Menurut saya, yg salah dari pendidikan saat ini: *1. Sistem Zonasi* Pada dasarnya, sama aja menghilangkan semangat belajar siswa. Asalkan rumahnya deket sekolah, bisa aja diterima sekolah (meskipun sangat bodoh orangnya) *2. Mindset siswa* “Males ah, belajar. Nanti ulangan minta jawaban sama yg pintar, ah!” - Siswa bodoh yg semakin bodoh *3. Nilai dikatrol oleh guru* Siswanya bodoh ➡️ dapat nilai jelek ➡️ ngadu ke ortu ➡️ ortu ngamuk ke guru ➡️ terpaksa nilai dinaikkan. Bahkan tanpa aduan ortu, terkadang guru sengaja mengkatrol nilai siswa lebih tinggi dari aslinya supaya lulus semua. Terciptalah nilai ilusi. *4. Siswa bertanya tidak pada waktunya* Waktu pelajaran, guru mencoba utk interaktif dgn siswa, membuka sesi tanya, ternyata gak ada yg tanya. (malah tidur, main hp). Waktu ulangan harian, malah baru tanya. *5. Sistem Pendidikan* Aku paham sistem pendidikan kita masih ada kurangnya. Namun beberapa netizen bodoh menuntut sistem pendidikan di Finlanda, karena jam pelajarannya pendek dan gak ada PR. Mereka lupa budaya & SDM disini itu gimana? KETIKA JAM SEKOLAH PENDEK DAN GAK ADA PR *Finlanda:* _waktu digunakan utk mengasah kemampuan diri, membantu orang tua, dll_ *Indonesia:* _waktu digunakan utk mabar & tidur_ Pura-pura suka kurikulum finlandia padahal aslinya MALES
jaman sekarang kok sekolah diharuskan punya hape ya. alasan canva, ngerjain soal pake link lah.. hape dipake para murid malah buat main game. ancurr ekonomi orang tua kakk
Menurut saya,sama seperti di video. Siswa disuruh bertanya namun tidak ingin bertanya karena sudah tahu nanti reaksi si guru bagaimana,ada juga guru yang malas mengajar / tidak memiliki niat mengajar namun selalu menuntut muridnya harus paham pada saat itu juga,padahal kan semua butuh proses.
Ada 1 hal yg di lupakan di sini yaitu tenaga pengajar yg baik contohnya saya sendiri untuk poin nomor 4 kenapa jarang siswa bertanya karena sedari kecil ketika bertanya mereka kalo gak di ketawain ya di marahi,untung pas saya SMA ada satu guru yg ngajarnya sangat baik dimana dia berkata semua pertanyaan itu benar cuma jawaban aja yg kurang tepat, Di mulai dari situ aku bertanya dari pertanyaan receh di jawab sama guru itu terus mulai aku bertanya pertanyaan yg mengarah ke pelajaran itu lah.sama kenapa siswa malas belajar karena pelajaran kurang menarik contoh MTK aja aku punya guru saat SMP di ngasih rumus panjang kalo gak sama salah sedangkan aku cari di yt ada cara sederhana tapi di bilang kurang tepat padahal hasil sama. sama guru gak pernah jelasin apa fungsi pelajaran yg mereka ajarkan gue dulu pas SD suka MTK karena kata guruku supaya gak ketipu orang kalo beradagang sama bisa hitung uang kembalian dan fitrah, mulai SMP guru gak pernah jelasin langsung materi ulangan lupakan,dalam hati kayak "ngapain jir ngapalin rumus kayak gitu" ya kayak gitu aja.tapi memang banyak siswa kita yg salah pergaulan dari SMP kawanku itu mabuk karena pa masalah cewek itu jijik banget lihat orang kayak gitu semoga kedepannya dari pendidik kita semakin baik dari siswanya semakin baik.sama guru yg bikin gue suka bertanya itu dia gak pernah Bebani siswa dgn pr
Menurut saya yang harus diubah adalah sistem pendidikanya, sekarang tuh terlalu monolog kayak yang penting ikutin kata guru. padahal jika siswa ikut aktif dalam pelajaran itu bakal berdampak besar karena mengasah berpikir siswa, jadi menurut saya harus perbanyak diskusi atau berargumen agar tidak hanya guru yang mengajar tapi siswa juga mengasah pikiranya
Atuh justru sekarang Kurikulum Merdeka menerapkan sistem agar Siswa aktif juga, tapi faktanya terutama pengalaman pribadi saya sebagai Siswa SMA kelas 3, yang terjadi hanya beberapa Siswa aja yang aktif dan selebihnya ya diem aja. Menurutku sistem begini bikin yang cerdas jadi makin cerdas dan yang kurang cerdas jadi makin malas. Namun beda cerita kalau Siswa cerdas bisa carry juga temen² yang kurang aktif tersebut supaya bisa ikut diskusi juga
Saya sekolah di Swasta dan guru² kebanyakan udh menerapkan sistem diskusi terbuka, biasanya diawali dengan topik utama dari suatu bab terus dilanjutkan dengan pertanyaan, tapi cara kayak gitu cuma efektif di mapel mapel sosial.
@@Renowndr betul sih akan ada kejadian seperti itu tapi solusinya adalah kembali pada guru, misal ada siswa yg dari tadi diam maka guru harus mengajak siswa itu aktif seperti menanyakan pendapat atau apa yang masih kurang dipahami. Jadi jika gurunya mengajak siswa aktif maka siswa akan merasa lebih nyaman untuk beropini.
@@Haerith-8 g tau y bang kalo pengalaman situ, dr dr pengalaman gw pd absurd cara berpikirnya. Mungkin y karna kualitas pendidikan kita ini salah 1 penyebabnya
perbaiki dulu birokrasinya terutama di lingkup Kementerian Pendidikan dan Pemerintah Daerah yang secara langsung mempengaruhi infrastruktur dan performa (pendapatan) tenaga pengajar... kalau saja disediakan anggaran yang benar dikawal di bidang pendidikan ini, pasti semua jadi lebih baik... pembangunan infrastruktur sekolah jangan dikorupsi... anggaran untuk gaji guru honorer jangan dipangkas...
Lhah kalo belum tau duidnya dikorup😂 Anggaran buat bikin kurikulum yg cuma kopas kurikulum lama abis berapa? Dana bos yg nyairinnya aja bisa kena potong 40 persen😂 Udahlah susah kalo negara masi miara koruptor😂
Sekedar pengalaman gw sebagai siswa anak kelas 11 27 kab.tanggerang , di sini tu guru yg s2 bisa di itung pake jari , dan gw bisa ngerasain beda nya di ajar sama guru yg s1 sama s2 , rasanya tuh jauh banget , s2 guru nya rajin rajin dan metode mengajar nya bagus , dan guru yg s1 itu ya cuman ilmu s1 + pengalaman dia aja sih(masih kurang ilmu nya ga kek s2),(karena guru yg s1 rata rta bapak bapak/ibu ibu) jadi dah pengalaman dalam "hidup" , menurut gw guru itu harus s2 sih , dan untuk itu kita harus naikin gaji guru yg s2 , biar yg s1 nya iri ke s2 dan yg s1 mau lanjut kuliah ke s2
Warga yang bodoh akan menciptakan kemiskinan,warga yang miskin akan selalu meminta Bansos, Bansos diberikan ke rakyat dari pejabat agar memilih dirinya setiap kali pemilu, sementara warga yang cerdas akan selalu protes dan menentang segala ketidakadilan dan kebusukan, jadinya warga yang bodoh diperlukan pemerintahan yang korup agar selalu berkuasa
Menurut saya seharusnya sistem pendidikan kita kayak dulu jika ingin maju contohnya: 1.Guru yang galak,menurut saya ini penting agar murid patuh untuk belajar. 2.Sistem masuk sekolah harus dari kepintaran individu bukan masuk lewat zonasi. 3.Seharusnya para murid bersaing agar siap untuk menghadapi persaingan saat mereka dewasa nanti. 4.Jangan biarkan orang bodoh atau yang tidak mau belajarr untuk lulus atau naik kelas Silahkan tambahkan
Nadiem: "sekarang ini adalah kurikulum merdeka, walaupun kalian semua tidak bisa belajar membaca & menulis, KALIAN HARUS NAIK KELAS!!!" Murid: "gk bisa belajar membaca & menulis bisa naik kelas?, Mending gw bolos sekolah aja, toh ntar juga naik kelas" Nadiem: *tertawa tapi terluka*
Yg salah dari pendidikan kita saat ini: Kurikulum Merdeka, bukannya mendidik malah bikin bodoh akibat terlalu dijadikan ladang bisnis dan korupsi (ya gimana gak sebobrok ini, lah menteri pendidikannya aja BUKAN orang lulusan Pendidikan, dan hanya menjabat karena politik balas budi). Edit: dulu waktu masuk SD (2003) saya bersekolahnya di Surabaya, setelah orang tua mutasi kerja ke wilayah Indonesia Timur (lebih tepatnya wilayah terpencil di kepulauan Aru), saya lanjut sekolah SD selama 2 tahun disana dan terasa sekali perbedaannya mulai dari infrastruktur, kelengkapan material, kompetensi guru, dll. Coba bayangkan, Sekolah (SD) dimana saya belajar waktu itu BEKAS KANDANG SAPI loh! Akhirnya setelah mutasi kerja orang tua selesai dan saya kembali lanjut untuk bersekolah di Surabaya (2006), saya jadi lebih mensyukuri hak previllage saya untuk bisa bersekolah dengan infrastruktur dan fasilitas yang bagus, hal itu yg membuat saya belajar secara bersungguh-sungguh dan tidak pernah satu hari pun bolos (dari SD sampai tamat Kuliah). Saya merasa risih dan jengkel ketika melihat murid-murid yg sudah enak bersekolah dengan infrastruktur yg bagus dan fasilitas yg lengkap, mereka malah bermalas-malasan, tidak bersyukur dan tidak sadar bahwa diluar sana ada banyak yg gak mampu untuk bersekolah.
Saya juga sangat bingung dengan fenomena hari ini, dulu saya pikir dengan kemajuan zaman akan diimbangi dengan kemampuan cara berpikir siswanya. Tapi hari ini saya jadi guru, ternyata tidak begitu. Baru saja tadi pagi saya rapat guru jurusan, karena ada fenomena siswa kami banyak yang tidak hafal nama dan urutan bulan dalam kalender, begitu juga mereka kesulitan dalam memahami nominal uang. Akhirnya kami putusakan, setiap ada jam pelajaran akuntansi, maka kami minta waktu 10 menit untuk memberikan materi terkait itu, karena jurusan kita SMK Akuntansi. Tapi juga ada fenomena yang lain, bagi siswa yang semangatnya tinggi, kami berikan jam tambahan untuk memberitahu cara belajar, dan alumni kelas tambahan ini, pada diterima di kampus negeri dan sekolah kedinasan, mereka juga tidak merasa kesulitan yang berarti dalam menyesuaikan diri dengan tuntutan belajar di kampus. Nah, dari semua cerita di atas, yang mau memanfaatkan kelas tambahan itu hanya maksimal dua sampai tiga siswa dalam satu angkatan. Bahkan kami fasilitasi untuk kelas bahasa dan komputer sebagai ekstrakulikuler, itu juga tidak sampai 10 orang peminatnya dari seluruh siswa. Kalau masalah kurikulum saya lebih senang dengan kurikulum baru ini, karena lebih fleksibel. Kami fokus pada materi yang dibutuhkan siswa saat bekerja nanti, dan menentukan sendiri materi mana yang relevan dan urutannya.
Pendidikan yang baik itu berguna untuk membimbing murid agar murif bisa problem solving dan decision making secara mandiri dan terarah, tetapi pendidikan sekarang cuma ingin inovatif tanpa berpikir kritis walau tujuannya begitu tetapi pembelajaran kita tidak memiliki interdisipliner yang relevan dengan situasi yang ada saat ini.
Akhirnya mas buat video pembahasan yang aku suka. Tapi bukan berarti aku gak suka pembahasan mas yang lain. Memang bagi saya, semua ciptaan mau benda, pekerjaan, atau fenomena yang dihasilkan oleh manusia memang berakar dari pendidikan.
Enggak, yang salah kurikulum ga pas untuk anak di negara yang tidak tepat, kurikulum merdeka itu cocok untuk masyarakat yang sudah sadar pentingnya pendidikan. Seperti Finlandia dan negara Viking lainnya
Tergantung sih, setiap orang kan beda2, Orang tua nyari duit kan buat anak juga, kalau gk nyari duit mau beli kebutuhan & bayar sekolah pake apa? Ini juga tergantung si anaknya, anaknya punya kesadaran untuk mandiri atau nggak, Kebanyakan anak2 jaman skarang itu pemalas dan egois, Disuruh sama orang tua malah gk mau bahkan membantah, Tapi kalau gk disuruh, anak tsb malah diem aja gk ada inisiatifnya.
6:29 Aku kurang setuju sih kalo seseorang itu ga harus bisa matematika karena dia seorang musisi, bukan karena biar dia kelihatan pinter, yg kumaksud itu setiap orang harus punya fundamental skills seperti matematika, kemampuan berbahasa, sains, dan logika. Keempat skills ini penting banget buat kehidupan sehari-hari, mau kamu seorang pemusik, pelawak, bahkan youtuber sekalipun juga harus punya 4 skill dasar itu. Ya ga perlu sampe jago banget kayak kalkulus lah apalah, yg basic-basic aja kayak aljabar atau phytagoras gitu. Tapi aku setuju pas dibagian seseorang gaboleh dihakimi cuma berdasarkan nilai dari suatu mata pelajaran aja, manusia itu emang punya keunikan & bakatnya masing-masing. Tapi tetep inget, apapun bakatmu, tetep harus punya 4 fundamental skills tadi.
banyak orang menertawakan orang yang belajar lewat internet daripada sekolah, namun nyatanya memang ilmu pengetahuan di internet lebih detail dan rinci daripada sekolah. sekolah hanya mengajarkan sesuai kurikulum dan propaganda negara.
Sudah dari bayi di ajarin sesuatu yg ga rasional. Musal kyak ," kalau makan dihabiskan ya nanti nasinya nangis, jangan kencing sembarangan nanti kesambet,dll" Mengajarkan hal² irasional dengan alasan "kan niatnya baik" Niat aja tanpa penerapan yang benar ya percuma. Misalnya ada 100 atlit Olimpiade, meraka semua sudah tentu punya niat untuk memenangkan pertandingan, tetapi yang menjadi juara kan cuma 1,yang memiliki fisik terbaik, strategi terbaik, dan mental terbaik.
sebenarnya pengen bahas yang mengarah kesana, tapi pembahasan yang berkaitan dengan politik pasti serba salah, kalo kasih data positif dibilang buzzer, kalo data negatif disangka dibayar oposisi 🗿
@@arraziiipolitik emang tidak agama saja contoh gubernur Jawa Barat Pasti yg Menang Orang Sunda atau Gubernur Bali Pastinya yg Benar orang Bali + beragam Hindu, Politik Sifatnya Menjatuhkan Lawannya itu poinnya, contohnya ini Calon Gubernur Jakarta bawa2 Suku BETAWI dan Club Persija
pertanyaan geografi di AS sama buruknya , disebabkan cuma diajarkan daerah AS. 50 siswa/i di kelas 15 serius belajar , 10 sistem kebut semalam , 25 sogok , contek, dll, itu perkiraan kasar. 15 serius belajar jadi incaran negara lain. 25 ini jadi masalah. sistem kelulusan tinggi , ortu tidak ingin anaknya ketinggalan kelas. kalau ingin meningkatkan kualitas guru , pemerintah sendiri sediakan dana untuk naikan kualitas guru , dengan cara, 2 minggu di kumpul di asrama , selama itu di lakukan pelatihan, waktu libur semester. masalah suka SKS , dengan sogok, contek pasti cara terapinya berbeda. kalau mau melakukan QC sekolah itu tidak ada artinya, malah akan menimbulkan kecurangan. saran untuk kampus. kalau kuliah lebih baik perusahaan kasih nilai bukan pemerintah. perusahaan butuh pekerja terlampir , kuliah tempat mengasah . pensiun dari perusahaan jadi dosen / pelatihan , tahu apa dibutuhkan perusahaan.
zaman sekarang pendidikan itu gratis. jadi kalau ngerasa pelajaran sekolah gak ada yang relevan, mending belajar sendiri aja. konten edukasi di internet banyak, buku elektronik gratis di internet banyak, kalau gak ada kuota masih bisa ngobrol sama banyak orang lumayan bisa tukar informasi. jadinya gak perlu salahin si A si B. gak akan ada habisnya, mending perbaiki diri sendiri dulu baru nanti benerin negara. kali aja orang yang gak punya ijazah mengajar bisa ngasih yang lebih baik dalam hal edukasi dari pada yang punya.
Menurut gw ada satu hal paling dasar yang bisa merubah berbagai macam sistem di Indonesia, Hukum mati koruptor atau menyita semua uangnya termasuk pakaian yang dipakainya sekarang.
Kalo di zaman gw sih ada yg memang kyk kesulitan untuk memahami hal2 dasar yg ada di buku, tapi sesuatu yg sifatnya praktek macam olahraga lacar kyk anak2 laen. Jadi gw ngeliat anak yg kesulitan menjawab hal2 dasar itu tidak terlalu aneh karena sekarang kan anak2nya semakin banyak gangguan entah kecanduan sosmed dsb. Kalo siswa belom bisa nyaman dan senang belajar maka mau pake teknik apapun jadi gk bakal efektif.
Kalau aku liatnya perlu reset kurikulum sih. Pelajaran Agama, IPA, IPS, PPKN, Olahraga, dan seni budaya di SD itu jadiin esktrakukikuker aja karena pelajaran-pelajaran iru isinya bisa dibilang hanya berisi "fakta-fakta unik" yang sekarang informasi itu bisa kita akses dengan mudah. Pendapatku sih SD itu gak perlu lah belajar aneh-aneh, belajat aja cara baca tulus yang benar (Indonesia dan Inggris ), penalaran, matematika dasar, berpikir kritis, moral etka, dan bikin sistem yang bikin MOTIVASI belajar siswa naik. Harusnya 6 tahun bisa lah buat "ngedoktrin" hal dasar ke siswa. Nah kalau anak yang udah lulus SD itu udah punya dasar yang baik, motivasi belajar yang tinggi. Pas masuk SMP baru tuh dikenalin sama IPA, IPS, komputer, sastra, olahraga, dll. motivasi belajar yang tinggi membuat siswa akan secara otomatis mencari sendiri apa yang dia mau. pas di SMP juga perlu arahan yang jelas "bakat minat siswa apa, harus tau mau kemana, yang lagi dibutuhin apa" Pas di SMA, dalemin aja pelajaran yang siswa itu mau, yang relevan sama kuliah yang mau diambil. Kalau pun gak keterima kuliah ya harusnya dengan dasar di SD yang bagus tadi, udah aman, dilepas bebas juga harusnya gak bikin masalah.
kmaren mentri pendidikan kita bapak Nadiem makarim bilang klo pendidikan di Indonesia udah membaik dengan menghilangkan UN dan sudah mencontoh sistem pendidikan negara maju yaitu Finlandia tapi gagal toltal menurut kita 😅
Gini bg. Disekolah gw guru yang asik dan kalo mengajar itu mudah di fahami itu hanya 1. Sisanya hanya sekedar ngajar , dan yang buat gw paling males itu ketika kita nanya itu malah ditanya balik. Emng anj😅 udh ga ngerti apa" giliran nanya malah ditanya balik
Pembahasan ini memberikan sisi kompleksitas pendidikan, bahkan saya sampai bingung mau ngomong apa saat nonton pembahasan ini. Untuk pengetahuan umum sampai sekarang masih saya pelajari di tengah saya belajar tentang IPTEK. Ya kurang lebih begitu
Menurut saya, kurikulum pendidikan kita saat ini juga tak sesuai dengan cara mengajar para guru. Kurikulum kita saat ini adalah kurikulum merdeka. Namun pertanyaannya "Apa yang merdeka?" Mengapa saya bertanya seperti itu? 1. Karena beberapa guru merasa penjelasan dalam buku sudah mendalam,terkadang mereka meminta siswanya untuk memahaminya sendiri (tanpa bimbingan guru) 2. Sebagian guru tidak mengajarkan cara berfikir kritis Masalah nya gini loh,ini kurikulum merdeka. Seharusnya para murid nya di bebaskan untuk menyampaikan pernyataan tanpa harus sesuai dengan apa yang diucapkan guru. Supaya para murid berani bertanya dan berani menyampaikan pendapat 3. Masih banyak guru yang mau memberikan nilai bagus hanya karena "hubungan saudara" 4. Masih banyaknya konten yang sangat sangat menggangu tingkat kecerdasan siswa,seprti p*n*grafi,konten menjatuhkan dan beberapa berita hoaxs lainnya 5. Banyak masyarakat Indonesia yang tidak mau berkembang dan bersembunyi dibalik agama 6. Nilai moral yang rendah Contoh : Guru di sekolah mengajarkan untuk tidak menyontek. Namun siswa nya tetap saja menyontek Jujur, hal ini tidak bisa di pungkiri. Saya bersekolah di sekolah yang ketat,disetiap kelas memiliki kamera pengawas. Namun tetap saja banyak teman seangkatan saya yang menyontek 7. Tak peduli akan nilai Jujur ya, walaupun sistem pendidikan rendah setidaknya harusnya dia ada dong kepeduliannya sama masa depan,dunia ini selalu berubah bukan menetap. Justru jika tahu akan ada perubahan seharusnya kita sebagai manusia harus mau belajar agar tidak tertinggal
Upacara bendera 1 bulan sekali, pendidikan agama itu tugas ortu bukan tugas sekolah, kurangnya pengajar yang benar" faham dengan cara mengajar, ga usah makan siang gratis manja orang indo.
Anak" eropa, amerika, china. jepang korea, singapura klo presentasi depan kelas bagaikan seseorang yg sedang pitching didepan para investor besar, penuh gagasan dan ide hasil kreativitas dan pemikirannya. meanwhile anak" indo klo presentasi malah baca makalah karna mereka gak tau apa ide dan gagasan nya mereka sendiri, klo makalah nya dibuang langsung bingung mau ngomong apa. dan meanwhile juga guru saat murid nya presentasi malah dia maen HP (walau gasemua murid & guru begini). Gajelas lah pokoknya sistem ny.
Saya ingin menyampaikan beberapa opini saya. Yang pertama berkaitan dengan sistem pendidikan. Saya setuju bahwa sistem pendidikan kita kurang bermutu. Namun, kita perlu melihat realita yang ada. Dari zaman saya sekolah, ada anak yang pintar bahkan berprestasi di kelas, meskipun jumlahnya sedikit. Dari 30-40 siswa, paling yang lumayan dan punya minat belajar kurang dari 10 siswa. Dan yang benar-benar berprestasi kurang dari 5 siswa. Sisanya cuma malas-malasan, tidak memperhatikan pelajaran, bahkan lebih sering mencontek dan copy-paste PR/tugas. Kita juga harus tahu diri kalau kita hidup di negara yang ala kadarnya. Kalau kita menuntut sistem pendidikan dan fasilitas setara negara maju, itu namanya halu. Poin kedua berkaitan dengan pelajaran yang tidak relevan atau tidak sesuai. Namun, sebenarnya mata pelajaran yang kita pelajari di sekolah hanya sebuah metode untuk mengasah otak agar otak siswa bisa dilatih dengan berbagai metode, dari melatih memori dan logika. Kenapa harus banyak mata pelajaran? Agar anak tidak mudah bosan dan stres. Kenapa tidak fokus ke mata pelajaran yang diminati? Dunia ini tidak selalu berjalan sesuai dengan keinginan kita, jadi perlu melatih siswa untuk menghadapi tantangan dan rasa malas. Saya kasih dua poin saja karena kalau terlalu panjang mungkin banyak orang yang malas untuk membacanya. Dari dua poin di atas kita bisa lihat secara sekilas ada masalah dengan mindset kebanyakan orang Indonesia.
Menurutku opiniku memang banyak mata pelajaran akan seru bila di tangan pembimbing yg tepat kalo mereka hanya mengulang pelajaran yg sama dari tahun ke tahun kita malah yg bosen.sama aku mau cerita ada satu guru yg gue sukai di SMA intinya dia kalo masuk ke kelas di pasti senyum sambil Tertawa sama semngat sekali di awal pelajaran di tanya kabar bercerita di juga jelasin fungsi pelajaran hari untuk kehidupan kita .
@@FARZALL-c8w Itu hal yang baik, jika guru dan murid bersinergi, guru bersemangat untuk menyampaikan ilmu dan murid bersemangat untuk mendapatkan ilmu. Rasa bosan mungkin perlu dihadapi atau diatasi, karena nantinya saat telah memasuki dunia kerja kemungkinan besar kita akan melakukan hal yang sama bertahun-tahun.
Kalo saya jadi pemerintah,, saya punya kebijakan,, Sekolah yang tidak meluluskan siswa ke kelas selanjutnya,karena siswa itu belum pantas untuk naik,saya akan beri penghargaan atas sekolah itu
Sangat yakin kalo memang didesain supaya bodoh dan miskin secara sistematis. Dimulai dari atas deh... meteri pendidikan terpilih bukan orang berlatar pendidikan, jarang turun ke lapangan untuk sidak, kebanyakan online (yg datanya bisa dimanipulasi); sampai yang paling bawah seperti adanya pungli sertifikasi guru honorer yang belum lama terbongkar, kualitas tenaga pengajar yang kurang, ketimpangan fasilitas pendidikan yg lebar, orientasinya masih "yang penting anggaran terserap, gak ada dana mandek di bank daerah, audit aman, bisa minta anggaran lagi buat tahun depan".
"Lingkungan yg gk mendukung" Rilate banget pasti pas tanya ke guru di bilang sok pintar, terus pas ngasih pendapat yg masuk akal dengan entengnya temen kita yg akal sehatnya bric dance bilang"apaan sih" wow teman yg layak buat di siksa😊
8:41 Sesimpel gini 3 tahun lau kita itu nyari jawaban masih dari google sekarang udah pakai ai/ chatgpt, teknologi sekarang cepat berkembang, gw tanya Kapan terakhir kali kamu buka google ?
Menurut saya bukan pendidikannya yang salah, tetapi budaya nya yang salah.. kultur/kebiasaan baik di rumah maupun di lingkungan sosial/luar rumah.. mulai dari berbicara menggunakan bahasa dengan baik
Sebenarnya saya cuma ingin tenaga pengajar yg profesional,bukan maksud merendahkan profesi pengajar di indo tapi tidak semua memiliki kemampuan baik dalam mengajar mereka seperti mengajarkan hal yg sama setiap tahun tapi pernahka mereka belajar hal terbaru di mata pelajaran mereka Jadi kalo yg memberi malas apalagi yg menerima Tapi siswa kita memang dari smp bahkan mungkin sd banyak yg salah pergaulan juga dari mabuk mabukan karna cewek sat kalo masalah ini gu gak ngerti memang dari siswa atau guru yg gak bisa bimbing
Selain korupsi, pendidikan juga masalah kronis yg udah cukup tua di negeri ini. Gua sangat bingung, pendidikan disini itu terutama yg negeri makin kesini makin ga jelas konsepnya. Kita bisa lihat pendidikan jaman orde baru, di jaman orde baru pendidikan itu di konsepkan untuk jadi buruh, karna pada jaman itu eranya industrialisasi. Jadi sekolah di pakein seragam sama potongan rambut rapi supaya anak anak nantinya terbiasa dan sangat mudah di jadikan buruh. Lah skrg,, pendidikan nya itu ga tau konsepnya apa dan tujuan nya kemana. Maksud gua kenapa elit politik kaya ga resah ngeliat pendidikan kita, kaya mereka tuh ga ngeliat 10 tahun kebelakang pendidikan ga ngelahirin apa apa. Apa yg perlu di rubah supaya ada perkembangan pesat di kualitas SDM kita, mereka kaya ga mikir ini njir😂. Malah bilang indonesia emas 2045, ini sama aja ngasih beban tanggung jawab ke generasi berikutnya yg akan gantiin mereka di pemerintahan karna udah di rusak oleh kelompok mereka.
Sekolah utk memahami science...bukan utk kegiatan drpd cuma di rmh...atau hy utk maen.. Sekolah hy utk main...ya wasalam.. Bsk cuma jd penggangguran....
Jaman sekarang serba instan soalnya, jadi bnyak orang yang malas untuk mencari tau sebab akibat. Karna jawabannya sudah tersedia dan gampang untuk di akses, tanpa harus berfikir jalan menjawabnya
Tuh liat pesantren isinya kayak apa, guru2nya, ustad2nya malah jd tukang cabul, praktek2 homo, dan kebetulan aja yg dites itu siswa2 dr sekolah formal, coba klo dites ke santri2 seputar pertanyaan umum yg sama, klo gk sama ancur mungkin lbh ancur... Maaf2 kata yah salah satu penghasilan SDM rendah terbesar di Indonesia salah satunya itu dr pesantren... Bahwa kualitas kurikulum pendidikan disekolah formal di Indonesia memang tdk bagus tapi bukan pesantren atau syariah2 gk jelas jg jawabannya
Kurikulum yg salah. Sistem penerimaan siswa yang salah. Calon siswa pada malas, mereka pede bisa masuk sekolah negeri asalkan rumah deket, usia tua. Ga perlu pinter😂
Amit amit saya yang kena pendidikan gagal kayak gini, untung sudah tidak terkekang lagi tapi saya gak berani ambil jurusan jadi guru karena saya tahu tanggung jawabnya itu sama kayak TNI di medan perang.
Emang disengaja sama elite politik biar rakyat gak banyak yang nuntut pemerintahan yang lebih baik. Coba pikir deh, siapa yang paling sering demo di Indonesia soal pemerintahan yang buruk? Orang2 yang berpendidikan tinggi karena mereka bisa berpikir kritis. Kalau yang pendidikannya rendah dikasih subsidi bensin juga langsung cengengesan aja
Salahnya dmn dari dulu juga anak sekolah emg kebanyakan gitu. Karna dulu media informasi gak secanggih sekarang. Intinya dulu dan sekarang sama saja cuma sekarang lebih heboh saja beritanya 😂😂😂
Bang bikin konten dong , tentang suara lu gmna cara pendidikan kita maju , gw nyari cara ini dari bang ferry irwandi , malaka project , dan lu , kalo menurut gw gaji nya tu harus di naikin kan? Nah sama guru pun harus s2 , dan mapel nya di kurangin , karena menurut gw emg kebanyakan gitu, dan balik sekolah nya kan set4 sore ya , menurut gw balik sekolah yg paling tepat itu jam2 siang sih
Ada guru bahasa inggris di sekolah gw yg gw kasihan banget, ngajarnya asik eh anak2nya malah tidur main hp karena "Ngapain belajar bahasa penjajah?". Bayangin beliau yg udh ngajar level sulit di sd kelas 5 swasta, kaget kalo mayoritas murid di sekolah negeri itu ga hapal 1-100 dalam bahasa inggris.
Coba bilang sejarah bahwa dulu orang belanda ga mau ngajarin pribumi bahasa belanda karena takut pribumi bisa mengetahui siasat belanda dan akhirnya orang belanda sendiri yg lebih milih belajar bahasa di nusantara. Dan bilang juga bahwa dalam sejarah penjajahan pun justru para "londo ireng" lah antagonis utamanya bukan orang belanda sendiri.
Mmg pemerintah ngak ada niat mau majuin pendidikan alias mau ttp rakyatx bodoh, mulai anggranx detail keluarx entah kamana utk apa, kurikulum main copas tanpa memperhitungkan kondisi Indonesia baik geografis, budaya literasi yg sangat rendah, tata kelola yg amburadul baik pusat dan daerah, peningkatan kesejahteraan guru yg sangat minim bicara doang kenyataanx sangat miris, administrasi guru yg makin rumit, kurikulum ngonta ganti melulu padahal satu kueikulum dijalankan dng baik sdah diganti dan begitu seterusnya, dan lingkungan soosial peserta didik yg tdk sehat, tdk ada blue print pendidikan ini kedepannya seperti apa... Jdi 2045 bukan generasi emas tapi generasi cemas
Emang sekolah itu pay to win, dulu pernah sekolah swasta kualitas nya bagus banget habis lulus dari sana langsung ke negeri peh bingung 7 keliling karena guru nya kadang jam kos terus kalo jelasin materi gak masuk2 ke otak 😔
Pejabat sih berpikir gini: Anak bangsa?? Yang penting tuh anak gue sendiri. G gak bakal sekolahin anak g di Indonesia. Karena memang kualitas pendidikan di indonesia dibawah standar manusia.
Sistem Pendidikan Indonesia adopsi sistem pendidikan dari finlandia yang sebenarnya kurang cocok, sistem pendidikan seperti asia timur lah yang seharusnya cocok, lihat saja Vietnam, vietnam mengadopsi sistem pendidikan negara-negara asia timur. skor PISA mereka di atas standar
@@ayi-y2k vuetnam tidak hanya mengadopsi sistem pendidikan di asia timur tp budaya dan genetiknya juga dapat banyak pengaruh dari asia timur. Mungkin kamu perlu tau lebih dulu apa itu indosphere dan sinosphere agar bisa memahami lebih dalam. Beberapa tahun lalu netizen2 selalu dengan yakinnya percaya setelah indonesia mengadopsi sistem pendidikan fiblandia maka kualitas SDM Indonesia akan membaik tapi masyarakat terlalu terpaku pada sistem tanpa melihat variabel lain seperti budaya, etos, kualitas guru, administrasi, iklim, tingkat literasi, dll. Sekarang setelah indonesia menerapkan sistem pendidikan finlandia apa yg terjadi? Makin kacau kualitas mutu SDM yg dihasilkan.
Balik lagi sekolah2 takut kalau akreditasi mereka tercoreng padahal kalau semua sekolah jujur sdh pasti banyak sekolah yg akreditasinya sekarang hancur. Menurutku masayarakat harus bikin LSM agar bisa memantau sekolah layaknya seperti ICW, Perludem, atau LBH yg khusus memantau kinerja sekolah tanpa ikut campur pemerintah dan LSM ini harus transparan dan menerima masyarakat untuk ikut aktif membantu LSM ini.
Mau curhat dikit, Mungkin ini sekedar opini doang, mungkin saya salah atau keliru Saya yang berasal di bidang kependidikan sebenarnya masih bertanya-tanya Kok dosen saya malah kebanyakan dari bidang sains atau teknik, kalau dicek track record pendidikannya tidak ada yang sama sekali menempuh jalur pendidikan. Alhasil saat mata kuliah mengenai pengajaran, kadang bingung ketika dosen tersebut menjelaskan. Giliran kami bertanya malah disuruh cari sendiri. + Dibidang pendidikan juga entah kenapa. Mungkin karena tahu kami lulusan pendidikan itu kebanyakan akan tidak menjadi seorang pengajar, mata kuliah berbau sains/teknik malah lebih banyak dibandingkan mata kuliah yang fokus untuk mengembangkan metode pembelajaran yang lebih baik. Alhasil banyak teman-teman saya tidak paham cara mengajar😢
