Kementerian Keuangan mencatat pendapatan negara dari pajak, bea cukai, PNBP serta hibah Per Mei 2024 mencapai Rp 1.123,5 triliun atau 40,1% dari target atau mengalami penurunan 7,1% (yoy). Sementara belanja negara mencapai Rp1.145,3 Triliun atau 34,4% dari Pagu APBN sehingga Defisit APBN mencapai 0,10% dari PDB.
Ekonom Senior, Anny Ratnawati mengatakan defisit APBN ini sudah diperkirakan pemerintah, namun RI tetap menyalakan alarm waspada yang lebih tinggi karena defisit APBN terjadi karena pendapatan negara yang turun.
Anny juga menyebutkan masih tergantungnya APBN terhadap sektor komoditas ini dinilai 'berbahaya' karena sangat tergantung situasi ekonomi global dan geopolitik dunia. Selain harga komoditas yang turun namun volume ekspor komoditas RI seperti CPO serta lifting migas yang juga mengalami tekanan.
Jika RI terus tergantung dengan komoditas dan tidak ada upaya masif mendorong industri olahan maka penerimaan negara akan diliputi ketidakpastian.
Seperti apa ekonom melihat kinerja penerimaan negara di tengah gejolak ekonomi? Selengkapnya simak dialog Anneke Wijaya dengan Ekonom Senior & Wakil Menteri Keuangan 2010-2014, Anny Ratnawati dalam Squawk Box, CNBC Indonesia (Jum’at, 28/06/2024)
Terus ikuti berita ekonomi bisnis dan analisis mendalam hanya di www.cnbcindone....
CNBC Indonesia terafiliasi dengan CNBC Internasional dan beroperasi di bawah grup Transmedia dan tergabung bersama Trans TV, Trans7, Detikcom, Transvision, CNN Indonesia dan CNN Indonesia.com.
CNBC Indonesia dapat dinikmati melalui tayangan Transvision channel 805 atau streaming melalui aplikasi CNBC Indonesia yang dapat di download di playstore atau iOS.
Follow us on social:
Twitter: / cnbcindonesia
Facebook Page: / cnbcindonesia
Instagram: / cnbcindonesia
/ cuap_cuan
Tiktok: bit.ly/38BYtJx
Spotify: spoti.fi/2BR7KkT
30 сен 2024