Dulu puluhan tahun lama sekali di pedesaan Jawa juga sama seperti itu, waktu masih pangan susah Salah satunya ya meningkatkan SDM setempat untuk mandiri
Sbenernya berdasarkan bertanya ke penduduk hampir seluruh papaua pengin beras, cuma karna beras mahal dan tidak ada jd'nya makanan pokok seadanya, toh misal makanan pokok singkong/ubi tinggal tanam saja berbarengan dengan padi di kampung saya pematan sawah di tanami umbi2'an.
Selain sagu, ada beberapa makanan lain yang bisa kena imbas dari pergantian ke beras:Singkong: Nah, kalo konsumsi singkong juga turun gara-gara orang-orang milih beras, petani singkong bisa kena imbasnya. Ini juga bisa bikin masalah ketersediaan makanan di daerah-daerah yang bergantung sama singkong.Jagung: Jagung juga bisa jadi korban. Kalo orang lebih suka makan beras, permintaan jagung bisa turun drastis. Ini berarti petani jagung juga ikutan kena dampaknya.Ubi Kayu: Sama kayak singkong, kalo ubi kayu juga dilewatin gara-gara beras, petani ubi kayu bisa terganggu hasilnya.Padi-Padian Lokal: Di daerah yang punya varietas padi-padian lokal, kalo konsumsi bergeser ke beras impor, bisa bikin produksi dan ekonomi lokal jadi terguncang.
Menurut saya, masyarakat harus mau beradaptasi. Apalagi ini menyangkut kebutuhan primer. Baik itu beras, atau pun makanan lokal lainnya masyarakat harus mau beradaptasi untuk menuju kemandirian pangan. Jgn sampai kita tergantung pangan kepada orang lain, ini akan rentan di monopoli. Saya yakin ini tidak akan mudah berjalan, karna orang asli memiliki kearifan lokal tersendiri. Sedangkan pendatang pasti membawa kultur yg melekat pada mereka. Semoga masyarakat disana lebih makmur untuk pangan, dan semoga pemerintah tidak membedakan bedakan ras atau suku sehingga fasilitas yg diperoleh juga berbeda. Semoga yg dilapangan di sana dapat memperjuangkan hak yg sama terdapat warga lokal. Mau beradaptasi tidak bermakna membuang kearifan lokal, ini lebih mengedepankan untuk mencapai kemandirian pangan. Sagu memiliki waktu panen yang cukup lama, sedangkan padi di 3 bulanan. Saya tidak bermaksud mendukung padi untuk sumber utama, namun sejarah mencatat, yg tidak mau beradaptasi akan terus tersisihkan.
Pemerintah dan para pejabat hidup hedon.. rakyat nya sengsara.. kelak kau akan merasakan belasan dari perbuatan itu.. lebih menyakitkan dari yg mereka derita saat ini
MIFEE : Merauke Integrated Food and Energy Estate, yang di bangun jokowi di Merauke di awal periode pemerintahannya terbukti gagal, food estate di kalteng juga berpotensi gagal
@@DUNIA_HIBURAN_IB terus dimana dia akan menanam sumber pangan nya? klo cuma bergantung pd impor luar daerah ya tambah sengsara, apa lg pohon rumbia semakin berkembang nya populasi dsana keburu lapar nunggu pohon nya gede kk🙏
Pertahankan Budaya sagu- umbi sebagai sumber karbo - lokal, meskipun beras- nasi bisa ditanam lokal berjangka- panjang/ impor luar- daerah, tetapi merubah pola- lokal dasar akan beresiko seperti wong- Jowo berubah konsumsi 'gandum- roti londo' hanya pertimbangan 'gengsi/ status Sosial Ekonomi... ?'. Semoga sehat-semangat bermanfaat terarah #setiaUGMcvl_ /
Jadi di Merauke, sekarang orang-orang lebih milih makan beras ketimbang sagu. Gara-garanya bisa dari banyak hal, contohnya orang-orang udah pada lupa sama tradisi, atau mungkin gara-gara beras lebih gampang dicari dan dibeli daripada sagu. Lagian, bisa juga karena pertanian di sana berubah, jadi produksi sagu menurun. Globalisasi juga ikutan campur, masukin produk-produk luar yang bikin orang lebih milih beras.
Seharusnya pembangunan di papua harus memperhatikan kearifan lokal terutama yg mendukung prinsip pembangunan berkelanjutan, seperti konsumsi sagu, tentunya dengan memperhatikan kelestariannya, termasuk jika harus membudidayakan tanaman tsb. Selanjutnya, agar konsumsi masyarakatnya sehat dan bergizi sesuai standar, masyarakat diajarkan cara menangkap ikan dari alam, atau memvudidayakannya..
hari gini masih makan sagu 😅😅😅..yang benar. berapa tahun panen bos..gizi buruk itu kurang protein buak karbo..bagus makan ubi jalar aja daripada sagu..
kalo di Merauke orang-orang beralih dari sagu ke beras, dampaknya bisa kacau banget. Misalnya, petani sagu bakal kena dampak finansial gara-gara permintaan sagu menurun drastis. Sementara itu, pedagang beras bisa seneng karena permintaan naik.Dampaknya juga bisa ke kesehatan, bro. Sagu itu kan kaya serat dan nutrisi, nah kalo beralih ke beras yang lebih minim nutrisi, bisa-bisa kesehatan masyarakat ikut terganggu.Budaya lokal juga bisa terganggu, karena sagu kan identik dengan budaya Merauke. Kalau orang-orang makin lupa sama sagu, bisa berubah banget cara mereka lihat budaya dan tradisi mereka sendiri.
Sagu tumbuh 5 tahun baru panen untuk makan 1 bulan 1 keluarga. Kalau 1 tahun sagu 1 tahun beras mungkin bisa tapi repot adaptasi pola makan ganti - ganti.
Memprihatinkan ketika pangan khas penduduk lokal digusur oleh pangan dari wilayah indonesia barat, penduduk asli dibuat tidak berdaya & rentan mengalami gizi buruk
Bagaimn papua ga mau merdeka.. kebijakan pemerinta aja ga berpihak ke penduduk asli papua.. diskriminasi, rasisme, neokolonisme di era skg... terjadi di dalam negeri😢😢
Yg merusak tanah tanah dan pulau pulau nusantara adalah oligarki. Pemerintah yg bekerja untuk oligarki, sehingga rakyat tersingkir dan kelaparan. Ditambah lg manajemen program yg amburadur, semrawut. Seharusnya pemerintah menyulap tanah dan hutan papua menjadi hutan sagu untuk cadangan pangan papua dan nasional.
Ini media mana dulu ,dan jangan di telan mentah gitu aja ,, "menurut riset antroplogi Australia" .. dari sini saja bisa di kaji ,, kita juga bisa bandingankan dengan 1 dekade kebelakang dan sekarang ,lebih berkembang atau tidak .. kebijakan tidak ada yang sempurna tapi .. hal positif nya ada atau tidak
@@padimenguningofficial337 kamu itu oposisi makanya nyari hal2 negatif ,hal positif ga kamu apresiasi.. karena media negatif lebih banyak viewer drpd positif,lu media juga nyari cuan dari situ ,ngaku ajalah haha
@@padimenguningofficial337bung negara kita ini negara luas dan berbagai suku dan budaya, perubahan itu pasti di era modern ini, tidak ada negara sempurna, contoh di Amerika itu banyak bro gelandangan dan pengemis, di Eropa pun banyak jadi jangan melihat dari sisi negatif nya,
orang masih bodoh..padahal prilaku kearifan lokal seperti ini sudah dua ratus tahun yang lalu dipropinsi lain ditinggal kan..kearfan lokal boleh boleh aja tp harus iku jaman jga..
Resiko jadi negara besar memang rawan hal seperti ini, apalagi kalo isu nya soal etnis dan suku,. Kita liat kata pejabat daerah setempat padahal Merauke sudah ada perbaikan yang selaras, antara budaya Jawa dan budaya lokal, cuman ya namanya juga perubahan pasti selalu ada pro dan kontra itu pasti,
Itulah potret buruk dan runyam bangsa ini kenapa ada papua merdeka apalagi sekarang perintah lebih mengutamakan orang asing dari pada masyarakatnya sendiri
kalo merdeka pun kejadian lebih patah dari sekarang..itu hanya peralihan kekuasaan saja.masyarakat tetap gitu gitu aja malah semakin parah karena sistim kontrol yang lebih lemah..