Derita organis kalau tempo umat/jemaat tidak sesuai dengan tempo yang tertulis dalam kidung/Puji Syukur. Pengalaman ini sudah hampir dirasakan para organis gereja-gereja karena sekarang kebanyakan umat dimanjakan dengan beat drum dalam alat percusi lainnya.
Di paroki saya malah umat jarang yang mau ikut nyanyi🤣 malah terkadang koor nya yang seperti itu, jadi kalo saya ngiringi peristiwa kejar kejaran tempo nya malah sama kelompok koor yang saya iringi itu🤣 pernah suatu ketika waktu itu saya nggak ikut latihan bareng koor nya jadi pas kejadwal tugas langsung dateng ngiringi gitu aja, jadinya ya organis dan koornya kejar kejaran kaya gitu😂. Dan kalo sekarang umat itu lebih dimanjakan sama percusion/drum atau misa dengan diiringi band ataupun alat musik selain organ itu bener banget sih, saya merasakan sendiri soalnya, malah ada sebagian umat yang menganggap saya itu organis yang kuno dan membosankan karena kalo saya mengiringi misa selalu menggunakan suara organ
Relate banget, apalagi saya yg jarang pake Sty (alias Modal Voice church organ/pipe organ) kadang Sudah kita latih koor juga suka keteteran. Semangat buat para Organis Gereja❤❤❤
2018 pertama kali misa di katedral. Maklom anak kalimantan sesekali ke jakarta. Stasi kami sdh lama tdk ada organis karena lagi kuliah, maka mau tdk mau ibadat/misa make istrumen dari youtube...
Saya kira hanya di Gereja Paroki-Paroki kecil saja mengalami kejadian seperti ini yaitu kebiasaan naynyi diseret-seret karena tidak mengikuti tempo musik, hehehe.....
@@AlbertusRanoSetiawan Saya sependapat, Mas... Tugas pemimpin biduan (kantoria dan pemusik) bukan sekadar pada waktu itu dinyanyikan, melainkan juga mengajarkan pada warga jemaat yang hadir, tentang bagaimana cara menyanyikan suatu lagu. Itu pun sebaiknya dilakukan pd lingkungan / sel / sektor peribadahan.
@@AlbertusRanoSetiawan Saya sependapat, Mas... Tugas pemimpin biduan (kantoria dan pemusik) bukan sekadar pada waktu itu dinyanyikan, melainkan juga mengajarkan pada warga jemaat yang hadir, tentang bagaimana cara menyanyikan suatu lagu. Itu pun sebaiknya dilakukan pd lingkungan / sel / sektor peribadahan.
@Tanco Tanco: Pada umumnya, warga jemaat awam tentang pelaguan. Mereka sekadar mengikuti yang sudah ada. Dalam hal tempo, memang diperlukan kerja sama antara organis / pemusik dan kantoria (koor atau solo) sehingga saling dukung dalam menegakkan tempo. Tempo memverikan makna pada lagu, selain syair dan dinamika, sehingga warga jemaat harus diberikan pemahaman dalam hal itu. Terakhir, memang diperlukan juga kesabaran dan keajegan, sehingga bertahap yang diharapkan akan tercapai 🙂
kecepatan mas kalau mnurut saya tempo nya,,, karna lagu bapa kami versi ini banyak umat yg benar benar menghayati lagunya jadi agak selow., cuma masukan . GBU
temponya emang saya cepatkan krn menghitung perambatan bunyi agar bisa sampai memenuhi seluruh ruangan gereja. Umat di bawah sana tetap merasa temponya biasa2 aja
Maaf mau bertanya nih apa sama memainkannya dengan orgen yang sekarang ini. Dan juga bagaimana cara bermain ya soalnya di asrama saya tinggal tu ada tapi yang gak ada pipanya dan gak pakai listrik. Itu aja makasih 🙏🙏
Bantu jawab, kalau organ kecil yang tidak pakai listrik itu namanya harmonium/reed organ, kalau di sumatera utara biasa disebut potimarende (silakan browsing di internet) itu kalau tidak salah juga pakai pipa namun kecil, cara memainkannya kurang lebih sama hanya saja pada harmonium itu kaki kita digunakan untuk menginjak pompa angin dan bukan pedal bass karena memang tidak ada, cara mengoperasikannya ya tangan kita memainkan tuts dan kaki kita menginjak pedalnya terus menerus seperti mesin jahit manual kira kira, yang dimana pedal tersebut akan meniup angin ke pipa pipa nya
Bantu pembelaan ah Wkwkwk :D hal lumrah terjadi pada organis gereja, sayapun sering begitu.. kita sudah sesuai tempo tapi giliran jemaat nyanyi beatnya kejar-kejaran. Menurutku faktor "dengar" salah satunya, di kita dengar langsung dari speaker monitor/kontrol sedangkan di jemaat juga di pengaruhi sama suara jemaat di sekelilingnya dan juga voice seperti pipe organ ini menurut kupingku semacam ada delaynya gitu, bukan delay sih kayak ada sisanya gitu kayak di sustain, kita sudah pindah nada tapi nada sebelumnya masih samar-samar untuk fade out.. hehehe *menurutku sih
kalau orgel mekanik, suaranya murni dari pipa2 yg bunyi, tetapi bisa diakali dengan pasang kondensor di dalam ruang pipa supaya bisa masuk ke sound sistem. Kalau orgel pipa digital bisa dipasang speaker2 yg diatur sedemikian rupa supaya terdengar jelas di seluruh ruangan. Kalau orgel pipa hybrid suara nya bisa 2 sumber, dari pipa2 yg bunyi dan speaker organ digital nya
@@AlbertusRanoSetiawan tentu saja , saya kalo repost video orang slalu menyertakan sumbernya. Tp saya upload setiap hari Minggu ,jadi saya upload di hari Minggu depan. Terimakasih sudah mengizinkan🙏
2 th yg lalu posisi dirigen & koor ada di bawah, pojok kanan panti imam, jadi koordinasi antara pengiring orgel pipa dgn dirigen nya seperti ini hehehe