Jadi menimbulkan tanda tanya, Apakah benar sesuatu yang disampaikan dengan tenang dan lembut pasti baik dan benar? Dan yang disampaikan dengan keras adalah pasti tidak baik dan tidak benar? Bukankah baik dan benar itu sebenarnya ada dalam substansi isinya? Baik dan benarkah kalau kita dibuat memberikan penghakiman atas cara menyampaikannya, bukan substansi isi yang disampaikan? Lupakah bahwa Yesus pun pernah menyampaikan kebaikan dan kebenaran dalam kemarahan? (Yohanes 2, 13-18)
Mohon maaf, boleh tanya? Apakah yang Bapak sampaikan dengan tenang dan lembut dalam video ini benar? Apakah tanpa prasangka? Dan apakah tanpa men-judge sikap orang lain dengan prasangka yang ada dalam pikiran Bapak kepada mereka? Dan bagaimana warnanya?