Dassault Rafale, Rudal Canggih Apa Yang Dibeli Persenjatai Pesawat Tempur Andalan Indonesia Ini? 

Asiapppp kita hajar

Siappppp

Aaaasiaaappp

Oh ya? Boleh mas sampaikan yg lebih update?

Untuk yg 6 pertama sdh berikut persenjataan dan kelengkapan pendukung. Antar lain rudal stand-off jarak jauh SCALP, rudal anti-kapal AM39 EXOCET, bom berpemandu laser, bom klasik tanpa pemandu dan meriam internal NEXTER 30M791 30 mm yang mampu memuntahkan 2500 peluru/menit. Sementara kontrak yg 18 unit memang blm ada senjata kemungkinan baru akan di bicarakan di pemerintahan yg baru nanti. Ini ket biro humas setjen kemhan.

Oh begitu? Boleh boleh aja beda pendapat.. Tp update yang saya dapatkan dari pihak yg tau anggarannya, kontrak Rafale Batch 1, 2 dan 3 tidak termasuk senjata, kecuali untuk amunisi Cannon standard. Kontrak pembelian persenjataannya dibuat dalam kontrak berbeda dari 3 kontrak rafale itu. Nilai anggarannya sendiri untuk senjata Rafale adalah $280 juta, yang mana baru masuk blue book doang dan PSP-nya belum terbit, namun karena ruang fiskal yang sempit, akhirnya anggaran senjata rafale nya dibatalkan dan tidak bs di eksekusi di periode 2020-2024. Anggaran baru untuk senjata rafale harus dimasukkan lagi dari awal dan menunggu PSP baru lagi untuk di eksekusi di tahun 2025-2029. Itu sih yang saya tau. Salam

Terkait rudal Exocet, rudal MM-40 Exocet Block 3 untuk kapal perang Indonesia jg PSP nya sudah expired, sehingga Menkeu meminta Menhan masukkan lagi pengajuannya dari awal. Itu ada beritanya dari janes kemarin. www.janes.com/defence-news/news-detail/indonesia-to-restart-procurement-process-for-more-exocet-missiles Nasib rudal rudal untuk Rafale jg seperti itu, harus ajukan lagi dari awal.. sehingga ga akan mungkin di eksekusi diperiode 2020-2024 yang tinggal hitungan bulan. Kemungkinan baru bisa dieksekusi di periode 2025-2029 Mas boleh katakan saya kurang update, saya enjoy aja. Tp saya sedikit banyak tau pergerakan anggarannya Salam

Harga meteor per unitnya sekitar $2 juta/unit. Beli 80an Meteor udah habis setengah anggarannya.

Ya semoga MBDA Meteor dibeli jg.. soalnya mahal bener ini rudal..m satu unit aja harganya mencapai $2juta... Klo pun beli kayaknya cuma dikit aja ini MBDA Meteor.. Kemungkinan rudal A2A andalan Rafale nanti adalah MBDA MICA IR dan MICA EM Dan semoga rudal Scalp EG juga dibeli sekalian sama AASM HAMMER yang kayaknya emang bakal dibeli sih

Indonesia doesn’t have data link system, how to use awacs?? Just say to missile??😂😂

@@Zebra_hunter that's exactly the problem lyies.

Blm tau, PSP nya blm terbit, mungkin akan masuk di blue book 2025-2029.. tunggu saja

@@AnalisisMiliterIndonesia apa itu blue book? untuk apa

Blue Book itu adalah daftar rencana program pinjaman luar negeri yg masuk ke Bapenas. Jadi misal neh kita mau beli pesawat tempur, Menteri Pertahanan akan memasukkan pengajuan anggaran untuk pembelian. Nah setelah dibahas dan disetujui, usulan Menhan akan dimasukkan kedalam list Blue Book. Lalu dari semua list blue book td akan di carikan dari mana sumber pinjaman luar negeri untuk memenuhi kebutuhan dananya, dan ketika sudah dapat pinjaman dari luar negeri, maka akan terbis PSP (penetapan sumber pembiayaan). Dan setelah ada PSP nya baru kontrak pembelian pesawat tempurnya bs dilakukan. Jadi Blue book itu kayak tahap awal pembiayaan nya

200triliun bukan angka sedungguhnya dul

Ssmoga keduanya masuk lah nanti

Pt bogasari min

Duit siapa?

Ya kurang lebih.. kita tunggu saja perkembangannya

Siap🫡🫡 ,,di tunggu info terbarunya min

Kita tunggu saja... Semoga Exocet, Scalp EG dan Mateor masuk.. Kalau MICA IR, MICA EM dan AASM HAMMERS sih kayaknya bakal masuk

@@AnalisisMiliterIndonesia okey 👍

Bacot! Tradisi nyinyir

Hihi... Gpp lah.. lagian oesawat tenpur Rafale nya baru diterima tahun 2026 nanti itupun baru beberapa unit.. gpp lah di awal pilot nya berlatih dasar dulu, bbrp waktu kemudian latihan dgn rudal nya sekalian

Oh gitu?

Bener juga sih,,,ini cuma rangkuman dari yg berserakan

Mustahil Sudah ada kerjasama dengan Honeywell dan Leonardo buat 6 teknologi kunci yang dipersulit US untuk program KF-21 Bakal diaplikasikan ke IF-21. 2 korporasi diatas sudah ada MoU buat DI, Infoglobal & LEN. Prancis telat

@@ekopurnomo4009 tidak ada kata telat sebelum para ahli kita mencoba..harus yakin dan mampu seperti negara china mengodopsi alusista negara lain lalu mengcopy nya

Tujuannya ITAR Free atau setidaknya mengurangi komponen dari US. Solusi non US tidak hanya Prancis. Leonardo dari Italia, Honeywell walaupun vendor US tapi banyak menjalin kerjasama dengan korporasi Euro dan mereka berani menjamin bukan komponen made in US

@@ekopurnomo4009yg harus negara kita lakukan hanya bermitra dengan turky dan France gak usah beli alusista kemana di jamin 5 atau 8 tahun kedepan negara kita mampu membuat pesawat tempur sndri serta alusista lainnya bhkan kemarin saja kabar France menawarkan penguatakan kerjasama di bidang pembuatan alusista

Untuk apa cuma harus Turki dan Prancis. ToT MT Harimau malah lebih banyak poin yang didapat dari Belgia bukannya Turki MT Harimau cuma IFV Kaplan ganti posisi mesin Kalau Airbus obral ToT kenapa kode Caracal TNI dikasih kode H225M bukannya NBell 412, NBo 105 maupun NC212. Local component tidak sampai 5% cuma rakit doang bandingkan dgn 3 produk tadi yang sudah 35% Thales saja tidak punya workshop disini dan tidak ada statement mendukung IFX bandingkan dengan Leonardo, Honeywell, Harris System & Rockwell Collins yang berani buka workshop mempekerjakan tenaga lokal demi support IF-21 Kita memilih Korea karena kewajiban biaya yang dikeluarkan lebih kecil dibandingkan ikut Turki yang bisa 2 kali lipat. Masih percaya channel abal-abal yang kini sok pro Turki sebagai pelampiasan Su-35 batal Rudal Turki saja tidak ada ToT. Pembelian saja via pihak ketiga yang jadi prinsipal resmi Ceko

Hmmm jaka sembung bawa golok

@@AnalisisMiliterIndonesia Ôķ Ģhasz Mind🙏🙏🙏

​@@AnalisisMiliterIndonesia😝🤣 abis bangun tdr kli ...😂

Untuk sementara kayaknya Rafale akan verhenti di 42 unit... Selanjutnya prioritasnya adalah persenjataannya... Untuk pesawat tempur, di periode 2025-2029 prioritas utama ada 2, yaitu pengadaan 24 F-15EX Eagle II dan upgrade F-16 menjadi setara block 72 viper

KF-21 gimana min? Apa menunggu setelah 2029?@@AnalisisMiliterIndonesia

@@ahmadmunandar2945 sepertinya ya, KF-21 Boramae kemungkinan akan di periode 2029-2034.. Korea aja kabarnya baru akan terima KF-21 di sekitar tahun 2030, jadi ga buru buru jg kitanya. Toh F-16 jg mau di upgrade ke Block 72 viper kan. Dan ditahun 2030-2034, kemungkinan KF-21 Block 2 sudah ready. Timeline pas kan

Dari penjelasan mimin, saya berkesimpulan Kita sudah on the right track terkait Pembangunan Postur Angkatan Udara. Thank You Penjelasannya.@@AnalisisMiliterIndonesia

@@ahmadmunandar2945 asiaaaappp

Oh begitu. Pertanyaanya buat apa?

😂😂😂😂😂

If you're sick, go to the mental hospital

Kebijakan Prancis alutsista Prancis eksklusif buat arsenal Prancis terutama MBDA France Sales Turki lagi mabuk Raki

@@ekopurnomo4009 asumsi lagi, pantas pengamat militer abal2 🤣

Anggaran untuk senjata blm berjalan kok.. dan kontrak 1, 2 dan 3 blm termasuk senjata Salam

Ya kita tunggu saja tanggal mainnya

Nilai kontrak $8 miliar itu hanya ESTIMASI mas. Coba mas teliti lagi, siapa yg pertama kali mengeluarkan statement nilai kontrak $8 miliar untuk 42 Rafale indonesia? Pemerintah Indonesia, baik kemenhan, menkeu dll ga ada kasih statement apapun terkait nilai kontrak. Yg pertama kali mengeluarkan statement ini adalah kantor berita REUTERS yang mengutip pernyataan Menhan Prancis tahun 2022 lalu. Pernyataan itu dilontarkan SEBELUM kontrak pertama, kedua dan ketiga Rafale ditandatangani. Pada saat itu nilai kontrak masih di nego kok, dan jelas itu bukan nilai final Namun semua media selalu merujuk berita REUTERS yg menyebutkan nilai kontrak $8 Miliar ini sehingga seolah olah itu adalah nilai kontrak final. Beberapa sumber lain yg pernah ane baca (sayang lupa save link nya) menyebutkan actual kontraknya jauh dibawah $8 miliar kalau ga salah saya sekitar $5 miliar doang. Tar saya ubek ubek lg info akuratnya. Menhan Indonesia dan pejabat terkait lainnga ga ada yg buka suara terkait nilai kontrak kok. Kenapa rafale Mahal? Ya krn Indonesia butuh membangun infrastruktur Rafale, krn Indonesia belum punya fasilitas untuk mendukung operasional Rafale sebelumnya. Krn ini tipe pesawat tempur baru bagi indonesia. Dan kontrak pengadaan senjatanya emang berbeda kok, dan tidak masuk dalam kontrak 1.2.3 Kontrak pembelian senjata Rafale pada periode 2020-2024 itu kmrn baru diajukan sekitar tahun 2023, namun karena keterbatasan ruang fiskal, anggaran senjata rafale yang diperkirakan mencapai $280 juta blm di setujui untuk di eksekusi di periode 2020-2024. Nantinya dia akan masuk di periode 2025-2029 untuk pengajuan nya agar masuk Blue Book, dan jadi PSP. Kita tunggu saja. Salam

Berarti yang tahu pemerintah ya.

Ya kurang lebih seperti itu. Kita tunggu saja tanggal mainnya

nilai kontrak perancis lbh murah dari indonesia, ya krn mereka sdh lengkap infrastruktur utk mndukung rafale, sementara kita blom ada, kita bangun dari nol, mulai dari infrastruktur utk mndukung operasional rafale nnti, biaya pelatihan pilot, beli simulator rafale yg gak murah. Jadi nnti kalo rafale kita rusak atau ganti komponen gak perlu jauh2 di bawa ke perancis. Ngga kaya' kasus sukhoi kita, hrs jauh2 dibawa ke rusia, belarusia...itu kan ngga ekonomis, sama jg dgn Mi 35 kita

Mudah2an tdk kopong mcm dengkul uwak uwak wkkk

Kalau mau sejujur jujurnya, ga ada satupun industri pertahanan di dunia termasuk di negara maju yang ga pake "calo" dan ga pake "kickback". Salam

Woe jngn2 elu calon nya e maap maksud gue lu calo nya

Ane mau aja kena "kick back" tp apalah saya ini cuma remah remah rengginang

@@AnalisisMiliterIndonesia Mantan menteri pertahanan Indonesia sedang diselidiki oleh Greco, sebuah badan kebijakan antikorupsi Eropa. Dia dituduh menerima $10 juta dari Qatar dan menggunakannya sebagai dana pemilu. Semua negara membeli melalui tender pemerintah dan transaksi antar pemerintah. Tidak ada negara yang menggunakan broker selain negara-negara korup.

@@hyunwoorheem here we go again

Lah kan saya hanya menyampaikan apa adanya

Di L'Equipe kantor berita resmi Prancis yang jadi rujukan Reuters sudah menjelaskan pembelian Rafale terbagi jadi 3 kontrak efektif tanpa senjata.

Bisa dong.. cuma masalahnya mau ga kita nambah biaya untuk integrasikan rudal Amerika ke Rafale yg kita beli? Artinya nambah pengeluaran. Lebih mudah dan lebih murah langsung pakai rudal buatan Prancis yg ga kalah canggih seperti MBDA MICA, MBDA Meteor dll

@@AnalisisMiliterIndonesia mustahil. Amerika Serikat tidak menyediakan kode sumber program senjata untuk radar yang diproduksi di luar Amerika Serikat.

@@hyunwoorheem SAAB Gripen buatan Swedia dgn radar buatan swedia jg bisa kok di integrasikan dan sekarang mampu menembakkan rudal AIM-120C, AIM-9x sidewinder

@@AnalisisMiliterIndonesia Tunjukkan kepada kami data terintegrasi. Jika senjata AS diintegrasikan ke dalam Gripen, hal ini harus dicatat di WA dan situs perdagangan senjata internasional, namun Gripen tidak. Memang benar bahwa radar JAS 39E/JAS 39F menerima dukungan teknis dari perusahaan patungan Anglo-Italia Selex, dan meskipun Inggris dan Italia adalah anggota Program Pengendalian Teknologi AS, Swedia tidak. Swedia telah bergabung dengan NATO tetapi belum menandatangani Program Pengendalian Teknologi. Alasan yang sama mengapa Indonesia tidak bisa menerima teknologi pod peperangan elektronik Amerika.

@hyunwoorheem Biarlah foto ini berbicara, karena disini ga bisa upload foto, link fotonya saya kasih silahkan dibuka. www.aeroflap.com.br/wp-content/uploads/2022/03/wp2118017.jpg Foto itu adalah foto pesawat tempur Gripen Swedia yang terbang membawa 2 unit Rudal AIM-120C dan AIM-9X Sidewinder. Ga mungkin dipake klo belum integrasi kan? Bahkan tahun 2023, Swedia beli tambahan 250 rudal AIM-120C8 untuk jadi senjata Gripen. www.dsca.mil/press-media/major-arms-sales/sweden-aim-120c-8-advanced-medium-range-air-air-missile-amraam Pertanyaan saya, kalau blm di integrasikan, kenapa swedia beli AIM-120C8? Salam

You can say anything you want, but it show you dont understand