Batu Hoda Beach
Berlokasi di JL. Raya, Cinta Dame, Simanindo, Kabupaten Samosir, Sumatera Utara 22395
Nama pantai ini mulai dikenal dan makin sepopuler destinasi wisata lain di sekitar Danau Toba. Itu karena, pantai ini menawarkan pemandangan alam yang tak kalah memukau dengan hamparan pasir putih yang cantik.
Pantai batu hoda kian bersaing dengan objek wisata lain di wilayah samosir danau toba.
Berlokasi di JL. Raya, Cinta Dame, Simanindo, Kabupaten Samosir, Sumatera Utara, tempat ini sangat mudah di capai karena posisinya tepat paling ujung sisi utara di Pulau samosir.
Selain pasir putih dan pemandangan Danau Toba, pantai ini menawarkan gugusan batuan yang unik di sekitar pantai. Salah satu yang unik adalah keberadaan patung kuda di pantai ini.
Patung kuda itu melambangkan cerita legenda di pantai tersebut. Konon, ada seekor kuda betina yang berenang menyeberangi Danau Toba. Kuda betina tersebut menunggu dengan penuh kesetiaan di pantai untuk bertemu dengan kuda jantan pasangannya.
Namun kuda jantan tak kunjung datang selama bertahun-tahun dan akhirnya ia berubah menjadi batu sebagai bentuk kesetiaannya. Patung itu pun melambangkan kesetiaan.
wisatawan yang datang ke pantai Batu Hoda dikenakan biaya sekitar Rp 20 ribu per orang dan sudah mendapatkan sebotol air mineral.
Pihak pengelola bekerjasama dengan masyarakat sekitar untuk menghadirkan beragam fasilitas wisata yang cukup lengkap dan memadai.
Fasilitas tersebut antara lain berupa tempat bermain anak, tempat memancing, wisata kuliner halal, rumah pohon, water sport, gazebo, kedai kopi, musholla, kamar mandi, penginapan hingga camping ground.
Hours:
Closed ⋅ Opens 9:30 AM Thu
Telepon: 0812-6390-7080
Batu Hoda atau Batu Kuda merupakan sebuah patung berbentuk kuda yang sering dilambangkan sebagai simbol kesetiaan. Hal ini tak luput dari mitos yang berkembang seputar keberadaan Batu Kuda di pantai tepi Toba ini.
Konon pantai ini mempunyai sebuah mitos mengenai cinta dan penantian abadi, bersama waktu serta alam. Mitos tersebut bercerita tentang seekor kuda betina yang menyeberangi danau untuk menunggu kuda jantan yang kelak menjadi pasangannya.
Ia menunggu di tepi daratan namun tak kunjung datang. Sang betina tetap menunggu meski telah diminta pergi oleh penduduk. Satu masa berlalu, kuda betina tersebut masih menunggu hingga akhirnya berubah menjadi batu.
Batu Kuda inilah yang disebut-sebut sebagai bentuk perlambangan cinta dan kesetiaan tanpa batas. Mitos ini tentu saja menarik perhatian wisatawan dari berbagai penjuru. Banyak pengunjung datang untuk sekedar mengabadikan foto bersama lambang cinta abadi tersebut. Tak sedikit pula pengunjung yang mengikat janji setia di sana.
29 авг 2023