Betul Ibu Cun. Kesehatan, Kekayaan, perkenanan di mata Tuhan dan sesama, pekerjaan, kepintaran, dll adalah hak kita. Segalanya Yesus tanggung di Kayu Salib. Sembari berupaya, kita klaim Dalam Nama Yesus, kita perintahkan semua itu datang pada kita. Sudah haknya anak Tuhan menjadi yang terbaik dan terunggul dimana2. Ini semua demi Ad Maiorem Dei Gloriam. Jangan sampai nama Yesus dihujat stlh org melihat kehidupan kita. Idealnya begitu, menurut saya, jika ada masalah, periksa diri, minta ampun. Pada waktuNya, otoritas orang percaya akan berlaku bagi kita, dan tinggal Dalam Nama Yesus, semuanya beres! Melihat kehidupan kita dlm segala bidang berbondong2 orang ingin jadi katekumen. Mungkin istilah dunia iri ya, tapi ini bukan dengki, namun keinginan utk bisa begitu juga karena semua hal baik kita dapat dari Yesus. Jika orang yg tidak didalam Tuhan bisa jadi hebat, yang didalam Tuhan semestinya lebih hebat lagi. Semua agar Yesus dijunjung, dan menarik semua kepadaNya. Alleluya, Glory bagi Jesus.
Pandangan saya hanya pendapat pribadi. Mohon komentar saya dibaca sampai selesai, sehingga tidak ada salah pengertian. Saya memiliki pemikiran bahwa Sola Scriptura dalam iman Katolik bukan hal yg mustahil. Bagi saya, Tradisi dan magisterium adalah sarana menuju dicapainya hal ini. Spt yg sering disampaikan Ibu Cun, Pembaharuan Karismatik Katolik telah membuat begitu banyak umat Katolik menjadi begitu bergairah kpd Kitab Suci. Berdasarkan ini, kita sdh dapat melihat bhw jika kita kenal Firman, maka kita akan melihat bahwa akar2 pengajaran Gereja Katolik tdk menyimpang dari Kitab Suci/ Elkitab (mengenai devosi2 yang ada harus ditinjau kembali. Tidk semua salah, namun sebagian agaknya kurang beres, apalagi novena2 yang seolah2 harus didoakan pada saat tertentu jika ingin doa kita terjawab). Jika sudah demikian, maka kecintaan akan Firman akan membawa kita (dalam pimpinan Roh Kudus) pada mentalitas Prima Scriptura (Kitab Suci yang utama dari Tradisi dan Magisterium). Alhasil, kita akan sadar bahwa ajaran2 Gereja (termasuk Bunda Maria diangkat ke Sorga, sistem kepausan, selibat bagi Imam dan biarawan-biarawati, mendoakan yg sdh wafat, kehadiran patung dlm gedung Gereja) ada dalam Kitab Suci, tulisan2 lain adalah pendukung saja. Darimana tulisan-tulisan itu? nah, disini saya berani ungkapkan. Itu semua adalah pembukaan dari rahasia2 dalam Firman Tuhan! Para Bapa Gereja adalah mereka yg bergumul akan pembukaan Sabda Tuhan, dan dokumen-dokumen karya St. Yustinus Martir, St. Ireneus dari Lyon, St. Hieronimus/Jerome, dan seterusnya, adalah hasil dari pembukaan rahasia Firman. Siapa yang bukakan rahasianya ? Allah Tritunggal, Bapa, Putera, dan Roh Kudus. Dengan kemajuan yang ada paska Konsili Vatikan Ke-II, dimana sudah begitu banyak umat Katolik menjadi akrab dengan Kitab Suci, baik dari saran Karismatik maupun yang lain, seperti KPKS, maka status Tradisi dan Magisterium setara dengan Kitab Suci seharusnya demisioner. Tahap selanjutnya, ketika kita mengetahui akan hal ini, adalah pengakuan bahwa segala ajaran2 dasar Gereja Katolik adalah selaras dengan Firman Allah! 73 kitab diberikan kpd kita, bukan karena langsung Kitab Suci/Elkitab turun dari langit dengan bentuk sekarang, namun oleh upaya dan pergumulan para Bapa Gereja, yang berujung diresmikannya kanon Kitab Suci dalam Konsili Roma tahun 382 Masehi dalam pimpinan St. Paus Damasus I. Ya, jika kita sadar akan semua ini, maka kita tidak akan takut untuk mencanangkan Sola Scriptura (Kitab Suci saja sbg dasar iman dan pengajaran. Bukan berarti tidak boleh Tradisi dan Magisterium, tapi kesadaran akan bagaimana semua yang tidak menyimpang berakar pada Firman Allah, akan membuat kita tidak canggung. Ada, namun kadangkala Tuhan mengizinkan beberapa hal terkandung secara implisit dalam Kitab Suci. Mengapa begitu? ya, supaya pembukaan rahasia2 Firman dirindukan dan didoakan! Fakta sejarah seperti bagimana Santo Bartolomeus dikuliti sampai mati, ataupun bagaimana St. Yohanes menjadi satu-satunya rasul yang wafat karena usia tua setelah menjadi Uskup Efesus, memang terkandung dalam sumber yang bukan Kitab Suci. Itu boleh, tetapi untuk pengajaran, harus berakar dalam Kitab Suci. Memang, saya tahu ada istilah "Sola Dei Verbum", (Firman Allah Saja) tetapi ini kurang tepat. Dimanakah Verbum Domini (Firman Allah) itu, ya Kitab Suci! Verbum Dei itu disebarkan melalui lisan, samapi akhirnya dituliskan. Kalau sudah tertulis, dan rahasianya disingkapkan kepada kita umat Katolik, dan kita sadar bahwa Gereja Katolik tidak menyimpang, maka tidak ada alasan lagi untuk alergi kepada suatu Sola Scriptura Katolik.