Pada awalnya gandrung ditarikan oleh laki laki sehingga disebut dengan “Gandrung Lanang” Tarian Gandrung yang ditarikan laki laki itu biasanya berhubungan dengan mitologi masy dalam upaya penyatuan alam pada sistem kepercayaan yang terkait dg kesuburan dan keseimbangan alam. Nilai adati dg kearifan lokal itu tumbuh subur di masyarakat sehingga peran gandrung lanang itu menjadi primadona sampai generasi gandrung yang bernama marsan. Gandrung marsan adalah bagian dari perkembangan gandrung lanang yg terakhir, dimana peran marsan tidak hanya sebagai primadona yang digandrungi oleh masyarskatnya, akan tetapi kegandrungan masyarakat akan dirinya dimanfaatkan untuk menata strategi dalam upaya melawan penjajahan yang ada di bumi blambangan
