Siapa mngaku milik kite .. apala .. bawak amalan laa ustaz adui ... orang kecacatan akal saja yg tiada bawak apa2 dn orang sebegitu saja yg tiada seksa kubur .. sebab tula anak2 syurga .. maksud berserah kena belajar ustaz ... bagi fhm ... 🤦♂️ni la org belajar makrifat tinggi kdg trlalu reka dn kaji .. kite ada hadis ade alquran ade sunnah .. ALLAH sudah berfirman smua nya di dlm alquran .... dn jgn lari dari syariat islam👍
tuan2 yg dikasihi sekalian, kalau tuan haji shaari sesat, tunjukan mana yg benar, kalau cerita tentang diri ni smua milik Allah pun ramai yg bangkang, bagaimana kalau tuan2 hidup di zaman rasulullah, tiba2 baginda khabarkn kpd anda smua yg baginda telah naik langit ke tujuh dan pergi ke al aqsa hanya dgn satu mlm, msti anda yg sperti inilah yg akn menentang nabi sekeras kerasnya
Aku dengar ustaz ni bercakap berbelit2, sepatutnya isu ini mudah jea nak bagi orang faham. Wujudnya Allah sebagai Khaliq, dan wujudnya manusia sebagai Makhluk. Wujud dan adanya Allah ia kekal abadi tanpa bermula dan berakhir, dan tidak satu pun yang menyerupainya. Wujud manusia tidak kekal ianya bermula dan berakhir dengan kematian dgn bersifat baharu. Jangan sama kewujudan Allah dgn kewujudan makhluk. Memang lah seluruh anggota badan kita milik Allah sehingga pergerakan kita pun, itu sebab Allah beri roh/nyawa kpd fizikal kita untuk bergerak dan mengabadikan diri kita kpdnya. Allah ada, makhluk tak ada, semuanya dan segala2nya Allah belaka, yg ada hanya Allah, yg melihat, yang mendengar, yang berjalah semuanya Allah. Bukan kah, makhluk yang Allah berikan roh/nyawa yang sementara utk melihat, berjalan, mendengar? Makhluk tak Wujud, Makhluk tak Ada, kononya kalau makhluk wujud (ada) dan Allah pun wujud (ada), ianya syirik (Tok Guru yg Cakap). Tok guru telah mengelirilukan anak muridnya perkara ini, syirik tu adalah menyegutukan Allah atau menduakan Allah. Membezakan kewujudan Allah dgn kewujudan Makhluk tidak syirik. Ini adalah salah satu ciri2 fahaman Wehdatul Wujud.
Mati sebelum mati menurut syekh abdul qadir al-jailani Syekh Abdul Qadir Al-Jailani mengatakan, “Wahai hamba Allah, sadarilah bahwa engkau hanya sebatas diberi harapan. Maka, jauhilah segala sesuatu selain Allah Azza wa Jalla dengan kalbumu sehingga engkau dapat dekat kepada-Nya. Matilah engkau sebelum mati. Matilah engkau dari dirimu dan makhluk. Sungguh telah diangkat berbagai hijab dari dirimu dan Allah Azza wa Jalla.” Seseorang bertanya, “Bagaimana saya harus mati?” Lalu beliau menjawab, “Matilah dari mengikuti kemauan, hawa nafsu, tabiat dan kebiasaan burukmu, serta matilah dari mengikuti makhluk dan dari berbagai sebab. Tinggalkanlah persekutuan dengan mereka dan berharaplah hanya kepada Allah, tidak selain-Nya. Hendaklah engkau menjadikan seluruh amalmu hanya karena Allah Azza wa Jalla dan tidak mengharap nikmat-Nya. Hendaklah engkau bersikap ridha atas pengaturan, qadha dan tindakan-Nya. Jika engkau melakukan hal yang demikian, maka hidup dan matimu akan bersama-Nya. Kalbumu akan menjadi tentram. Dialah yang membolak-balikkannya sesuai dengan kehendak-Nya. Kalbumu akan selalu menjadi dekat kepada-Nya, selalu terhubung dan bergantung kepada-Nya. Engkau akan selalu mengingat-Nya dan melupakan segala perkara selain Diri-Nya. Kunci surga adalah ucapan La ilâha illa Allâh, Muhammadur-Rasûlullâh. Sedangkan esok,, kunci surga adalah kefanaan dari dirimu, orang lain, dan segala sesuatu selain Allah, dan dengan selalu menjaga batas-batas syariat. Kedekatan kepada Allah adalah surga bagi manusia, sedangkan jauh dari Allah adalah neraka untuk mereka. Alangkah indah keadaan seorang Mukmin, baik di dunia ataupun di akhirat. Di dunia dia tidak berkeluh-kesah atas keadaaan yang dia alami, setalah dia memahami bahwa Allah meridhainya, dimana pun dia berada cukuplah bagiannya dan ridha dengan bagian itu. Kemanapun dia menghadapkan wajahnya, dia memandang dengan cahaya Allah. Setiap isyaratnya adalah kepada-Nya. Setiap kebergantungan adalah kepada-Nya. Setiap tawakalnya adalah hanya kepada-Nya. Berhati-hatilah, jika ada seorang di antara engkau merasa bergembira berlebihan karena telah melakukan ketaatan, karena boleh jadi ada rasa takjub ketika dilihat orang lain atau berharap pujiannya. Barangsiapa di antaramu ingin menyembah Allah, hendaklah memisahkan diri dari makhluk. Sebab, perhatian makhluk pada amal-amal mereka dapat merusaknya. Nabi SAW bersabda, “Engkau mesti ber-uzlah, sebab uzlah adalah ibadah dan bentuk kesungguhan orang-orang shaleh sebelum kalian.” Engkau mesti beriman, lalu yaqin dan fana dalam wujud Allah, bukan dalam dirimu atau orang lain. Dan, tetaplah menjaga batas-batas syariat dan meridhai Rasulullah SAW. Tidak ada karamah bagi orang yang mengatakan sesuatu selain hal ini. Karena, inilah yang terjadi dalam berbagai shuhuf dan lawh kalam Allah Azza wa Jalla. Engkau harus selalu bersama Allah; memutuskan diri untuk selalu dengan-Nya; dan bergantung kepada-Nya. Hal demikian akan mencukupkan dirimu dengan pertolongan (ma’unah) di dunia dan akhirat. Dia akan menjagamu dalam kematian dan kehidupan, menjagamu dalam setiap keadaan. Engkau harus memisahkan yang hitam dari yang putih!” -Syekh Abdul Qadir Al-Jailani dalam kitab Fath Ar-Rabbani wal-Faidh Ar-Rahmani.
Berserah diri umpama memberi tali layang layang kepada tuannya. Tuannya akan sentiasa memerhati dan membimbing layang layang tersebut. Begitu juga dengan Allah SWT. Bila kita berserah kepadaNya bermakna kita mengharapkan bimbingan dari Nya. Kerana itu bismillahi tawakkal dan ayat seterusnya harus diamalkan dalam hidup kita sebagai tanda kita makhluk lemah yang sentiasa dibawah kekuasaan Allah SWT dan tiada daya dan upaya atas kita kecuali dengan izin Allah SWT. Jika kita tidak berserah kepadaNya bermakna kita sama hebat denganNya sedangkan kita hanya makhluk ciptaan Nya.
sunnatullah nya...tawakkal perlu diiringi dengan doa dan usaha. #umpama contoh... Allah yang mengenyangkan, makan hanya sebab kepada kenyang, tetapi untuk makan...mesti ada usaha untuk nya.
Selawat serta Salam keatas junjungan yang mulia Nabi Muhammad S.A.W, keluarga serta para sahabat Baginda saudaraku yang dimuliakan Allah S,w,t, Semoga sentiasa dilindungi oleh Allah Swt dengan penuh kasih sayang Allah swt, kesihatannya yang baik teruskanlah menyelam kedalam lautan Ilmu Allah, berbagai permata bersinar indah didalam lautan Ilmu Allah Swt sampai kedasarnya semoga pohon tauhid saudaraku sentiasa hidup subur jangan biarkan pohon tauhid saudaraku kering layu dan tak berbuah lagi teruskanlah menyelam kedalam Diri Semoga ketemu Diri yang Ampunya Diri Amin.
Dalam komentar ada yang bertanya (abu hassan): "jika kita semua milik allah.. jika kita berbuat maksiat dan mungkar...maka siapa yang berdosa, sedangkan diri kita sudah tidak ada?" Kita milik Allah, Allah melarang maksiat, lalu kita melanggarnya ya kita berdosa, ketentuannya sudah ada. Apalagi kita tidak ada, ya tak mungkin berbuat maksiat. Kira-kira begitu: Junaidi Khab dari Indonesia.
Kita milik Allah, Allah melarang maksiat, lalu kita melanggarnya ya kita berdosa, ketentuannya sudah ada. Apalagi kita tidak ada, ya tak mungkin berbuat maksiat. Kira-kira begitu: Junaidi Khab dari Indonesia.
Berserah diri pada Allah dgn mentaati perintah Allah dan meninggal larangan Allah. Ini yg diajar oleh para Nabi para Nabi dan para Rasul, apakah cara ini salah? Memang lah semua Itu milik Allah yg sementara, ianya juga dipersoalkan oleh Allah nanti. Bagaimana kita menggunakan semua yg miliki Allah. Buruk atau baik perbuatan kita walaupun sebesar ziarah pun akan disoal nanti.
Semoga sahabat2 semua kembali kepada ajaran Al-Quran dan Sunnah, jangan belajar ilmu makrifat ini sangat bercanggah dengan dalil Al-Quran dan Sunnah (hadis nabi). Ikut la apa yg di sampaikan cara tunjuk ajar Rasulullah (Baginda Muhammad S.A.W) semoga kita kembali kepada jalan yg betul untuk mendekatkan diri kepada Allah dan mencapai syurga Allah... Hanya itu sahaja 1 jalan yg benar sepertimana yg di tunjukkan oleh Muhammad S.A.W dalam berakidah, dan cara beribadah kepada Allah...
Kalau kita tak ada berdaya dan tak mampu mencapai suatu kebaikan dan menolak keburukan bagai mana nanti kalau perbuatan kita dituntut pertanggung jawabkan sementara' kita tak ada
Saya ngaji ma rifat saya bljr sama ayam aja..tdk perlu lagi mncari zat tdk perlu lg mencari nur muhamad tdk mencari sft tdk mencari asma tdk mencari muhamad tdk mencari allah..saya bljr sama ayam aja..mati dibdalam hidup itu hanya hakikat yg membuat hidup lbh hidup.tetapi apa bila luput menuju tuhan nya maka lbh berbaya dr pd mati .ifik samping dr antal mautu kablal mautu adalah alfatu asyad du minal mauti.
Semuanye dah jelas flm Alquran kita ada neraka ada syurga ada rasullaulah naik mikraj bnyk nabi yg ia jumpa dan sebagainye.so mana nak letak fiman Allah ni.
kajian hakekat di jawab sareat ya gak nyambung. coba lah ikut suluk dulu atau holwat baru kamu ngerti yang mati sebelum mati itu. jangan dipaksakan menjawab yang kamu gak ngerti pak ustad
Dapi Phoenix saudara, bagi mereka yang faham maksud “mati sebelum mati”, ia bukan jadi teori lagi dah. Ia adalah cara untuk menyerahkan diri kepada Allah. Saya doakan saudara suatu masa nanti, saudara akan faham maksud “mati sebelum mati”. Aamin.
Jgn berangapan ilmu kita tlh cukup sempurna di sisi tuhan sehingga menafikan ilmu yg lain. Nabi pernah menyatakan golongan islam akan berpecah kpd 73 golongan, terpulanglah pda kita utk mencari mna yg lebih baik dan diterima oleh tuhan.