Fakta Baru: Warga RI Malas Nikah! 

Saya tertarik dengan sistem dimana pasangan yg ingin menikah harus dapat sertifikat "BOLEH NIKAH" terlebih dahulu. Karena tidak semua layak jadi orang tua.

Penyebab malas nikah orang indonesia : 1. Biaya Menikah semakin mahal. Terutama biaya resepsi dan mahar. 2. Lebih mengutamakan karier atau pekerjaan. 3. Gaji yang kecil, sementara biaya hidup seperti harga tanah dan rumah sangat mahal. 4. Banyaknya kasus perselingkuhan dan kegagalan dalam berumah tangga yang diangkat oleh media. Orang2 jadi takut salah pilih pasangan.

Demografi indo mah gak terancam, penduduknya udah buanyak. Ini namanya kesadaran masyarakatnya yang meningkat. Melihat anak saat ini tuh sebuah tanggungjawab, bukan investasi ky pandangan orang2 zaman dulu.

Baguslah mengurangi populasi manusia Indonesia, kadang miris pada nikah punya anak tapi ga sanggup mendidik dan membiayai masa depan nya, alhasil masa depan anak tidak jelas pas besar tidak jadi apa apa malah jadi beban Orangtua dan Negara

"Kalau belum bisa menghidupi diri sendiri, jangan membunuh masa depan seorang perempuan."

Saya melihat pernikahan itu sebagai "Lifetime Responsibility", bukan "Achievement." Perlu kesiapan Mental, Finansial dan pengetahuan yang luas.

Saya ada kenal seorang bujangan yg berusia hampir 60 thn. Saya bertanya, kenapa beliau tdk nikah? Dia menjawab, klu tdk yakin bisa bahagiakan istri dan anak, lebih baik jangan nikah. Itulah keputusan dia. Dia adalah sosok yg jujur, penuh tanggung jawab dlm bekerja, ramah, baik, dan pekerja keras.

Nikah di Indonesia hanya indah untuk 1. Anak Presiden 2. Anak Menteri 3. Anak Pejabat TNI POLRI 4. Anak Pejabat Legislatif DPR MPR 5. Anak Pejabat Daerah setingkat Bupati 6. Anak Pejabat Eselon 1 setingkat Dirjen 7. Anak Pejabat BUMN setingkat Direksi 8. Anak Pengusaha dengan asset min 10M 9. Kalangan Selebritis 10. Anak Pejabat perusahaan tambang dan migas internasional sekelas BP, Shell, Freeport Selain itu jgn coba2 menikah, resiko jualan cireng mercon dan motor parkir di ruang tamu 😂🤣🤣🤣

Syukurlah tanda2 indonesia akan segera jadi negara maju... Diawali dari kesadaran manusianya ( utamanya perempuan) agar tdk buru2 menikah dan produksi anak. Semakin banyak perempuan yg punya akses ke pendidikan semakin bagus mereka jadi punya opsi kapan harus menikah dan punya perencanaan rumah tangga yg baik tdk bisa lagi dibodoh2hi laki2 dg alasan ibadah dll😂... Bukan asal2 nikah hanya karna dengar kata org. Kemajuan suatu bangsa selalu dimulai dari perencanaan keluarga oleh individu2 rakyatnya.. Luarbiasa

SATU SATUNYA ALASAN KARENA CARI UANG MAKIN SULIT, MBAK. BUKANNYA GA MAU, TAPI LEBIH MENUNDA KARENA TERPAKSA. PASANGAN SUAMI ISTRI SEKARANG MAKIN SULIT UTK BISA PUNYA RUMAH SENDIRI. GA TERJANGKAU OLEH PENDAPATAN 😢😢😢

Nikah bukan pencapaian, punya anak bukan pencapaian. Tapi sebuah pilihan.

Nikah pake uang Hamil cek up pake uang Lahiran pake uang Beli popok, susu, bubur bayi pake uang Anak sekolah sd,smp,sma, kuliah pake uang Belum lagi bayar listrik, perpanjangan SIM, biaya makan dll Gaji UMR di Indonesia hanya 1 jutaan yang area pinggiran, lapangan pekerjaan sedikit dengan persyaratan yang tidak masuk akal terkadang saat interview,gimana kita mau nabung dan investasinya? Yang miskin tetap miskin yang kaya semakin kaya

Saya belum menikah karna saya belum selesai dengan diri saya sendiri.Karna menurut saya kalau sudah menikah,kita tidak bisa memprioritaskan diri sendiri.

Punya anak itu tanggung jawab yang besar. Pada faktanya banyak orang tua yang gagal membangun rumahtangga dan yang menjadi korban adalah anak. Jangan melahirkan penderitaan.

Harusnya orang memang ga perlu memaksakan diri menikah ketika ada trauma dr masa lalu apalagi menikah krn peer / family pressure. Semoga kita yg kenal dengan orang yg memutuskan tidak menikah bisa selalu menghargai keputusan mereka dan tdk ikut campur akan keputusan tsb. Hidup udah banyak masalah, lebih baik kita ga perlu mempermasalahkan hal tsb. Dan inget: kebahagiaan berasal dari diri sendiri, bukan orang lain.

Alasan beberapa teman wanita yang jomblo : 1. Awalnya karena punya tanggung jawab finansial kepada keluarga, misalnya karena orang tua miskin namun anaknya banyak. 2. Takut berkeluarga, karena mereka juga punya pengalaman didekati laki-laki menikah, dan mengajak mereka selingkuh. Akhirnya kebanyakan wanita-wanita yang tidak menikah tersebut : 1. Secara ekonomi lebih stabil, rata-rata mereka mulai investasi rumah, mobil, dll. Mereka juga bisa rutin travelling ke dalam/luar negeri, lalu untuk bekal pensiun mereka mulai investasi dan meniti usaha sendiri. 2. Tidak perlu cape mengurus anak, suami atau kadang mengurus mertua dll. 3. Tidak perlu menyisihkan uang untuk sekolah dan masa depan anak. Sebetulnya jomblo lebih berguna untuk orang yang kesusahan, kebanyakan mereka lebih siap membantu.

Manusia lebih menjadi manusia. Bukan seperti hewan yang mengikuti naluri. Ini sebuah kemajuan peradaban. Punya anak itu tanggung jawab besar. Kalau tidak mampu, lebih baik tidak punya anak. Biarlah anak2 yang lahir adalah anak yang diharapkan dan dibesarkan dengan baik. Jika di desa2 juga berlaku, saya yakin semua akan menjadi lebih baik.

Ini masalah saya juga nih. Faktor utama dalam kurangnya minat dalam menikah adalah: - ekonomi yang tidak stabil (yang menimbulkan kekhawatiran saat sudah berkeluarga) - cita-cita yang belum tercapai (yang mungkin akan sulit dilaksanakan jika sudah menikah) - kekhawatiran karena sudah melihat kehidupan rumah tangga yang tidak akur dan kompleks. - mengurus diri sendiri saja sudah sulit, apalagi mengurus orang lain (menyatukan dua pemikiran) Hanya orang-orang yang SIAP yang mau menikah.

Justru malah bagus mnrutku, penurunan minat nikah, populasi menurun, pekerjaan melimpah, gaji minimum naik, tingkat kemiskinan turun secara signifikan... semoga indonesia bisa menjadi makmur seperti negara2 maju, makmur rakyatnya, makmur negaranya..

Saya salah satu pria Indonesia awal 20an yg digempur undangan hajatan sehingga Health poin dompet saya terkuras habis di bulan ini. Alasan saya belum menikah adalah: 1.saya generasi sandwich yg nanggung finansial ortu juga saudara/i yg mereka itu kaum "pinjem seratus". 2.belum punya karir yg bagus walau sudah tetap. 3.properti belum memadai 4.saya belum merasa siap soal beban mental, untuk memiliki istri atau anak 5.saya takut menikah karena saya takut saya tidak mampu membiayai, mendidik dan memimpin pasangan atau anak, mungkin org gampang ngomong " Nikah aja dulu, rezeki mah belakangan" Ohhh tidak, saya bukanlah pria yg rela kalau org yg saya cintai terseret penderitaan dengan embel embel proses dari 0.

Itu sangat wajar terjadi pada zaman sekarang karena kenyataannya hidup semakin susah maupun mahal, masalah ekonomi, lapangan kerja sulit, banyaknya PHk, lebih fokus ke karier, adanya kampanye child free, terjadinya banyak perselingkuhan maupun kegagalan rumah tangga terjadi dimana2, banyak orang yg takut, trauma, khawatir dan belum siap mental untuk melangkah lebih jauh ke jenjang pernikahan. Banyak orang yg lebih nyaman dengan kesendirian dibandingkan mempunyai istri/suami dan anak termasuk saya juga merasakan dan mengalaminya sekarang. Single or married is a private choice. 👍👍

Saya sebagai cwe yg bentar lagi mau umur 30, takut banget nikah. Jaman sekarang tuh manusia lebih gampang selingkuh soalnya fasilitasnya lengkap, cuma butuh niat doang. Amit2 lah kalau saya ngorbanin karir demi ngurusin cwo dan rumah tangga trus tiba2 si cwo ninggalin gtu aja, horror banget gak sih?? Cwo jaman sekarang kebanyakan juga udah gak maskulin lagi, kebanyakan suka main game, males, prut buncit, gabisa diajak komunikasi, pemarahan, childish. Trus Masalahnya bukan di cwonya aja, bisa juga dri mertua yg menindas dan ikut campur, kebanyakan kasusnya sih keluarga laki yg menindas perempuan. Belum lagi tantangan jadi orang tua semakin susah, anak2 jaman sekarang udh bisa bebas akses internet dan you know lah pasti ada aja tersentuh konten negatif, belum lagi biaya sekolah, bullying, mental heath anak, dll. Bayanginnya aja udah mumet, mending gw fokus kerja, pusingnya cuma soal kerjaan, kalau stress dikit masih ada duit buat healing.

Bagus dong terjadi fenomena gini,. Artinya rakyat Indonesia makin realistis,. Tanda2 berusaha untuk maju,. Biar ga stuck dalam kekurangan SDM yg berkualitas 🎉

INTINYA DO WHAT MAKES YOU HAPPY Mau gak nikah, ato nikah tapi childfree , ato nikah dan punya anak semua ada benefit dan konsekuensi nya masing2.. AYO INDONESIA BERHENTI STANDARDISASI HIDUP ORANG BIAR NEGARA KITA MAJU

Kenapa beda kota dan desa, faktornya: 1. Ekonomi. Biaya hidup kota lebih tinggi, takut ga bisa nafkah. 2. Infrastruktur. Di desa kurang banyak hiburan. Biar ga stress, nikah (seks) obatnya. Di kota ada lebih banyak alternatif hiburan. 3. Teknologi dan budaya. Di kota lebih toleran dengan seks bebas, ada akses alat kontrasepsi. Di desa, seks bebas bakal jadi gunjingan, apalagi sampe hamil.

Kalo menurut saya banyak orang yang tidak ingin menikah itu karena mereka melihat orang tua mereka yang gagal membangun keluarga contohnya seperti perceraian dan perselisihan keluarga yang mana ini sangat berpengaruh kedalam pandangan kehidupan mereka entah secara mental dan fisik, ini biasanya menjadi bekal pembelajaran mereka dalam merencanakan pernikahan bahwa betapa sulitnya untuk bertanggujawab entah itu dalam pernikahan mereka dan juga tanggungjawab kepada anak mereka juga tekanan sosial yang terlalu mencampuri urusan keluarga mereka sehingga banyak perselisihan di dalam keluarga yang disebabkan dari luar Faktor ekonomi juga sangat berpengaruh bisa dilihat dari angka perceraian yang tinggi dan menyebabkan banyaknya anak2 broken home di terlantarkan oleh orang tua mereka, masalah ini menjadi standar pembelajaran bagi mereka dalam merencanakan untuk menikah dengan baik dan kenyaatan tersebut sulit dilakukan untuk sekarang ini.

Saya seorang ibu yang tidak akan memaksa sebuah pernikahan kepada anak2 nya..pesan saya temukan pasangan yg benar 2 bisa menghargai dan menghormati pernikahan sehingga ada kerjasama dan kasih sayang disana. .kalau belum siap dengan itu lebih baik bersabar..

Gue kalo liat daerah hijau di daerahku hilang perlahan, tergantikan sama perumahan-perumahan, rasanya malah cukup lega klo memang ada sebagian dr kita yg tdk memaksakan menikah dan punya anak. Gue pribadi gak mau negara kita jadi overpopulasi. Dan untuk underpopulasi pun sepertinya masih jauh, nggak kayak Jepang.

Khusus laki2 : 1.pekerjaan tetap😱 2.gaji di atas umr😵‍💫 3.Harus punya rumah (beserta isinya kaya kasur dll) terus yg pasti harus punya kendaraan🤑 4.kebutuhan pokok keluarga dari makan sampe rinso buat nyuci 😂 5.hobi terganggu😢 6.biaya anak sekolah dari tk hingga kuliah🤧 7. Tagihan listrik💀

Menikah itu harus siap mental, siap finansial. khususnya laki-laki yg akan menjadi pemimpin, imam, bapak, dan tuntutan sosial yg semakin tinggi.

Child free adalah reaksi alami secara natural ketika makhluk hidup merasa lingkungan yang tidak normal atau tidak kondusif untuk berkembang biak maka mereka akan menolak untuk melakukan Proses melahirkan... Hal ini pun sudah dibuktikan secara alami oleh hewan... Artinya kalau sampai sekarang banyak masyarakat yg menolak menikah Dan Punya Anak... Maka ini menjadi gejala yang sama... Bahwa Dunia sekarang ini menghadapi situasi dimana sudah tidak kondusif lagi untuk menikah Dan apalagi Punya Anak... Oleh Karena itu... Gejala2 ini harus sudah menjadi warning bagi pemerintah kedepannya... Solusi Ekstrem diperlukan sekali untuk bisa memulihkan kondisi yg makin tidak normal ini😮

Mekanisme alam, ketika jumlah populasi meningkat maka persaingan akan meningkat hal ini mengakibatkan turunnya angka fertilitas dan minat untuk berkembang biak. Hal ini alamiah bahkan bisa diamati pada spektrum yang lebih kecil pada inkubasi bakteri. Ini adalah mekanisme alam yang berlaku pada semua jenis makhluk hidup.

VALID. Saya sendiri juga berpikiran untuk tidak menikah. Alasannya sih simpel. Selain daripada lebih nyaman dengan kehidupan saya sendiri, saya lebih memprioritaskan untuk menaikkan derajat keluarga saya terlebih dahulu. Selain itu, saya sendiri juga belum makmur dan biaya hidup sekarang sudah terlalu mahal, sehingga saya tidak bisa menjamin kehidupan pasangan saya nantinya.

Saya sejak SD malah sdh kepikiran tdk mau nikah n tdk mau punya anak, Skrg saya sdh tdk muda lagi, punya rumah, mobil, passive income tapi tetep konsisten tdk menikah 😎

Boro boro buat nikah, buat kebutuhan sehari hari aja mentok

Saya ga takut nikah, cuma kalau dipikir2 biaya hidup itu mahal sekali, apalagi kalau berdua, apalagi kalau punya anak. Krn saya ga bisa cuma andalkan jargon "yg penting bisa hidup" ke anak. Anak perlu mendapatkan apa yang layak dia dapatkan sebagai manusia (makanan yg layak, pakaian yg layak, lingkungan yg layak), bukan sekedar hidup saja apalagi pakai mode bertahan hidup. Setiap anak memang sudah ada rezekinya masing-masing, siapkah kita menjemput rezeki mereka? Krn rezeki mereka diberikan melalui kita, apakah kita cukup amanah & tidak egois?

Menikah dan Tidak Menikah haq setiap manusia. "Menikah dengan orang yang salah, akan sangat buruk daripada seseorang yang belum menikah"

Karena generasi sekarang makin punya kesadaran kalau berumah tangga punya anak itu perlu biaya besar dan juga tanggungjawab yang tidak main

Salah satu pertanda bagus ini. Artinya sekarang masyarakat Indonesia udah mulai banyak yang sadar menikah itu perkara yang serius dengan penuh/banyak pertimbangan. Karena memang nikah tidak semudah itu. Apalagi punya anak. Anak = tanggung jawab seumur hidup + mereka berHAK mendapatkan segala aspek kehidupan dengan LAYAK dari ortu & lingkungannya. Agar jadi manusia yang decent dikemudian hari. Nah, untuk mencapai itu semua kan sebagai 'pasangan/ortu' wajib mensejahterakan diri mereka sendiri dulu sebelum dititipkan manusia baru(anak) ke dunia. Kalau pasangan nya aja belum sejahtera dari segala aspek, gimana mau menghidupi pasangan & anak nya? Lagian Indo masih punya 245 juta sekian penduduk, mungkin bisa dibilang belum mencapai tahap 'krisis' sdm. Dengan adanya gebrakan 'malas nikah' ini, sisi positif yg bisa diambil salah satunya adalah meningkatkan KUALITAS sdm Indonesia dibanding KUANTITAS. Biar dikit, setidaknya berkualitas. peace

saya adalah seorang mahasiswa kelahiran tahun 2000 pas, melihat apa yang dibicarakan memang terjadi ketimpangan dari masyarakat desa dan kota. saya SMP di sebuah desa yang jauh dari jalan besar, rata2 teman saya yang SMP semua sudah menikah dan memiliki anak. sedangkan ketika saya SMA yang dekat dengan kota, belum ada yang menikah sampai sekarang karena semua menempuh pendidikan lanjut. anak muda sudah mulai bisa memahami bahwa pendidikan itu penting sebagai jembatan masa depan termasuk dengan saya yang sampai detik ini belum menikah karena memang lebih fokus pada pendidikan dan hidup saya setelahnya.

hidup semakin susah, masyarakat semakin realistis..... lapangan kerja dan pengupahan menjadi faktor utama generasi muda semakin miskin... terima kasih cipta kerja... terima kasih para pencetus...

Biaya menikah dan menyekolahkan anak mahal. Gak usah jauh2, kemarin rame2 isu wisuda TK, SD, SMP, SMA ada ortu yg berpendapat ogah, langsung dipojokkan kalau ortu lain bahkan Komite Orangtua, "kalau gak mau bayar sekolah anak MENDING gak usah punya anak". Inflasi biaya Pendidikan adalah yg tertinggi di Indonesia. Sekolah sekarang itu bisnis menjanjikan.

Orang2 sekarang mikir kalo Mau nikah yg diperisiapkan itu bukan cuma batas umur menikah, tp lebih kompleks, yaitu ada finansial, kesehatan, dan psikologis. Jaman sekarang literasi makin meningkat orang2 semakin sadar bahwa pernikahan itu bukan cuma untuk memenuhi hasrat seksual, kultur sosial dan agama. Tp bagaimana kehidupan berjalan setelah menikah. Itu kenapa orang2 sekarang tidak mau ambil resiko dengan yg penting menikah.

Jangan salahkan mereka yg ngga mau menikah, wong penyebabnya ada banyak banget. Hidup makin syulit sekarang...

Menikah itu kehidupan jangka panjang. Kalo dipaksa terus dapet pasangan yg ga cocok malah ningkatin angka perceraian di indo. Mending kalo perceraian aja, kalo misalnya ada anak terus jadi broken home gimana? Malah kasian nanti anaknya trauma punya luka batin sendiri. Lagian untuk orang yang mikir jangka panjang, banyak yang disiapin buat nikah. Dari karakter pasangan yang bisa kita tolerir kebiasaan jeleknya (asal bukan selingkuh, judi atau suka main tangan), belum lagi biaya hidup yang makin tinggi sementara lapangan kerja yang sedikit. Terus pendidikan juga karena persaingan untuk sekolah juga ga spt dulu, dimana ada uang bisa nyogok. Lagian indo populasi udh banyak, yang harusnya di edukasi tuh bahaya seks bebas sama nyari cara ngurangin angka kriminalitas seksual terlebih ke anak anak. Miris tau ngeliat anak anak jadi korban seksual dari lingkungan sampe keluarga

Sekarang memang sulit merawat anak karena pas masih dlm kandungan, ada biaya pemeriksaan sampai melahirkan, stlah lahir ada biaya susu, perabotan bayi, mulai anak naik balita siapkan biaya sekolah sampai kuliah. Belum hitung biaya makan, listrik, air. Memang pernikahan harus benar² disiapkan dgn baik.

Banyak faktor orang sulit nikah:-faktor emosional diri,kesulitan mencari jodoh,kesulitan finansial(belum mapan),faktor mental,ngak direstui orang tua..

Seharusnya pemerintah gak usah terlalu sibuk ngurusin urusan pribadi warga negara nya (nikah) , kalo memang pemerintah gak ada program untuk mensejahterakan warga negara nya yang melakukan pernikahan, dalam hal ini entah itu dalam bentuk modal, tempat tinggal, dan lowongan pekerjaan tetap standar UMR... Jadi kalo hanya sebatas mengajak dan hanya prihatin bagus diam aja...karena memenuhi Kebutuhan hidup di era ini aja udah lumayan susah

Indonesia memang akan sulit mendapatkan bonus demografi berkualitas karena memang hanya sibuk urusan fisik yang terlihat, sedangkan kualitas mental, pendidikan, kesadaran tidak tersentuh dengan baik. Dari data saja jelas terlihat masa depan bangsa, di kota, berpendidikan, terasah mental, perilaku malah rendah pernikahan dan keinginan memiliki anak, sebaliknya di kampung lulus SMA dinikahi, pendidikan rendah, perilaku dan mental rendah tiba2 anak 4, apa yg bs mereka lakukan untuk mendidik anaknya, otomatis panen manusia kualitas rendah untuk masa depan.

bagus, biar loker di indo gak bisa deskriminasi lagi masalah umur. biar supply demand loker dan angkatan kerja gak jomplang

Beda Orang Tua dulu Jauh Lebih Mengayomi Anak. Sekarang 1. Bahagia orang tua dulu 2. Hajiin ortu dulu 3. Biaya nikah 4. Mahar nikah serahan dll Itu udah ratusan juta, belum rumah.... Kl orang tua dulu zaman kake kita semua di tanggung.😅 MAKANYA BERAT NIKAH😅

Saya skrg 26 tahun keinginan menikah dan punya anak sudah ada sejak selesai kuliah namun karena pendapatan yang masih kecil saya masih ragu apalagi gaji yang bahkan tidak cukup untuk akhir bulan. Semoga kedepannya diberikan rejeki yang cukup agar ada persiapan untuk menikah dan bisa menafkahi keluarga tanpa melihat mereka kelaparan.

Begitulah hidup , kita terlahir dengan garis rezeki , garis ujian , garis waktu yg beragam , berbeda beda . Dinikmati aja prosesnya . Nanti saatnya akan datang giliran kita , pasti ada. Hidup ini bukan perlombaan , tidak ada curi start atau finish duluan . Yg tua bisa berumur panjang , yg muda bisa wafat lebih dulu , dan sebaliknya . Kita tetap berdoa, usaha dijalan yg baik , jangan putus berdoa , jangan takut masa depan. Semangat para pejuang kehidupan !! ❤❤

Kasus nikah cerai sangat tinggi,jika di tanya kenapa kamu cerai,kebanyakan faktor ekonomi,di samping perselingkuhan dan kdrt.mungkin itulah yang jadi bahan pertimbangan pemuda pemudi di zaman sekarang untuk menunda pernikahan

Hukum menikah (satu keyakinan) itu pada dasarnya sunnah, bisa berubah tergantung sikonnya. Jika dirasa sudah siap mental & mampu secara fiskal (finansial) + sudah ada calonnya serta dikhawatirkan terjadi hubungan terlarang (zina) hukumnya menjadi wajib, hukumnya bisa menjadi mubah (boleh) jika mental belum siap namun materi sudah cukup. Namun jika mental belum siap, materi pun belum ada & ada potensi atau dikhawatirkan ada kecenderungan menjadi broken home, maka hukumnya menjadi haram, jika tidak ada potensi broken home hukumnya makruh. 😍🙏👌

Saya generasi z usia 19 tahun, sudah terpikirkan tidak ingin menikah. Penyebab 1. Faktor lingkungan dimana banyak sekali kegagalan rumah tangga (cerai yang diakibatkan oleh kdrt, selingkuh yang paling berpengaruh) 2. Ketakutan gagal mendidik anak, mendidik anak bukan perkara yang mudah dan tanggung jawab yang besar (bukan cuman menikah, punya anak, tidak sesimpel itu, menurut saya mendidik anak dengan memberikan contoh karakter dan pendidikan yang baik itu sulit apalagi lingkungan yang kurang mendudukung) 3. Kesiapan materi 4. Mental saya untuk siap menghadapi, hal yang saya sebutkan sebelumnya. Tapi ini hanya pemikiran atau rencana, belum pasti dan dapat berubah, saya berharap, lingkungan dapat memberikan impact positif untuk generasi muda dapat berani memiliki keinginan menikah dan tidak malas, bukan tidak mungkin Indonesia akan menjadi sama seperti jepang atau bahkan negara maju lainnya, ini juga pasti akan diharapi oleh setiap negara, pengaruhnya bisa dipengaruhi oleh berbagai faktor, tapi kebanyakan karena pergeseran kebudayaan dimana orang akan melihat pernikahan tidka begitu penting atau juga sakral, karena akan ada banyak persepsi berbeda menurut setiap generasi muda.

Gaya hidup makin tinggi..cari kerja makin susah.jadi karyawan kontrak terus membuat laki laki takut nikah.takut gak bisa memenuhi kebutuhan istri dan anak.apalagi biaya pendidikan makin mahal.kalo perempuan mungkin gak masalah karna akan dinafkahi oleh suami..berani menikah berarti harus berani berjuang baik suka atau duka dg pasangan

Mama saya punya teman yang tidak menikah Padahal sewaktu muda dia cantik dan termasuk wanita karir yang hebat Saya pernah tanya kenapa gak mau menikah Dia bilang ada keinginan untuk menikah tetapi belum mendapatkan pasangan yang cocok Akhirnya keburu tua Mau pacaran ama yang muda ntar takut di geret dan bakalan beresiko jadi bahan omongan Akhirnya wanita ini tidak menikah Dan hidup sendirian Duitnya banyak dan sudah pensiun Dan dia sudah wariskan semuanya untuk yayasan beragama budha Kebetulan teman ibu saya ini beragama budha. Dan ibu ini tidak menyesal Dengan keputusannya tidak menikah Sekarang usianya di atas 72 tahun Masih sehat Kemana mana sendiri naek mobil Dan terlihat berkelas Intinya: Jika ambil keputusan Pastikan keputusan itu ada tujuannya Dan pastikan tidak menyesal dengan keputusan itu di kemudian hari

-Overpopulation -Biaya hidup mahal/tinggi -Sulit nyari kerja/gaji tidak seberapa.

Ya bener gw umur dah 27 tahun belum nikah sama sekali apa lagi pacaran eeeh malas rasanya mending cari kerja aja terus gaji saya dikit itu juga alasan malas nikah terus biaya hidup mahal jadi malas nikah, apa lagi nikah punya anak jauh lebih banyak keluar biaya nya sebab itu lah saya mikir2 nikah

Banyak anak muda siap nikah yg cuma berpendapatan 2jt, bayangin aja duit segitu mana cukup buat ngasih makan anak istri, buat hidup sendiri aja pas2an

Salah satunya yg mempengaruhi itu biaya hidup semakin mahal dan itu membuat kegenerasi berpikir keras untuk memenuhi kebutuhan hidup buat keluarga

Gue suka konten begini! Bakal banyak komen yg sangat nyata, realistis sekali utk gue dan malah bersyukur belum menikah meski udah kelewat batas. Yg penting gue tetep wajib beribadah yg bener, usaha tanpa lelah, cari hiburan klo pengen yg seger2, dan melakukan sesuatu yg manfaat utk gue, keluarga, klo bisa masyarakat luas.

Pertanyaan saya: apa yang bisa dibanggakan dari 'negara dengan penduduk terpadat nomor 4 di dunia' bila rakyatnya banyak yang miskin? Tingkat kesejahteraan rendah, tingkat kejahatan tinggi, tingkat korupsi tinggi. Bagus lah bila populasi Indoesia bisa menurun dalam beberapa tahun ke depan. Semoga rakyat nya bisa menjadi lebih sejahtera.

Saya sdh banyak bergaul dengan teman yg sudah jadi figur ayah. Arti pengorbanan seorang ayah untuk anak2 mereka itu luar biasa dan saya belum sanggup untuk seperti itu.

Kudu trending kan ini, ini topik daging utama tentang mau gimana Indonesia kedepannya.. tapi kalau memang sudah waktunya di penghujung zaman ya kita hanya bisa berharap yang terbaik saja untuk Manusia Indonesia dan dunia

Ekonomi morat marit .... jadi enggan pada nikah , sementara kasus perceraian krna faktor ekonomi bertengger di tahta teratas .

Orang Indonesia seperti mewajibkan pernikahan, padahal masing masing orang punya keadaannya sendiri

Sangat bagus. Setuju. Karna warga Indonesia sdh terlalu byk. Siapkan finansian baru menikah. Harus byk blajar dr negara barat

Ada beberapa penyebab sekarang banyak yg memilih ngejomblo, diantaranya yg paling pertama adalah faktor ekonomi karena masih menganggur atau sudah punya penghasilan tapi minim gak cukup untuk rumah tangga, kedua penghasilan cukup tapi harus jadi tulang punggung keluarga menghidupi ortu dn adiknya, ketiga punya penghasilan cukup tapi lebih memilih fokus dengan karier dn pekerjaannya, keempat punya penghasilan cukup tapi lebih memilih menekuni hobinya, kelima punya penghasilan cukup tapi punya trauma dengan masa lalunya misalnya korban perceraian atau faktor lainnya yg menggangu psikisnya, keenam faktor disorientasi seks misalnya homoseks, lesbian dn Aseksual

Yah namanya idup pasti semua ada resikonya. Yg gak mau nikah, resikonya harus siap dikata-katain, yg udah nikah harus siap jika pasangannya selingkuh, yg udah punya anak harus siap jika anaknya nakal atau gak sesuai harapan ortu. 🤷🏻‍♀️

Bukan gitu. Ekonomi makin merosot, biaya hidup makin tinggi. Orang yang punya pemikiran pasti akan mikir-mikir dulu dan tidak langsung gas nikah yang akhirnya malah bikin beban hidup.

Alasan ekonomi dan tanggung jawab. Sepertinya trend ini bakal terus melaju, kayak Jepang dan Korea.

Secara naluri smua orang mau nikah,masalah ekononi dan masa depan terlalu sering di beberapa negara khawatir ttg ekonominya dan itu menjadi konsen individu masyarakat,akhirnya banyak orang memilih zona nyaman hidup sendiri walau sekuler

1. Kerja rata² kontrak 2. Harga kebutuhan terus melambung melewati Gaji 3. Standar dari calon mempelai dan calom mertua yg tidak sanggup dipenuhi Calon Suami (Problemnya para cowok)

Apa cuman gua yg nunggu kaya dulu baru nikah??

Banyak yang gajinya

Saya jg tidk menikah umur sdh kepala 3, karna masih fokus ngurusin adik dan orang tua😊alhamdullah sya bahagia bisa menafkahi adik dan orang tua saya

Biaya hidup tinggi,! Stop BuCin bucin, hidup ini keras.

Nyari nafkah nya sulit..jd males..yg udah nikah aja banyak yg ngaggur,,pekerjaan dibatasi umur,peraturan dari siaoa sih ini,,umur 35 ke atas sulit mencari kerjaan..karena ada peraturan yg membatasi umur .

Menikah pasti identik dengan kelahiran anak. Sudah pasti kami yang belum mau nikah pada usia "cukup" ini menginginkan kesejahteraan hidup kami terlebih dahulu. Banyak pula yang "belum pantas" menikah, lalu punya anak, tapi hidup kurang sejahtera dan tidak terpenuhi dengan baik perkembangan anaknya:) So, daripada semakin banyak anak yang lahir dengan tingkat sdm rendah, bukankah lebih baik memperbaiki sdm yang sudah ada dulu? Khawatir sekolah sepi? Ah tidak usah dikhawatirkan, banyak kok anak-anak yang masih perlu disekolahkan:)

Sadar kemampuan, sadar kebutuhan, sadar keterbatasan. Yg mampu lanjut, yg tdk mampu tdk perlu memaksakan diri. Kesanggupan bertanggungjawab tdk dilihat dr peci nya.

Menurut saya Malas nikah tidak ada hubungannya dengan bonus demogarfi. Bonus demografi itu ketika banyak penduduk indonesia berada di usia produktif. Bonus Demografi tidak akan sia sia apabila pemerintah mampu menyalurkan SDM kita yang saat ini berada di usia produktif dengan baik, artinya dengan banyaknya penduduk di usia produktif, mereka harus mendapatkan pekerjaan agar bonus demografi tidak sia sia

klo menurut gw sih cowok males nikah tuh karna : 1.biaya nikah mahal 2.karna kurang yakin ama gaji bisa gak memenuhi kebutuhan entar 3.takut di selingkuhi klo lagi ditinggal kerja jauh karna lagi musim perselingkuhan 4.karna pengen fokus karir dan membahagian ortu serta membiayai adik2nya hingga bisa mandiri 5. ini yg paling penting "karna susah cari cewek yg gak mandang fisik😂"

Realistis saja, semakin banyak populasi semakin besar berbudakan, kompetisi antar individu semakin ketat, inflasi tiap tahun mengalami kenaikan, kapitalisme modern menguasai, rakyat dijajah oleh pejabat negaranya sendiri, korupsi semakin merajalela terjadi kesenjangan ekonomi yg jauh. Yg kaya semakin kaya, yg miskin tetap miskin karena tidak adanya pemerataan ekonomi.

NEGARA Tidak bisa menjamin Masa Depan Rakyatnya,, Itu yg membuat pada malas. Pejabat nya semaunya sendiri, memperkaya diri sendiri, Rakyatnya kesusahan ekonomi pada diem" saja.

Gue ntar an aja lah nikahnya, setelah lulus kuliah pingin cari duit & puas-puasin diri sendiri dulu brooo. Soalnya kalo nikah bakal ga bisa puas-puasin diri sendiri karena bakal ada tanggung jawab ke istri & anak. Simple as that.

Banyak sekali variabel yang membuat seseorang memutuskan untuk tidak menikah/ belum siap menikah. Tapi variabel yang sangat jarang menjadi perhatian adalah "Trauma".

Biaya Hidup semakin Mahal, dan pergeseran pandangan hidup, di generasi boomer berumah tangga karena melihat ada harapan kemakmuran, sedangkan Milenial dan Zoomer cenderung pesimis lebih membahagiakan diri sendiri

Propaganda kolot yang selama ini ada di masyarakat harus diganti karena sudah tidak relevan dengan jaman sekarang. Menikah dan punya anak bukanlah keharusan. Sama halnya dengan kalau punya penghasilan atau uang pas-pas'an tapi maksa punya anak itu bahaya. Semoga lebih banyak lg org2 yang memiliki pemikiran kritis dan rasional. Kamu yang menjalani hidupmu, kamu yang tahu kebahagianmu sendiri seperti apa, yang paling penting kamu bisa bertanggung jawab dan tidak merugikan orang lain.

Kayaknya cuman di kota2 aja deh yg banyak nggak minat nikah tapi kalo di desa malah banyak dibawah umur yang menikah. Coba deh kalo biaya hidup di Indonesia mahal pasti bisa menurunkan populasi menikah muda di bawah umur & bisa menurunkan masyarakat yg berpendidikan rendah sehingga masyarakat bisa bersaing secara sehat untuk memajukan kompetensi dirinya.

Generasi sekarang rata2 sudah kehabisan jatah warisan, gaji dibawah UMR, rumah2 semakin mahal.....

Coba cek Pengadilan Agama, banyak yang ngantri gugat cerai. Belum lagi yang diam gak di nafkahi, statusnya digantung, dan tinggal pergi tanpa kejelasan. 😂😂😂😂😂

Banyak org2 zaman skrg yg cuma sekedar "yg penting nikah", "Yg penting punya anak" biar sama kek org2, pdhl tugasnya gk berhenti sampe disitu, org tua punya tanggung jwb membimbing & mendidik anaknya dgn baik & benar... Gw liat tiap hari di twitter pergaulan anak muda zaman skrg udah parah sih... Makanya sampe skrg gw msh ragu buat nikah takut gk bisa didik anak dgn baik

Banyak faktor seperti ekonomi , sosial budaya , dan pendidikan tapi yg mnurut sya ekonomi menjadi salah satu faktor krusial

Bapak ibu pejabat, tolong, ini adalah tren yg bagus, karena : hampir semua negara maju angka kelahirannya sangat rendah, dan pola pikir anak muda udah beda banget dibanding orang di jaman bapak/ibu. Ditambah lagi, indonesia masih punya banyak masalah terkait populasi: stunting, iq rendah, pengangguran, kemiskinan, kepadatan penduduk, KDRT, kriminalitas, dll. Sudahlah, punya anak & nikah itu bukan pencapaian, tapi TANGGUNGJAWAB

Yg jelas orang2 yg ingin nikah cuma gara2 mengikuti naluri doang yg harus di perhatikan oleh negara ini. Jangan sampai nikah punya anak kemudian pisah dan anak ikut neneknya atau kerabat malah orang tuanya lepas dari tanggung jawab dan kelak anak tsb kalau udah dewasa akan takut kalau dia nikah nasibnya kayak orang tua mereka. Stop pola pikir orang kolot yg hanya mengikuti naluri seperti hewan kayak kata2 "banyak anak banyak rejeki" berharap anaknya akan merubah nasib tapi dia sendiri gk mau berusaha dan berubah mirisnya mereka pura2 bahagia.

Cewe jaman sekarang nyari cowonya yang uda Mapan dan berpenghasilan tinggi, padahal dia sendiri nganggur cuma sosmedan doank kerja nya, tapi ngarepnya dapet cowo mapan, biarin aja yg kaya gitu kalo jomblo terus. nanti juga sadar diri kalo uda nyentuh di umur 30/40 an

Hidup yang capek, terlalu mikirin kata "negatif" orang lain. Berusahalah gak peduli jika kamu benar..

kajian ini ada sisi positifnya lho. dari segi ekonomi dulu, kecenderungan pemuda malas menikah didominasi karena permasalahan ekonomi seperti tingginya pengangguran karena lapangan kerja yang sedikit lalu mahalnya kebutuhan hidup belum lagi biaya persalinan anak (biaya kesehatan). semua permasalahan ekonomi ini mencerminkan bahwa jaring pengaman sosial di Indonesia masih rendah. jika dibiarkan terus menerus maka Indonesia akan sulit layak dihuni lagi karena kebutuhan hidup perseorangan sulit dipenuhi ditinjau dari segi demografi juga samasama bahaya. padahal perekonomian Indonesia itu tumbuh karena konsumsi masyarakatnya. jika populasi penduduk berkurang maka akan berdampak pada perekonomian. penduduk menurun, konsumsi menurun, ekonomi tidak bergerak bahkan menurun. Indonesia masih negara berkembang share penduduk pendapatan menengah lebih banyak dibandingkan penduduk pendapatan atas. jadi jangan salah sangka kalau penduduknya berkurang maka ekonomi akan menjadi maju. dikira dalam proses jual beli cuma dibutuhin pasar aja padahal jual beli bisa sukses karena ada penjual dan pembeli. lalu siapa itu penjual dan pembeli kalau bukan manusia? proses produksi hingga distribusi yang simply menggambarkan perekonomian bergerak kan karena ada manusianya. lagi pula pertumbuhan ekonomi di dunia ini juga karena bergantung kepada manusia bukan lagi hanya kepada luasnya sawah. oleh karena itu peran pemerintah benar-benar diperlukan dengan menggenjot perekonomian. dengan cara apa? bisa lewat perbaikan sdm. sdm yang maju itu hasil dari pendidikan, waktunya lama, perlu mendukung banyak program yang menghasilkan inovasi untuk mempercepat kemajuan teknologi. pemerintah juga perlu regulasi terkait monopoli, rente, kartel karena akan menganggu pasar. jangan sampai perusahaan besar menjadi semakin besar sehingga menghambat perusahaan kecil untuk masuk dan bertahan dalam pasar. ketiga, perlunya sistem kesehatan yang menjangkau semua kalangan. hal ini berkaitan dengan proses persalinan bayi tanpa mengabaikan permasalahan sosial itu bisa diperbaiki dengan perbaikan sdm yang berkualitas dan itu butuh waktu lama untuk mencapainya. menyinggung sedikit tentang kemajuan teknologi yang menyebabkan dampak positif dan dampak negatif. gabisa menafikan bahwa dengan teknologi seseorang bisa dengan mudah berhubungan dengan orang lain tak terkecuali masalah asmara. bisa dapat pasangan juga dengan bantuan teknologi seperti dating apps. dapat pasangan yang tidak resmi (selingkuhan) juga dari dating apps. semua dampak itu tak dapat dihindari karena memang dampak kemajuan teknologi memang seperti itu, bahkan di negara maju juga mengalaminya. maka yang bisa dilakukan adalah dari kita sendiri, harus ada kontrol diri dari setiap pengguna teknologi dan aku rasa ga bisa dinisbatkan atau dibebankan kepada pemerintah dalam hal ini kecuali melalui pendidikan tadi