*TAHLILAN & MUHAMMADIYAH* Muhammadiyah itu awalnya juga tahlilan. Bahkan ketika KH Abu Bakar, orang tua KH. Ahmad Dahlan meninggal juga didoakan pembacaan dzikir tahlil (tahlilan) sebagai doa pengampunan. Tidak hanya itu dalam buku *Cerita tentang Kiai Haji Ahmad Dahlan : catatan Haji Muhammad Sudja'* yang ditulis H. M. Sudja' murid pertama KH. Ahmad Dahlan, disebutkan ketika KH. Ahmad Dahlan (waktu itu namanya masih Darwis) mau naik haji berangkat ke Mekkah tahun 1890 juga digelar acara *tahlilan* dan pembacaan *Maulid Barzanji* di rumahnya. Ini adalah bagian dari sejarah, biografi KH. Ahmad Dahlan. Keputusan Muhammadiyah tidak tahlilan itu belakangan setelah Kyai Dahlan wafat, yaitu sejak periode KH. Mas Mansyur membentuk Majlis Tarjih dan dari sinilah sebetulnya banyak peribadatan-peribadatan lama ditinggal menyesuaikan perkembangan zaman. Misalnya penafsiran agama yang lebih praktis dan rasional. Majlis Tarjih juga memutuskan meninggalkan kebiasaan doa qunut dalam shalat shubuh, shalat tarwih menjadi 8 rakaat, doa iftitah dari kabiro diganti baid baini, niat dalam shalat tidak dilafalkan dll. Dengan kata lain, banyak peribadatan-peribadatan dizaman KH. Ahmad Dahlan direvisi dan ditinggal oleh Majlis Tarjih karena didirikannya (Majelis Tarjih) sebagai lembaga penggodokan hukum melalui *ijtihad* di tubuh Muhammadiyah yang memiliki semangat pembaharuan. Drs. Sukriyanto AR M.Hum (putra Pak AR Fahruddin) Ketua PP Muhammadiyah mengakui bahwa, Muhammadiyah masa Kyai Ahmad Dahlan memang belum ada penekanan khusus terhadap perkembangan fiqih. Masih menggunakan sayyidina dalam menyebut nama Nabi Muhammad saw, masih menggunakan qunut dalam sholat shubuh. Bahkan kata putra Pak AR Fahruddin tersebut, Kyai Dahlan biasa mengajak santrinya untuk berziarah kubur dengan tahlilan mendoakan para wali ketika menjelang tiba bulan Ramadhan. Muhammadiyah Jawa Tengah pada zaman dipimpin Prof. Dr. Abu Suud pernah menggalakkan tahlilan dalam rangka untuk syiar kepada masyarakat. Majelis Tarjih-nya juga mengatakan bahwa pada hakekatnya tahlilan itu bagus dan kuat dalilnya. Hanya saja, *yang kurang bisa diterima di Muhammadiyah adalah bila dihubungkan waktunya harus 7, 40, 100, 1000 harinya itu karena penetapan waktu yang demikian tidak ada sumbernya.* Dari pihak NU sendiri ketika ditanyakan tentang tahlilan jawabannya, hitungan hari ke-7, 40, 100, 1000 adalah *"bukan tahlilan"* tetapi hanya angka dari tradisi masyarakat sebelum Islam yang "diisi" dengan tahlilan. Yang sebetulnya tahlilan kirim doa shadaqah pahala itu waktunya adalah bebas kapan saja. Ada juga yang merutinkan malam Jumat bersama Surah Yasin. Yang membedakan dengan Muhammadiyah berkaitan waktu kalau di NU lebih longgar. Sebagian ulamanya beralasan, _"Biarkan saja masyarakat menggunakan angka 7, 40, 100, 1000 hari hal demikian mengambil manfaat kecuali bisa diisi untuk syiar (misalnya seperti cara walisanga mengislamkan mayarakat Jawa) tetapi juga agar kebiasaan mendoakan dan sedekah pahala kepada orang tua kita yang sudah meninggal tidak dilupakan. Kecuali itu, bisa untuk syiar mengislamkan masyarakat pedesaan-pedesaan yang masih tradisional. Bahkan membaca kalimah dzikir-dzikirnya yang dibaca juga ada pahalanya tersendiri menurut hadits."_ Itulah kenapa masyarakat tradisional di desa-desa itu biasanya dengan mudah diislamkan NU. Sebaliknya Muhammadiyah dan Salafi biasanya sulit menembus pedesaan. Bahkan ada kesan Salafi sulit diterima oleh masyarakat. Umumnya islamisasi pedesaan-pedesaan Nusantara itu diambil perannya oleh NU. Kata sebagaian kalangan, kalau Salafi cenderung *mengislamkan orang yang sudah Islam,* dan mereka menyebutnya "Hijrah." Misalnya, orang NU disalafikan. Tetapi yang paling mudah dikondisikan (paling banyak) biasanya dari kader-kader Muhammadiyah. "Hijrah Sunnah" begitu istilahnya.
@@HaryantoSMP1PaliyanGK Orang ini merasa Muhammadiyah itu Dahlaniyah Muhammadiyah itu pengikut Muhammad Kebanyakan taqlid buta Dan lihat jika ada pembahasan tahlilan cuma kimentar ini saja yg di copy paste
Setiap Ibadah yg mengikuti tuntunan itu tenang dan menenangkan tidak repot juga tidak merepotkan,semoga Ustadz Mujiman selalu sehat dan membawa pencerahan umat dalam dakwahnya❤
Dlu ktika sy trgolong biasa tahlilan, kpikiran knp tahliln itu dilarang, padahal tahlilln baca2 dzikir dan ayat2 Qur'an jg doa. Tp Alhamdulillah skrng sdh mngerti, sdh faham InsyaaAlloh. Jadi... Sekarang baca tahlil tp gk tahlilln. Dn stelah gk tahliln lg, sy berusaha lebih dlm bersedekah, InsyaaAlloh. Mg Alloh mnjga. Baarakallah ustd Mujiman
@@nhigandul932 ibu itu malah paham pak..andalah yg gagal paham ..cermati dan denger baik" ceramah ustd mujiman..biar anda paham mana yg sesuai petunjuk Alquran dan pentunjuk manusia biasa 😅
Aq lbh mantap tahlilan dalam tahlilan ada 2 poin Poin pertama mendoakan org tua dan kaum muslimin yg udah meninggal, Dan poin ke dua shodakoh berupa hidangan
Tidak perlu mengundang dan mengumpulkan orang apalagi menentukan hari hari nya dalam berkumpul dan tidak perlu kurim pahala tapi hanya cukup mendo akan terutama anaknya sendiri
Orang yg blm tau hukumnya tahlillan sesudah kematian ya pasti ngeyel,, agama islam sampai sekarang masih tegak karena rukun islam dan hukum Al-Qur'an dan Hadis,, jangan ngarang"bikin hukum sendi.
Namun perlu juga digaris bawahi kalau bersedekah tentunya harus bersumber dari yang halal dan tidak untuk di puji atau disanjung,apalagi sekarang ini mendekati tahun politik,kasihan orang tua yang telah wafat kalau disodaqoh-i dari uang yang tidak halal.
Yg tahlilan kematian pasti emosi kalau di ingatkan.apakah mereka tidak berfikir,ketika kelak akan tiba waktu ALLAH akan bertanya kpd dirinya ttg apa yg dia perbuat.dan ALLAH juga akan bertanya kepada ROSULNYA.apakah ROSULNYA pernah mengajarkan tahlilan kematian. Jika ROSULNYA menjawab tidak pernah.maka bisa ditebak apa yg akan terjadi
Di daerahku kalo nguwis nguwisi (1000 hari) nyembeleh kambing atau sapi, dan juga kalo gak ngadain selametan lngsung di julidin dan di lngsung di cap tidak berbakti dan tidak sayang dengan si mayit. Kalo orang gak mampu yg dateng sedikit kalo orang kaya yg dateng sampe membludak,soalnya beseknya, souvernirnya,rokok belum amplopnya satu lembar yg warna merah
*IMAM BUKHARI JUGA TAHLILAN ...???* *Imam Bukhari* yang masyhur dengan hadist shahih-nya ternyata juga menyusun dzikir seperti tahlilan dengan nama "Hizib Bukhari." Ada juga dzikir seperti tahlilan lain susunan *Imam Nawawi* yang dikenal dengan nama "Hizib Nawawi." Ulama-ulama lain yang menyusun dzikir ala tahlilan adalah *Imam Ghazali* dengan nama "Hizib Ghazali." *Ibnu Taimiyah,* dengan nama "Hizib Ibnu Taimiyah." Sedangkan dzikir tahlil yang umum dibaca masyarakat Indonesia dengan nama "TAHLILAN" dalam beberapa riwayat adalah disusun oleh *Sayyid Abdullah bin Alwi Al Haddad* yang masih dzuriyyah (keturunan) Nabi Muhammad saw dari Tarim Yaman, diambil dari himpunan (kumpulan) hadits tentang bab keutamaan membaca kalimah-kalimah dzikir tertentu. Menurut hadits riwayat Abu Dawud, sahabat *Abu Hurairah* memiliki amalan rutin membaca istighfar 12.000 kali setiap harinya dengan menggunakan tasbih yang ia buat sendiri. Abu Syaibah yang mengutip hadits Ikrimah juga mengatakan bahwa Abu Hurairah mempunyai seutas benang dengan bundelan seribu buah. Ia baru tidur setelah berdzikir 12.000 kali. Istri Nabi, *Shofiyah* menurut hadits riwayat Tirmidzi, Hakim dan Thabrani amalan rutinnya membaca dzikir 4000 kali setiap harinya dengan biji kurma yang ia kumpulkan sendiri. Shahabat *Ibnu Abbas* punya shalawat yang ia susun sendiri sebagai amalan namanya "Shalawat Ibnu Abbas". Demikian juga shahabat *Ibnu Mas'ud* memiliki amalan yang ia susun sendiri namanya "Shalawat Ibnu Mas'ud." Dalam tahlilan yang selama ini umum dibaca ada bacaan, _"Allahumma shalli 'alaa Muhammadin kullamaa dzakarakadz dzaakiruun, washalla 'alaa Muhammadin wa 'alaa aali Muhammadin kullamaa ghafala 'an dzikrihil ghaafiluun."_ Ini shalawat yang disusun *Imam Syafii* namanya "Shalawat Imam Syafii." Pertanyaannya *"bid'ah"* kah mereka? Atau jangan-jangan ini karena dangkalnya ilmu kita dalam memahami bid'ah? Dan sampai sekarang amalan-amalan diatas seperti Hizib Nawawi, Hizib Bukhari dll itu masih sering diamalkan oleh kiyai ulama-ulama kita di pondok pesantren. Apakah Nabi, para sahabat, tabi'in dll sering membaca dzikir-dzikir yang ada dalam tahlilan itu? *Tentu saja iya, walaupun urut-urutannya tidak sama.* Bukankah itu dzikir umum dan sudah lazim dibaca di kalangan kaum muslimin? Masak kalimah-kalimah dzikirnya ada anjuran dari Nabi untuk dibaca tidak pernah dibaca? Hanya bedanya kalimah-kalimah dzikir yang dibaca tidak persis urut-urutannya. Tetapi kalau kalimah dzikirnya ya itu-itu saja to wong juga ada haditsnya, dan diambil dari hadits juga. Jangan-jangan malah tidak pernah mengamalkan anjuran dari Nabi membaca dzikir-dzikir itu ya? *KESIMPULAN:* Tahlilan itu dzikir yang bersifat umum saja, biasanya kalau santri atau ulama terdahulu juga dibaca bebas kapan saja tidak terikat waktu-waktu tertentu. Cuma umumnya kalau di surau-surau (mushala, _langgar)_ zaman dahulu banyak dibaca secara berjama'ah sebagai dzikir pada malam Jum'at bersama Surah Yasin. *7,40,100,1000 HARI BUKAN TAHLILAN,* hanya saja kalau di masyarakat pedesaan Jawa setiap ada kenduri (acara hajatan) doa nya menggunakan dzikir tahlilan itu. Misalnya, kenduri nikahan malam harinya sebelum pengantin ya doanya tahlilan itu. Bahkan mau naik haji saja malam harinya juga tahlilan seperti sejarah KH. Ahmad Dahlan (pendiri Muhammadiyah) waktu naik haji juga tahlilan. Kenduri selamatan, syukuran dll juga tahlilan. Termasuk hajatan orang meninggal juga kenduri doanya tahlilan. Pendek kata, acara hajatan apa saja (nikahan, naik haji, selamatan, syukuran, orang meninggal dll) malam harinya doa-nya ya tahlilan itu kalau di masyarakat pedesaan di Jawa. Itu karena saya orang desa, jadi tahu tentang hal itu. Cuma heran saya, di RU-vid itu yang viral kok hajatan orang meninggalnya itu ya (7, 40, 100, 1000 hari) ? Padahal kan aslinya upacara hajatan apa saja doa-nya ya tahlilan itu (maksud saya, masyarakat pedesaan di Jawa). Intinya tahlilan itu tidak ada kaitannya dengan waktu atau hari tertentu kalau santri. Yang betul adalah bacaan dzikir yang bersifat umum dan bebas dibaca sewaktu-waktu. Yang menjadi masalah adalah sebetulnya karena (atau kalau) tahlilan *dimanfaatkan oleh masyarakat* (pedesaan di Jawa) sebagai doa dalam setiap kenduri hajatan. 💯88
Buka kitab banyak² masih ga paham juga mas bro... ga ada yg larang zikir tahmid da tasbih. Ya ga di contoh kan itu ritual nya... 3 7 40 100 1000 hari .... jadi kalau ada yg larang baca tahlil bilang saya yah
Betul bnyk org miskin, tetapi dikasihkan ke bos biar naik pangkat. Betul bnyk yg nggk mampu tapi utang-utang untuk Bancakan. ( Kalau mmpu sih nggk papa )
Kaum pelit sodaqoh anti madzhab. selalu beralasan tdk ada contoh dari Rosululloh. Ulama2 ahli kitab diloncati. langsung keRosululloh. ilmu tingkat tinggi..
4 imam Mazhab juga ga melakukan tahlilan kematian... Tahlilan kematian pencetus nya orang Indonesia.. ----- Dalam syari'at islam keluarga mayit yg menerima sodaqoh dr masyarakat sekitar,,, buka keluarga mayit memberi sodaqoh ke masyarakat sekitar... ----- Jadi mau dikatain pelit bagaimana..? Jadi mau ikut Mazhab yg mana? Jadi mau ikut nabi dan para sahabat ga? yg tidak melakukan tahlilan kematian...
*TAHLILAN 7, 40, 100, 1000 hari menurut Muhammadiyah, NU dan Salafy.* Muhammadiyah itu awalnya juga tahlilan. Bahkan ketika KH Abu Bakar, orang tua KH. Ahmad Dahlan meninggal juga didoakan pembacaan dzikir tahlil (tahlilan) sebagai doa pengampunan. Tidak hanya itu dalam buku *Cerita tentang Kiai Haji Ahmad Dahlan : catatan Haji Muhammad Sudja'* yang ditulis H. M. Sudja' murid pertama KH. Ahmad Dahlan, disebutkan ketika KH. Ahmad Dahlan (waktu itu namanya masih Darwis) mau naik haji berangkat ke Mekkah tahun 1890 juga digelar acara *tahlilan* dan pembacaan *Maulid Barzanji* di rumahnya. Ini adalah bagian dari sejarah, biografi KH. Ahmad Dahlan. Keputusan Muhammadiyah tidak tahlilan itu belakangan setelah Kyai Dahlan wafat, yaitu sejak periode KH. Mas Mansyur membentuk Majlis Tarjih dan dari sinilah sebetulnya banyak peribadatan-peribadatan lama ditinggal menyesuaikan perkembangan zaman. Misalnya penafsiran agama yang lebih praktis dan rasional. Majlis Tarjih juga memutuskan meninggalkan kebiasaan doa qunut dalam shalat shubuh, shalat tarwih menjadi 8 rakaat, doa iftitah dari kabiro diganti baid baini, niat dalam shalat tidak dilafalkan dll. Dengan kata lain, banyak peribadatan-peribadatan dizaman KH. Ahmad Dahlan direvisi dan ditinggal oleh Majlis Tarjih karena didirikannya (Majelis Tarjih) sebagai lembaga penggodokan hukum melalui *ijtihad* di tubuh Muhammadiyah yang memiliki semangat pembaharuan. Drs. Sukriyanto AR M.Hum (putra Pak AR Fahruddin) Ketua PP Muhammadiyah mengakui bahwa, Muhammadiyah masa Kyai Ahmad Dahlan memang belum ada penekanan khusus terhadap perkembangan fiqih. Masih menggunakan sayyidina dalam menyebut nama Nabi Muhammad saw, masih menggunakan qunut dalam sholat shubuh. Bahkan kata putra Pak AR Fahruddin tersebut, Kyai Dahlan biasa mengajak santrinya untuk berziarah kubur dengan tahlilan mendoakan para wali ketika menjelang tiba bulan Ramadhan. Muhammadiyah Jawa Tengah pada zaman dipimpin Prof. Dr. Abu Suud pernah menggalakkan tahlilan dalam rangka untuk syiar kepada masyarakat. Majelis Tarjih-nya juga mengatakan bahwa pada hakekatnya tahlilan itu bagus dan kuat dalilnya. Hanya saja, *yang kurang bisa diterima di Muhammadiyah adalah bila dihubungkan waktunya harus 7, 40, 100, 1000 harinya itu karena penetapan waktu yang demikian tidak ada sumbernya.* Dari pihak NU sendiri ketika ditanyakan tentang tahlilan jawabannya, hitungan hari ke-7, 40, 100, 1000 adalah *"bukan tahlilan"* tetapi hanya angka dari tradisi masyarakat sebelum Islam yang "diisi" dengan tahlilan. Yang sebetulnya tahlilan kirim doa shadaqah pahala itu waktunya adalah bebas kapan saja. Ada juga yang merutinkan malam Jumat bersama Surah Yasin. Yang membedakan dengan Muhammadiyah berkaitan waktu kalau di NU lebih longgar. Sebagian ulamanya beralasan, _"Biarkan saja masyarakat menggunakan angka 7, 40, 100, 1000 hari hal demikian mengambil manfaat kecuali bisa diisi untuk syiar (misalnya seperti cara walisanga mengislamkan mayarakat Jawa) tetapi juga agar kebiasaan mendoakan dan sedekah pahala kepada orang tua kita yang sudah meninggal tidak dilupakan. Kecuali itu, bisa untuk syiar mengislamkan masyarakat pedesaan-pedesaan yang masih tradisional. Bahkan membaca kalimah dzikir-dzikirnya yang dibaca juga ada pahalanya tersendiri menurut hadits."_ Itulah kenapa masyarakat tradisional di desa-desa itu biasanya dengan mudah diislamkan NU. Sebaliknya Muhammadiyah dan Salafi biasanya sulit menembus pedesaan. Bahkan ada kesan Salafi sulit diterima oleh masyarakat. Umumnya islamisasi pedesaan-pedesaan Nusantara itu diambil perannya oleh NU. Kata sebagaian kalangan, kalau Salafi cenderung *mengislamkan orang yang sudah Islam,* dan mereka menyebutnya "Hijrah." Misalnya, orang NU disalafikan. Tetapi yang paling mudah dikondisikan (paling banyak) biasanya dari kader-kader Muhammadiyah. "Hijrah Sunnah" begitu istilahnya.
Nunggu kaum aneh hujat2 ust muhamadyah dgn jargon tkg takfiri😅.. Merasa paling bnar, trilogi tauhid mirip nasrsni😅 pdhl pks n persis, al irsyad jg sama😅 mreka scara langsung jg hujat pks, persis, al irsyad... 😅😅
@@IkaGlublu Allah Maha adil tidak membedakan mahluknya, semuanya sama di hadapan Allah, seburuk apapun kelakuannya Allah masih memberi rizkinya.. Jadi memang mendoakan orang tua yg sudah meninggal doanya bisa sampai. Karena orang tua yg sudah meninggal memperoleh manfaat dari doa anak/kerabat lainnya..
Padaha sudah jelas mengapa sebagian kaum musllimin tidak menerima kebenaran malah mencari pembenaran yng belum tentu benar.sedangka kebenaran hanyalah milik Alloh dan Rossilnya.mengapa tidak kuta ikuti malah buat acara cendiri dan akhirnya menyusahkan orang lain dan diri sendiri,karna perbuatanya.
*TAHLILAN ITU BUTUH DALIL !!!* *DALILNYA MANA?* Bacaan-bacaan dzikir dalam tahlilan itu dari siapa kalau bukan dari Nabi, bukankah itu semua (dzikir tahlilan) itu diambil dari hadits-hadits? Lalu dijadikan satu menjadi himpunan dzikir. Contoh, dalam tahlilan dibaca : _Subhanallah wabihamdih, subhanallahi 'adzhiim,_ ini dari Nabi. Sabdanya: “Dua kalimat yang ringan di lidah, pahalanya berat di timbangan amal dan disukai oleh Tuhan Yang Maha Pengasih, adalah: *Subhaanallaah wabi-hamdih, subhaanallaahil ‘azhiim.”* (HR. Bukhari, Muslim). Ini dibaca dalam tahlilan. Dalam tahlilan juga dibaca Surah Al-Fatihah, Al-Ikhlas, Al-Mu'awwidzatain (Al-Falaq dan An-Naas), Al-Baqarah ayat 1-5, 255 (ayat kursi), 285-286, istighfar, shalawat, tasbih, tahmid, tahlil, hauqalah dll -- itu karena semata-mata anjuran atau dawuh saja, kalau baca yang disebut diatas pahalanya demikian-demikian menurut janji Nabi di hadits. Masak membaca anjuran Nabi dari kumpulan dzikir diatas (tahlilan) malah dikatakan sesat, bid'ah, berdosa, masuk neraka? Bahkan dikatakan kafir ! Dalam hal ini kita harus hati-hati kalau membuat tuduhan bahwa itu salah, kafir atau bid'ah sebab bisa jadi akan berbalik kepada dirinya, seperti kata hadits, seandainya seseorang menuduh kafir saudaranya, maka tuduhan kafir tersebut akan kembali kepada salah satu di antara keduanya” (HR al-Bukhari). Tahlilan itu asalnya diambil sebagai dzikir-dzikir pilihan dari hadits dan bersifat umum dibaca kapan saja sebagai amalan dzikir harian, mingguan atau bebas kapan saja tidak mengikat asal dalam kondisi tidak berhadats. Apabila bacaan-bacaan dzikir tahlil (tahlilan) itu tujuannya disedekahkan pahalanya "sebagai doa" untuk meringankan dosa-dosa almarhum orang tua yang meninggal maka dalil-dalil yang digunakan adalah karena kisah-kisah berikut : Kisah-1; “Seorang lelaki datang kepada Nabi saw. dan berkata: Ibuku telah mati mendadak, dan tidak berwasiat dan saya kira sekiranya ia sempat bicara, pasti akan bersedekah, apakah ada pahala baginya jika Aku bersedekah untuknya? Jawab Nabi saw: Ya.’ (HR.Bukhori, Muslim dan Nasa’i) Kisah-2; “Bahwa seorang laki-laki bertanya kepada Rasulallah saw.: ‘Ayah saya meninggal dunia, dan ada meninggalkan harta serta tidak memberi wasiat. Apakah dapat menghapus dosanya bila saya sedekahkan?’ Nabi saw. menjawab : Dapat!” (HR Ahmad, Muslim dan lain-lain). Kisah-3; “Ibu Saad bin Ubadah meninggal dunia disaat dia (Saad bin Ubadah) sedang tidak ada ditempat. Maka berkatalah ia : ‘Wahai Rasulallah! Sesungguhnya ibuku telah wafat disaat aku sedang tidak ada disisinya, apakah ada sesuatu yang bermanfaat untuknya jika aku sedekahkan? Nabi menjawab; Ya ! Berkata Sa’ad bin Ubadah : Saya persaksikan kepadamu (wahai Rasulallah) bahwa kebun kurma saya yang sedang berbuah itu sebagai sedekah untuknya’.” (HR Bukhori, Turmudzi dan Nasa’i) Kisah-4; “Bahwa Nabi saw.pernah mendengar seorang laki-laki berkata: Labbaik an Syubrumah (Ya Allah, saya perkenankan perintahMu untuk si Syubrumah). Nabi bertanya: Siapa Syubrumah itu? Dia menjawab : Saudara saya atau teman dekat saya. Nabi bertanya: Apakah engkau sudah berhaji untuk dirimu? Dia menjawab: belum! Nabi bersabda: Berhajilah untuk dirimu kemudian berhajilah (pahalanya) untuk Syubrumah ! ”. (HR.Abu Daud). Kisah-5; Kisah dua anak yatim dari orangtua yang sholeh, sebagaimana termaktub surat Al-Kahfi:82. Itu pun sepenuhnya merupakan manfaat yang diperoleh dari orang lain, bukan dari amal kebajikan dua anak yatim itu sendiri. Kisah-6; Rasulallah saw menangguhkan sholat mayyit bagi orang yang wafat dalam keadaan berhutang hingga hutangnya dilunasi oleh orang lain, seperti yang dilakukan oleh Qatadah ra dan Imam Ali bin Abi Thalib ra. Itupun merupakan kenyataan bahwa manfaat dapat di peroleh dari amal kebajikan orang lain. Kisah-7; Anak-anak orang mukmin (yang wafat dalam keimanan) akan masuk surga dengan amal bapak mereka (yang mukmin) dan ini juga berarti mengambil manfaat semata-mata amal orang lain. (QS at-Thur : 21). Kisah-8; Orang yang duduk dengan ahli dzikir akan diberi rahmat (ampunan) dengan berkah ahli dzikir itu sedangkan dia bukanlah diantara mereka dan duduknya itupun bukan untuk dzikir melainkan untuk keperluan tertentu, maka nyatalah bahwa orang itu telah mengambil manfaat dengan amalan orang lain. (HR Bukhori, Muslim dari Abu Hurairah). Kisah-9; Shalat untuk mayyit (baca: sholat jenazah) dan berdo’a untuk si mayyit didalam shalat ini, adalah pemberian syafa'at untuk mayyit dengan shalatnya itu, ini juga pengambilan manfaat dengan amalan orang lain yang masih hidup. Kisah-10; Para periwayat hadits seperti Imam Muslim dalam kitab Shahih-nya, memasukkan hadits ini dengan judul Bab Wushul Tsawab Ash Shadaqat Ilal Mayyit (Bab: Sampainya pahala Sedekah kepada Mayit). Imam An Nasa’i dalam kitab Sunannya memasukkan hadits ini dengan judul Bab Fadhlu Ash Shadaqat ‘anil Mayyit (Bab: Keutamaan Bersedekah Untuk Mayyit). Imam Al Bukhari dalam kitab Shahih-nya dengan judul Bab Maa Yustahabu Liman Tuwufiya Fuja’atan An Yatashaddaquu Anhu wa Qadha’i An Nudzur ‘anil Mayyit (Bab: Apa saja yang dianjurkan bagi yang wafat tiba-tiba, bersedekah untuknya, dan memenuhi nazar si mayyit). Kisah-11; disebutkan Nabi SAW pernah melewati kuburan, lalu beliau bersabda: “Sesungguhnya dua mayat ini sedang disiksa, namun bukan karena dosa besar. Yang satu disiksa karena tidak membersihkan dirinya dari air kencingnya, sedang yang lainnya ia dahulu suka mengadu domba”. Kemudian beliau meminta pelepah kurma yang masih basah dan dibelahnya menjadi dua. Setelah itu beliau menancapkan salah satunya pada sebuah kuburan dan yang satunya lagi pada kuburan yang lain seraya bersabda: “Semoga pelepah itu dapat meringankan siksanya, selama belum kering”(HR. Bukhari , Muslim). Bukankah di al-Quran juga disebutkan bahwa tumbuh-tumbuhan itu selalu bertasbih kepada Allah hanya manusia tidak mendengarnya? Pengarang Tafsir al-Qur`an Al-Qurthubi mengatakan : “Ulama kita menjelaskan, kalau tasbihnya kayu saja (pelepah kurma) dapat meringankan azab kubur (bermanfaat kepada mayat), maka apalagi bacaan al-qur’an yang dilakukan oleh seorang mukmin?.” Kisah-12; “Sesungguhnya setiap tasbih adalah sadaqah, setiap takbir sadaqah, setiap tahmid sadaqah dan setiap tahlil adalah sadaqah. (H.R. Muslim). Bukankah dalam tahlilan itu isinya mencakup semuanya: ya shadaqoh harta yang dikeluarkan, ya shadaqoh bacaan Quran, ya shadaqah bacaan tasbih, shadaqah bacaan takbir, shadaqah bacaan tahmid, shadaqah bacaan tahlil dll?
@@nas4972 Tidak juga kalau copas, memang tulisan itu saya perbanyak diberbagai komen RU-vid dengan tujuan untuk menyimpan dokumen agar tulisan itu tidak hilang dan gampang saya cari. Kebetulan itu belum saya publikasikan. Yang sudah saya publikasikan adalah : 1. Kronologi Awal Mula Sejarah Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. 2. Tasawuf Menyebarkan Islam ke Seluruh Benua 3. Kelebihan NU dan Muhammadiyah. 4. Ideologi Islam dan Pancasila 5. Islam dan Kearifan Lokal Tradisi di Nusantara 6. Ketajaman Firasat Gus Dur 7. Dll. Bisa Anda cari, silahkan browsing di internet di *Pikiran Rakyat Portal Majalengka.* Dan saya juga mengizinkan bila Saudara ingin mengkopasnya.
@@nas4972 Termasuk tulisan yang rencananya mau saya publikasikan adalah : *TAHLILAN 7, 40, 100, 1000 hari menurut Muhammadiyah, NU dan Salafy.* Muhammadiyah itu awalnya juga tahlilan. Bahkan ketika KH Abu Bakar, orang tua KH. Ahmad Dahlan meninggal juga didoakan pembacaan dzikir tahlil (tahlilan) sebagai doa pengampunan. Tidak hanya itu dalam buku *Cerita tentang Kiai Haji Ahmad Dahlan : catatan Haji Muhammad Sudja'* yang ditulis H. M. Sudja' murid pertama KH. Ahmad Dahlan, disebutkan ketika KH. Ahmad Dahlan (waktu itu namanya masih Darwis) mau naik haji berangkat ke Mekkah tahun 1890 juga digelar acara *tahlilan* dan pembacaan *Maulid Barzanji* di rumahnya. Ini adalah bagian dari sejarah, biografi KH. Ahmad Dahlan. Keputusan Muhammadiyah tidak tahlilan itu belakangan setelah Kyai Dahlan wafat, yaitu sejak periode KH. Mas Mansyur membentuk Majlis Tarjih dan dari sinilah sebetulnya banyak peribadatan-peribadatan lama ditinggal menyesuaikan perkembangan zaman. Misalnya penafsiran agama yang lebih praktis dan rasional. Majlis Tarjih juga memutuskan meninggalkan kebiasaan doa qunut dalam shalat shubuh, shalat tarwih menjadi 8 rakaat, doa iftitah dari kabiro diganti baid baini, niat dalam shalat tidak dilafalkan dll. Dengan kata lain, banyak peribadatan-peribadatan dizaman KH. Ahmad Dahlan direvisi dan ditinggal oleh Majlis Tarjih karena didirikannya (Majelis Tarjih) sebagai lembaga penggodokan hukum melalui *ijtihad* di tubuh Muhammadiyah yang memiliki semangat pembaharuan. Drs. Sukriyanto AR M.Hum (putra Pak AR Fahruddin) Ketua PP Muhammadiyah mengakui bahwa, Muhammadiyah masa Kyai Ahmad Dahlan memang belum ada penekanan khusus terhadap perkembangan fiqih. Masih menggunakan sayyidina dalam menyebut nama Nabi Muhammad saw, masih menggunakan qunut dalam sholat shubuh. Bahkan kata putra Pak AR Fahruddin tersebut, Kyai Dahlan biasa mengajak santrinya untuk berziarah kubur dengan tahlilan mendoakan para wali ketika menjelang tiba bulan Ramadhan. Muhammadiyah Jawa Tengah pada zaman dipimpin Prof. Dr. Abu Suud pernah menggalakkan tahlilan dalam rangka untuk syiar kepada masyarakat. Majelis Tarjih-nya juga mengatakan bahwa pada hakekatnya tahlilan itu bagus dan kuat dalilnya. Hanya saja, *yang kurang bisa diterima di Muhammadiyah adalah bila dihubungkan waktunya harus 7, 40, 100, 1000 harinya itu karena penetapan waktu yang demikian tidak ada sumbernya.* Dari pihak NU sendiri ketika ditanyakan tentang tahlilan jawabannya, hitungan hari ke-7, 40, 100, 1000 adalah *"bukan tahlilan"* tetapi hanya angka dari tradisi masyarakat sebelum Islam yang "diisi" dengan tahlilan. Yang sebetulnya tahlilan kirim doa shadaqah pahala itu waktunya adalah bebas kapan saja. Ada juga yang merutinkan malam Jumat bersama Surah Yasin. Yang membedakan dengan Muhammadiyah berkaitan waktu kalau di NU lebih longgar. Sebagian ulamanya beralasan, _"Biarkan saja masyarakat menggunakan angka 7, 40, 100, 1000 hari hal demikian mengambil manfaat kecuali bisa diisi untuk syiar (misalnya seperti cara walisanga mengislamkan mayarakat Jawa) tetapi juga agar kebiasaan mendoakan dan sedekah pahala kepada orang tua kita yang sudah meninggal tidak dilupakan. Kecuali itu, bisa untuk syiar mengislamkan masyarakat pedesaan-pedesaan yang masih tradisional. Bahkan membaca kalimah dzikir-dzikirnya yang dibaca juga ada pahalanya tersendiri menurut hadits."_ Itulah kenapa masyarakat tradisional di desa-desa itu biasanya dengan mudah diislamkan NU. Sebaliknya Muhammadiyah dan Salafi biasanya sulit menembus pedesaan. Bahkan ada kesan Salafi sulit diterima oleh masyarakat. Umumnya islamisasi pedesaan-pedesaan Nusantara itu diambil perannya oleh NU. Kata sebagaian kalangan, kalau Salafi cenderung *mengislamkan orang yang sudah Islam,* dan mereka menyebutnya "Hijrah." Misalnya, orang NU disalafikan. Tetapi yang paling mudah dikondisikan (paling banyak) biasanya dari kader-kader Muhammadiyah. "Hijrah Sunnah" begitu istilahnya.
Tanpa mengikat waktu, tanpa mengikat tempat, tanpa mengikat jenis.... Katanya tiap sholat Jumat itu sama saja dengan doa kpd orang tua sampai ke leluhur, Ini adalah contoh ikatan waktu dan tempat. Wahabi baru2 ini di bersihkan dr Arab Saudi dan sekarang hijrah ke Indonesia 🤣 Ilmu yg berlogika dan yg mudah di terima oleh akal pikiran yg akan banyak di ikuti oleh umat🤣🤣🤣 itulah janji Allah.... Jadi wajar jika Wahabi sang ahlul bid'ah tidak mampu bersaing dengan ahlusunah wal jamaah dr NU, Padahal organisasi Wahabi lebih dulu terbentuk dr pada NU masih tetap kalah dengan NU. Karena manusia akan menerima ilmu sesuai argumentasi yg berlogika. Kenapa ahlusunah wal jamaah mampu mengislamkan Nusantara sebelum adanya Wahabi???? Karena ahlussunah sesuai tuntunan Al-Qur'an dan as-sunah yg berlogika. Kenapa setelah adanya Wahabi Islam semakin merosot???? Karena Wahabi mempunyai tujuan tertentu.... Ketika Islam runtuh karena Ottoman di khianati oleh Arab Saudi Wahabi dan syiah. Sehingga Kholifah ustmani hancur dan Islam surut.... Setelah itu Eropa semakin kuat dan muslim2 Eropa di murtadkan lagi semenjak runtuhnya Ottoman sampai sekarang..... Sebelum Indonesia merdeka Wahabi membentuk organisasi..... Beberapa tahun kemudian ahlussunah membentuk organisasi juga bernama NU... Berhubung manusia itu punya akal pikiran yg selalu berfikir secara logika maka dr itu NU berkembang pesat sampai sekarang karena ajaran NU sesuai tuntunan Al-Qur'an dan as-sunah yg berlogika, Kenapa perkembangan ajaran Wahabi tidak bisa pesat??? Karena ajaran Wahabi tidak berlogika.... Contohnya adalah alfatiha.... Sebelum syeikh assim datang ke Indonesia Wahabi2 tidak ada yg tahu kalo alfatiha itu bisa bid'ah.... Namun ketika syeikh assim datang ke Indonesia dan tiba2 berfatwa Al-fatihah bisa bid'ah barulah Wahabi Indonesia sebagian setuju dengan fatwa syeikh assim dan sebagian tidak setuju🤣🤣 Satu guru, satu ilmu, satu ajaran, satu tujuan saling membid'ahkan 🤣😉🤣 Inilah bukti2 doktrin2 wahabi Persis dengan agama sebelah yg penuh doktrin. Muallaf saja sebelum memeluk Islam pasti menilai Islam denga akal dan pikiran yg berlogika..... Kalo Wahabi tidak dengan logika tp dengan doktrin...🤣🤣🤣
@@okebmkg9977 sy bilang salah satu bukan satu2nya...paham!!!,Berdoa itu bisa mencontoh doanya para nabi,para ulama dan bisa doa dengan bahasa sendiri...tahlilan kematian adl Doa y disusun para ulama yg bersumber dari keutamaan2 doa dan dzikir Al Qur'an hadist.
anda katakan : Tahlilan kematian adlh doa yang disusun para ulama.. dst. saya katakan : 1. anda dan para "Ulama" yg menyusun doa tahlilan kematian telah menuduh Rasulullah Shalallahu alayhi wasallam TIDAK AMANAH, karena ada ritual/acara keagamaan yang tidak disampaikan oleh Rasulullah Shalallahu alayhi wasallam, sehingga ritual/acara keagamaan tsb harus disusun oleh "para Ulama"...ATAU 2. "para Ulama" yang menyusun doa tahlilan tsb. LEBIH 'ALIM (lebih berilmu) daripada Rasulullah Shalallahu alayhi wasallam dan merasa BERHAK MENG KOREKSI TATA CARA IBADAH yang telah ditetapkan oleh Rasulullah Shalallahu alayhi wasallam atau 3. "Para Ulama" penyusun Tahlilan tsb merasa sederajat dengan Rasulullah Shalallahu alayhi wasallam, sehingga mampu mengumpulkan do'a dan ritual Ibadah yang tidak diperintahkan oleh Rasulullah Shalallahu alayhi wasallam, dan mereka menyusun sendiri ritual / acara keagamaan berupa TAHLILAN KEMATIAN atau 4. "para Ulama" penyusun Tahlilan, merasa gembira dengan kematian seorang Muslim, dan memerintahkan kepada ahli waris untuk mengadakan pesta syukuran atas kematian kerabatnya tsb
@@WidiBowo cara berfikir y salah...lalu kalau ada kitab tafsir Qur'an,tafsir hadist dan ilmu2 Qur'an yang lainya kamu menganggap para ulama lebih pintar dari Nabi gitu dan AL Qur'an belum sempurna gitu...lucu skali pendapatmu,,,tahlilan itu krya ulama mengamalkan sbagian2 keutamaan2 dzikir dari Qur'an bukan berarti ulama mendikte Nabi😂😂
Terus puasa dibulan ramadhan , Baca Al-Qur'an, zakat haji ketika mampu, sedekah, menolong orang yg membutuhkan, itu gimana om gimana hukumnya jika ditinggalkan.
Emang ada tahlil yg selama ini yg menentukan ubo rampe nya..?? Klo ada pisang apem dll itu bkn sebuah permintaan tapi kebiasaan.. Tapi yg penting gak ada larangan toh pisang juga enak
Yang salah d tahlilan mana???tahlilan ada tausiyah ada dzikir,ada silaturrahmi,ada shodaqoh..itu amalan berpahala semua..jangan mengada ada Wahabi...ketika orang lagi dzikir pas tahlilan wafat,,apa masuk neraka?????pakai otak...bisa jadi orang maksiat ,malamnya ikut tahlilan trs dpt hidayah kan bisa jadi...
Pembacaan amalan ditahillan nya memang bagus..... Makanannya uenak uenak ... terus bawa pulang nasi berkat, kadang dikasih duit minmal 50 rb ... desediakan rokok .. selesai tahlil , masih ngobrol ngobrol dirumah yg meninggal....ngopi dan merokok sambil ngobrol bahagia....ga peduli dan tak menghormati keluarga yg ditinggal.... ., bicara politik .. dan bahas bahas diluar ke Islaman .... tahlillan itu uenak ya .. bikin bahagia hati walau cara begini tak ada tuntunan dari Rasullullah .. Tapi sekalinya tidak desediakan makanan ... pada enggan datang .... tahlillan sepi pengunjung ... Sama aja kaya pengajian di masjid ....disediakan snack... jum'atan dikasih nasi berkat sampai rebutan kaya sedang pembagian BLT.. sekalinya ga ada makanan ..besok besoknya pada malas hadir ... Katanya pengurus masjid ...karena takut kehilangan jama'ah tetep disogok makanan ...... maaf ini terjadi di salah satu masjid daerah saya ..
@@nielmartin387 masing2 daerah beda2...jangan d samaratakan...dtempat saya gak begitu ...silaturahmi masih terjaga...sikap saling tolong menolong masih erat..kalo yg abis kena musibah meninggal banyak yg ngasih beras makanan uang...ada yg ikut membantu masak...dan nanti juga sebaliknya saling ngasih bantuan tenaga ,atau materi ..masing2 orang ya beda2..manusia itu makhluk sosial...saat tetangganya kesusahan yaa saling membantu...
btw ust mujiman itu orng muhammadiyah. yg salah dri tahlilan adalah penentuan waktu yg harus hari ke 1-7, 40, 100, dan 1000. penentuan hari tsb berasal dri ajaran hindu, krn pada saat itu wali songo mengajak orng hindu masuk islam melalui acara yg dinamakan tahlilan.
Assalamu'alaykum wr. wb. Sdr Mujiman sedangkan shalat saja waktunya d tentukan ... Bgmn kamu bilang TDK ADA CONTOHNYA. ...!!??? Lihatlah Islam yg d bawa oleh Rasulullaah Saw itu selain BERDALILKAN NAQLI juga ada DALIL AQLI. !!! Bgmn kamu d sebut Ust, tetapi justru MENDUSTAKAN DALIL AQLI. ??!!! Contohnya DALIL AQLI yaitu: 1. Penghulu waktu adl 2/3 malam, adakah yg membantah ...?!?! 2. Penghulu hari adl Jum'at, mk d adakan shalat Jum'at. !!! 3. Penghulu kitab adl Al Quran yg ada jaminannya langsung oleh Allaah S.W.T. 4. Penghulu manusia adl Rasulullaah S.a.w., mk Beliau Saw SURITELADAN seluruh Umat Manusia: Qs. Al Ahzab 33:21. ~> Sbg RAHMATAN LIL 'ALAMIIN bagi SEMESTA ALAM yaitu DUNIA AKHIRAT: Qs. Al Anbiyaa' 21:107. !!! ~> Krn itu Rasulullaah S.a.w. SANGATLAH CERDAS krn BERAKAL: Qs. An Najm 53:6. !!! ~> Dan BERBUDI PEKERTI YG AGUNG: Qs. Al Qalam 68:4. !!! NOTE: Oleh krn itu Rasulullaah S.a.w. TDK AROGANSI dgn MENDEKTE Umatnya Beliau S.a.w. ...!!! Lihatlah kepribadian Rasulullaah S.a.w. ketika d halang2i oleh Sayyidina Umar bin Khaththab R.a. yg hendak menshalati jenasahnya Abdullah Ubay bin Sahlul. ...!!! Rasulullaah S.a.w. TDK LANGSUNG MEMVONIS perbuatan Sayyidina Umar bin Khaththab R.a. sbg BID'AH krn MENG-HALANG2I Beliau S.a.w. menshalati jenasahnya Abdullah Ubay bin Sahlul. ...!!?? D mana kapasitas kamu sbg Ust justru MENDUSTAKAN Qs. At Taubah 9:84. ??!!! NOTE: Lihatlah ternyata yg d CONTOHKAN OLEH Rasulullaah S.a.w. ketika menshalati jenasahnya Abdullah Ubay bin Sahlul justru d larang Allaah S.W.T. spt turunnya Ayat Allaah S.W.T. tsb. ...!!! Mk Islam yg d bawa oleh Rasulullaah Saw itu Agama HIKMAH-NYA spt yg tersurat d Qs. Al Baqarah 2:269. !!! Sedangkan TAHLILAN itu mengambil Nash Qs. Muhammad 47:19. !!! NOTE: Perintah larangan MENYEKUTUKAN Allaah S.W.T. ini, In syaa Allaah adl membaca TAHLIL shg asebab PAHALA bacaan TAHLIL tsb d ampuni dosa2 & do'a menjadi MA'BUL atau IJABAH, mk mohonlah ampun unt dirimu sendiri & Orang2 Mu'min: laki2 perempuan. !!! Adapun yg d maksud dgn Mu'min d KHUSUSKAN kpd Mereka yg MENINGGAL DUNIA dlm keadaan Muslim. !!! Sedangkan yg masih hidup tergantung pd saat sakaratul maut: Apakah meninggal dunia dlm keadaan Muslim atau mati sbg KAFIR. ...??!!! Krn dgn ASEBAB PAHALA d AMPUNI DOSA2 & DO'A MENJADI MA'BUL. ...!!! Adapun TAHLILAN atau YAASIINAN itu merealisasikan Al Qur'an: 1. Qs. Muhammad 47:19. NOTE: Bhw Islam yg d bawa oleh Rasulullaah S.a.w. itu sbg Agama RAHMATAN LIL 'ALAMIIN bagi SEMESTA ALAM yaitu DUNIA AKHIRAT. !!! Mk dlm hal ini merupakan MANIFESTASI dari Qs. Al Maaidah 5:55 & 56. !!! NOTE: Orang2 Muslim wajib tolong menolong sbg UKUWAH ISLAMIYYAH DUNIA AKHIRAT. !!! Dan ketika ada yg mencela SEDEKAH krn Allaah S.W.T. d sebut Orang2 MUNAFIK d Qs. At Taubah 9:79. ...!!! Dan yg hitung2an dgn sdr2nya seiman, apalagi kpd Orang tuanya ini bentuk kikir yg justru mengikuti bisikan SYAITAN, sedangkan Allaah S.W.T. MENJAJIKAN AMPUNAN sbg Rahmat & Karunia-NYA, silahkan d tadzaburi & d i'tibai sendiri Qs. Al Baqarah 2:268. !!! NOTE: Bgmn sdr Mujiman justru MEMBID'AHKAN Umatnya Rasulullaah S.a.w. (Orang2 Muslim) yg menjadikan Al Qur'an sbg way of life. ...??!!! INNAA LILLAAHI WA INNAA ILAYHI RAAJI'UUN. WA NA'UDZUBILLAAH MIN DZALIK SUMA NA'UDZUBILLAAH. !!! Silahkan yg mau TAHLILAN maupun YAASIINAN sbg SUNNATULLAAHNYA, krn justru merealisasikan Ayat2 Allaah S.W.T. ...!!! Lihatlah PAHALA itu dari Allaah S.W.T. & bkn wewenangnya Mujiman YG TDK ADA JAMINANNYA SYURGA, krn dia justru MENDUSTAKAN Qs. An Nisaa' 4:123. ...!!! NA'UDZUBILLAAH MIN DZALIK SUMA NA'UDZUBILLAAH. INNAA LILLAAHI WA INNAA ILAYHI RAAJI'UUN. !!! Mk wajib ber-hati2 & tetap waspada thd Orang2 yg menjual Islam ATAS NAMA BID'AH YG TDK SESUAI dgn PERSEPSI & PERSPEKTIF Al Qur'an. ...!!! Barakallaahufiik. Wabillaahi taufiq wal hidayah. Wassalamu'alaykum wr. wb.
Sahabat rasulullah yg meninggal dimedan perang atau keluarga rasulullah yg meninggal apakah rasulullah mengadakan tahlilan? Bahkan saat rasulullah yg meninggal sahabat ngadain tahlilan gak? Tahlilan cuman budaya diindonesia aja. Gak perlu baper emang gak ada contohnya dr rasulullah dan sahabat . Emang islam di amerika, islam diinggris, islam di mekah harus ngadain tahlilan ky disini juga. shodaqah tidak dilarang bisa kapan aja disaat mampu.
0p0 meneh Iki ,yg tanyak sama yg jawab setali 2 ikat 😀🤣🤣 Wes gak zaman bahas tentang Tahlilan !!!!!!! Kita mesti malu umat lainya !!!!!!!!! Udah pada menguasai sentra sentra kehidupan manusia!!!!! Mau tahlil monggo gak tahlil Monggo !!!!! Gitu aja kok Ribet !!!! Kapan Generasi kita maju brooo
@@antiksuhardjo5198 emang bikin jadwal kegiatan aj.. pakai dalil... Anehhh... Bukannya dzikir, tahlil, sholawat itu bebas waktu, tempat Dan jumlah...??? Kalo bebas itu ya udh... Gk butuh dalil lgi... pokkk
@@mrhempher6750 nama nya aja ibadah. Ibadah kepada siapa? Ya kepada Allah. Kalau kepada Allah berarti apa? Ya harus ada dali nya dari Rasulullah dong. Kalau gak ada dalilnya itu berarti ibadah yang disebut BID'AH.
@@uisty-yq5fj semua aktifitas kalo diniatkan ibadah ya berpahala... kalo ibadah mahdhoh hrs sesuai petunjuk... Kalo ghoiru mahdhoh apalagi muamalah ya bebas... Kan sabda nabi.... Man manna sunnatan fil Islami hasanatan, wa ajruhu dst...
Coba sekali kali ikut tahlil. dimana. ada. baca. istighfar dimana isinya Al Qur'an yg. dibaca. , adapun kaifiyahnya. kan terserah mau. hari ke 1,3,7. dst. dan jangan yg diserang. yg. nggak. punya.. toh. sekarang. sudah pinter2. kalo. memang. nggak punya. dana. ya. nggak perlu. ngadain .....toh. nggak wajib......oh ya. maaf. mbok. ya. bahas. yg. lain. aja. ini. bisa. bikin nek....sebab sampai kapanpun....ini. tetap nggak. ngaruh. bagi. yg ngelakuin karena. Mereka punya. dasar sendiri .....
Tenang Qur'an hadits mata satu nabi palsu beda dengan Qur'an hadits Muslim yg mengamalkan amalan tahlilan Lailahailallah di bid ah kan masuk neraka nerakanya dajjal kan masuk surga nya Allah SWT
Tahlilan adalah menyebut La ilaha ilalah dan yang menolak Tahlilan adalah Syaiton, Yahudi dan Wahabi laknatullah, adapun Tahlilan buat berkirim doa bagi si Mayit adalah perbuatan baik dan sesuai dengan hadis Nabi Ketika anak cucu Adam wafat maka putuslah hubungannya dengan dunia kecuali 3 perkara yaitu Amal Jariah, ilmu yang berguna serta anak soleh yang mendoakannya ( HR. Muslim) adapun berkirim doa lewat Tahlilan seperti 3, 7;dan 40 hari dari kematian seseorang itu juga sudah termasuk sunah Nabi melalui lisan Nabi yaitu Doa anak yang Soleh yang selalu mendoakan ahli kubur dan tradisi Tahlilan yaitu membaca La ilaha ilalah, berzikir. membaca Al Qur'an dan bersholawat yg pahalanya dikirimkan kepada ahli kubur itu sudah dimulai sejak zaman Tabiin dan itu dalah perbuatan baik dan sesuai dengan sunah Nabi. Sebaiknya ustad dalam video ini tidak usah menyinggung Amaliah Soleh Ahlusunah wal jamaah yang baik dan benar karena memilik dalil yg kuat dan sudah diikuti oleh mayoritas umat Islam di seluruh Indonesia dan dunia, jadi sebaiknya isi ceramah jgn membahas masalah yg tidak penting dan berilah ceramah yg menyejukkan dan membahas tentang bekal buat menghadapi alam selanjutnya tetapi begitulah orang Wahabi/Salafi kesukaannya cuma membahas masalah seputaran bidah dan bidah karena memang mereka mayoritas tidak paham tentang agama dan memahami Al Qur'an dan hadis secara tekstual akibatnya banyak orang Wahabi/salafi yg ceramah di RU-vid cuma menyebarkan kesesatan seperti fatwa sesat Jawas al wahabi yang membolehkan onani saat puasa dan fatwa sesat Tri Tauhid oleh Firanda Al Wahabi serta fatwa sesat kotoran Kucing tidak najis oleh Badrusalam Al Wahabi serta akidah sesat Mujasimah Wahabi, jadi jangan buat perpecahan di masyarakat jika anda tidak mau membaca Tahlil silahkan itu hak anda tapi jgn memprovokasi orang lain untuk tidak melakukan Tahlilan karena Nabi diutus untuk mengajak seluruh manusia untuk mengenalkan kalimat Tauhid dan Tahlil La ilahailalah
padhal ust mujiman itu orng muhammadiyah. dan wahabi-muhammadiyah itu ajarannya 11-12 krna sama2 ga tahlilan. tahlilan itu produk wali songo buat iming2 agar orng hindu masuk islam. klo tahlil ada tuntunanya dri nabi.
Mana dalilx tdk boleh tahilan ust,...mana dalilx tdk boleh menentukn hari,..gk ad kan,jadi janganlah terlalu sempit pandangan agma kita,..lg pula kn tu hari jumat kn kita jumatan,jngn apel bendera ust...kn kata ust butuh dalil,gk ad dalilx yg melarang hr ke 7 tahlilan,..jang bodoh2kn diri lah ust,silahkn nertahlil kpn aj,di mn aj,sebanyak2x,ap ditentukn kah harix atau tdk,tdk masalah..yg penting itu baik..
Ibadah hukum asalnya tidak boleh, menjadi boleh ketika ada dalil yg menyuruh nya.. Jangan dibalik logika nya.. ---- Ibadah itu hak Allah, Makhluk ga berhak memodifikasi model ibadah yg telah Allah tentukan dan Allah sempurna kan... (Syari'at islam telah sempurna, jangan di modif lagi)
Mari kita semarakkan kegiatan pembacaan doa untuk orang yang telah meninggal khususnya kepada orang tua kita, baik di rumah maupun di kampung -kampung.
Doa utk orang tua itu akan Allah terima dr anak" yg sholih , petunjuk dr Allah liwat Alqur'an ..bukan dr orang" yg banyak kumpul" suruh mendoakan org tua kita.. tidak ada petunjuk dr qur'an...klo mau sedekah ya sedekah ats nama org tua..ntah ke siapapun..terutama ke kerabat terdekat.. ga hrs ngumpulin org".. dan mendoakan itu setiap saat aplg pas pd waktu sholat.Belajar agama yg kafah dg datang ke kajian ilmu dg ulama yg jelas" ilmunya ..nanti akan paham..mana yg haq n yg batil...skrg jaman canggih..belajar agama lbh mudah liwat yutube biar ga sesat. Kita menjadi org yg sholih itu otomatis akan mengalir pahala nya kpd org tua kita..org tua kita akan diringankan siksa kubur nya dr doa anak" yg sholih ..
Kok ngajak ngajak to mase , dalam berdoa itu cukup diri sendiri , Menyemarakan berdoa bersama artinya mengajak ajak melakukan suatu ibadah , Hal itu harus butuh dalil ,, Yang benar itu apa yang di sampaikan ustadz di videonya itu,,
@@antiksuhardjo5198 apa ga boleh berkumpul mendoakan sesama muslim yang meninggal...dalile ya sholat jenazah itu,smakin bnyak yg mensholatkan smakin baik....besok klo ortumu meninggal doakan/ sholatkan sendiri saja ya...
SUDAH JELAS NABI MENYURUH MENDOAHKAN ORANG TUA..NAH TAHLIL MAKSUDNYA ADALAH MENDOAKAN ORANG TUA....HAI MUJIMAN APAKAH NABI MELARANG MENENTUKAN WAKTUNYA. KALAU GEDANG APEM ITU BENTUK BERSODAKOH..OTAK DI PAKAI HAI MUJIMAN
Bahasanya kok gitu Pak? "Otak dipakai". Mohon jangan sekasar itu Pak, semoga kita sama2 bisa jaga adab dan akhlak. Maaf bila tak berkenan. Semoga Allah selalu merahmati kita umat muslim dimanapun berada