Aidit Keturunan Habib
Pada tahun 1965 sampai 1970-an, banyak habib ber-marga Aidid yang menghilangkan nama Aidid Karena situasinya saat itu tak memungkinkan menggunakan nama Aidid. Hal tersebut dikarenakan adanya tragedi pembunuhan 7 Jendral TNI angkatan Darat pada 30 september 1965 yang ditengarai dilakukan oleh PKI yang diketuai seorang bernama Dipa Nusantara Aidit atau DN Aidit.
Pada saat itu seseorang bermarga Aidid hanya dua kali nama Aidid nya disebut dimuka umum Yaitu saat menikahkan anak yang marganya Aidid, dan ketika membacakan tahlil untuk marga Aidit yang meninggal dunia
Seseorang bermarga Marga Al Aidid sendiri berarti seseorang yang tercatat di Rabithah Alwaliyah atau Lembaga resmi yang mencatat orang-orang Indonesia sebagai keturunan langsung dari Nabi Muhammad Saw
Marga Al Aidid sendiri memang sudah ada di Indonesia jauh sebelum DN Aidit Lahir.
Sejarah Gelar Aidid dimulai dari Al-Imam Muhammad bin Ali Shahib Al-Hauthah orang yang pertama mendapat gelar Aidid.
Gelar yang disandangnya karena dia adalah orang yang pertama tinggal di lembah Aidid yang tidak berpenduduk disebut " Wadi Aidid ", yaitu lembah yang terletak di daerah pegunungan sebelah barat daya kota Tarim, Hadhramaut, Yaman Selatan dan mendirikan sebuah rumah dan masjid untuk tempat beribadah dan dipakai untuk shalat jum'at serta beruzlah (mengasingkan diri) dari keramaian.
Asal mulanya lembah tersebut gelap gulita dan banyak keanehan-keanehan, tidak ada yang berani masuk maupun melintasi lembah tersebut, bahkan mengambil sesuatu di dalam lembah tersebut.
Akhirnya lembah tersebut menjadi lembah yang sangat aman, makmur, semerbak dan terang benderang dengan sinar keberkahan dari Waliyullah Al-Imam Muhammad bin Ali Shahib Al-Hauthah. Selanjutnya penduduk disekitar lembah tersebut mengangkat Al-Imam Muhammad bin Ali Shahib Al-Hauthah sebagai penguasa lembah Aidid dengan gelar Muhammad Maula Aidid. Maula yang berarti berarti Penguasa.
Suatu Ketika Al-Imam ditanya oleh beberapa orang : “Wahai Imam mengapa engkau mendirikan sebuah masjid yang juga dipakai untuk shalat jum’at sedangkan dilembah ini tidak ada penghuninya”.. Lalu beliau menjawab :” Nanti akan datang suatu zaman yang mana di zaman tersebut banyak sekali ummat yang datang kelembah ini dan bertabaruk “.
Kemudian ucapan beliau saat ini terbukti Tidaklah orang-orang datang ke lembah tersebut kecuali untuk melaksanakan shalat jum’at atau berziarah kepada para Ahli Khair dan para Sholihin.
Spekulasi nama Aidit di belakangan Dipa Nusantara (DN) yang mirip dengan salah satu marga keturunan Rasulullah SAW yaitu al Aidid muncul dan mulai mencuat.
Bahkan, ada klaim bahwa DN adit adalah sosok habib atau keturunan Nabi Muhammad. Hal ini terkait dengan latar belakang keluarga DN Aidit yang merupakan tokoh Islam terkemuka pada zamannya.
tak dipungkiri Dipa Nusantara Aidit atau DN Aidit ini memiliki latar belakang keluarga dengan agama yang kuat. Ayah aidit bernama Abdullah Aidit adalah seorang tokoh pejuang kemerdekaan melawan belanda, Abdullah Aidit juga pernah mendirikan sebuah perkumpulan keagamaan, "Nurul Islam", yang berorientasi kepada Muhammadiyah. Abdullah berkerja sebagai mantri hutan, suatu pekerjaan yang cukup dihormati pada masa itu.
Kakek Aidit bernama Haji Ismail, seorang pengusaha perikanan yang cukup mapan di Belitung, sayangnya tidak banyak referensi yang membuka latarbelakang Haji Ismail.
Sosok DN Aidit ini bernama asli Achmad Aidit ini sudah khatam mengaji sejak kecil.
Achmad dan adik-adiknya dididik secara islami. Saban hari sepulang sekolah, mereka belajar mengaji di bawah bimbingan sang paman, Abdurrachim.
Orang-orang sekampung mengenal Achmad Aidit sebagai bocah yang alim, rajin ke masjid, juga pandai mengaji.
Melihat sekilas nama asli DN Aidit, klaim itu seolah mendapat kebenarannya. Aidit lahir dengan nama Achmad Aidit. Orangtuanya merupakan tokoh agama dan bangsawan yang dikenal sebagai pejuang Islam di Pulau Belitung.
Dengan latar belakang itu, benarkah DN Aidit keturunan Rasulullah SAW ber-marga al Aidid?
Klarifikasi lebih jelas diperoleh dari perkumpulan marga Aidid di Indonesia. Habib Alwi selaku ketua Perkumpulan Marga Aidid menjelaskan Aidit yang disandang pentolan PKI itu tak terkait dengan marga Aidid.
Habib Alwi pun membantah klaim Ilham yang menyebut kaitannya dengan keturunan Rasulullah shalalahu alaihi wassalam.
"Tidak benar itu. Namanya tidak ada (di daftar buku silsilah)," kata Habib Alwi menegaskan.
Namun, Habib Alwi mengakui kemiripan nama dengan DN Aidit itu membawa konsekuensi yang besar bagi seluruh marga Aidid di Indonesia. Selepas 1965, masyarakat yang bermarga Aidid diakuinya sengaja menghilangkan identitasnya. Aidid pun sempat menjadi marga yang menghilang di Indonesia.
9 окт 2024