Untuk kawan-kawan bisa cek bagian komunitas, terdapat informasi lebih lanjut mengenai trio Nagapasa class ini. Pelarajan berharga untuk Indonesia, jangan langsung mabuk karena harga murah dapat banyak dan iming-iming transfer of technology. Dulu budgetnya 1.2miliar USD, Russia menawarkan 2 kapal selam Kilo class, Prancis menawarkan 2 kapal selam Scorpene, dan yang terakhir Korea selatan menawarkan 3 unit DSME 1400 dengan Transfer of Technology. Ya akhirnya seperti yang kita ketahui saat ini. Harusnya bisa keliling patroli jaga wilayah laut NKRI terkhususnya di Natuna tapi malah dieman di dermaga. RALAT: Nilai kontrak upgradenya 7.7Miliar rupiah ya, bukan 7.7triliun, maaf ya salah ngitung nol nya kebanyakan
Harap maklum lah min , karena saking inginnya kita bisa membuat kapal selam visi kita kan jelas mandiri di tahun yg akan datang , dan setelah over haul KRI Nanggala 402 TNI AL merasa puas hasily , ternyata para awaknya nyeletuk dalam hati mereka,banyak masalah , tapi di Anggap angin lalu oleh para pejabat di lingkungan TNI AL , lebih hebat para engineer pt.pal kemarin hasil over haul KRI Cakra 401 hasily sangat memuaskan 👍, mungkin KRI nagapasa class di perbaiki oleh DSME Korsel lewat garansi , padahal aku yakin PT.pal bisa memperbaikiy tanpa melibatkan pihak DSME,tapi kan rasa tanggung jawab sesuai kontrak
Kalau pendapat saya: permasalahan di Naga passa 1 itu complex,sehingga TNI AL tdk bisa maximal utk mengoperasikan, maka solusinya : 1.Naga passa 2 yg mau digarap oleh Korsel ditunda bahkan dibatalkan 2.Naga passa 1 harus di upgrade sampai tuntas sehingga AL tau persis permasalahannya. TUNJUK pengawas tenaga ahli dari Germant.
Permasalahan baterai pada Nagapasa Class hanya terjadi pada kalsel KRI Nagapasa 403 dan tidak terjadi pada 2 unit lainnya. Masalah baterai terjadi karena baterai tidak mampu mensupplai arus secara penuh sesuai kebutuhan karena memiliki spesifikasi untuk Changbogo Class sedangkan Nagapasa Class merupakan improve Changbogo class. Penggantian baterai sudah dilaksanakan dengan memakai merk yang sama dengan KRI Cakra yaitu Varta dan Hagen karena kedua kalsel berbasis sama : type 209.
Lanjutkan...dan selesaikan permasalahan"yang ada maka kedepan Indonesia akan dapat membangun sesuai keinginan TNI...kalo tidak dilanjutkan sayang galangan kapal selam yg sudah dibangun dan sayang ilmu yg sudah didapat dari tot..... Amerika saja yg memiliki pengalaman memproduksi alat perang saja masih mengalami bnyk masalah dlm membuat peralatan perang... Lha kita Indonesia yg baru memulai juga harus gigih maju terus dan selesaikan permasalahan_permasalahan yg ada.. Maka kedepannya pasti akan memetik hasil yang sesuai keingina...
selesaikan dulu, minta tanggungjawab korsel utk improve chang bogo sampai bisa berjalan normal tanpa biaya tambahan, kalau sdh selesai improvementnya bru lanjut ngomongin kontrak batch 2
tetap aja dijalankan proyek itu,masalah yg ada biar jadi pengalaman pihak pal untuk cari solusinya, memang instrumen kapal selam lebih komplek dari kapal perang, kinerja sensor yg ciamik sangat dibutuhkan di kapal selam seperti halnya di pesawat terbang
Kayaknya lebih baik ambil langsung ke mbahnya yaitu jerman atau alternatif lain ke turki untuk reis class/ u214 dan pastinya turki akan dengan senang hati memberikan TOT seperti kolaborasi kita membangun tank harimau hitam
Ya langsung Jerman aja, soalnya kalau dari Turki sendiri kan agak ribet. Kenapa kok ribet? Ya yang dari Turki perlu melobby ke Jerman. Kan kaselnya license dari TKMS.
@@IndonesiaMilitaryNewsObserver harga dari Jerman lbh gila, dibandingkan harga dari Turki, denger2 214 Jerman kena 600jt dollar, sedang dari Turki 500jt dollar, beda 100jt dollar lumayan buat beli senjata dan peralatan lainnya,.
Kata kasarnya ni kasel harus dirombak total jadi lebih baik ambil langsung ke Jerman 214 dan minta jalan keluar ke Jerman ttg nagapasa sapa tau ada jalan tanpa rombak
@banagher aj gile, di sandingin kita dengan Singapura, yang dimna negara segede kuku itu mempunyai modal usaha paling banyak di Indonesia,. KS 218 Singapura aja sekarang mau nyentuh harga 900jt USD, atau bisa dibilang 1 KS Singapura bisa setara 3 KS CangBego Class,.
Spesifikasi TNI mah kualitas berat bukan kalengan.... Kekurangan apapun tiap alutsista digagas oleh pihak pengguna.... Banyak alutsista baru yg datang.. Tapi tidak cocok 😂😂🙈
Bismillah Alhamdulillah Prioritas dan Urgensi perlu seluruh Kapal Selam NAGAPASA, ALUGORO, ARGADADALI seluruh dibongkar Paksa diganti Teknologi Industri Prinsipal TKMS JERMAN dan Penambahan Beberapa Unit Baru Kapal Selam Jerman sebanyak 6-12unit , Budget Anggaran Kementerian Pertahanan RI dari Kementerian Keuangan RI senilai 31.8Triyun Prioritas dan Urgen terkait Industri Jerman Investasi besar senilai 27.8Triyun Industri Mobil Listrik Jerman baterai lithium-ion di lokasi kawasan Batang Semarang dan Industri Green Energi serta mendukung dan mendorong penuh Kebijaksanaan Industrialis Smelter Nikel dll di Indonesia ❤❤❤ Selamat dan Sukses bekerja kolaborasi Industri TKMS Jerman yg sudah akrab dgn Industri PT PAL .❤❤❤
mohon jgn dikurupsi....bpk bpk ....ini gagal prodak...Cangbogo, mari dari hati ke hati, indonesia harus kuat kpl selamnya, bpk saya seorang pejuang Dwi kopra dan Trikora bangga dengan kapal selam yang ada saat itu. waktu itu kapal selam bnyak di perairan sekitar Jayapura, akhirnya kapal atas air belanda pada lari menjauh tdk berani masuk karena banyak kapal selam.
Kapal selam Chang bogo buatan Indonesia 100% kah atau cuma di bangunkan di indo aja wkwkw...semua teknologi, engineers, pembuatan masih orang Korea yang bikin...cuma kapal selam ini di bangunkan di indo supaya orang indo dapat belajar ilmu pembuatan kapal selam aja... bukannya bererti Chang bogo itu buatan Indonesia yang bikin 100% wkwkw 🤣😂
Murah meriah...tapi bahaya karena aktivitas di dalam laut. Kalau becak gpp murah meriah. Atau dibuat bahan praktek saja utk buat sendiri yg lebih baik.
Ini jadi ujian bagi karakter bangsa kita. Dalam kondisi seperti ini harusnya tegas saja, barang yang diterima tidak sesuai requirement, ya sudah kelanjutan pengadaan kasel berikutnya ya ditunda dulu. Tentu kita majukan pendekatan diplomasi untuk menyelesaikan masalah ini, namun ke depannya untuk pengadaan alutsista, sebaiknya harus mencari pemasok yang benar2 bisa dipercaya kualitasnya.
@@putrapratama-sq8hu btul itu, masalahnya di sistem tenaga penggeraknya, jd ya tinggal upgrade batery n perbaiki sistim pompa hidroliknya serta upgrade sensor tabung senjata
Kalo memang kapal selam kelahiran korea itu penuh masalah lalu untuk apa kita lanjutkan ke best ke dua, kalo memang dipaksakan terus berlanjut artinya ada bisnis atau perjanjian khusus yg penuh rahasia antara kedua negara
selesaikan upgradenya, lakukan kontrak dng vendor baru : German, Turki, Perancis...... korsel sdh menang banyak pengadaan alutsista TNI, kala mau dilanjut boleh ditukar guling dng CN235 atau C295.
Tingkatan masalah menambah kehebatan putra bngsa menyelesaikan pasti mampu semoga menjadi tolak ukur pembuatan kalsel dgn bngsa jerman yg sejak jadul terbukti hebat dan NKRI sangat erat dgn jerman kerjasamanya bidang teknik yg lainnya.
Sampai sekarang MEF masih tetap berjalan. Buktinya apa? Ya pakde bowo masih berusaha ngerayu bude sri buat kasi duit bayarin FREMM + Rafale + F-15 II, dan lainnya.
"ChangBogo Class" type nagapassa class memang ada baiknya diupgrade berkolaborasi bersama jerman untuk meningkatkan kemampuan submarine menjadi type214 dengan status 2unit kapal selam baru
Y mending bli 214 dg TOT full lisensi ntr kalo dh d kuasai kita upgrade sndri versi dr Korsel ini, sekalian bli lg scorpene versi AIP biar bnyk pengalaman utk upgrade sndri
Bukannya kalau order lalu tidak memenuhi specification yang diinginkan di dalam contract bisa claim atau minta ganti rugi? Ngapain lanjut sama korsel kalau batch pertama aja hasilnya seperti itu, mending beli kilo class aja
Ini nampaknya pembelajaran bagi negara, lakukan upgrade mandiri walau cost nya tinggi, tapi kita dapat pelajaran yang berharga dg harapan mendatang kita menjadi lebih profesional, lanjut !.
Kedepan kapal selam Nagapaksa seluruh isi dapat diupgrade dan update Teknologi Mukhtahir TKSM Jerman uji coba program meningkatkan.Performa kinerja Kapal selam
Kapal Selam Alugoro,Argadadali,Nagapasa bongkar dan Pasang Upgrade dan Update Teknologi sistem Operasi industri Naval Group terbaru dan mukhtahir SistemUpgrade dan Update Teknologi Tinggi untuk Kapal selam Alugoro,Argadadali, nagapasa.pemssangang Sistem Teknologi Tinggi Scorpene perlu dilakukan untuk mengevaluasi dan menguji coba kemampuan Maksimum dan Kemampuan Fungsional Teknologi Scorpene dalam tubuh Kapal Selam Nagapasa, Argadadali, Alugoro, Kemampuan jelas berbeda Signifikan,Bukti Janji Komitmen Naval Group dapat dibuktikan dgn Upgrade dan Update Teknologi Tinggi Kapal Selam.
Segera relokasi Budget Anggaran Upgrade dan Update Teknologi Tinggi Industri Militer TOT Novianti SPANYOL dan TOT Teknologi Tinggi Sistem TKSM Jerman.peluang ada 36 unit kapal selam baru
Masalah pasti selalu ada, bagaimana kita mengatasi nya saja, dan selalu ada solusi. Sebagai perbandingan kalau kita beli kendaraan saja ada garansi 5 tahun, apalagi beli kapal selam. 🤔🤔🤔
Sudah terlanjur... Namun Batch kedua sebaiknya dibatalkan. Ganti ke TKMS Germany yg notabene induk kalsel 209, namun belinya type 214 mod atau 218. Minta dibikin di PAL, krn sdh siap fasilitasnya. Kl takut Penalti, minta So Won Il Class, alias type 214 versi Korea...
Bila di-cancel kontrak, Indonesia dapat penalti yg harus dibayarkan dimana jumlahnya bisa berkali-kali lipat dari nilai awal kontrak. Abis itu nama baik Indonesia bisa jatuh dihadapan produsen alutsista global karena seenaknya membatalkan kontrak yg sdh disetujui. Pasti ada opsi buat memperbaiki segala permasalahan yg ada & Korsel (DSME) juga tak akan lepas tangan begitu saja terhadap problem KS buatannya yg diekspor sebagai layanan aftersales. Terakhir, jangan lupa Indonesia ada proyek KF-21 Boramae bareng Korsel yg bisa saja terkena imbas pembatalan kontrak. Kontribusi Indonesia cuma 25% dari biaya pengembangan KF-21 dan itupun seret pembayarannya dimana Indonesia berkali-kali minta negosiasi ulang ketika ditagih Korsel
@@n.a.rainayaa3224 sebelum lanjut batch 2, minta tsnggungjawab dulu ke korsel DSME utk perbaikan kapal selam batch 1, lanjut batch 2 tunggu samapai permasalahan di bacth 1 solved kalau mereka gak mau solved batch 1, kita bisa hold alias cancel halus dan aman dri penalty mereka tagih penalty kita tagih tanggungjawab mereka
selesaikan Upgrade Chambogo Class 1.400 ,pada kapal Selam Nagapasa Class senilai 7.7Triyun sebanyak 3 unit tahap Pertama. Proyek Tahap ke 2.tak perlu dilanjutkan kembali. Produksi Kapal Selam Chambogo Class turunannya Teknologi Kapal Selam TKSM Jerman tanpa lisensi dari Prinsipel, beda Reiss Class Turki,beda langsung akuisisi dari Prinsipel TKSM.Jerman Tipe 902+tipe 214.Kementerian Pertahanan Keamanan RI,Priority ambil focus Kapal Selam Scorepeen Riacheolo. Kapal Selam TKSM.tipe 214 +tipe 902 Jerman. Ketetapan Tangguhkan dan tak perlu dilanjutkan kembali kontrak ke 2 Chambogo Class, kwalitas energy baterai dll.kurang memuaskan, nilai tak sepadan dgn harga yg dikeluarkan. Kalkulasi tambah boros anggaran.Astaghfirrullah, kesalahan kalkulasi perhitungan terlalu terburu buru.menyetujui pengadaan yg ke dua kontrak Chambogo Class. Sama kasus Satelite Military TNI.bikin.pusing.
Mantap min selalu nungguin dari channel ini, tetap selalu pantau min kabar berikutnya...!! Tapi untuk upgrade uang 7,7 T bukan uang yg sedikit, bisa beli kasel mungkin scorepane atau type 209 dr german, apa pihak Korsel tidak ikut bertanggung jawab atas kejadian ini min?. Atau memang tidak ada dikontrak jika ada kecacatan maka pihak produsen utama yang harus tanggung jawab...??!
Masalah sederhana kita memang belom mampu menguasai teknologi kapal selam . Besar pasak dari tiang - besar cerita - belom2 udah koar2 merasa paling hebat - paling gahar - paling mematikan terakhir ujung nya ngungsep .
Nagapasa adalah kapal selam pertama di produksi pengalaman belajar itu penting, tidak mungkin belajar produksi pertama bisa sukses sempurna dengan kekurangan ini kita bisa mengetahui dan banyak pengalaman belajar dengan banyak prodak kapal selam demi kesempurnaan kapal selam sendiri. Yang penting jangan di korupsi. Biar tidak biaya tinggi.
Kapal selam chang Bogo buatan sendiri 100% Indonesia kah ??? Nama chang bogo aja seperti nama china atau korea aja kok di bilang kapal selam sendiri 😂😅
@@nasirramli3601 masalah nama itu mengenang dari mana ilmu bikin kapal selam, tapi setelah jadi kapal selam namanya pasti bedah kan di prodak dalam negri.
sebenernya ga perlu scorpene, cuma perangkat elektroniknya scorpene aja yang diaplikasikan di Nagapasa...desain kapalnya soalnya jauh lebih kuat dibanding scorpene...
CAATSA ngincernya individu, kalau ada pejabat kita yang mau jadi tumbal sih mungkin bisa aja beli barang Rusia. Masalahnya ada yang mau jadi tumbal nggak wkwkwk
masih kurang transparant si kenapa di bilang "kurang", emg hardware yg di dapeting pas installasi beda sama yg di kriteria kan atau qualitas nya tidak sama seperti yg di tawar? atau uang di pretelin jdi beli nya pas pas an atau malah kurang (kayak total batterie di kurangin dan komponent lain). sounds like the latter is much more true cuz DOD only mention "the end product is lacking". YAAAAA WASALAM
Batalin aja batch ke 2 bli lg scorpene versi AIP Krn AIP yg ada d scorpene LBH canggih lg gak kyk milik Jerman fullcel tp bli lg dr Jerman u 214 si malah bagus buat pengalaman biar kita bisa kuasai kapal selam 2 negara biar bisa upgrade sndri kapal selam dr Korsel ini
Yo wes permasalahan pada baterai sj jadi kesannya kaya mau langsung batal nanti perbaiki dulu, evaluasi kalau bagus lanjutin trus marketing ke negara lain. Tni masih belum bisa move on dari kickback nih plis lah tempatkan pada tempat yg benar jgn langsung tergiur sales.
Ga cuman baterai sih sebenarnya, banyak masalahnya, makannya DSME sampai dateng ke sini buat ngecek. Masalahnya lagi, ini kasel harus dibongkar, dan ga banyak galangan kapal memiliki kapabilitas untuk melakukan pembongkaran dan memperbaiki permasalahan kasel. Karena memang jauh lebih rumit ini dari pada membuat kasel dari nol.
Jangan dilanjutkan. Memang butuh learning curve tapi kan guru kapal selam ada yang lain. Jerman misalnya....dengan TKMS. Mungkin bisa deal untuk asistensi terkait upgrade nagapasa-class sama sekalian lanjut ambil type-214 atau 218 (kl boleh sama Jerman). Biar konsisten. alat jerman,ilmu jerman. Tapi ya tentunya tergantung kembali lagi ke sikon lapangan dan uang
Yang upgrade siapa min?. Bisa tidak, kontrak lanjutan menunggu hasil upgrade?. Jika upgrade berhasil, apakah dalam kontrak batch kedua bisa order KS yang dipakai Korsel?, atau tetap pada orderan yang sama seperti batch 1?
kontrak batch 2 sudah ditanda tangani tapi belum efektif. Untuk speknya batch 2 ini kami belum tahu, tapi disenyalir speknya akan sama dengan spek batch 1 Yang upgrade seharusnya ya PAL dibarengin dengan DSME.
Kenapa gak mengikuti jalan Jepang untuk membangun kapal selamnya A-26class juga bagus dan ini menjadi dasar pembangunan SORYU class sekalian minta tot baterai &AIPnya dari SIEMENS, dikasih enggak ya????😀😀😀
Tidak SEMUA PERCUMA ....ada sekilah yg BELUM TENTU didapat bila kita kerjasama dengan barat yg secara esensial TIDAK RELA ada TOT... tentang kualitas batery jelas mengecewakan tp selaku PENGGUNA kita berhak mematok suatu kualitas SESUAI FITUR yang ditawarkan toh bila mundur akan KENA PENALTI...Bila persoalan batery bisa DIATASI...sempurna sudah kita meraih teknologi ini.....karena mahalnya biaya yg telah dikeluarkan kuta berhak.mendapatkan kapal yg bagus TANPA UPGRADE di sesion ke II...
La yo piye kui kontrake biyen. Mulane untuk boramae Pak Menhan harus hati hati jo kususu dibayar disik. Untuk beli Rafale Perancis yg sudah jelas kwalitasnya
HARUS ADA PERUNDINGAN BERKELANJUTAN , MINTA TEKHNOLOGI YG.SEBENARNYA DG.ALASAN BISA JADI MITRA UNTUK MENAHAN KEKUATAN CHINA.... PASTI YG.DIKASIHKAN BUKAN TEKHNOLOGI YG.SEBENARNYA. BILA TIDAK MAU YA UDAH PUTUS AJA .
Tidak masalah bermasalah, negara maju pun ada juga produk nya bermasalah...dari masalah itulah kita dapat belajar lagi...dengan pengalamanlah kita dapat membuat yg lebih baik. Ayo PT PAL BANGUN YG LEBIH HEBAT LAGI.
Tetap lnjutkn bate ke 2 utk pembelajaran, krna TOT kapal selam sama sulitnya dgn TOT rudal berpemandu kya tomahawk ataupun fungsi arhanud sprti s400 dll. Gpp kita 2 kali krja utk mnyenpurnakn ilmu pngetahuan tentang kasel mski biaya bngkak sich.
Terlanjur sudah dibeli perbaiki saja oleh PT PAL dengan bantuan pihak DSME, batch 2 jangan dilanjutkan. Lebih baik pilih scorpenne seperti india dan brasil langsung ke pembuatnya perancis
La wong baru pertama membangun kapal selam maunya yang super,yang tahan lama,canggih,yang namanya membuat sebuah karya itu adalah pencapian yang harus di teruskan dan tentunya harus belajar dari apa yang kurang dari kapal selam sebelumnya,yang tepenting adalah konsistensi
Masalahnya ini kan kapal selamnya dikerjakan sama pabrikan DSME Korea Selatan. Nah waktu PT.PAL mengerjakan pun kita hanya kejatahan 180.000.000 USD dari total nilai kontrak 1.200.000.000. Kapal selam pertama dan kedua kan dibikin full di Korea aja bermasalah loh. Konsisten sih ya konsisten, tapi alangkah baiknya kalau mau belajar harus belajar dari guru yang bener, bukan malah dikasi produk yang ga beres.
@@IndonesiaMilitaryNewsObserver Nah Itu,Seharunya Korea Yang Belajar Dari Kita,Karena teryata PT Pal Sama DSME duluan PT Pal,Kita akalah Jauh Memang Dari Mereka,,Seharunya Belajarnya Dengan Negara Yang Sudah Berpengalan,Misal Jerman Atau Yg Lain,Korea Kan Belajar Dari Eropa Juga,,Ya Tapi Sudah Ada Kontrak Y Gimana?
@@adv8680 Lah kok kebalik Korea belajar ke kita, kita kan belum pernah produksi kapal selam. Sementara Korea Selatan sudah secara mandiri memproduksi kapal selam untuk kebutuhan domestik. Meskipun PAL sudah berdiri terlebih dahulu tapi tidak memiliki basis teknologinya ya tidak bisa. Ya seharusnya memang dulu beli dari Russia atau Prancis. Tapi mereka tidak ada opsi untuk transfer of technology, sementara dari amanat presiden SBY mengharuskan untuk ada TOT supaya bisa melibatkan industri strategis BUMN.
Mestinya Batch 2 dilanjutkan, karena udah setengah jalan udah setengah ilmu di-dapat. Semua produk baru pasti butuh waktu untuk battle proven. Liat itu korea, sekarang sudah bisa buat jet tempur ... sementara IPTN yg sudah mulai lebih dahulu .... seperti jalan di tempat ... dan sibuk dengan debat pencapaian teknologi vs ekonomic feasibility .... jadinya ngejar N219, N-219 amphibi dll .... mestinya lanjut N245, N2130 dll .... Untuk Nagapasa Batch-2 ... HARUS lanjut. sayang sudah uang, waktu dan tenaga .... tinggal lanjutkan untuk mendapatkan transfer teknologi yang lengkap. semua butuh waktu pembelajaran ... learning curve ..... mana bisa sekali buat langsung Whole local content ....
ini pendapat yg bagus. dilanjutkan dengan catatan pihak dsme harus bertanggung jawab atas perbaikan kelemahan tersebut. seperti ketika mereka order ks u214 yg tidak sesuai spek al korsel ke hdw. sehingga ilmuwan hdw dan korsel bahu-membahu mengeliminasi kelemahan tersebut dan berhasil. atas keberhasilan itu hdw memperoleh reputasi yg baik untuk u-214.