Untuk eraa dahulu memang Lubang bilas membuka di akhir setelah lubang transfer dan exhauts maka pembilasan terakhir membuka Tapi setelah itu ada sebuah perubahan lubang bilas membuka dahulu sekitar 5-10 derajat, karena fungsi lubang bilas adalah membilas.ini menurut natsume japan .. sedangkan untuk Yamaha kebanyakan antara transfer dan lubang bilas ukuran nya di bikin sama semuanya.tinggi nya Misal tinggi transfer standar 41 maka lubang bilas 41 juga kalo untuk Yamaha
saya ada keinginan untuk menggeser peak power atau tenaga akhir di 12rb rpm yg standart nya di 9500 an (blok 1855), ntah itu memakai ukuran perut knalpot yang lebih besar atau memperpanjang stinger knalpot, naik kan durasi ex maupun tf, yang jadi masalah adalah bagaimana supaya power tengah walaupun kips aktif, grafik powerband g drop/nahan/berat atau cekung di tengah 7 8 rpm jadi grafis nya powernya itu macam motor 4 tak, saya bodoh amat dengan konsumsi bensin setidak nya enak buat touring saya sedang mencari tau misteri ini
kita sharing ia bosku, yang intinya pelebaran atau tinggi boost port dari blok yang kita riset akan berpengaruh merubah rentang power , misalkan diawal rentang rpm 6000. stelah kita riset lebar dan tinggi maka rentang rpm naik di 8000. knapa bisa naik rentang rpm ? , karena disaat kita memperlebar lubang boostport atau yang lainnya, maka campuran bahan bakar akan semakin banyak yang masuk. dan lagi untuk disetiap drop rpm agar tidak terlalu nahan lama atau berat , harus ada pemaksimalan juga dibagian part2 lainnya. sperti kompresi head / suhu panas pengapian / timing / padat primer dan bobot / bahkan ada pula para pengoprek mesin untuk meminimalisir drop rpm main dari racik ukuran rasio. kalo hanya mengandalkan bagian blok dan kompresi head , bisa saja peak power naik tapi kalo menurut saya tetap ada titik lemah ntah itu didrop rpm atau semacamnya. yang pada intinya kalo mau maksimal seperti motor standar ( bawah jalan , tengah jalan , atas jalan ) ditambah peak power. auto maksimalkan semua part.
@@Picung99official terima kasih bos picung buat penjelasan nya, saya terkadang bingung apakah memang ukuran chamber/perut knalpot, saya dulu pernah coba knalpot populer di masanya dengan spek 39 26 tengah nya sangat nahan, gt ganti lg 40.5 26 torsi tengah nya agak terbantu, akhir nya beli lg 41 28 dengan harapan geser peak power, tengah nya malah kambuh lagi spt yg awal, untung nya selama ini pake g pnh ada keluhan piston jamming, kondisi sdh porting tp karakter nya jd krg nyaman buat touring, saya dulu jg cari penawaran "porting ninja spek touring tanpa nahan / ngok, power atas macam malaysia" an g nemu, padahal konsumsi bahan bakar mah bodoh amat motor kenceng kok minta irit 😂
@@Picung99official ini coba saya mau mau saya bongkar dan porting sendiri misal ntar jebol ya sudah toh di awal tdk sesuai dengan yg saya harapkan, nanti bakal saya update lagi
@@tawon87 coba pakai cdi programable mas, cari maping api yg sesuai di rpm tengah yg drop. klo pake cdi motor std(apapun) agak susah krn porting lebar tinggi desain harus ngikutin nyala api biar ngga lemah di titik bawah, tengah atau atas.
Klu lubang-lubangnya kyk gitu motor pastinya boros bgt bbm nya,,,bbmnya 1 liter gak smp 26 km sdh habis,,,bahkan kurang lebih 13 km sdh habis 1 liter,,klu bisa kurang lebih 28 km baru habis 1liter itu jg masih tergolong boros sih,,,makanya aku gak pake-pake motornya biar gak habis 1liter dlm 48 jam😂😂😂
Om mau nanya untuk rxs pake piston rxz os 50 tinggi lubang ex 24 lebar 41 biar basahnya galak pake ukuran head brp ya omm soalnya sekarang motornya saya pake buat kerja jadi butuh yang bawahnya sat set🙏 tolong di jawab🙏
pakai lebar squis 9mm, cari buret kompresi diangka 7:1. menurut saya pribadi dengan angka 24/41 itu ktinggian kalo buat stop n go. agak susah buat dapat bawah. misalkan head dipadatin pun tetap rasanya padat atas. semisal maksain pun paling cuma main irit spuyer , tapi kasian mesin.
bang blok saya sudah ob tapi semua lubang nya ketinggian/ lubang² nya kurang turun atau kurang pas sama lubang blok aslinya itu efeknya gimana? kompresi jadi rendah ya?, misal di porting dan di lem, lem nya nanti kuat ngak?
bagaimana dengan jenis mesin yg boost port nya membuka agak awal sebelum transfer, katakan lah desain boost port motor saya khusus yg tipe 1878 bentuk persegi lebar kebelakang dan bentuk transfer yang lebih lebar dari kode mesin lain nya tp untuk yg 1855 itu persegi tapi lebar kesamping dengan ukuran lebar transfer kecil, yg jadi saya penasaran adalah pengaruh lebar dan tinggi desain bentuk boostport efek nya terhadap karakter mesin
betul bang 1878 dan 1855 sepertinya bikin penasaran saya juga😂😂😂 walaupun secondary transfer 1878 sedikit lebih lebar tapi boost port nya kotak sedangkan 1855 secondary transfer nya agak sedikit sempit/kecil tapi boost port nya melebar kesamping atau (persegi panjang) dan posisi boost port kedua blok itu pun sama yaitu membuka duluan/awal dibandingkan transfer port
Setau aku om lubang bilas yg bgus tuh lebih tinggi sedikit dri lubang transfer, supaya lubang lobang bosfotnya mendorong atau menggiring sisa pembakara dan asap menjuju exhaus,ketika ruang bakar benar" dalam keadaan bersih bru lah lubang transfer boleh terbuka tpi klo lubang transfer dulu yang terbuka gas bakar yg baru rawan terbuang ke exhaust INI LOGIKA SAYA LOH OM KLO SALAH MOHON MAAP🙏
ya mas, lubang BP pada dasar STD semua motor 2tak memang ada yg BP dibawah TF , ada juga sejajar TF dan BP , dan ada yang BP lebih tinggi dari TF. kalo saya pribadi setiap produk motor itu pastinya melalui hitungan yang maksimal dari para pembuatnya. kita sebagai pengoprek mesin cuma menginginkan hal yang lebih dari mesin STD pabrikan. yang bisa dibilang melampaui batas STD MAKSIMAL mesin dengan kreatifitas para pengoprek masing2. efeknya emang betul mas, tapi semisalnya kalo memang BP lebih tinggi dari TF itu enak, lalu bagaimana dengan blok yang TF dan BPnya sejajar sperti nsr. apakah tidak enak ? , intinya lubang mana pun yang kita rubah ( lebar/tinggi ) sesuai dengan kebutuhan mesin saja mas KECUALI untuk full extrim misalkan ya bebas saja untuk berkrearifitas sesuai tujuan pada mesin yang kita buat.
ya mas, perlu dijelaskan saya tidak bilang logika mas itu salah , makannya saya bilang diatas " efeknya emang betul " , tapi karena mengarah pada " yang bagus itu yang lebih tinggi " jadi saya beri tambahan perbandingan standarisasi. agar logika kita bisa sama2 terasah lagi dalam berkreatifitas porting2 lubang pada blok 2 tak.
BP buka bersamaan dengan TF atau BP lebih dulu membuka tetap pada dasarnya cara kerja awal semuanya sama menyuplai bahan bakar. bedanya kalo BP kerjanya dobel karena sewaktu piston bergerak ke tmb BP selain menyuplai bahan bakar BP pun sekalian membilas udara bekas sisa pembakaran maka dari itu knapa disebut lubang bilas karena lubang BP sehajar lurus menghadap EX. efek nya ia normal2 saja karena dasarnya pada blok 2 tak standar BP itu ada yg tingginya dibawah TF , sejajar dengan TF , lebih tinggi dari TF. yang intinya jika tinggi BP dirubah dari standar nya ( agak ditinggikan ) auto suplay bahan bakar dan pembilasan akan terjadi lebih awal pada kerja BP. masalah enak atau tidak enak semua tergantung setingan keseluruhan lubang, jadi perlu memahami pada setiap lubang2 nya jika mau porting atau merubah ukuran lebar dan tingginya.