ada 2 ulama berpendapat dan ini aku copas ya Benarkah dalam Islam mutlak disebutkan bahwa anjing itu najis? Anda menjawab: “Betul. Itulah yang saya pelajari ketika saya sekolah dulu”. Wait a minute. Tidak semudah itu sobat. Memang benar dalam mazhab al-Syafi`iy dan Hanbali, seluruh anjing adalah najis. Inilah yang kita pelajari di Indonesia, karena Indonesia mayoritas menganut mazhab Syafi’i secara turun-temurun. Sedangkan mazhab Maliki berpendapat bahawa mulut, lidah dan air liur anjing bukanlah najis. Nah lo… Mazhab Hanafi berada dipertengahan, di mana mereka berpendapat anjing bukan najis, namun mulut, lidah dan air liurnya adalah najis. Tahukah anda apa pendapat yang lebih kuat (ini bukan menurut saya loh, karena saya bukan mujtahid)? Pendapat yang lebih kuat adalah pendapat dari mazhab Maliki dan Hanafi. Sedangkan yang lebih kuat diantara keduanya adalah pendapat dari mazhab Maliki yaitu anjing tidak najis termasuklah air liurnya. Ini bukan pendapat saya loh, tapi pendapat ulama-ulama yang terkenal, salah satunya adalah Syaikh Yusuf al-Qaradhawi. Syaikh Yusuf al-Qaradhawi berkata: Sedangkan saya sendiri (al-Qaradhawi) cenderung pada pendapat Imam Malik bahwa semua yang hidup adalah suci. Demikianlah juga dengan anjing. Dalam zatnya dia suci. Oleh sebab itulah, dibolehkan bagi kita untuk memakan hasil buruannya. Dan perintah Nabi untuk mencuci apa yang dijilat anjing adalah sesuatu yang bersifat ta’abbudi. Sedangkan penemuan ilmu modren tentang sesuatu yang menyangkut air liur anjing bahwa di dalamnya ada penyakit-penyakit, kemungkinan penemuan selanjutnya akan lebih mengejutkan.” Sekian. al-Qaradhawi dalam bukunya yang terbaru - Fiqh al-Thaharah (edisi Indonesia atas judul yang sama, al-Kautsar, Jakarta 2004), hal 21-22. Seterusnya timbul pertanyaan - Jika anjing tidak najis, haruskah kita mencuci jilatannya jika ia menjilat kita atau perkakas kita? Jawabannya ya, berdasarkan hadis Rasulullah S.A.W yang menyuruh kita mencuci jilatan anjing. Kita mencucinya bukan kerana ia najis tetapi kerana taat kepada perintah Rasulullah S.A.W. Lalu bagaimana cara mencucinya? Pendapat pertengahan (moderat) yang mendekati hadis-hadis Rasulullah S.A.W ialah mencuci jilatan anjing dengan tujuh kali basuhan diawali dengan campuran tanah. Akan tetapi jika tidak ditemui tanah, atau pada saat itu tidak sesuai menggunakan tanah, maka dibolehkan menggunakan sabun atau apa saja yang sifatnya menyucikan. Di sini para fuqaha berbeda pendapat apakah boleh menggunakan sabun bagi menggantikan tanah. al-Qaradhawi dalam bukunya Fiqh al-Thaharah, hal 61-63 menerangkan bahwa sebagian fuqaha Syafi‘iyyah dan Hanabilah kontemporer membolehkan penggunaan sabun. Bahkan Mazhab Maliki mengatakan penggunaan tanah/debu adalah tidak wajib, ia sunnah saja. Ini kerana mencuci jilatan anjing termasuk dalam bab ketaatan kepada perintah syari`at, dan ketaatan ini berdasarkan kemampuan setiap individu berdasarkan kemudahan dan kesusahan yang dihadapinya. Jika menghadapi kesusahan untuk mentaatinya maka syari`at memberi kelonggaran sekedar yang perlu saja. Anda bertanya lagi: “Kalau anjing tidak najis, boleh dipelihara dong? Anak saya pingin sekali punya anjing pudel. Cute, katanya”. Boleh! Tapi hanya untuk beberapa keperluan saja yaitu sebagai anjing penjaga rumah, anjing pemburu, dan anjing penunjuk jalan (untuk orang buta misalnya). Sedangkan untuk dipelihara dalam rumah, Nabi SAW tidak menggalakkannya, karena dengan beberapa alasan berikut: Malaikat tidak akan masuk rumah yang ada anjingnya :). Jangan keburu senang dulu. Cuma Malaikat Jibril dan Rahmat tidak akan masuk rumah yang ada anjingnya. Sedangkan malaikat maut pencabut nyawa tetap masuk ke rumah tersebut. Rugi dong. Pahala seseorang akan dikurangi setiap harinya sebesar satu mata uang emas kalau memelihara anjing di dalam rumahnya. Syeikh Yusuf alQardhawi berkata, hukum memelihara anjing sebagai pet (hobi) adalah haram, yakni diharamkan oleh RasuluLlah saw. Dalilnya: Dari Sufyan bin Abu Zuhair, bahawa Nabi saw bersabda,” Barangsiapa memelihara anjing bukan untuk menjaga ladang atau ternak, maka setiap hari pahalanya berkurang satu qirath.” [Bukhari-Muslim dan semua ahli hadith yg lain] Inilah juga pendapat majoriti madzhab, antaranya Syafi’iy, Hambali, Maliki dan Zahiri ( alMajmuu’, IX/234). Hayooo…, siapa yang mau dikurangin pahalanya? Sudah dosa banyak, pahalanya dikorting lagi. “Bang, mana buktinya kalau anjing tidak najis? Jangan ngomong doang. Nanti pak utadz tempat saya mengaji marah loh”. Ok, silakan kunjungi website berikut, dan dengar ceramah mengenai anjing (free, cuma perlu internet access saja): al-ahkam.net/home/modules.php?op=modload&name=News&file=article&sid=15136 Atau kalau anda singgah ke KL (Kuala Lumpur), bolehlah beli buku men-download ebook dibawah ini: Himpunan Risalah Dalam Beberapa Persoalan Ummah, Buku 3 Atau kalau hometown anda di indonesia, cari buku Syaikh Yusuf al-Qaradhawi yang berjudul Fiqh al-Thaharah. Penerbit al-Kautsar, Jakarta 2004, halaman 21-22. Setelah anda mengetahui bahwa anjing itu tidak najis, setelah pulang ke Indonesia, jangan coba-coba memeluk anjing didepan warga RT/RW yang sedang gotong royong ya? Karena mereka akan kaget berat melihat kemesraan anda dengan anjing tersebut. Jangan-jangan mereka akan menyucikan anda dengan air tanah secara keroyokan…he…he…he… Ingat, masyarakat Indonesia pada umumnya menganut mazhab Syafi’i yang menyatakan bahwa anjing itu najis. jadi ini hanya persepsi pendapat
+M2 H4M BUAT SAUDARA SAUDARAKU SEMUA..... SESUNGGUHNYA AJARAN AGAMA DARI ALLAH SWT YANG SEBENARNYA ADALAH TIDAK AKAN PERNAH BERTENTANGAN DENGAN HATI NURANI KITA... HATI NURANI KITA SEBENARNYA AKAN SELALU MELAWAN DAN MENOLAK APABILA AJARAN TERSEBUT SUDAH KELUAR DAN MELENCENG DARI ALQUR'AN DAN HADITS...... SARAN SAYA...... SELALU MENGGUNAKAN HATI NURANI ANDA UNTUK MENILAI DAN MENGKOREKSI BENAR ATAU TIDAKNYA SUATU AJARAN AGAMA DARI ALLAH SWT.....
berarti sebagai ustadz beliau tetap salah dong,kenapa tidak semua pendapat disampaikan..beliau bukan ulama mujtahid lho,kalau ulama mujtahid boleh befatwa dengan ilmunya tanpa menengok pendapat jumhur,kalau salah satu pahala kalau benar dua pahala..
Mj Freelance M2 H4M Ga usah repot repot dan bingung nanggepin pendapat ulama yang berbeda beda tersebut.... Kalau kita merasa kotor telah di jilat anjing lalu kita membersihkan juga ga masalahkan..???? Apabila kita merasa kotor terkena jilatan anjing lalu kita membersihkannya apakah itu perbuatan Dosa..???? Pendapat siapa yang paling benar kita juga ga tau..., KEBENARAN HANYA MILIK ALLAH SWT. Kalau ada yang mengatakan anjing itu tidak najis ya silahkan saja...kalau memang tidak merasa kotor dengan jilatan anjing..... Kalau ingin memakan daging anjing juga silahkan kalau doyan..... Kalau saya mah ngapain makan daging anjing, daging kambing juga banyak.....
Kalau beliau mengamalkan untuk diri sendiri silakan,beda ceritanya beliau mengajar...gak bisa beliau cman menyampaikan satu pendapat yang menurut beliau benar
Mj Freelance Oleh karena itu gunakan pikiran dan hati nurani untuk mengontrol dan menilai ajaran yang di sampaikan oleh ulama manapun... Insya Allah hati nurani anda lebih pintar untuk memilih mana yang benar dan mana yang kurang benar.... Tidak ada manusia yang sanggup membohongi hati nuraninya sendiri.....
yg komentar menjudge kalau ini aliran sesat padahal mereka yg kurang paham n kurang dalil n kurang pengetahuan soal dalil najis anjing. lain kalai pelajari dulu wahai para komentator. hehe
+Rizki Adrian kalau air liur anjing, para Ulama sepakat atas kenajisannya adapun menyentuh bagian anggota tubuhnya memang para Ulama dalam hal ini masih khilafiyah selisi pendapat masalah najis atau tdknya.
sudah meninggal dunia sukino....tapi dosanya mash mengalir karena ajaran yg d ajarkan beliau slah kaprah. Dia ngak punya sanad sama sekali, d suruh ngaji kitab gundul tdk bisa.....dulu al qur'an tdk berharokat, lak ngak ngerti ilmu nahwu sorof apakah bisa baca al qur'an yg tdk ada harokatx.
@@afdhalyras9931 sesama muslim tapi si sukino ini suka membeda bedakan , menganggap pendapat ulama2 tidak penting, bahkan ulama mazhab, katanya mereka belum pernah bertemu Rosululloh sendiri kog dianut. Dia selalu bilang ikuti Quran dan Sunnah, tp dia sendiri ga hafal Quran dan Hadits. Trs yg dia kaji Quran dan Hadits buatan siapa?
Bukan darurat brow , coba belajar lagi ilmu perbandingan madzhab, dalam madzhab Maliki air liur anjing juga tidak najis...kenajisan liur anjing hanya sebatas iktilaf para ulama .
@@panjimta d simak vidone gus baha....seng gendang seng drung memhami ceramah beliau...awal mula najis anjing beliau menerangkan secara detail . Wong lak ngajine drung jeru ojok pati" Koment.
Waduh berat pak ustat sampean ws almarhum..., tapi klo vidionya masih..., kesesatan orang masih berlanjut pak ustat...njur penerusmu mungkin lebih ngawur lagi mungkin...?? Diibaratkan klo sampean dikasih buah durian dimakan sama kulitnya...repot to....
Alva Hendrik masalah mlenceng tidaknya aku juga gak tahu ya ? karena ada salah satu mahzab hakiki kalau gak salah bilang anjing tidak najis ? dan saya bukan orang yang tahu soal itu ? tapi agaknya membingungkan coba kamu tanya ke ustadz kenapa anjing najis ? bisakah mereka menjawab ? dan di buku pelajaran kita di sekolah slama ini ? hanya di jelaskan cara memberihkan najis ? tapi tak di jelaskan anjing najis kenapa ???
anda benar,bahkan ustadzah Neno Warisman juga blng bahwa babi itu tdk najis tp haram d makan, jadi dlm mslh ini kt tdk blh menghakimi sepihak ,karna mungkin mrk mengikuti madhab yg tdk sama dngn kita ,sy tdk membela MTA krn sy bkn dr situ ,tp sy cuma ingin menjelaskan sj
+Rurin Hiyana mhon2 ma'af sbsar2 trlbih dhlu.jgn prnah mncmpur adukan antara batil & yg hak....? ap bda ny antara najis n haram... tlog hukum jgn di bwt main main...?
+Abdul Ghofur maaf ya ,sy juga tdk mengikuti yang seperti itu ,sy cuma menjelaskan bahwa mungkin madzhabnya beda ,terjadi juga perdebatan tp ya bagaimana semua kukuh pada masing2 kepercayaan .
iki aliran opo maneh iki ??? gimanapun jg yg namanya anjing ,trsentuh bulunya pun sudah najis,apalagi liurnya.kecuali tdk tau. anak sd pun tau itu.jadi kesimpulanya p ustad ini perlu belajar lg dari sd. daripada ntar menyesatkan orang banyak
sukino sukino... sabda Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam : طُهُورُ إِنَاءِ أَحَدِكُمْ إِذَا وَلَغَ فِيْهِ الْكَلْبُ أَنْ يَغْسِلَهُ سَبْعَ مَرَّاتٍ، أُوْلاَهُنَّ بِالتُّرَابِ. Sucinya bejana kamu yang dijilat anjing adalah dengan cara mencucinya sebanyak tujuh kali dan yang pertama dengan tanah.” [Mutafaqqun ‘alaih]. Hadits ini menunjukkan bejana menjadi najis dengan sebab air liur. mungkin menurut sukino air liur anjing bisa najis kalau bersatu dengan air yg bertempatkan bejana seandaikan air yg berada dalam piring kemudian dijilat anjing maka piring tersebut tdk najis krn tdk terdapat dalam hadits begitujuga kalau menjilat jilat dubur sugino maka air liur anjing tersebut tidak mengakibatkan najis karena tdk terdapat dalam hadits. ancor eeeey sukino