Gelombang Hallyu Korea Selatan di Balik Viral Aksi Goyang TikTok Lee Da-Hyeon vs Kim Yeon-Koung
------------------------
Kalian tentu nggak asing dengan aksi joget tiktok yang satu ini:
----------------
Ya, perempuan cantik di video itu adalah Lee Da-Hyeon. Ia merupakan salah satu atlet muda terbaik yang mewakili generasi Z Korea Selatan.
Aksi joget tiktok Lee Da-Hyeon itu menjadi yang paling mengemuka dalam pertandingan voli Korea Selatan, V League All-Star 2022-23 yang digelar di Samsung World Gymnasium di Incheon baru-baru ini.
Pertandingan itu, menampilkan skuat M-Star yang mewakili para pemain voli terbaik dari generasi milenial yang mengalahkan skuat Z-Star yang mewakili Generasi Z.
Dalam laga itu, Lee Da-Hyeon memperkuat tim Gen Z, sementara lawan yang meledek aksi goyang tiktok-nya adalah Kim Yeon-Koung. Ia mewakili tim M-Star milenial.
Joget tiktok Da-Hyeon bukan satu-satunya aksi joget di laga itu.
Karena ini semacam pertandingan eksibisi yang bertabur bintang voli terbaik Korea Selatan, laga tersebut memang dipadukan dengan atraksi hiburan lain. Yaitu, aksi joget para pemain voli yang berhasil menyumbang poin.
Gimmick yang dibuat Korea Selatan ini, mengingatkan kita pada strategi serupa, di sejumlah olahraga lain. Misalnya, di liga bola basket terbesar di dunia, NBA, yang menggunakan cheerleaders dan berbagai atraksi lainnya.
Tentu saja, atraksi-atraksi tersebut lebih sebagai bumbu untuk menambah porsi hiburan selain atraksi olahraga sebagai sajian utama.
Viralnya aksi joget para pemain voli Korea Selatan ini menjadi salah satu indikasi terbaru dari strategi budaya Korea Selatan, yaitu diversifikasi budaya populer mereka.
Korea Selatan tidak puas hanya mengekspor K-Pop dan Drama Korea. Mereka juga mulai memasukkan industri olahraganya, dalam gelombang budaya Hallyu.
Bagi Korea Selatan, industri hiburan memang telah menjadi magnet utama yang kini mulai menjadi pengungkit bagi industri lainnya.
Sebagai gambaran kuatnya pengaruh industri hiburan, lihatlah bagaimana single BTS, Dynamite yang pada 2020 lalu ditaksir telah menyumbangkan kontribusi sebesar 1,4 miliar dolar AS, bagi ekonomi Korea Selatan.
Lebih jauh, sebuah single tersebut juga diperkirakan telah menghasilkan serapan 8.000 tenaga kerja baru.
Konser BTS selama tiga hari pada tahun 2019 lalu, berhasil mendatangkan sekitar 187.000 wisatawan mancanegara ke Korea Selatan, dan diperkirakan menghasilkan kontribusi sebesar 790 miliar dolar AS bagi ekonomi Korea Selatan.
Salah satu resep sukses Korea Selatan dalam mengekspor budayanya adalah kuatnya dukungan pemerintah untuk sektor swasta dalam pengembangan produk budaya mereka.
Sejak 1994, pemerintah Korea Selatan telah membentuk Biro Industri Budaya. Pada 2013, mereka membentuk Divisi Industri Budaya Populer, yang kemudian direorganisasi menjadi Divisi Dukungan dan Kerja Sama Hallyu pada 2020.
Salah satu strategi utama mereka, adalah mendiversifikasi produk-produk budaya Korea Selatan. Selain K-Pop dan K-Drama. Mereka, kini menambahkan mainan-mainan baru: yaitu industri kecantikan, realitas virtual, hingga olahraga.
Tahun lalu, pemerintah Korea Selatan memberikan alokasi untuk Kementerian Kebudayaan, Olahraga, dan Pariwisata mereka sebesar 7,15 triliun won atau setara dengan 6,05 miliar dolar AS.
Dengan dukungan dana yang terus meningkat, maka tidak heran jika industri budaya, olahraga dan pariwisata Korea Selatan akan terus berekspansi.
Jadi, jika saat ini K-Pop dan Drakor telah menjadi budaya populer di berbagai belahan dunia, termasuk di Indonesia, maka kita sepertinya perlu bersiap mendapati gelombang baru, yaitu K-Sports dengan para superstar secantik Lee Da-Hyeon sebagai magnetnya.
Hmm.. terus.. gimana dengan budaya Indonesia ya...!???
Website: www.ntbsatu.com/
FB Page: / ntbsatudotcom
Twitter: / ntbsatudotcom
Instagram: / ntbsatudotcom
16 сен 2024
