Pelemahan nilai tukar Rupiah yang sudah menembus Rp 16.400/USD turut menggerus daya tahan Industri manufaktur padat karya, termasuk industri tekstil dan produk tekstil (TPT) Tanah Air yakni tekstil dan garmen.
Ketua Umum Asosiasi Produsen Serat Benang Filament Indonesia (APSyFI), Redma Gita Wirawasta mengatakan kondisi cashflow industri TPT yang sudah 'berdarah-darah' imbas anjloknya pasar ekspor maupun serbuan produk impor di pasar domestik akan semakin tergerus saat Rupiah melemah.
Tekanan cashflow ini telah mendorong tren PHK dan penutupan pabrik tekstil, dan jika kondisi ini terus berlanjut dan tidak ada solusi maka industri tekstil menengah hanya sanggup bertahan sekitar 3 bulan.
Seperti apa kondisi industri TPT di tengah pelemahan Rupiah? Selengkapnya simak dialog Anneke Wijaya dengan Chairman DPP Ikatan Ahli Tekstil Indonesia (IKATSI), M. Shobirin Hamid dan Ketua Umum Asosiasi Produsen Serat Benang Filament Indonesia (APSyFI), Redma Gita Wirawasta dalam Profit, CNBC Indonesia (Selasa, 25/06/2024)
Terus ikuti berita ekonomi bisnis dan analisis mendalam hanya di www.cnbcindonesia.com/.
CNBC Indonesia terafiliasi dengan CNBC Internasional dan beroperasi di bawah grup Transmedia dan tergabung bersama Trans TV, Trans7, Detikcom, Transvision, CNN Indonesia dan CNN Indonesia.com.
CNBC Indonesia dapat dinikmati melalui tayangan Transvision channel 805 atau streaming melalui aplikasi CNBC Indonesia yang dapat di download di playstore atau iOS.
Follow us on social: Twitter: / cnbcindonesia
Facebook Page: / cnbcindonesia
Instagram: / cnbcindonesia
/ cuap_cuan
Tiktok: bit.ly/38BYtJx
Spotify: spoti.fi/2BR7KkT
23 июн 2024