Dari kelas 1 SMA saya selalu dikejar-kejar keindahan puisi, bertambah parah ketika menemui merdunya olahan dari mas Ari dan mbak Reda, SMA saya sungguh penuh dengan yang indah-indah. Ketika kemarin mendengar kabar bahwa mas Ari berpulang kenangan menyerang saya, satu persatu kembali seperti dikuliti, rasa rindu dan bahagia yang dulu; yang kini telah berubah wujud. Terlebih menyusul kabar kepulangan Eyang. Entah bagaimana bumi dan waktu bisa bekerja dengan berkejaran seperti ini. Saya selalu merasa berhenti, terjeda, bahkan kembali ke titik yang begini saja ketika mendengarkan musikalisasi puisi ini. Bahwa kalau saja saya bisa hidup dalam puisi-puisi dan lagu-lagu saya pasti akan abadi di kenang dan hidup seseorang, seperti kalian. Abadi dengan indah dalam ingatan anak SMA yang baru merangkak belajar berpuisi-hingga saat ini. Meski sayangnya anak SMA itu masih belum cukup bersinar untuk sejenak membuat orang-orang berhenti sejenak, terjeda dan diserang keindahan darinya, seperti kalian. Terima kasih semua karya Mas Ari, Mbak Reda pun Eyang Sapardi akan selalu punya tempat tersendiri di hati saya.
sila aktifkan liriknya di closed caption. 00:00 Aku Ingin , Sapardi Djoko Damono. 03:52 Akulah si Telaga , Sapardi Djoko Damono. 06:48 Di Restoran , Sapardi Djoko Damono. 11:11 Engkau Menunggu Kemarau , Abdul Hadi Widji. 13:43 Hujan Bulan Juni , Sapardi Djoko Damono. 17:00 Kartu Pos Bergambar Jembatan Golden Gate San Fransisco , Sapardi Djoko Damono. 19:46 Ketika Jari-jari Bunga Terbuka , Sapardi Djoko Damono. 23:11 Kuhentikan Hujan , Sapardi Djoko Damono. 25:55 Nokturno , Sapardi Djoko Damono. 28:18 Pada Suatu Hari Nanti , Sapardi Djoko Damono. 32:08 Surat Cinta , Goenawan Mohamad.