Selama tinggal di Prancis, Syekh Muhammad Abduh melihat negara ini begitu rapi, disiplin, dan bersih. Berbeda jauh dengan pemandangan di tanah kelahirannya, Mesir. Di Mesir, yang mayoritas penduduknya adalah orang Islam, ternyata jauh tertinggal dibandingkan dengan Prancis, yang jumlah muslimnya sangat sedikit. Dari hal ini, ia mengatakan suatu perkataan yang cukup terkenal hingga hari ini. Ia berkata: “dzahabtu ilaa bilaad al-ghorbi, roaitu al-Islam wa lam aro al-muslimiin. Wa dzahabtu ilaa bilaad al-‘arobi, roaitu al-muslimiin, wa lam aro al-Islam”. (aku pergi ke negara Barat, aku melihat Islam namun tidak melihat orang muslim. Dan aku pergi ke negara Arab, aku melihat orang muslim namun tidak melihat Islam)
Tapi tetep baik yg garis keras maupun bukan sama2 klaim. Segala yg baik2 di klaim islam, yg buruk dicap syiah, ahmadiah, kafir atau agama lain. Tukang klaim.
Karena etika Islam itu sulit, Muwasofat Tarbiyah itu luar biasa sulit tetapi merupakan formula yang dilakukan bangsa2 yang maju bahkan yang kafir (misal mewajibkan Qowiyyul Jismi/kekuatan fisik, Mutsaqofful fikri/kecerdasan intelektual, Qodirun alal kasbi/Independen dlm apapun, tertib, Harithuun ala Waqtihi/menghormati waktu, Naafiun lil Ghorihi/berkontribusi thd masyarakat) jadi orang Islam lebih suka fokus ke hal2 yang ritual. Dan debatnya soal hal2 yang ritualistik. Rosulullah juga mengharamkan mengemis dan menganjurkan untuk menjadi kaya, terutama dengan berdagang/membuka bisnis. Tapi tebak siapa yang ngemis2 di jalan dan siapa yang menguasai perdagangan di Indonesia? Tepat. Buka bisnis susah, buka coach poligami mudah.
Sangat setuju sekali dengan statement terakhirnya Gugem, bahwa orang-orang kita kebanyakan munafik, agama & pancasila hanya dijadikan topeng saja. Faktanya beragama ga mengubah orang ga jadi anarkis, demo pake baju koko tetap bakar-bakaran juga & akhir-akhir ini juga sering muncul anekdot pancasila sila ke-5 keadilan sosial bagi orang yang berduit menunjukkan kalau orang-orang kita minim implementasi, hanya jago merangkai kata-kata dan slogan.
intinya indonesia belum punya leadership yg bervisi dan gak takut sama siapapun, krn utk menjadi negara maju sang leader harus siap2 mental bisa kapanpun meninggoy
Saya punya teman yg sukses dlam berbisnis,..harusnya yg dilihat dn dipelajari bagaimana dia mnjalankan bisnisnya ato kiat2 apa y dia terapkan,malah ada yg nyeletuk bhwa teman sy yg jarang ibadah itu mndapat istidraj dr Tuhan, xixixixi..ad juga yg mengatakan wajar kita mnderita didunia Krena dunia adlah penjara orang beriman..weleh2 gmn mau maju hidupnya kalau mereka mengait2kan keirihatian mereka dg agama..gK usah jauh2 jd negara sekuler,wong beragama saja belum pada bener pemikirannya
Jepang maju karena mereka menjalankan ETIKA Shinto. Norwegia maju karena mereka memjalankan ETIKA Kristen. Indonesia TIDAK maju karena mayoritas warganya MENGAKU relijius, padahal......MUNAPPPIKKK wkwkwkwkwk Bukti mayoritas warganya relijius : 1. Ada jutaan masjid yg dibangun dg megah dan sangat membanggakan. 2. Ada jutaan TOA yg berkumandang bersuara keras bukan alang kepalang, tidak hanya pas waktu adzan. 3. Ada jutaan sekolah dg judul sangat relijius sbg agen relijius. Atau setidaknya MENGAKU relijius. 😁
Sepakat dengan Guru Gembul. Sekuler dan Religius itu bisa seiring sejalan. Agama dapat dijadikan sebagai pedoman atau tuntunan bagi manusia untuk menjadi pribadi yang baik, yang pada akhirnya membawa manusia masuk ke surga. Namun yang terjadi di Indonesia, masyarakat kita justru lebih banyak menghabiskan waktu, tenaga dan biaya hanya untuk : 1. Memikirkan dan memperdebatkan agama mana yang paling benar. 2. Menghakimi agama/keyakinan sekelompok orang. 3. Suka mempermasalahkan hal-hal yang tidak perlu dipermasalahkan. Hal-hal inilah yang membuat kita menjadi tidak produktif, yang tidak bisa menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi banyak orang maupun keluarga, bahkan cenderung merugikan. Ibaratnya ketika musim liburan, kita dan tetangga kita sama-sama memiliki rencana untuk melakukan perjalanan wisata. Kita mencoba membujuk tetangga kita agar kita pergi bersama-sama ke tempat wisata A, karena menurut kita itu adalah tempat terindah. Namun tetangga kita memilih ke tempat wisata B, karena menurutnya itu adalah tempat yang paling nyaman. Apakah kita lantas harus memaksa tetangga kita untuk mengikuti pilihan kita ? Siapapun orangnya pasti tidak akan mau dipaksa seperti itu. Biarkan semua berjalan ke tempat tujuan wisata masing-masing, dan ketika semua sudah pulang, kita dan tetangga kita dapat bercerita tentang pengalaman perjalanan wiasata masing-masing. Dengan begitu akan semakin memperkaya pengetahuan dan pengalaman hidup kita. Dengan demikian, biarlah kita tetap dengan keyakinan kita dan biarkan orang lain dengan pilihan keyakinannya. Ketika kita hidup dalam kenyamanan kita masing-masing, disitulah kita dapat mempergunakan waktu dan tenaga kita untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi kemaslahatan banyak orang. Bagiku agamaku, bagimu agamamu.
Kalo di 62+ byk org awam yg anti dengan istilah sekuler bukan krn paham dan mengerti akan maksud dan tujuannya, melainkan krn sdh dikompori dan diprovokasi imam2 ketua2 pemimpin agama mereka masing2 yg khawatir dan takut jatah makan/periuk nasi mereka hilang seperti pengaruh, jabatan politik dan pos2 penting di pemerintahan (politik praktis), karena sistem sekuler fungsi politik, hukum dan negara sdh dipisahkan dari fungsi agama (division of church and state di barat), dengan singkat cerita "mereka" akan kehilangan atau berkurang privilagenya, makanya jgn heran "mereka" paling getol menentang sekularisme dgn propaganda seolah2 negara akan hancur krn pemisahan agama dan negara, hanya krn zona nyamannya untuk korupsi terganggu (ini boleh ambil contoh agak2 mirip dengan kondisi samurai di jepang pada awal periode restorasi meiji yg berakhir dengan pemberontakan), sekuler bukan anti agama tapi malah menempatkan institusi agama pada tempatnya dan dilindungi oleh hukum, kalau soal keyakinan itu soal pilihan tdk bisa didikte oleh negara jadi kalau ada frasa "sekuler=ateis" itu cacat logika krn di negara agama juga bs ada yg ateis toh, disini yg harus disadari oleh2 orang2 bahwa untuk bisa disebut negara modern ya sdh harus mampu memisahkan mana urusan negara, hukum, agama dll pada tempatnya masing2 dengan penghargaan lebih akan HAM, makanya negara2 di eropa khususnya wil. skandinavia itu maju2 dan modern masyarakatnya minim korupsi dan kriminalitas
Nah ini baru orang yg bener2 paham arti sekularisme. Mirisnya di indo banyak orang yg bener2 gak ngerti tapi berani berkoar2 apa itu sekularisme. Sepertinya sudah ada doktrinasi nya.
@@irfananwar5813 bukan sepertinya lagi,tapi memang sudah jelas ada doktrin. ustad2 di sekitar rumah saya sering koar2 menjelekkan sekulerisme. didepan anak kecil pula koar2 nya,jadilah anak2 di lingkungan rumah saya pada anti sekuler karena doktrin dari ustadnya.
beruntung lah kalian yang melihat sajian video guru gembul secara netral dan sampai habis, karena banyak orang-orang kita yang terlalu paranoid akan pendapat orang lain yang bersebrangan.
gue nonton sama temen guru agama. Baru 2 menit dia udah komen ni org (GG) asal ngomong doang... salah besar... trs dia asik sndiri main game Mobile Legend wkwkwkwkw
Koreksi : beliau tidak netral, tapi independen. Netral tidak menuju ke mana-mana, arah diskusi tidak menghasilkan jawaban / solusi. Tapi, independen memiliki sudut pandang sendiri dengan beberapa sumber literasi lalu merangkumnya dan ditambah dengan argumentasi yang valid. Hasilnya memiliki solusi atas suatu persoalan tsb. Namun, supaya diskusi tetap dilanjutkan di luar forum (video) maka jawabannya dikembalikan kepada audien.
@@profitablebanget mantap bung, yang saya konteks kan disini adalah audiens nya sendiri. kenapa saya katakan beruntung? karena masih banyak orang yang menentukan kebenaran hanya dari selera atau suara siapa lebih banyak ketimbang menikmati lalu menelaah kebenaran dari informasi tersebut dan mencoba mengejawantahkan permasalahannya dengan seksama, lalu melakukan respon. bahkan air putihpun memiliki tingkat PH yang berbeda-beda ko. saya tidak menyinggung guru gembul tentang netralitas, karena beliau sendiri yang bilang.
Setuju sekali Pak Guru, kecenderungan mayoritas masyarakat kita menitikberatkan pada hal2 ceremonial dalam beragama (entah apapun agamanya), tetapi mereka mengabaikan hal2 yang esensi dalam agama tersebut. Aku suka dgn channel ini karena tanpa filter, namun fakta. Semoga mayoritas masyarakat kita sadar dimanakah diri mereka sebenarnya setelah menonton materi dalam channel ini. Maju terus Pak Guru.
Salah. Kesalahan negara berkembang itu dimana mana sama. Cuma 1. Yaitu seluruh waktunya dibuang sis sia hanya untuk mengurusi orang lain. Fakta ini. Jangan jauh2 bandingkan dengan luar negeri. Lihat saja pulau bali. Disini tempatnya bebas .bukan negara tapi pulau ini bener2 sekuler. Tapi faktanya warganya taat beribadah. Sulit diterima tapi inilah faktanya. Kalau mau maju. Berhenti ngurusin orang, buang2 waktu. Curahkan semua untuk bekerja. Pikirkan materi dan ibadah cukup. Mau ada lgbt, mau ada club malam. Mau ada riba. Mau ada kumpul2 komunitas ngak jelas. Udah ngak usah diurusin. Justru kemunduran kita bukan karena mabuk agama, bukan karena anggapan generasi muda rusak gara2 freesex dan narkoba. Tp gara2 kita sibuk mikirin negara lain, sibuk cerewet ini itu. Kalau punya waktu jadilah wirausaha. Pikirkan materi. Pikirkan kerja. Buat ini buat itu. Karya ini. Karya itu. Daripada jadi konsumen narkoba mending jadi produsen narkob. Daripada tawuran mending senjata2 itu di ekspor jual lagi. Negara maju atau engak itu yg penting sejahtera dulu
menurut saya, pancasila sendiri dibuat memang untuk mengakomodir ideologi2 yg ada di dunia yg bertujuan untuk menyatukan indonesia waktu itu yang rakyatnya sangat beragam. dalam pancasila sendiri juga mengakomodir relijius maupun sekuler. idealnya ini tidak dipertentangkan. namun dalam praktiknya pancasila mengalami degradasi nilai. misal ayat pertama dipertentangkan dengan ayat 5. jadi dalam pengmalannya sekarang relijius dipertentangkan dengan sosialis/komunis, berantem terus yang mana itu melanggar ayat 3. pancasila sekarang hanyalah 5 ayat random yang sekadar dihafal dan dibacakan TANPA ada pemaknaan mendalam. saya masih yakin pancasila akan menemui titik terang karena saya yakin yang diniatkan untuk kebaikan maka hasilnya kebaikan, tapi tidak sekarang, mungkin 100 tahun lagi (kalau indonesia masih ada).. :))
Kalau menurutku negara2 sekuler ini bukan tidak mengenal Tuhan atau mengolok2. Tapi justru karena agama itu sakral, jadi digunakan sebagai panduan moral diri sendiri aja. Negara dan orang lain ga boleh mencampuri urusan pribadi dengan Tuhannya masing-masing. Justru negara dan society yang mengumbar agama itu merupakan inti permasalahannya.
Memang... Suka bgt nonton bola komen ini itu ini itu ttg sepak bola... tp berapa anak muda d sekitar kita main/latihan sepak bola setiap sore?? paling 1-2 org / 50 org
Jalan aja malas apalagi olah raga, saya pernah jalan kaki dari rumah ke tempat tujuan yg cuma 15 menit, teman teman saya di sana pada heran kenapa mau capek2 jalan kalo bisa naik motor, bahkan mereka mau jemput kalo gk ada kendaraan. Ya ampun padahal jalan 15 menit itu gk kerasa
Orang Indonesia sebenernya rajin berolahraga, tp gabisa fokus krn untuk diseriusin olahraga hanya pilihan kedua.. jikapun mau fokus tdak akan cukup kl sarana dan prasarananya tidak memadai..
alasanya cukup simpel karena manusia sekarang lebih di ajarkan untuk demoralisasi sejak dini seperti berbohong menipu,dll karena masyarakatnya sendiri mengajarkan hal itu ke anak kecil lainya di karenakan ketika melakukan hal yang sangat amoral orang2 bakalan respect dan mendapatkan keuntungan lebih dan itu juga berlaku sama halnya kepada wibu2 yang suka belajar filsafat untuk memanipulasi orang di karenakan karakter anime seperti ayano koujin johan liebert dan kawan2 karena kebanyakan wibu yang gw temuin pasti bahasnya filsafat machiavelisme mulu kebanyak orang2 yang suka mention buku tersebut yaa karena dia cuman mao pamer bahwa saya bisa memanipulasi mu kan kebanyakan gt wibu2 makanya kalo masuk lebih dalam circle wibu pasti banyak drama kenapa banyak drama yaa karena alasanya yang sebelumnya yang udh saya jabarkan
Konflik agama tidak pernah terjadi di China sejak mulainya peradaban manusia, apakah ini ada kaitannya dgn tingkat IQ? Mohon penjelasannya, terima kasih GG.
Sekuler akan membentuk budaya pola fikir masyarakatnya untuk mengedepankan sains dan penelitian untuk melampiaskan ke ingin tahuan mereka, lalu menggunakan agama sebagai pemenang Jiwa. Sebenarnya jika Islam berjalan berdampingan dengan sains juga hasilnya akan bagus
Ya sama kayak Islam di waktu masa kejayaannya banyak lahir ilmuan islam dikala itu mereka suka Sains dan penelitian gak ribut masalah agama seperti sekarang
Secara garis besar nya yg bisa saya ambil dari video guru gembul ini. Negara Sekuler : religius dengan cara action. Langsung melakukan apa yg tertulis di Kitab2 agama. Contoh : jgn buang sampah sembarangan . Negara Religius : lebih mengutamakan simbol/ritual, hafalan, diskusi tentang pendapat pemuka agama satu dgn yg lainnya. Contoh : gk perlu di sebutin ya , gugem udh sering kok ngebutin contoh ini. Jadi itulah beberapa hal yg saya tangkap. Powered by Adem Sari Chingku
Nahh, iya bg, yg salah dari pola pikir orang muslim Indonesia adalah mengesampingkan perbuatan dengan cara action seperti yg anda sebutkan tadi, padahal keduanya sama sama esensial dalam ajaran Islam.
Kita tidak mempraktekkan agama dalam hidup sesehari, kita hanya menjalankan ritualnya saja. Seandainya ritualnya kita terjemahkan dan laksanakan dalam kehidupan nyata, kita akan maju. Contoh sederhana: buang sampah pada tempatnya, karena kebersihan adalah iman. Nyatanya: sampah di mana mana , wkwkwk
Kemungkinan besar, dilihat saat ini kebodohan umat justru dipertahankan oleh mereka para elit agama untuk mempertahankan status sosial dan ekonomi mereka para oligarki agamawan 😁 🙏
Makanya memainkan isyu agama atau kasarnya menjual agama bagi para politikus itu masih jadi andalan ... makanya akan di mainkan lagi oleh byk kepentingan. Contoh yg kurang baik tentunya pernah di lakukan dengan ayat dan mayat ... sebenarnya itu gak fair tapi yah gimana. Klo itu menurut pribadi sudah teror lewat agama bukan jualan agama lagi. Preman dan prilaku kriminal lebih takut klo stigma kafir dan mayatnya klo mati tidak di mandikan dan di sholatkan.
Izin menyampaikan opini, sebelumnya diperjelas saja dl, menurut saya sekuler itu ad 2 tipe, yakni sekuler secara hukum (pemisahan agama dan negara) dan sekuler secara sosial (pengaruh agama di masyarakat sangat minim dan kebanyakan penduduknya tdk beragama atau agama ktp doang) Lebih tepatnya bkn "negara jadi maju karena sekuler" tapi "negara jadi sekuler karena maju" maksudnya gini: Rata2 negara maju itu penduduknya sejahtera, semua fasilitas ada dan tercukupi, politik sosial relatif aman dan stabil, serta saya rasa selain AS semua negara maju punya sistem welfare state yg intinya org yg benar2 tdk mampu akan dpt bantuan dari pemerintah sehingga setidaknya kebutuhan dasarnya tercukupi. Dengan kondisi yg seperti ini, wajar jika pengaruh agama memudar di masyarakat dan negara jadi sekuler secara sosial, karena trz terang saja manusia itu (tdk semua tapi rata2) religius karena kepepet. Karena di negara maju semuanya aman dan tercukupi, maka kebanyakan orang merasa "agama tdk penting" karna toh mrk baik2 saja didunia ini jadi knp harus "begini begitu lagi". Mungkin simplenya baraya coba menilai diri sendiri2 biasanya paling rajin ibadah mempraktekkan agama dkt dgn Tuhan dll disaat lagi susah atw disaat lagi happy aman sentosa? Nah kalo udh tau jawabannya sekarang coba aplikasikan itu ke tingkat 1 negara, kira2 seperti itu Lagipula tdk semua negara maju itu sekuler secara hukum. Norwegia yg merupakan negara termaju dan terkaya diseluruh dunia secara hukum merupakan negara teokrasi dan bkn negara sekuler (gereja lutheran menjadi agama negara meskipun hanya pd prakteknya itu hanya simbolis saja) dan rata2 negara eropa utara juga begitu. Mrk jadi sekuler secara sosial semenjak thn 1950an/1960an disaat ekonomi pesat sampai akhirnya jadi negara maju seperti sekarang.
nice opini. setuju baraya. tp jika suatu negara benar2 menjadikan agama sebagai landasan dari prilaku sehari2 utk setiap warganya terutama untuk pemimpinnya, yg otomatis akan berdampak pada negara, tentu saya yakin negara akan menjadi maju dengan sendiri ny. dengan catatan "benar-benar dijalankan oleh semua/sebagian besar orang". tp ya kalau melihat realita saat ini, hampir mustahil mengharapkan setiap org untuk taat agama. karena saat ini terutama setelah era industrialisasi, perkembangan ekonomi menjadi sangat pesat, org2 jd merasa tidak perlu berdoa dan kesadaran akan keberadaan Tuhan pun semakin memudar. yg kasihan adalah negara yg masih stengah2, perkembangan ekonominya lambat, dan penerapan agamanya pun tidak maksimal. Makanya negara itu tidak maju2. solusinya ya seperti kata2 pak gembul. negara it harus benar2 menerapkan suatu ideologi yg benar2 mereka yakini, entah itu sekuler, agamais, komunis, demokratis, liberal, atau apalah agar ada perubahan. lagipula segala hal yg setengah2 itu hasil ny gak akan bagus.
Kalo lihat data korelasi antara negara maju dengan religiusitas atau sekularisme pada masyarakatnya, pertanyaan saya adalah. Apakah jadi sekuler dulu baru jadi negara maju? atau jadi negara maju dulu baru masyarakatnya akan sekuler? Negara maju eropa itu dulunya (ada yg sampe sekarang) adalah kerajaan teokrasi, Misal kerajaan inggris dengan church of england, kerajaan norwegia dengan church of norway. Sampe sekarang pun raja/ratu inggris mesti anggota dari church of England, dan sampai tahun 2012 anggota parlemen norway mesti anggota dari church of Norway. Meskipun begitu seiring dengan kemajuan negaranya, pengaruh agama (gereja) dalam pemerintahan makin berkurang (sekuler) dan masyarakatnya makin irreligius (dalam perspektif abrahamik). Hal ini berbeda dengan negara yang "dipaksa" sekuler seperti Turki yang begitu begitu aja, bahkan (hampir) krisis. Sekarang kita punya contoh negara teokrasi non-eropa yang secara ekonomi berkembang maju, misal negara seperti UAE & Qatar. Kita lihat aja 50 tahun kedepan, kalo ternyata negara nya makin sekuler berarti hipotesis tentang maju dulu baru akan sekuler lebih tepat. Sebenernya Indonesia secara hukum itu udah sekuler, karena gak ada otoritas agama yang membawahi pemerintah. Untuk konteks Indonesia lebih baik fokus ke pembangunan ekonomi dan pendidikan saja, nanti sikap "religiusitas" yang buruk, seperti intoleransi, kekerasan atas nama agama, atau mistisisme yang gak logis dan rasional saya rasa bakal berkurang perlahan. Kalo dipaksa lebih sekuler jadinya bakal rawan konflik.
@@squidwardgurun8678 tergantung. "According to the CIA Factbook, Turkey is a developed (first-world) nation while on the other hand organizations such as FTSE classify Turkey as developing." Menurut IMF juga masih developing.
@@izu517 negara maju pertama yaa negara2 Barat atuhh ngab kek Inggris, Prancis, USA, dll.. Dulu Turki pas baru merdeka aja masih terngiang-ngiang dgn julukan mereka sebagai "The Sick Man of Europe" 😂
Nah iyaa... Justru negara-negara "monarki" di Eropa kek UK, Swedia, Norwegia, Denmark, Monaco, Liechtenstein, Luxembourg, Belanda, Belgia, dan lainnya itu adalah Negara Monarki Kristen. Raja/Ratu di negara tersebut "wajib" menjadi pemimpin Gereja negara mereka sm seperti Paus dgn Vatikannya. Dan juga anggota kerajaannya pun 100% Kristen hingga dipemerintahan juga sekitar 70-80% Kristen. Lambang negara sampai Benderanya pun mengandung unsur-unsur Kekristenan yg sangat jelas seperti Salib di negara-negara Skandinavia dan Union Jack milik UK. Dan yg menjadi point pentingnya adalah mereka (negara monarki Kriaten) itu udh ada jauh sebelum era Sekularisme dan Humanisme.
Pak guru, mooh maaf ni kalo bole minta dibuatin konten. Coba bahas Pak mengenai codex gigas, codex seraphinus, gayat al-hakim (picatrix), kitab al-bulhan (book of wonders) dari perspektif Guru. Soalnya nyari diinternet informasinya cukup sedikit dan cukup misterius, hehehe.
Bedanya Indonesia dengan negara2 maju sekuler adalah negara menerapkan prinsip-prinsip agama pada habluminannas sementara orang Indonesia berfokus pada habluminallah
Indon yg mayoritas muslim tidak maju krn salah mengartikan Islam. Islam tidak dilaksanakan secara kaffah, tapi hanya sebatas ibadah mahdloh. Islam pernah berjaya pd abad pertengahan, ketika itu ilmu pengetahuan sangat maju. Mereka berhasil mengartikan Islam dg tepat. Jadi untuk maju, tidak harus sekuler. Tp menafsirkan Islam dg benar, mk muslim akan maju. Begitu pak Guru.
Bukan hanya Indonesia yg tidak maju. Semua Islam rata2 negara mundur, tertinggal , miskin melarat dan bodoh. Cuman 1 negara Islam yg kaya raya karena masih ada cadangan minyak. Negara Islam lain semua babak belur. Kalau negara2 Islam pada maju, warga pasti gak lari ngungsi ke Eropa.
Indonesia ngga maju bukan karena ngga sekuler, tapi karena terlalu mabok agama. Religius tampilannya doang, tapi korupsi, sogokan, ga taat aturan, ah sudahlah... 😂
saya sependapat pak gembul beberapa hal mengenai Kristen Protestan dieropa, pertama gereja khatolik terlalu powerfull dan tidak ada Lembaga yang mengawasi dalam hal science, ekonomi, spritual, politik dalam kehidupan bernegara di eropa pada "Dark Age of Europe" sehingga dimanfaatkan beberapa oknum gereja untuk kepentingannya sendiri pada jaman itu. Bukti kongkretnya adalah diperjual belikan surat indulgensi (surat penghapusan dosa) jaman Martin Luther, kesalahan teori ilmu pengetahuan (Galileo Galilei dll), banyak orang yang disiksa dan atau dibunuh dituduh penyihir dll. Beberapa hal itu membawa kemunduran bangsa eropa. satu hal yang menurut saya eropa maju karena mereka bisa membatasi antara hukum positif & negatif (Duniawi) dalam hidup bernegara dengan hukum agama (Spritual) sehingga tidak saling bertabrakan dan tergantung case by case
Karena kita hidup di dunia simbol. Religius atau sekuler sering kali dinilai dari simbol dan atribut dibanding praktik. Misal dari foto demonstran yang tadi Pak Guru tunjukkan, secara simbol dan atribut akan dimaknai sebagai religius dari pakaian yang dikenakan. Padahal secara praktik, demonstran tadi melanggar aturan religinya sendiri. Banyak simbol yang dimaknai secara keliru atau keliru memilih simbol untuk suatu makna.
Permisi pak guru, bukan kah “ protestan “ itu berinduk dr singkatan “ pro testament “ memang pada kenyataan nya mereka membuat gerakan protes terhadap gereja tp tetap semangat awal mereka ya kembali ke al kitab. Kalau seandainya memang benar seperti itu berarti logika penjelasan pak guru sebagian kurang tepat ( khusus menyinggung masalah negara norwegia yg sekuler) . Semog dibaca pak
Benar sekali pak guru .. sy prnh tgll 3th di jepang .. awal dtg disna betapa sy kagumnya orang jepang yg definisinya tdk beragama namun etika smgt lebih dr org beriman bahkan yg namanya kebersihan itu bagian dr keimanan mereka.. betapa malunya jika berbuat kesalahan ..
Takutnya sih ada oknum-oknum yang atas nama agama untuk kepentingan kelompok dan kelakuannya seperti orang yang tidak mengenal Tuhan tapi ngaku-ngaku beragam takutnya bikin iman orang-orang yang taat menjadi goncang lihat kelakuan oknum beragama Yang bertingkah seperti orang yang tidak mengenal Tuhan
Islam lebih menghabiskan sumberdaya ya untuk mengembangkan agama, mengurusi ritual dan segala permasalahan agama bahkan membebani kerja pemerintahan. Dari dulu selalu terjadi gesekan diantara sesama maupun dengan pihak luar. Membuat masalah dan mempermasalahkan.
Cara revolusi di Indonesia yang paling tepat, banyak banyakin konten Ekonomi, Filsafat, Revolusi Budaya, dan Teknologi di Yucup Cara revolusi di negara Jepang: Civil War ngelawan orang² samurai kolot yang dungu gak mau maju secara totalitas
Semangat guru Gembul sllu Saluttt,,,, Yg paling parah ideologi bangsa ini hanya Ideologi topeng belaka. Bukankah kemunafikan yg melekat pd jiwa raga masyarakat kita. Yg katanya ber Agama ternyata pelanggar aturan agama, yg katanya membela agama ternyata perbuatannya perusuh perusak agama. Yg jelas hampir semua penuh dg kepalsuan dan tipu daya nafsu duniawi. Jika benar jiwa setiap org apapun agamanya dan memahami tentang puncak perjalanan dirinya secara individu sebenar riligi. Negeri ini negeri damai sejahtera. Bagamana mungkin mdpt predikat damai perusuh zalim tdk peduli ini bebas" sj berbuat sekehdknya. Apakah ini demokrasi kan hanya topeng agar diakui bersimbol halal.
hadir pak guru. Ada buku yang sangat menarik dan menurut saya sangat kritis dan gamblang membahas tentang akar masalah dunia Muslim kontemporer termasuk membahas sekulerisme di dunia Muslim. Judul bukunya adalah "Islam, Otoritarianisme, dan Ketertinggalan" penulisnya Ahmet T Kuru.
Kita sepatutnya meniru Polandia,negara yang berhasil menjadi negara yang maju dengan menyeimbangkan nilai keagamaan dengan sekulerisme. KALAU ANTI-ISLAMNYA JANGAN DITIRU
jangan "meniru" kita ga bisa paksa install budaya eropa ke asia tenggara, poland adalah negara katolik yang konservatif secara sikap dan baru transisi dari komunisme ke social-democracy dengan budayanya
Kehidupan beragama tercermin dalam sikap dan tindakan sehari hari dalam bermasyarakat. Bukan untuk dibicarakan, apalagi diperdebatkan. Karena agama adalah sesuatu yang sakral, sesuatu yang suci.
Tidak ada itu hanya delusi yang dipercayai secara massal, dan cerita yg tidak pasti secara turun temurun. Magis itu sebenarnya ya ilmu kimia dan fisika.
Seandainya kamu menjadi ahli kimia atau ahli biologi di zaman kegelapan Eropa yang masih percaya penyihir dan bertepatan saat wabah Black Death kemungkinan dirimu bisa dituduh sebagai penyihir
Semua orang itu bisa dengan mudah mengklaim bahwa mereka regilius atau paling agamis, paling dekat tuhan. Tapi kan belum tentu itu benar, yang tau kan cuman Tuhan, wong yang nilai juga Tuhan.
Bahwa negara sekuler lebih maju ketimbang negara religius itu fakta, contoh negara2 skandinavia dan Jepang. Tetapi menurut saya, lebih tepatnya semakin maju suatu bangsa kecenderungan untk menjadi sekuler lebih besar. Negara maju cenderung sekuler karena masyarakatnya modern dan bersikap realistis, mereka berhasil menerapkan sistem/cara yg baik untuk kemajuan rakyatnya dan bahkan memajukan peradaban manusia. Sehingga mereka sadar bahwa tanpa melibatkan aturan2 dan dogma agama mereka bisa menciptakan rasa aman, rasa keadilan, dan tentunya kebutuhan dasar yg sudah terpenuhi. Sehingga kecenderungan memohon kepada sesuatu yg tidak pasti lama2 pudar. Meraka Sadar bahwa sains & teknologi adalah tools utama untk perkembangan & keberlangsungan hidup manusia.
Ada yg paling menarik dari pembahasan ini yaitu ada 7 pelanggaran agama apa bila ada demo(foto) dan pak guru bilang ini justru melanggar syariat agama islam dan thogut...tapi saya setuju pak
hmmmm setuju apapun nama ideology dan sistemnya apa pin itu ujung"nya pasti gitu" aja di indonesia. karena kebanyakan dari kita adalah orang" egois yang cuma pengenya kerja santai tapi gaji melimpah.
Menurut opini pribadi saya, sekuler itu tidak selalu berkaitan dengan mereka yang mementingkan dunia dan mengabaikan agama/akhirat, namun juga mereka yang terlalu berlebihan pada urusan agama/akhirat sehingga faktor faktor kemajuan umat Islam yang sering dianggap sebagai "Kepentingan Dunia" dianggap tak perlu dipelajari/didalami karena mendalami agama saja sudah cukup. Padahal penerapan/pengaplikasian terhadap apa yang kita pelajari pada agama bukan hanya pada ibadah kita saja.
Polandia adalah negara paling kristen di Eropa. Kristen sangat konservatif, penduduknya seperti kelompok 212 tapi versi kristen, Bisa disamakan seperti Afganistannya kristen, Dan bisa sangat maju. Dengan menjunjung tinggi nilai nilai kristen katolik yang kuat. Moral nya tetap terjaga.
Semaju apa sih Polandia bila dibandingkan dengan Prancis yg sekuler?? Setahu saya Polandia bisa bertahan juga karena dukungan ekonomi Jerman yg juga sekuler dan juga Uni Eropa 😅
@@meong6809 soal sekuler atau bukan, mending dilihat dari kualitas moral masyarakatnya. Betul, kalo ekonomi mah tinggal minjem uang, buat bisnis besar, bayar utang pake omset berlebih. Cobalah bandingkan negara mana yang lebih bermoral?
Ini semua tentang "porsi" haluan bangsa kita mau diarahkan kemana. Ada porsi haluan bagi agama, ada porsi haluan bagi sains, ada porsi haluan bagi ekonomi. Edukasi yang dibangun kepada masyarakat ditiap bangsa itu berbeda-beda sesuai dengan porsi diatas. Ketika kita sudah tahu porsi bangsa kita mau dititikberatkan kemana maka otomatis itu akan membentuk budaya. Kita lihat negara-negara barat ketika di era industri, mereka sangat menitikberatkan porsi kepada sains serta bangsa China setelah lewat perang dunia ke-2 mereka menitikberatkan kepada ekonomi. Dan sekarang lihat bangsa kita, kita lebih menitikberatkan kemana?! Negara-negara barat dikatakan maju dalam sains, negara China dikatakan maju dalam ekonomi, sedangkan RI mengapa belum dikatakan maju? Karena tidak ada porsi yg dititikberatkan, bahkan ketika hendak menitikberatkan kepada agama, malahan tidak maju didalam porsi agama karena angka-angka kejahatan di dalam agama malah merusak parameter agama itu sendiri. Jadi RI seolah kelihatannya menjadi negara religius terbesar dan dianggap sebagai kemajuan bangsa tetapi itu bukanlah kemajuan karena besarnya angka-angka kejahatan di bangsa kita yang justru melawan agama itu sendiri. Artinya kita belum bisa maju karena tidak adanya keseriusan untuk menitikberatkan kepada salah satu porsi diatas dan porsi yg paling sulit untuk maju adalah porsi agama karena indikator kemajuannya sangat sulit diukur, bagaimana kita bisa mengukur seseorang itu beragama atau tidak?! Apakah dr atribut agama yg dipakai?! Atau pengalaman spiritual seseorang?! Lalu lantas kalau begitu bagaimana mengukur kadar spiritual seseorang?! Akhirnya porsi agama menjadi porsi yg sulit diukur parameter kemajuannya karena memang abstrak sifatnya dibandingkan dengan porsi sains dan porsi ekonomi yang lebih bisa diukur level dan tingkat kemajuannya atas bangsa yg mengambil haluan porsi tersebut. Akhirnya bangsa kita harus menetapkan haluan secara bijak porsi mana yg mau dititikberatkan, tetapi melihat karakter bangsa kita yg cenderung masih berat kepada agama namun tidak pernah serius maka ini akan menjadi PR besar bagi bangsa bagaimana mencapai sebuah kemajuan.
Orang Kristen harus sekuler bila mengacu pada Yesus Hamasiach : "BERIKAN KEPADA KAISAR APA YG MENJADI HAK KAISAR dab BERIKAN KEPADA TUHAN APA YG MENJADI HAK TUHAN"
Indonesia meributkan hal-hal yg itu-itu saja, pandai membuat aturan dan pandai pula memanipulasi aturan itu dgn undang-undang yg di otak-atik para wakil rakyat,,salam sehat selalu Pak Gurgem
menurut saya ada peran budaya sekuler untuk membangun solidaritas modern (sentimen nasionalis) yg mampu merespon tantangan eksternal yg muncul demi nasionalisnya. Yg sekarang sentimen2 itu pragmentative, benturan, bersaingan, sehingga tak terjadi resultan. Kenapa penghayatan P4 di masa lalu tak mempan meningkatkan budaya nasionalis, kang Gembul sebagai pendidik pasti paham. Hidup adalah menghadapi kenyataan, bukan spekulasi. Seharusnya spekulasi itu adalah tahap akhir dari ikhtiar, bukan di tengah apalagi di awal. Banyak akhli mengatakan "pendidikan kurang" jangan dilihat ijazah.
P4 di masa itu bersifat indoktrinasi dan dogmatis alias ketaatan yang dipaksakan. Bisa damai dan aman, ya, tapi dipaksakan dengan kekuasan otokratik dari presiden sampai babinsa di tingkat desa. Begitu Pak Harto lengser, kekuatan yang mengekang itu lenyap, dan semua ketaatan yang dipaksakan itu bubar jalan, masing2 ambil jalan sendiri2. Pada saat itu pula fundamentalisme berkembang pesat. Memang ada kegagalan bangsa ini dalam nation building. Masalah ini sudah dibaca oleh Sukarno, dan mengatakan bahwa revolusi belum selesai, namun beliau sendiri gagal karena terlalu banyak terpaku pada eksperimentasi ideologi seperti Nasakom.
@@onisuryaman408 memang ada benarnya kalau dikatakan dogma, karena itu membangun idiologi melalui filsafat, bukan dari tradisi. Saya sedikit terbetik pemahaman bahwa kegagalan itu ksrena kurang artikulasi. Membangun filsafat haruslah sangat jelas tujuan pokoknya dan menggunakan premis bahwa kebenaran sosial itu tidak tunggal mska perlu ada idiologi bersama sebagai tatanan hidup bernegara yg berhadapan dg tantangan eksternal. Mungkin ini kekurangan utamanya, sehingga para pendidikpun tak paham mengapa harus ada idiologi tunggal.
Siang Pak guru, bagaimana kalau yg diukur indeks korupsi, saja. Kenapa negara2 yg mengedepankan pemisahan agama dan negara indeks korupsi kecil, sedangkan negara yg ikut campur dalam urusan agama indeks korupsinya besar?
@Edy Khang yah emang gitu konsepnya baraya !!!!! BAHKAN menurut salah satu pemuka agama.. walau pun korupsi pasti tetap masuk surga karena pilihan agamanya ... ada kok youtubenya dan diamini banyak pihak
Bukannya sejak proklamasi kita sudah sekuler, sekuler versi +62. Ttp kalah sama negara lain, masalah utamanya di SDM, pendidikan. Bkn sekuler ngak sekuler.
@@gurugembul Depaknya yg sekuler? Ingat guyonan slh satu mantan presiden yg suka guyonan. Di depak itu semuanya ada, makelar ada, maling ada, calo ada..yg ngak ada cm satu, agama. Departemen yg sekuler.. itu goyonannya. silahkan kl mw dibahas, tp pinggir jurang 😊
7:40 wih ngeri.....pak gugem bisa di serang fans garis keras hti dan ISIS,jihadis kok d bilang thogut 😱 Btw semangat pak gugem untuk menyuarakan kebenaran yg selalu d biaskan oleh oknum2 tertentu atas nama agama 👍👍
@@seasonproductionstv jangan salahkan agamanya, tapi salahkan umatnya...tapi sayangnya prilaku umatnya itu merupakan buah dari implementasi ajaran agamanya
@@seasonproductionstv Agama tak pernah salah brother...karena AGAMA sendiri notabene adalah sebuah frasa produk budaya linguistik sansakerta yg lahir dari peradaban hinduisme dan mempunyai arti TIDAK KACAU A = TIDAK GAMA = KACAU
Bagaimana bisa kita maju dalam semua hal... Sedangkan kita sering mendengar tausyiah dari ustadz Ustadz bahwa kita jgn mengejar dunia, pikiran kerdil itu sdh mengakar sejak kita kecil.
Saya pengen banget ngelihat masjid jadi al kuttab seperti di zaman nabi ,jadi al kuttab itu seperti mengajar di masjid dan fasilitas khusus untuk mengajar
Socialist yg pas buat indonesia biar dipaksa dlu terbntuk mentalitas positif nya, dbntuk paksa mental militan nya dlu dlm hal2 yg baiknya sprti misalkan militer dipksa utk disiplin, utk bersih n ga nyampah dengan sanksi hukum tegas scra finansial or bhkan fisik n dipksa rapih organize, dipksa utk berhasil memenuhi misi n pencapaian2 ky bushido, dipksa utk patuh n loyal pd hukum n aturan, krn emg karakter org indo g mau diatur, g mau kompak. Dlu jg eropa gitu, tp dipksa n dipksa krn situasi n jg pemerintah yg militan, stlh trbntuk mentalnya yah pasti kbntuk jg karakter bangsa nya,
Negara yg maju bkn karena sistim pemerintahannya yg sekuler aja.tp Karena agamanya jg baik. Yg mengajarkan kebaikan. Bkn mengajarkan mengkafir"kan orang dan melecehkan agama orang lain pahamkan.
@@taubat5255 bukan gak ada pelajaran agama tapi gak dimasukin kurikulum doang. Kalo mereka mau belajar agama ya ttp ada institusi nya paling gampang nya ya di gereja" mereka. Ya intinya pelajaran agama bukan lah hal formal yg ada di kurikulum tapi lebih cemderung informal
Susah bro manusia Indonesia itu munafik contohnya yang bikin aturan hukum cambuk untuk pezina di Aceh malah dirinya tertangkap berzina susah banyak orang yang munafik nggak punya urat malu makanya enggak maju negara ini
Bener, misalnya, amalkan hadis "menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap muslim," jangan sampai orang-orang nggak mau belajar fisika atau kimia dengan alasan "belajar fisika sama kimia nggak bikin masuk surga." 😅
Orang yg maju akhlaknya pasti otomatis maju jg tekhnologi dan kehidupannya, akhlak dan adab yang baik pasti membentuk org yg baik dlm berfikir dan mau belajar sampai dirinya bsa berkembang. Klo ada org yg ngaku beradab tpi dia tdk punya kemampuan berfikir yg baik/bijak artinya dia cma pura2 beradab biar terlihat baik
Assalamualaikum pa guru, ga kerasa udh di penghujung episode hampir 400 nih, 10 lagi, saya nonton guru gembul dari episode yg 20 tanda orang tidak bahagia. Saya nonton episode guru seringkali sebagai peneman jadwal makan hehe.. Jadi sambil makan tuh nyimak pembahasan dan diskusi dari guru, durasi video yg slalu antara 15-20 menit sangat cocok banget . Moga selalu sehat dan juga selalu ada inspirasi untuk bikin video. Salam Soreang sabilulungan
Sejak saya mendengar bang rocky gerung mengatakan pancasila bukan ideologi, saya kebingungan maksudnya apa, setelah mendengar dari guru gembul, saya baru lebih sedikit mengerti maksud bang rocky waktu itu.
Benar guru Indonesia negara yg banyak munafikx terutama pejabatx banyak yg mengaku nasionalis pancasilais tp sama sekali tdk ada satupun dri keduanya yg dy terapkan dalam kepemimpinanx.Indonesia kalau mau maju harus benar" menerapkan Pancasila secara keseluruhan.
Menurutku, pemikiran² Mustafa Kemal itu bisa tuh sekali² dikaji (kalau Biografi kan udah). Sebab ya itu.. Mustafa Kemal Atatürk juga sebenarnya ingin membawa penafsiran Agama yang lebih luwes menghadapi zaman. Meski caranya radikal sih, tetapi bisa itu dibahas. ☕🔥
Karena di jepang menganut satu tuhan (monotheis) sementara di disini menganut banyak tuhan (polytheis) jadi umatnya auto berdebat tuhan siapa yg paling hebat
@@muchammadfaisal7651 iya tuhannya satu kami-sama....lha kalau disini kan tuhannya banyak.. Ada allah Ada yesus Ada ida sang hyang widi Ada tuhan impersonal nya buddha Ada ranying hatala Ada mulajadi nabolon Ada sang hyang kersa Dan banyak lagi yg lainnya Makanya masing2 umat berdebat tuhan siapa yg paling hebat
Indonesia oh Indonesia.. Jangan lah menjadi Negara maju. karena Sudah banyak Negara yg maju. Kalau jadi Negara maju Semua. nanti nya gak ada Negara yg terbelakang Dong.. 🤭🤭🤗🤗🤗
sekuler maksudnya: brpolik tanpa mncampuradukkan agama,, bukan brrti mereka tak beragama/beriman pd Tuhan, tp biarlah iman itu urusan pribadi dngn Tuhan,
Ada ceramah agama yang mewajibkan ummat beragama untuk wajib mengutamakan agama n selalu memperjuangkan agama dalam segala aspek kehidupan. Alasannya hidup di dunia ini hanya sementara waktu saja, sedangkan hidup di akherat itu kekal selamanya. Tidak apa-apa sekarang hidup miskin n menderita, yang penting nanti bisa masuk surga. Ini bisa membuat orang menjadi mabok agama. Dijualnya sawahnya satu-satunya tempat mencari nafkah demi bisa naik haji. Pikirnya soal rejeki itu sudah diatur oleh Yang Di Atas. Mana mungkin Allah akan membiarkan menderita orang telah berusaha memenuhi panggilan- NYA ? Giliran menderita, anggaplah ini sebagai ujian hidup agar bisa semakin beriman. Yo wislah.
Sepertinya bukan masalah agama..karena di negara kita ini lebih banyak orang beragama tapi ga pernah beribadah alias sekuler toh tetap jadi negara brkembang.. Standart pola pikir dan budaya manusia asia tenggara memang segitu jgn kita bandingkan dengan eropa amerika dan asia timur.
Labelling, identity captured, rule uniformity dls itu yg menghambat kemjuan.Solusinya: kolom agama di KTP (identity card), dan undang ² kolonial harus lah di hapuskan... Salam ...
Negara-negara sekuler kebanyakan maju karena kebanyakan dulunya menjajah negara lain ratusan tahun. Emas, perak, dan materi berharga yang dikumpulkan ratusan tahun dari negara jajahan tentu saja sampai sekarang masih utuh dan sekarang catak kertas yang diberi gambar dijual dengan harga amat mahal (uang hampa)
@@ashraarrafi5810 negara yang anda sebutkan hanya korea selatan yang cocok sedangkan yang lain ada mantan penjajah contohnya Rusia inti dari Uni sovyet bersama Ukraina yang menjajah belasan negara/kerajaan/kesultanan Islam ambruk setelah menjajah Afghanistan, China negara komunis totaliter yang menghianati komunisme yang bekerjasama penjajah AS dan mengamalkan penjajahannya dengan menjerat hutang pada negara-negara berkembang atau miskin untuk dikuasainya. Sedangkan Singapura itu negara penyamun (negara tempatnya pencuri mengelola uangnya koruptor Indonesia, Philipina, Malaysia dll) dan pengelola uangnya kolongmerat hitam negara-negara asia terutama Indonesia. Untuk yang lain dimohon dicari sendiri ya
Penerapan nilai nilai yang mendukung kemajuan suatu bangsa. Bukan agamanya. Menghafal suatu kitab yang butuh banyak energi waktu dan tenaga...tentulah akan mengorbankan waktu yang lain untuk kemajuan ekonomi. Waktu ritual ibadah yang sering dan lebih lama tentunya akan mengurangi jumlah jam kerja ataupun jam istirahat. Demikian pula ibadah haji yang butuh tenaga waktu dan dana yang besar, akan mengurangi kesempatan investasi... Ajaran yang cenderung merasa benar sendiri dan menyerang pihak lain tentu juga akan menghancurkan keadaan yang ada..ini jelas merusak pembangunan... Dan juga ada sikap primitif yang selalu dikerjakan pada era sekarang.. Pemahaman ekstrem tentang mencari akherat dengan mengorbankan dunia dll Masih banyak yang lain...
na dalam perspektif saya itu justru sekuler. pihak sekuler adalah pihak yg mwngatakan yg penting akhirat. dunia sementara. itulah yg sekuler karena ada dikotomj akhirat dan dunia
lucunya rakyat negara yang tidak tersita waktu sholat , tidak menghapal kitab , tidak mengeluarkan biaya ibadah haji , tidak merasa benar sendiri , herannya kok juga tidak maju maju , contoh negara negara Afrika Tengah dan Selatan, Madagaskar , Amerika Latin , negara negara Karibia , negara negara Pasifik , juga tidak maju maju, .... Jadi bingung saya....
Agama hanyalah simbolisasi untuk digunakan sebagai alat legitimasi politik kaum yang miskin intelektual, mereka mengaku ngaku bahwa kelompok merekalah yang menjalankan agama secara plural dan fundamental, namun justru mereka malah melenceng dari nilai nilai serta norma agamanya
Tolak ukur maju atau tidaknya bukan karena agama. Siapa yang menang perang, merekalah yang berkuasa. Karena saat mereka berperang kita bahkan belum jadi sebuah negara. Untuk negara yang lahir pasca perang dunia 2, Indonesia sudah termasuk kedalam negara maju. Apalagi kita tidak disokong secara langsung oleh negara blok seperti singapura yang disokong barat. Kita, dibandingkan negara dunia ketiga lainnya, sudah termasuk maju meskipun bukan yang teratas. Lagipula, adanya peran agama dalam perjuangan kemerdekaan itu sangat nyata. Yakin tanpa agama kita bisa bersatu, berjuang dan merdeka?
Negara maju lahir dari masyaraka yg memiliki kesadaran dan rasa tanggung jawab tinggi. Bila sekulerisme dengan berbagai kebebasanya diterapkan pada masyarakat yang rendah kepedulianya maka yang terjadi adalah kebobtokan dan kehancuran segala bidang.