@@Yitnoyitno-wv6gb puluhan tahun kedepannya akan ada netijen komentar Hati-hati make tekhnologi ini, jika tidak ingin uang kalian hilang. Kamu komentar kaya itu masih kecepetan mas hehehe, sekarang baru digitalisasi uang lewat hp, belumm tangan sama mata
Saya rasa ATM tidak akan punah, berkurang iya tapi tidak sampai punah, cashless hanya didominasi gen z dan milenial dan di kota-kota besar. Indonesia masih banyak masyarakatnya yang belum 'melek' perbankan dan masih bergantung dengan uang tunai. Buktinya saat ini ada pemain ATM baru dari Jepang, non Bank, yang sudah punya hampir 10.000 mesin ATM yang dipasang hampir di seluruh Indonesia dan ini jumlahnya terus bertambah
betul....... dari tahun 2005 waktu saya kerja di desa juga merasakan itu..... harus ambil uang puluhan juta berjarak 45 menit dari desa..... 90 menit bulak balik itu penuh resiko.......... tega emank para bank ini.... di pikirnya tidak untung taruh di desa..... bukan nya mikir keperluan nasabah nya...... 🤦♂
*DI HARAPKAN PIHAK BANK JANGAN MENARIK MESIN ATM...CONTOH SIMPLE ADALAH PARA PENSIUNAN2 ORANG2 MANULA BUTUH CASH SAAT MAU AMBIL GAJIAN..MAYORITAS DI DESA2 TAK BUTUH QRISH...BUTUHNYA TUNAI..TOLONG DIPAHAMI KEBUTUHAN RAKYAT INDONESIA*
Mencurigakan utk memindahkan semua keuangan ke dlm bentuk digital yg dikontrol penuh pemerintah. Korup makin gampang, penyitaan tanpa alasan makin mudah.
Pembekuan uang nasabah tanpa alasan sudah dipraktekkan di China, pokoknya kalau PKC suruh bekukan duit seseorang yah selesai sudah itu soal alasan bisa diada adakan namanya juga penguasa
Karena memang tujuan nya menciptakan gen Z yg konsumtif... Dibalik kemudahan2 yg diterima. Sadar ndak sadar, orang makin konsumtif. Scan sana sini, tau2 saldo ludes. Dan memang tidak berasa. Itulsh, saya pribadi masih butuh token. Tidak menaruh uang cash teelalu banyak di bank Simpang tabungan bentuk tanah yg wajib diproduktif kan. Saldo di bank, meski itu rekening atas namamu sendiri, jangan semua nya di simpan disana. Simpan bentuk emas atau tanah yg PRoDUKTIF. Untuk hal2 yg sifatnya saldo, hindari semua dalam bentuk digital.
ah.... nyalahin orang lain aja, kekurangan di diri sendiri gak sadar..... saya nabung di bank, sekarang dah buka 2 toko + rumah 104 m2 + stargazer x prime......... kalau orang nya boros mah, mau di taruh dalem sumur duit nya juga, tetep aje dia gali........... kalau gak pinter manage uang nya mah apa juga bablas......... ujung2 nya eh... nyalahin digitalisasi..... 🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣 jgn asal ngomong bos.... saya aja yang pegang duit dan bisa beli tanah, SAMPAI TITIK ini belom dapet2 tanah yang berpotensi...... berpotensi ya... lom tentu bagus........ percuma kalau misal 2024 beli tanah 1m, tahun 2034 harganya cuma naik jadi 1.2m 🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣(sebulan cuma 1.7jt max kasarnya) buang duit 1m tapi hasil investasi setara gaji kuli angkut beras di pasar (maaf bukan menghina pekerjaan mereka, cuma analogi penghasilan) ngomong gampang..... praktek nya beda cerita....... 🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Pemerintah yang baik tentunya akan memahami rakyatnya dimana tidak semua orang suka dan bisa pakai qris, dan tidak semua orang juga menolak qris jadi keduanya masih harus ada di Indonesia
Dulu emas sebagai alat transaksi, lalu uang kertas di cetak sesuai dgn cadangan emas yg di simpan bank Amerika. Lalu nyetak uang sdh tidak berpatokan simpanan emas, alias nyetak sesukanya. Sekarang gak perlu emas gak perlu kertas.. Tinggal pake digit angka di komputer udah jadi uang.. Inflasi akan semakin tak terkendali.. Simpanan kita yg sdh kita hasilkan bertahun2 nilainya akan smakin melemah karna lonjakan harga yg cepat.
Orang gak tahu, QRIS ada biayanya 0,7%. Ini merupakan penggerus profit para pedagang. Selagi masih ada potongan, saya tetap lebih mendukung Cash. Pastinya juga anda akan lebih gampang dipajakin, karena transaksi anda ketahuan semua. Padahal belum tentu transaksi itu profit. Ada yang cuman profit 1 persen. Contoh jualan grosir yang mengandalkan kuantitas pasti tergerus profitnya.
0.3% ini sebenarnya sangat kecil, misalnya transaksi 100.000rb biayanya cuma 300 perak. Tapi dengan kebijakan minimal nominal utk pembayaran QRIS yg dilakukan oleh bbrp merchant harusnya make sense sih
@@frenzyvanrafi itu banyak 0.3% secara transaksi kalo mau pindah pindah tangan misal sebelum dari pembeli ke penjual bahan baku aja bisa tukar ampe 50 transaksi harusnya yang bener 0.01% itu aja masih agak mahal
menurut sejarah...dulu radio muncul juga orang kira koran akan tutup.....ketika tv muncul...orang kira koran dan radio akan tutup/bangkrut.... kenyataan nya tetap ada,,,
Gua penganut pain of paying untuk mengontrol pengeluaran yg kecil2, dan dampaknya sangat terasa dpat menjadikan gua menjadi pribadi yg lebih hemat. Transaksi cashless hanya gua gunakan utk membeli barang yg mahal dan sudah direncanakan biar gk ribet bawa uang bnyak2 di dompet.
@@hidayatdj3020jangan sampai lenyap... Krn skrg banyak penipuan pke digital... Ngeri. Semua uang habis disedot sama penjahat kerah putih. Kayak saya yg ditipu ratusan juta sama teman yg udh di anggap keluarga... Dg cara dia mengetahui data2 pribadi kita. Mending manual lg. Tarik manual di ATM. M banking saya udh sy tutup.. Ngeri dan ngeri
Sebagai pengguna ATM, saya berpendapat ATM dan cab. pembantu bank.masih di perlukan terutama unt daerah yg berjauhan dgn fasilitas publik. Dan bila di tutup bnyk2. .., akan berakibat jika suatu saat, ada mati listrik ato hacker yg membuat internet tidak berfungsi semesti nya, akan gagal total.. Jadi harus tetap ada cadangan ... fasilitas ..secara menyuluruh, pada siatuasi yg tidak di inginkan,
Sama juga uang fiat juga. Dulu waktu era masih barter barang juga orang lebih gak boros, terus uang fiat muncul dan terlalu gampang belanja karena uang bisa dimasukkin ke kantong.
Qris hanya di pakai disaat beli mkn atau beli belanjaan, mesin ATM itu lbh penting karena ambil uang cash juga penting untuk membayar kebutuhan pakai uang cash
Bayangin aja dulu ya bayangin kalo suatu saat nanti semua uang di ganti digital dan tiba tiba semua internet mati total di seluruh dunia karna satelit kena meteor akan seperti apa nasib uang digital itu ? Sama aja kita gak punya uang
Dijepan yg serba modern msh butuh cash, krn Klo ad bencana or disaster smua electricity n network tdk berfungsi😂 aplg WE yg msh jauh dr kata Maju 😂 service is business n not free😊
Trus kalau 1 keluarga punya anak 4, berarti harus punya 6 HP juga, soalnya kalau anak pengen jajan harus pakai HP juga buat scan barkotnya, ga semua keluarga itu orang mampu, jadi uang cash masih penting.
Dan ban masa depan buatan pindad & micelin.... Nantinya tdk akan menggunakan angin,, dan akhirnya tukang tambal angin jg akan lenyapp😂 , spti nasibnya ATM
memang untuk saya sekarang lebih mudah pakai qris / kartu debit, pengalaman pribadi pake uang kertas pernah dapat kembalian uang yang rusak / palsu & saat transaksi kadang pedagang tak sedia uang kembalian jika bayar dengan uang besar
Gw pernah kerja di bank, walaupun karyawan kontrak dr pihak ketiga. Gw menyaksikan sendiri dalam 1 cabang plat merah sebenarnya yg kerja sbg pegawai organik cm 2 org. Dan buat apa gt kita nge gaji byk org yg kerjaan nya bs di otomisasi
Dompet digital adalah bentuk pemborosan kita jadi tidak punya sense untuk berhemat karena semua relatif mudah tinggal scan2 saja, bahaya buat generasi konsumerisme jaman now tidak bisa pegang uang bisanya belanja dan menghabiskan uang
Kena banget <a href="#" class="seekto" data-time="582">09:42</a> <a href="#" class="seekto" data-time="644">10:44</a> yang penting hindari credit dan pay later. terima kasih atas informasinya, ilmunya dan pencerahannya.
Yg dibutuhkan bagaimana masyarakat mampu beradaptasi dg teknologi, mental dan karakter yg mesti kita perkuat, apapun itu termasuk teknologi, budaya, ekonomi, sebatas alat saja.
Mantap!! Ini mirip angkot yg rungkad dgn adanya ojol awal tahun 2018... Dan kita adlh generasi yg bisa menyaksikan awal kebangkita ATM kemudian kematiannya
Berhati hati saja Bank Online jika tidak jelas kantor induknya, atau perwakilan kantornya di dikota kota ini sangat membahayakan Nasabah, jika bank Pailit dimana Nasabah jika bank online pailit atau ada keluhan kemana Nasabah mengadu?????
Gw usaha Konter ama Warung Sembako, msh pake cash, ATM ttp gw butuh, Soal Dana, OVO or Mbanking itu beda segmen bisnis yah, misal Transfer or Blanja online yah praktis lah pake Mbaning or Gopay dkk, coz gw agak takut klo smua uang dlm bentuk Digital, apalagi Data Nasional baru2 aja keba Hack kan, so hati2, Uang kita hrs ada juga dlm bentuk cash, apalgi Emas entah dy Batangan or Perhiasan, kata orng china telur jgn naruh d satu keranjang doang, klo pecah gak pecah smua. 😅😅😅😅😅
Penutupan bank dan atm yg masif akan memajukan link" yg ada di masyarakat. Katanya si pengajuan pinjaman juga lewat link kedepannya. Jadi bank makin untung dong krn mereka tanpa gaji karyawan dan juga sewa kantor.
Sayah lebih suka manual simpan duit di rumah. No bank no digital. Make uwang kertas ajah . Lebih aman. Di masadepan nanti internet bakalan Mati..di situlah akan banyak orang2 miskin mendadak karna duit nyah hilang mendadak.
Mas, uang 100 ribu yg kamu simpen dibawah bantal nilainya gak akan sama 10 tahun atau 20 tahun lagi.. Bila kamu beli 3 selop rokok 100 ribu rupiah di tahun ini, 20 tahun lagi kamu butuh 1 juta rupiah untuk beli 3 selop rokok.. Mending di invest, biar uangnya beranak 😂
Temen gw di Yogyakarta juga udah gak bawa duit kertas lagi karena mayoritas penjualnya banyak make qris tapi saya yg didesa sih masih pake kertas karena dikit yg pake qris
Saya jadi terpikirkan akan: Satpam yang menjaga suatu bangunan yang didalamnya sama sekali tidak memproduksi apapun & tidak pernah dipertanyakan selama menimbang ilmu masa" sekolah.
mau dibilang masalah serius lansia, jelas beda perspektif. Say yang pernah nyimplung ke dalam salah satu instansi bank, yang managemen departemen dipegang oleh bekas" orang saya sebut NGAWUR. dan meninggalkan tempat itu di 1 bulan. Masalah di dalam aja, kita bilang, dari cara konvensional: salah klik link(tautan) atau dapat telepon blablbalba. itu jelas lebih rentan dinamakan celah bagi oknum tertentu bermain drama. Jelas ini kalau bicara di satu sisi rana, jelas lebih bagus. Security itu kalau namanya "private" tidak jelas bagi konsumen siapa yang bakal dipermainin. Bagi saya ini jelas langkah mutahir dalam arah mengembangkan kesadaran publik mengarah ke blokchain
Teknologi memang betul-betul pedang bermata dua, satu sisi lebih memudahkan dan memuaskan manusia, satu sisu dengan kemudahannya justru membunuh manus itu sendiri. Bayangkan ketika semuanya sudah berbentuk otomatisasi, maka tidak banyak dibutuhkan pekerja, yg dulunya butuh jutaan pekerjaan kini hanya butuh 5 pekerja, sehingga akan banyak manusia yg tidak punya pekerjaan.. Perusahaan memang akan banyak untung karena efesiensi biaya operasional perusahaan dari semuanya serba otomatisasi, tetapi apalah artinya klo ternyata daya beli manusia turun bahkan bisa jadi punah, akibat manusia tidak punya daya beli karena hilangnya pendapatan akibat hilangnya lapangan pekerjaan😂. Jadi ketika semuanya serba otomatisasi entah itu dg AI, Digital Paymen, Robotic Ai industri, Digital Marketing, Digital selling, dll maka manusia akan tergantikan dg sistem otomatisasi dimana tanpa otomatisasi akan ada lapangan jutaan pekerjaan, yg berarti akan ada jutaan manusia punya daya beli, sedangkan dg otomatisasi pekerjaan yg seharusnya dikerjakan jutaan manusi cuma dikerjakan hanya puluhan manusia yg artinya hanya puluhan manusia yg punya daya beli.. Nahhh.. trus produk mereka siapa yg beli ketika jutaan orang tidak ada yg mamou beli.. akhirnya perusahaan mereka juga bangkrut karena produknya tak ada yg beli.. Jadi teknologi bisa lebih menguntungkan bagi perusahaan sekaligus bisa memusnahkan perusahaan. Jadi Waspadalah dg Bom waktu Teknologi yg akan menciptakan bencana bagi dunia dan umat manusia.
Spt sdh diramalkan. Kita mungkin ga akan melihat uang lagi. Kita digaji tdk dg uang tapi dg point/ kredit. Karena pd dasarnya uang itu sendiri tidak bernilai intrinsik kalo tdk di bubuhi point/ kredit nominal.
Bkn d ramalkan emang uda d siapkan ,krn teknologinya uda ad tinggal pelaksanaannya dan pengembangan serta bagaimana mengajak masyarakat menggunakan sistem tsb dan COVID itu bener2 memberikan timing yg pas tuk uji coba pembayaran cashless Dan trnyata sukses besar Dan respon dr masyarakat jg sgt bagus.
Sebenernya seperti ini merupakan hal yang cepat atau lambat akan terjadi sih, bukan masalah ada motif apa atau sengaja. Memang kemajuan teknologi seperti itu
Bener banget, dulu mau setor tunai deket karena ada kantor cabangnya, sekarang mesti ke kantor pusat yg sangat jauh, akhirnya aku nabung di Shopee aja, bisa isi saldo di banyak tempat😊😊
@@Lahitu yang masif ganti mesin tarik tunai ke mesin setor/tarik itu BNI tapi nggak tau ya diatas jam 11 malam banyak mesin atm pinggir jalan yg pintu nya dikunci 😅
Masih akan tetap diperlukan. Beda kegunaan nya dan blm bisa dipakai utk semua. Juga hrs ada bbrp system. Teknologi mmg berkembang sdh wajar namun hrs tetap multi system.
@@minang_cybertrus kalau anak kecil mau jajan? Sementara ga punya HP, mau scan barkot darimana? Ga semua warga punya HP berlebih, misal 1 keluarga ada 6 orang, ga semua punya HP, jadi uang cash masih diperlukan
Bakal lebih boros jg konsumsi warga krn gak ad benda real d tangan yg bsa d liat d cek secara fisik klo kita trlalu bnyk keluar duit ato tdk , krn feeling ketika dompet yg tebal menjadi tipis itu salah satu metode kontrol jajan berlebih yg ampuh.
setuju.semua bakalan sistem digitalisasi dan akan jadi milik pemerintah.memang sekarang belum pada sadar aja dan dikirain halu ngomong agenda elite global.dimasa depan bukan pake scan dari hape aja tapi langsung dipasangin chip di tangan biar mudah dikontrol semua.
@@LianaWati-gy2jd itu kata temenku orang amerika kak, dia salah satu anggota CIA, bahkan kamera hp kita jg dibuat mereka untuk mengamati kegiatan2 kita sehari2. Mereka akan kontrol itu. Percaya syukur gak percaya gpp.
Setelah itu internet akan di putus semua dan hanya bisa pake digital one currency dan yang dinubuatkan akan terjadi .... Triple 6, buat yang ngerti ajaadi
Semua harua siap dengan perubahan. Gak ada yang salah... Yang gak mau berkembang duduk aj d pojokan.. ❤ nyari duit gak perlu datang ke kantor jam 8 pagi pulang jam 4 teng.
Gara2 berharap uang di Hp, saya dan teman hampir mati kelaparan,pergi ke suatu tempat bagian kecamatan, tidak pegang uang Chas, tapi secara kebetulan sinyal internet hilang total saat itu, berlangsung hampir 5 jam(terpaksa kami menunggu) bayangkan kalau seminggu sinyalnya hilang.
Transaksi digital.. "harus juga dipertahankan dengan yg manual juga" berjalan beriringan.. Digital n manual semua ada (plus & minus) ...aku yakinnnn uang fiat akan tetep ada dan digunakan meski volumenya turun sampai uang itu sendiri tak lagi berharga.........
di balik kepraktisannya dan keamanan dari uang palsu, ada kerentanan +62 yang sudah berkali-kali diretas tapi tidak mau diakui dan tidak diperbaiki dengan baik
buat saya qris sangat membantu, untuk kebutuhan rutin lebih nyaman menggunakan qris, di beberapa obyek wisata sudah banyak menggunakan qris, bayar pakai uang pas dan penjual enggak harus cari uang kembalian, asal tetap hati-hati menggunakan saldo yang ada jangan keenakan, apalagi dengan maraknya paylater, tetap butuh control kemampuan keuangan yang ketat
Bank digital bulanan free, tapi gak mungkin ya 100% free ada biaya listrik dan operator yang menjaga server dan keamanan cyber dan juga karyawan yang fungsinya sangat kritis. Tapi di banding bank kuno bank digital memang menang sangat jauh bagaikan becak vs roket..
Saya merasa dimudahkan dg QRIS, tapi ATM jg masih sy butuhkan utk tarik tunai, dan ga semua uang saya digitalkan. Lebih dipegang tunai dan investasi jangka panjang.
cashless society,... biar pemerintah bisa mudah kontrol transaksi, termasuk kalau mau tarik iuran dari masyarakat apalagi mau ada TAPERA, iming-iming "upaya cegah korupsi", sampai memantau kecenderungan periaku transaksi saya sudah 1 tahunan lebih ke mengajukan ATM ke BRI baik di Bandung maupun di Jawa Tengah, dan hasilnya "kartunya habis"...
Ada bank yg tidak memberikan buku tabungan, terus jika pemilik rekening meninggal ahli waris tidak tahu kalau pemilik rekening punya tabungan di bank.. Apalagi ATM,login mbanking, pasword rekening pas transaksi di mbanking ber beda² pasword nya ... Beda kalau ada buku tabunganyanya ahli waris bisa mengurus dengan bukti buku tabungan dan KTP milik si pemilik rekening...
semua indah sampai terjadi "force majeure" seperti gempa, black out, banjir, dalam 6 jam hp mati ngga ada listrik dan signal, nah mau beli sebotol air mineral aja ngga bisa. saat itu baru sadar kalau digital itu cuma convenient.
sebenarnya sebelum ada Qris, ATM sebagian besar dipakai untuk ambil cash. Mau bayar bisa pakai mobile banking. Bahkan ambil cash juga bisa di minimarket. Justru tidak efisien kalo bayar-bayar di ATM.
Iya bener, klw keluarin uang berbntuk fisik itu smcam ada beban, jdi qt bsa mikir2 buat belnja, nah beda klw sma uang digital, plong aja gtu byar2 sstu krna gk kliatan uang ny, tp tnpa qt sdari itu bsa bikin qt missqueen
Seperti kompor gas di rumah tangga, rumah sakit dan restoran..masih di perlukan. Karena pada situasi darurat, kompor listrik yg mati..bisa di pake kompor gas/minyak. Juga tidak semua org dewasa, ada bayi, dan anak di bawah umur y g perlu...energi sewaktu2
qris hanya salah satunya... yg pasti teknologi terus meningkat, aplikasi bank di hp sangat berpengaruh. transfer, bayar ini itu lewat VA, sampai beli e money pun lewat hp. dulu mungkin setiap hari ke atm, skr dlm sebulan belum tentu sekali juga
Menu7 TOTAL KONTROL... Bersyukurlah masyarakat yg di desa....PETANI PETERNAK...PASAR TRADISIONAL ADA BARANG ADA UANG....DULUR 2 yang ada dikota METROPOLITAN bersiaplah ketika LOCK DOWN....ANDA gak pegang TUNAI...LUMPUH TOTAL
Qris atau mobil banking memang memudahkan konsumen. Gak petlu lgi antri di konter2 bank ataupun Atm untuk transaksi ataupun narik duit cash. Kemajuan dunia digital membantu masyarakat.
Bagi yg punya warung qrish sangat membantu karena tukar receh di bank makin sulit . Sedangan perkara 500 rupiah di ganti permen sampai di bikin konten. Sungguh ga mudah mencari uang receh sekarang
Qris itu efisien ga ribet ga anteri ga khawatir kena parkir di atm Tapi mengkhawatirkan keamanan data nya dan beberapa tempat susah kalau ga ada qrisnya
Berharap saja biaya merchant qris tidak dinaikkan oleh pemerintah, yang rasanya tidak mungkin untuk tidak dinaikkan seiring naiknya pajak pajak dari tahun ke tahun. Kalau biaya merchant naik, biaya dibebankan ke konsumen. Konsumen yang harus bayar lebih mahal.
Setiap jaman ada masa , Jadi kalau alat komunikasi telpon hanya di rumah2 kantor2 beralih ke telpon seluler dg kecepatan teknologi semua akan merambah kpd perubahan sejalan uang digital tak bisa dihindari dan web beralih kd web 3 , juga dg perkembangan crypto sudah selayaknya akan berubah namun semua ada kelrmahannya
Ya itu namanya perkembangan, kalo saya sangat mendukung penggunaan QRis. Dijepang rata-rata pembayaran digital juga sudah banyak, hampir tiap swalayan, minimarket ada layanan pembayaran digital.