“ORA JAJAR, ORA JEJER”
Bopo Dr. Awan Kostrad Diharto
Sedulur sedulur Pituturan, Ungkapan "ORA JAJAR, ORA JEJER" merupakan sebuah filosofi Jawa yang memiliki arti dalam sekali. Dan dapat ditemui dalam bidang kehidupan apapun. Dari pergaulan, pertemanan di kantor, ditempat kerja, sampai pada persoalan pernikahan.
ORA JAJAR itu Artinya Tidak Sejajar dalam kaca mata Manusia. Jadi Ada Gap Status Sosial. Orang Kaya Versus Orang Miskin. “The Bad and The Beautiful”, “Pimpinan dan Bawahan”, “Juragan dan Pekathiknya”. “Bumi dengan Langit: dan seterusnya.
ORA JEJER itu Artinya Tidak bersedia Bersanding, berteman, bergaul dan seterusnya.
Jadi Banyak lho “ORA GELEM JEJER” karena Merasa “ ORA JAJAR”.
Filosofi ini memiliki makna tegas dan tak dapat dipungkiri itu terjadi pada kehidupan manusia, Barangkali itu terjadi pada kita juga. Itu perilaku yang keliru meski banyak terjadi. Banyak sinetron, drama, fim yang mengangkat Tema “ORA JAJAR, ORA JEJER”.
Tetapi di mata Gusti Allah, Gap Itu hanya berlaku untuk Ketaatan kepada Gusti Allah saja. “WONG TAAT JEJER KARO WONG TAAT” sebab “JAJAR IKU PERILAKU KETAATAN” bukan Status Sosial di Masyarakat.
Jadi Derajat ke sejajaran itu tidak dibedakan dari Pangkat, Golongan, Suku, Kekayaan, Status Pekerjaan dan Simbol simbol yang bersifat Duniawi tetapi pada Derajat Ketaatan Terhadap Gusti Allah SWT.
Orang yang paling mulia adalah Inna Akromakum Indallahi Atqokum, orang yang paling mulia di mata Tuhan adalah yang paling bertakwa.
Kabeh guru, kabeh murid kabeh sinau.
28 авг 2024
