Samo caronyo pak. Prinsip nyo, jarak di hitung berdasarkan jarak horizontal, di mulai dari ateh bukik. Kalau areal bukik, dak berlaku Mato 5. Karena perhitungan jarak tanam areal bukik di lakukan untuk mendapatkan luasan yang di butuhkan oleh satu tanaman sawit.
Tolong di Bahas terkait pengangkutan untuk daerah bukit2 yang sering hujan dengan tanah lengket. Untuk menghindari restan seperti apa jika panen yang di inginkan rotasi 9/10
Semua tumbuhan tumbuh ke atas pak.kalau hitungan bapak seperti itu tekor petani,,km sudah nanam jarak7x8 hasilnya sempurna,tanaman y dibawah tidak ada y sm tinginya dengan di atas.
Cara pengambilan titik tanam di teras bawah tidak dijelaskan, tidak bisa dipakai sama dengan cara awal. Pokok sawit bisa sejajar dan jadinya etiolasi akhirnya di tihining out atau di bongkar
Jarak pokok seperti nya tergantung dari jenis bibit sawit juga.ada yang jenis pelepah pendek dan jenis pelepah panjang.dan tiap perusahaan beda beda sistem permintaan yang di pakai.fleksible lah inti nya.
Apakah seluruh jarak antar teras di kunci 9 m? Sedangkan semakin curam suatu lereng maka jarak antar teras semakin dekat dan sebaliknya semakin landai suatu lereng maka jarak antar teras semakin jauh. Jafi jadi menurut saya ini gabisa dipakai jarak antar tanaman 8.1 m karena kontur bukit pasti ga sama, pasti ga selalu 9 m jarak antar terasnya. Kalau di paksa pasti teras ga level
Jarak antar teras berubah ubah, sesuai dengan kemiringan kontur. Yang dikunci di titik awal, apabila jarak teras kecil dari 7 m, maka teras di sebut di stop Sampai di situ. Apabila melebar, maks 12 m, maka disisipkan anak teras. 🙏.
Anda mnghitung luas perhektarnya dengan asumsi bidang datar kalo bgitu.. Sementara prhitungan luas petani mnggunakan luas Permukaan.. Kalo jarak antar lerreng nya(9 meter dlm horizontal) kemiringannya 20drjat.. Dapat gak 136 pokok?? Kalo perhitungan luas 1 hktr nya dngan luas permukaan.. Agak bijak sedikit dong kasih ilmu.. Kalo ada yg gk paham dan mengaplikasikannya dan hasilnya gak ssuai..gimana?? Kasihan bos
@@doncandraofficial Klo areal bukit pengambilan ukuran denga bidang datar, populasi 1 hektr itu gak sampe 136 btg bos mkin tnggi bukitnya makin sikit populasinya,, kecuali pengukuran pancg menggunakan luas permukaan tanah , mau datar mau miring itu ttp sma hsilnya, 136 btg,, bkn konten dipelajari dlu pak,,
setuju, semisal asumsi 136 pokok per ha, maka itu hanya berlaku untuk lahan datar, dan apabila semisal lahan luasnya 1 ha dengan kemiringan 20 drajat, maka bisa di pastikan luas lahan kita secara horizontal gak sampai 1 ha, paling paling ya sekitar 0,8 ha secara horizontal (perkiraan saya saja, gak dihitung), jadi ya gak make sense kalau kita harus tetap menjadikan 136 pokok per ha sebagai acuan, akan tetapi jadikanlah 136x0,8=108 pokok per ha dengan kondisi lahan kita apabila terjadi seperti asumsi diatas, jadi kalo bikin konten coba di pelajari lebih baik bang supaya tidak terjadi salah paham bagi kawan2 yg menonton, ingat kata Dr. Agus Susanto, "jangan pernah berharap bisa menanam sebanyak 143 pokok per ha (asumsi apabila menggunakan 9m mata lima) jika lahan kita bukan lahan yg datar". 🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣