 тыс.
БАГ ЕЩЕ РАБОТАЕТ?
00:26
Просмотров 153 тыс.
AaGym - Kajian Tauhid
39:57
Просмотров 28 тыс.
TATA CARA SHOLAT SESUAI SUNNAH
14:33
Просмотров 8 тыс.
Penyakit Hati Dan Penawarnya | UAH & AA GYM
46:28
Просмотров 455 тыс.
Tidak Akan Bahagia Bila Dunia Tujuannya
30:18
Просмотров 51 тыс.