Sayangnya budaya mayoritas mengajarkan gila pangkat bukan gila uang. Dan pemuka agama mayoritas berdakwah lebih mengutamakan bersyukur bukan berusaha. Padahal harusnya berusaha dulu baru bersyukur.
Sebenernya bagus sih bikin konglomerat baru, tp bisnisnya harus orientasi ekspor, untuk nguasai pasar asing. Kalo cuma buat pasar dalam negeri mah ngapain. Malah makin berat buat UMKM bersaing lawan konglomerat di pasar dalam negeri. Kalo untuk pasar dalam negeri yg dibantu mending UMKM. Jd ketika kualitas produk atau jasa yg dihasilkan udah mumpuni dan naik kelas, semoga bisa ikutan ekspor juga. Jd di seluruh dunia bakal banyak "Made in Indonesia". Kalo gw mah jd pekerja dulu aja lah. Jd pengusaha pusing bukan main 😂
Baiknya sih kedua sisi mas, menguasai pasar asing, dan pasar dalam negeri, dengan catatan, untuk pasar dalam negeri tadi perusahaan" Bisa merangkul UMKM / bekerja sama sehingga UMKM tadi terdongkrak juga. harus ada keselarasan sih emang mas antara perusahaan besar dengan UMKM tadi supaya itu bisa terwujud. Soal menguasai pasar asing, ga sedikit kok produk lokal yang cukup "terkenal" Di luar negeri sana, bahkan mereka ga makai embel" "Karya anak bangsa" Dsb.
sama aja.... kalau konglomerat Indonesia bebas ekspor, biasanya negara kita juga punya aktivitas impor yang tinggi dan mematikan UMKM di dalam negeri. Namanya perdagangan internasional, utk kestabilan biasanya Ekspor akan selalu distabilkan sama Impor. China juga melakukan hal sama, mereka ekspor... tp bahan baku harus impor juga kan. pada akhirnya nama nya perdagangan antar negara, kalau lo naikin Ekspor.... mau ga mau impor lo pasti naik juga. Cara yang benar itu bukan maslaah konglomerat bebas ekspor/impor. Tapi penciptaan environment yang pro-UMKM dari segi regulasi dan sumber2 pendanaan. Konglomerat nya dikontrol bisa gerak di bidang apa, UMKM nya gerak di bidang apa. Jerman itu perusahaan mobil nya Konglomerat, tp produsen part2 nya UMKM. Bisa Indonesia kayak gitu??? kayaknya utk Otomotif belum....
@@soehartosenju54 sdh mulai contoh astra group beberapa merk nya sdh 75% TKDN bahkan di ekspor secara CBU,mitra nya ya UKM2 sbagai penyedia komponen yg namanya tidak terkenal krn emang mereka gak butuh, perusahaan otomotif yg terbaru adalah wuling yg lansung menyediakan tempat di lokasi industri nya jadi para penyedia spare part yg merupakan UMKM gak perlu repot mikir lokasi produksi lagi krn dalam bisnis perakitan mobil untuk spion aja ada 5 komponen berbeda jadi butuh 5 produsen spare part berbeda, 1 mobil jadi ada belasan ribu komponen yg berbeda jadi disana bnyak banget kebutuhan yg harus diisi, kita realistic aja kalo core teknologi & inovasi msh di pegang negara asal nya krn emang kita sdh tertinggal jauh
Untuk yang nanya; kenapa hak2 ekonominya hanya diberi ke Tionghoa? Alasannya kalau diberi ke pribumi, kalau pengusaha pribuminya semakin kuat; maka bisa-bisa akan menyaingi pengaruh Suharto krn pribumi punya legitimasi politik. Tionghoa tidak... Untuk lebih menjamin Tionghoa tidak memiliki legitimasi politik tetapi diberi hak istimewa ekonomi yg luar biasa besar, Tionghoa dijadikan warga kelas 2 saat orde baru. Sejarah mereka dihapuskan, hak2 warga negara dibatasi, dll. Etnis2 spt ini biasanya disebut middle-men minority. Seperti orang Yahudi di Eropa, bedanya kalau di Indonesia itu 'by design'. Sisi positifnya, Indonesia lepas dari salah satu negara termiskin di dunia jadi salah satu negara terkaya; sisi negatifnya, sinofobia semakin parah dan jadi salah satu warisan terburuk orde baru.
Dilihat dari Ginanjar Boys juga tidak ada pribumi yang punya legitimasi politik kuat, krn tidak ada satupun dari mereka yg orang jawa. Hanya Suharto dan anak2nya yang boleh jadi konglomerat dan jawa di saat yang sama.
@@kumakuma9587 @Superstone Minceraft hmm, mengatakan etnis X adalah Y adalah stereotyping sih. Faktanya, Tionghoa memiliki sejarah yang sangat panjang di Indonesia dan tdk terbatas hanya pedagang. Again, sejarah ini dihapus oleh masa orde baru. Tionghoa selain ke sini berdagang juga ke sini utk belajar (belajar agama buddha pada kadewaguruan/universitas) di Sriwijaya, menjadi bajak laut (terutama di pesisir Sumatra, trutama d Palembang; baca Shin Jin Qing), invasi yg diperantarai Yuan (masa Majapahit), menyebarkan agama Islam (bermula dari Palembang, kemudian ke Jawa; baca Tan Go Hwat), menetap (saat armada Zheng He), karena turbulensi politik dan mencari tempat yg aman (saat invasi Qing contohnya), dll. Makanya ada alasan knp byk org Palembang yg sipit dan bbrp org pantura juga sipit (kek Pak Tjahjo Kumolo). Emg Tionghoa punya sejarah yg panjang di Indonesia dan tidak terbatas hanya sbg pedagang. Orde baru mendesain Tionghoa seakan2 mereka di sini hanya pedagang dan orang asing se asing-asingnya (krn itu agendanya. Spy Tionghoa fokus mengembangkan ekonomi dan kalo sukses, tdk mengusik politik. Bayangin Soe Hok Gie tapi taipan, kan berabe).
Militer udah mulai diperkuat. Ekonomi, ayo gacorin ! Pendidikan, ayo kritisi ! Wirausaha muda Indonesia, Yok Bisa ! YANG MASIH NGANGGUR, jangan nunggu kerjaan doank, mau sampe kapan ngantri hah??! BIKIN KERJAAN ! Tanya dirimu sendiri, kau suka apa, jadikan duit. Ayo bergerak ! 🔥🔥🔥🔥🔥💪💪💪💪
Di era Jokowi bukan hanya sekedar memberikan sutikan dana pada pada pengusaha, tapi ada aturan mengenai kangdungan lokal, mempermudah perijinan, peringanan pajak, proyek nasional juga mengutamakan perusahaan lokal, contohnya proyek vaksin yang heboh kemaren juga menggandeng perusahaan lokal, perusahaan asing kalo mau inves di Indonesia juga harus punya mitra di Indonesia. Tujuannya jelas, untuk menciptakan konglomerat baru, agar pertumbuhan lebih cepat dan efisien
Seperti china ketika era awal awal deng xiaoping membiarkan segelintir orang untuk menjadi kaya terlebih dahulu agar dapat membantu meningkatkan taraf hidup masyarakat lain.
[admin tolong di pins comment savages ini] Hidup oligarki millenials!!! Mari bangun oligarki baru!!! Para millenials yang masih sibuk debat masalah privileges, mending nangis sono dipojokkan 😂🤣. Para gen z yang kebanyakan healing"an, sono ngehalu aja di kos"an, sambil nangis mikir tunggakkan pinjol 😂🤣😂🤣 mamam noh, healing" hilih hilih, pake duit pinjol 😂🤣🤣😂
Kalau dinilai langsung sebagai argumen "bagusan mana antara Komunisme dan Kapitalisme", menurut saya rancu. Karena lagi ngomongin kebijakan pemerintah untuk pembangunan ekonomi nasional kok, bukan membanding2kan. Toh, tokoh seperti Bapak Soekarno dan Bapak Jokowi dengan kebijakan "konglomerat"-nya juga membantu kaum kecil, mau disebut Proletar / Marhaen/ Murba, terserah, yang menunjukkan mereka Sosialisme Praktek. HEHEHE
BAGI ORG MALAS DAN MISKIN MAKA KOMUNIS LBH BAIK, TP JD BNCANA BAGI ORG YG RAJIN DAN KAYA RAYA...UNTUNGNYA KITA ORG BNYK ORG RAJIN2 MAKANYA BNYK YG BNCI DGN KOMUNIS
komunis sendiri dibentuk supaya kapitalis ada tandingan, tpi sengaja dibikin cacat jdi org lebih baik milih kapitalis. ibarat lu satu2nya yg terhebat, tpi percuma klo gada saingan yg hebat juga, jdi dibentuklah komunis tpi tetap org2 milih kapitalis yg mana org kaya tambah kaya yg miskin tambah miskin
Tanpa konglumerat,Mungkin Nusantara kekurangan Pengelola Sumberdaya alam dan Penyediaan lapangan Kerja,yang penting konglumerat sama sama berfikiran maju untuk membantu negerinya lebih maju,populer,dan berjaya bagi Nusa bangsa,dan negaranya.
Chanel yg bagus, mencerahkan, netral, realistik. Krn chanel ini (Pa Wim dkk) tidak melihat kebijaksanaan pemerintah sebagai kebijaksanaan yg selalu salah dan merugikan rakyat. Krn tidak ada pemerintah yg sempurna. "Baik katakan baik yg kurang diperbaiki." Tidak seperti chanel SJW N.r...i yg selalu mencela kebijaksanaan pemerintah seperti pabrik batery dll.
Itu kapitalis elitis namanya, coba negara lebih condong ke kapitalis sosialis dan memberi kemudahan permodalan serta regulasi pada UKM, bisa dipastikan konglo-konglo baru akan muncul dari akar rumput alias bawah.
Tapi masalah nya ada jaminan nya tidak kalau uang untuk modal UKM itu akan menghasilkan peningkatan Kesejahteraan rakyat kecil? Karena seperti kita tahu, mentalitas masyarakat grass root masing gampang dihasut boros uang.
Pemerintah sekarang kayanya melaksanakan keduanya walaupun lebih mengutamakan kapitalis elitis. Terlihat dengan program merah putih fund dan kedekatan jokowi dengan banyaknya pengusaha. Sedangkan kapitalis sosialis bisa dilihat dari kebijakan subsidi bunga umkm, pembagian sertifikat tanah, dll.
@Feby Firmansyah kapitalis sosialisme bukan Komunis tapi kearah liberalisme ekonomi dimana modal dialihkan untuk menumbuhkan usaha usaha baru untuk menciptakan persaingan berbeda dengan kapitalisme murni dimana aturan pemerintahan dianggap penghambat kemajuan korporasi menjalankan bisnisnya sebagai mana yang dijelaskan pada adam smith bapak kapitalis lain lagi kalo bahas Komunis dimana semua dikelola negara dan rakyat dianggap pekerja yang sama rata baik upah dan previlegenya jadi yang menikmati lebih ke pejabat pejabat dan pemimpin tertinggi negara dianggap juru selamat contohnya Korea utara
Dari video diatas dapat diketahui bahwa syarat menjadi kongloromerat itu harus punya branding dan sesuatu yg bs mendunia, conthny indomie, mitsubishi, samsung dll, jika tidak punya otak menciptakan suatu produk, jgn berharap bs jadi konglomerat wwkwk
Jadi inget pembahasan model ekonomi jepang vs jerman di chanel VisualPolitic EN. Jepang fokus pada konglomerasi besar kalo jerman fokus membuat pasar yang sangat kompetitif dengan perusahaan kecil sampai menengah. "How can one compete with such groups, if they are also protected by the government and have all kinds of privileges?"
Indo emng butuh Create Konglo konglo baru, Harusnya UMKM di Klasterisasi secara Akurat mana yg bisa di Jadikan Billioner dalam 5thn mana yg bisa di jadikan Millioner dalam 5 thn Klo pemerintah bisa bikin 100Billioner$ baru dari UMKM dan Ribuan Millioner$ baru dari UMKM keren sih👍... 100 konglo indo yg udh masuk Forbes saat ini di suruh aja ekspansi 70% market nya ada di Luar negri biar 70% market dalam Negri disisi orang orang baru
Coba aja dari tahun 2000an ada kaya gini... jadi tiap 5tahun sekali ada Club Club Billioner buatan masing masing presiden.. Habibie boys, Gusdur boys. Megawati Geng, SBY boy, Jokowi boy. Masing masing Konglo punya Poros Geng konsultasi Ipoleksosbudhankam nya sendiri sendiri. Jadi siapapun pemimpin nya Kebijakan mereka Harus menguntungkan Ekonomi Nasional dulu, jadi ada Persaingan ide ide membangun ekonomi siapa yg terbaik
Sekedar koreksi bahasa ya min 1. Murillo, dibaca : Muriyo 2. Chaebol, dibaca : Chebol 3. Hyundai, dibaca : Hyonde 4. Park Chung Hee, dibaca : Bak Jong hui
@@Ligmab0llz69 nyindir bang wkwk, kemarin aja ada karyawan yg gak dapet gaji dan sempet ditayangin di tv dan medsos mana buat modal usahanya bawa-bawa sedekah pula 😂.
Di Korea & Jepang bisa berhasil karena tingkat korupsinya rendah. Di Indonesia, hal yg sama tidak berjalan baik karena tingkat korupsinya sangat tinggi.
Sedihnya walopun indonesia menggemborkan nilai2 demokrasi tp tetap saja dibalik itu semua akar2 kapitalis liberal sudah mendarah daging pada otak dan hati para pemegang kuasa, toh dibelakang mereka juga dapat enaknya, yg susah itu rakyat kecil yg berjubel saling sikut nyari sesuap nasi 3:05
Mereka yang teriak" anti konglomerat biasanya pengen jadi kaya tapi gabisa akhirnya nyari pembenaran dengan kedok pro sosialisme dan rakyat.... ndawong mantan presiden RRC, Deng Xiaoping pernah berkata bahwa kemiskinan bukanlah sosialisme dan menjadi kaya itu mulia. wkwkwkwkwk
Videonya bagus. Tapi ada yang salah dengan tentang jepang. Jepang menganut sistem negara mengikuti blackrook as jadi negara punya saham minor di setiap perusahaan jepang dalai nikkei tsb
Klo msih susah cari konglo bwt nampung tenaga kerja di negara ini, kenapa pemerintah ga buat pelatihan profesional untuk para calon TKI dgn serius?.. Misal bagian Engineering dll bisa lah disebar ke negara2 yg butuh.. Masukkan orang2 yg minat dan latih sampai bisa gt..
@Feby Firmansyah Iya banh kalo gitu semua tanah bapak kau harus diserahkan ke negara (Land Reform Policy). Mulai belajar bertani atau jadi buruh dgn upah rendah banh untuk menuhin kebutuhan logistik masyarakat secara kolektif.
Sayangnya orang pribumi tidak punya kemampuan untuk menjadi konglomerat. Beda dg negara lain di mana pribumi mjd tuan di rumah sendiri, Indonesia mengandalkan para pendatang Tionghoa sbg konglomerat.
Bagus lah program nya, Indonesia kekurangan pengusaha. Indonesia kebanyakan mencetak pekerja, sampai orang Indonesia ada dimana-mana 😅 di afrika ada, amerika ada, eropa ada, Oceania ada 😅
🧐.. Mungkin sdh lebih 100 jt npwp dari masyarakat warga negara Indonesia... 🤔.. Namun bila di ranking besaran pajak yg di setor dan di laporkan... PASTI nya pajak para konglomerat itu besarnya berlipat dari warga masyarakat kebanyakan.. 🙄.. Jadi bila ada "beda" perlakuan... Ya sudahlah.. 😐
Hostnya kece badai , Host namanya "vilenta" , dari nama kelahiran 2000 an , karna kelahiran 90 namanya kental nusantara , sri , wahyuni , kesuma , dewi 😁 mungkin
iya bener perlu konglomerat, tpi bukan mengendalikan kaya sekarang, kalau Suharto dan Sukarno kan g mau dikendalikan, kalau skrg presiden malah dikendalikan.
Min, bahas maksud kata" yang terakhir "under capitalism, man exploits man, under communism it's just the opposite" Apakah sama saja manusia deksploitasi manusia?
Pandangan pak joki bagus menurutku.Tetapi.....,kenapa pak joki tak terpikirkan akibat yg sudah di buat ORBA masa eta suharto yg cikalnya made in indonesia ke khasannya hilang.Padahal kita di anjurkan membeli dan memakai produk dalam negri.Tetapi ciri/khas indonesianya tak nampak banget gitu,lo.Padahal nusantara kaya akan ragam prodaks.Coba ciri khaskan motif/modenya atau relifnya menjadikan ciri khas produk indonesia dan di saat bersaingpun bisa menjadi tahu bahwa prodaks tersebut made in indonesia.Akurr tidak? Dan mengambil atau siapa yg mau di dukung konglomerat tersebut khas indonesia tidak blaster apalagi luar hehehe Intisarinya "Mati ya mati,hidup ya hidup". Trim's